Kemudian Firman mengajak Citra masuk ke dalam taksinya. "Masuk aja, biar Abang antar Citra pulang. Dari pada nunggu angkutan umum.Citra termenung, dan bingung. "Nggak usah, Bang. Biar Citra naik angkutan umum saja, akan Abang lagi nungguin orang," tolak Citra."Tidak apa-apa, dia sudah membatalkan barusan. Sudah naik saja," titah Firman lagi dengan tulus.Citra, melirik jam tangannya. Memang benar kalau lama menunggu bisa kesiangan pulang ke rumah. Akhirnya Citra menuruti Firman untuk menerima tawarannya. "Ya udah, kalau Abang gak bawa orang."Firman tersenyum senang, akhirnya Citra menerima tawarannya. Firman masuk di belakang kemudi dan segera melajukan taksinya, setelah Citra memasang sabuk pengaman."Pulangnya, ke tempat terakhir bukan?" tanya Firman melirik Citra dari kaca spion.Citra yang sibuk dengan pandangan ke depan mengangguk. "Iya, ke tempat waktu itu."Hati Citra menjadi risih, gak enak hati. Takut gimana gitu, khawatir di kira apa ... sebab bagaimanapun mereka pernah be
Read more