Home / Romansa / Disangka Masih Hilang Ingatan / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Disangka Masih Hilang Ingatan: Chapter 1 - Chapter 10

97 Chapters

Pulang dari rumah sakit

 Disangka Masih Hilang Ingatan Part 1 "Maaf, sebenarnya kalian siapa?" tanyaku pada seorang pria yang sedang menyetir. Juga pada seorang wanita yang ada di sampingnya. Mereka juga sama sepertiku. Kepala mereka dibalut perban. Hanya wanita yang disampingnya lengannya yang sedikit luka.Mereka menoleh ke arahku dengan wajah heran. "Ka-kamu beneran gak ingat siapa kamu?" tanya wanita berkulit putih berambut sebawah bahu di cat warna merah kekuning-kuningan."Mbak, Mas, saya beneran gak ingat siapa saya. Lalu Mbak dan Mas siapa?" tanyaku ingin segera tahu. Karena aku katanya baru saja kecelakaan bersama mereka. Dan aku amnesia. Sama sekali aku tak kenal siapa diriku ini. Sejak keluar dari rumah sakit, mereka berdua tak bicara banyak. Bahkan na
Read more

Banyak Tanda Tanya

Disangka Masih Hilang Ingatan Part 2 ♥️♥️♥️ "Inah!" Tuan Andri memanggilku yang sedang mengelapi benda-benda mati berharga puluhan juta. Seperti guci dan sebagainya."Iya, Tuan?" Aku menghampirinya. Dia berdiri diam dekat tangga."Kamu gak usah keluar rumah. Kamu gak boleh keluar rumah. Yang belanja biar Mbok Mun saja." Ia memberiku aturan. Aku kok bingung. Kenapa Tuan Andri tidak memperbolehkanku keluar?"Tapi kenapa, Tuan? Mbok Mun kan sudah sepuh. Jadi biarkan saya saja yang belanja. Sekalian saya menghafal arah," jawabku penuh tanda tanya."Pok
Read more

Pulih (Flashback)

Disangka Masih Hilang Ingatan Part 3 "Auwkh! Kepalaku pusing banget!" rintihku kesakitan sembari memegangi kepala. Aku terbangun. Entah aku pingsan atau tertidur pulas. Kuremas pelan rambut kepala. Melihat sekitar ruangan.Aku syok!"Hah? Ini dimana? Dan bajuku? Kenapa bajuku kek gini?" Aku bingung. Kepala ini memutar dan sempat kulihat bintang berlalu lalang menghiasi sudut pandangan."Ini, kok kaya cat rumahku. Terus, ya! Ini kayak kamar pembantu?" Aku mulai ingat. Dan itu makin membuatku terkejut bukan main. Keadaanku yang terbaring di kasur lantai tipis yang sudah mulai rontok jahitannya. Baju yang kukenakan pun hanyalah sebuah baju daster.What?
Read more

Mulai Bersandiwara

Disangka Masih Hilang Ingatan Part 4 ♥️♥️♥️ Sekarang aku tahu. Mereka memanfaatkan amnesiaku ini. Demi apa? Pasti demi harta, tahta dan kekuasaan. Aku yakin, ini diluar ekspektasi mereka. Tentang aku amnesia. Namun, itu malah dibuat peluang untuk mereka.Setelah aku tahu semua yang Mas Andri dan Maya bicarakan, aku langsung kembali ke kamar. Kepala ini masih sangat pusing. Maksudku adalah untuk memikirkan rencana. Untuk mengibuli mereka dengan secara tidak langsung melindungi aset-aset milikku. Aku tak mau hasil kerja keras papa dan mama berakhir tragis di tangan kedua orang serakah itu. Dan aku ba
Read more

Bersama Simbok

   Disangka Masih Hilang Ingatan Part 5"Mbok, Tuan Andri kok belum menikah?" tanyaku pada Mbok Mun yang sedang asyik memotong sayuran untuk kami masak. Lagi-lagi dia hanya diam dengan raut wajah tertekan. Sebenarnya aku sedang menyelidik. Berpihak pada siapakah Mbok Mun?"Em, ya belum. Kan baru mau menikah sama non Maya," jawab Mbok Mun ragu-ragu. Sekali-kali ia kerutkan senyuman. Aku lihat pula tangannya gemetar."Menurut Mbok, apa tuan Andri dan non Maya cocok?" tanyaku sambil mengiris bawang putih menjadi potongan persegi. Namun tak beraturan, karena aku kurang ahli.
Read more

Baru Awal

  "Mbok, menurut Mbok, bagusnya si Maya diapain ya?" tanyaku pada Simbok. Ia yang sedang mencuci piring dan aku sedang duduk sambil memainkan pisau."Aduh, itu pisau buat apa?" kata Simbok ketakutan. Ia yang sedang mencuci piring pun segera meraih pisau di tanganku."Apa sih, Mbok?" ulasku halus."Non jangan nekad ah. Mending kita jahilin aja tuh si non Maya. Jangan dengan benda tajam kayak gitu." Wajah Simbok parno. Memangnya aku fikir aku akan berbuat nekad dengan pisau di tanganku?Aku terkekeh. Pisau sudah ada di genggaman Simbok. "Ya ampun, Mbok, aku masih waras kali. Kalau yang adanya pisau di meja, ya yang aku raba pisau, lah," jawabku masih terkekeh."Syukurlah. Simbok pikir Non mau ....""Enggaklah, Mbok. Aku kan gak jahat. Tindakan kriminal mah aku gak suka. Lebih suka ke, menjahili gitu. B
Read more

