Tanpa malu, Ikbal memeluk Suly dari belakang walaupun Suly sedang memasak, dan bu Fatma ada di situ."Ih, bisa gak diam? tau, kan. Orang sedang sibuk." Ketus Suly sambil terus mengaduk."Tidak, aku buta karena dirimu," suaranya Ikbal tepat dekat telinganya Suly."Ah, gombal. Gak malu apa sama ibu?" Suly malu-malu."Biar saja, ibu juga mengerti kok. Rasanya kita ... setiap bertemu itu, berasa bulan madu saja ya? bisiknya lagi.Suly hanya menarik bibirnya tersenyum bahagia."Bagai mana kalau kita, bulan madu, keluar kota! mau gak?" lagi-lagi berbisik.Suly menoleh. Menatap lekat. "Emang ada waktu? untuk ke luar kota," tanya Suly ragu."Bisa, bisa aku usahakan. Minggu depan." Cup mencium pipi Suly penuh cinta."Terserah, tapi kalau gak bisa! jangan suka kasih harapan palsu. Aku gak suka," ungkap Suly."Nggak suka, tapi mau?" ucap Ikbal, lalu melepaskan pelukannya dan narik kursi untuknya duduk."Ibu, kalau pengen sesuatu, bilang saja sama saya atau Suly, nanti dibelikan buat Ibu." Ikbal m
Baca selengkapnya