Tubuhku tersentak. Tidak aku sangka semua masalah jadi serunyam itu. Akan tetapi, jalan pikiran dan kesimpulan yang diberikan Marquess Bradley cukup masuk akal. Itu artinya, sedikit banyaknya, cepat atau lambat, akan ada lebih banyak orang yang berpikir seperti itu.Karena aku tenggelam dalam pikiranku selama mempertimbangkan jawaban yang harus aku berikan, suasana di ruangan itu menjadi sangat intens. Jadi, demi kebaikan bersama, sebaiknya aku berkata jujur dan meluruskan fakta ini.“Tidak, Tuan. Saya dan Raja Edgar tidak memiliki hubungan khusus,” jawabku tegas.“Hmm, begitu ya,” balas Marquess. Marquess sepertinya kembali mengatur isi pikirannya mengenai hal ini, karena aku baru saja memberikan informasi.Akan tetapi, ketika keadaan menjadi hening, dan aku menunggu Maequess kembali berbicara, yang memulai percakapan lebih dulu bukanlah Marquess, melainkan Karl.“Apakah kamu menyukai Yang Mulia, Lissa?”
Baca selengkapnya