Plan B

 Sebuah benda kecil yang bertugas merekam percakapan Mas Andri di kamar sudah kutempel sejak satu hari yang lalu. Kusuruh Simbok membelinya. Supaya aku tak keluar rumah.Barusan Mas Andri marah sekali saat pulang. Dia yang tak berhasil mendapatkan tanda tanganku untuk ia berikan pada pengacara keluarga, langsung membanting pintu dengan keras. Dia mungkin kecewa. Mas Andri, Mas Andri.Segera aku berlari ke kamar yang selama ini kutempati. Sebuah kamar berukuran kecil. Petak dan tak ber-AC. Namun aku nikmati saja. Demi kelancaran sandiwara ini.Langsung kudekatkan headset ke telinga. Dimana aku bisa mendengar percakapan Mas Andri atau apapun menggunakan benda yang sudah kubeli. Seperti seorang detektif saja."Bod*h! Si Aurel hilang ingatan. Mana mungkin ia ingat soal tanda tangannya? Dan aku? Aku sama sekali tak tahu tanda tangan dia seperti apa. Kalau
Read more

Hanya satu nama yang aku ingat

  "Bu Aurel? Coba beritahu saya, apa yang anda ingat?" Dokter bertanya. Baru saja ia datang. Tak lama setelah aku pura-pura terbangun dokter pun tiba. Pasti Mas Andri tak sabar ingin mengetahui kondisiku sebenarnya.Kulihat Maya masih mematung dengan wajah pucat. Tapi ia juga pasti percaya dengan sandiwaraku. Maka dari itu ia tak langsung pergi. Ia pasti sedang menyelidiki semua yang terjadi padaku."Seingat saya ...." Sengaja kupangkas kalimat. Sejenak kutatap Mas Andri, lalu kutatap Maya. Ketiga jari memegangi kening tanda aku masih merasa pusing. Saat kutatap Maya, wajahnya makin pucat saja. Mas Andri seperti menelan ludah melihatku yang tak henti menatap Maya. Namun tatapan ini bukan tatapan Amarah. Hanya tatapan menyelidik.Lalu kutatap Mas Andri lagi. Kini butiran keringat kecil mulai muncul di keningnya. Nafasnya pula naik turun tertahan. Dia
Read more

Datang ke hotel

 Bukan tak sakit harus bersandiwara seperti ini. Cintaku pada Mas Andri bukan sekedar cinta monyet kaum remaja. Tapi, cinta ini murni dari dalam hati dengan itikad  menjalankan rumah tangga yang harmonis. Karena Allah.Dia yang sedari dulu kulabuhkan cinta, kini telah berkhianat. Amat sangat menusuk sanubari. Bukan sekedar mainan atau kebohongan belaka. Cinta suci ini telah ia nodai. Bahkan ingin ia nodai sampai ingin memusnahkan aku dari dunia ini. Setelah mendapatkan semua hartaku.Tidak.Kamu tak bisa lakukan itu, Mas. Kalian berdua amat menyakiti pikiran ini. Apalagi kudengar kalau aku akan segera kalian musnahkan. Pedih. Perih. Tubuh ini mengguncang hebat kala mendengar pembicaraan kejimu itu. Aku seperti benalu yang ingin kalian singkirkan sejak lama, mungkin. Tapi alasan harta dan tahta, itulah yang memperlambat laju kalian. Kalau itu cara kalian, aku juga puny
Read more

Muslihat

DisangkaMasih Hilang Ingatan  Deg! "Kemana dana ini di luncurkan? Hah?" Rudi kutatapi dengan nanar. Wajahnya amat pucat. Bahkan makin pucat. "Em, a-anu, Bu, pak Andri. Pak Andri yang pakai uang itu. Saya tak tahu untuk apa. Yang pasti saya hanya di perintah saja," jawabnya gagap. Amat ketakutan.  Aku geram. Geram sekali padanya. Pada Rudi dan juga pada Mas Andri. "Kamu masih ingin bekerja?" tanyaku. Biar kuberi dia harapan.  "Mau, Bu, saya masih sangat mau bekerja disini. Tolong Ibu jangan pecat saya." Dia meringis. Bahkan memohon-mohon. Mulai kuatur nafas ini, meskipun sulit, tapi aku berusaha. Heurkh. "Oke, siapa yang barusan kamu telepon?" tanyaku. Dia diam. Perlahan dengan penuh tekanan mulai angkat bicara. "Ta-tadi, pak Andri, Bu," jawabnya ketakutan. Dasar tukang adu. 
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status