Selepas makan siang, Arga jadi uring-uringan. Wajahnya begitu masam, sangat tidak ramah. Beberapa kali dia tidak segan membentak sang asisten dan beberapa koas yang ikut dia praktek siang ini. Ruangan Arga begitu mencekam, membuat siapa saja kecuali para pasien, rasanya ingin pergi dan lenyap dari hadapan dokter jantung satu itu. "Masih berapa pasien?" tanya Arga pada Arestya, asisten pribadinya. "Ba-banyak, Dok." jawab Arestya tanpa berani menatap sosok itu. Satu tengah tahun dia menjadi salah satu perawat poli jantung, baru kali ini dia melihat dokter satu ini begitu murka, ada apa? "YA SAYA TAU MASIH BANYAK, TAPI BERAPA JUMLAHNYA? NGGAK BISA NGITUNG?!" kembali suara Arga melengking, membuat jantung siapa saja yang mendengar suara itu rasanya hendak rontok dari tempatnya. "Du-dua belas lagi, Dok." kembali Arestya menjawab, keringat dingin mengucur, jantungnya berdegub dua kali lebih cepat. Arga tid
Last Updated : 2021-12-21 Read more