"Bagaimana reaksinya?"Indira menatap Morgan dengan seksama, lelaki itu tampak masih memperhatikan layar ponsel yang ada di tangan. Sedetik kemudian Morgan mengangkat wajahnya, menatap Indira sambil tersenyum sinis. "Tiba-tiba suaranya hilang," ponsel itu kembali dia masukkan dalam saku. "Pulanglah, takutnya dia pingsan."Sontak wajah Indira terkejut, "Jangan serangan jantung dulu! Aku belum puas menyiksa dia, Gan!" tentu, kematian mendadak macam itu sangat menyenangkan bagi Arga, dia tidak perlu merasakan stress dan depresi berkepanjangan macam Indira dulu. Morgan terbahak, "Kalau begitu pulanglah, pastikan dia tidak mati mendadak agar kau bisa menyiksanya sampai puas."Indira bangkit dari kursi, mengulurkan tangannya pada Morgan yang langsung mendapat balasan jabatan tangan dari Morgan. "Senang berbinis denganmu, Bro! Saling berkabar, ya?""Tentu, kabari aku kalau dia sudah positif skizofrenia."Kembali tawa
Read more