Home / Romansa / Menikah Paksaan / Nasi menarai

Share

Nasi menarai

"Oh, iya Nek ... makasih ya Nek?" balas Citra dan menempelkan kepala di bahu sang nenek.

"Oya, Tante mau minum apa? Nenek juga, aku akan buatkan." Citra menoleh tante dan neneknya bergantian.

Suly mendongak. "Nggak usah Citra, Tante gak haus. Lagian gak akan lama kok."

"Ya, udah. Aku ambil buat Nenek saja." Citra ngeloyor ke belakang.

"Kenapa, buru-buru? ke sini juga jarang-jarang, oya berapa bulan kehamilannya? sepertinya gak lama juga lahiran deh," ujar Habibah dengan senyuman ramahnya.

"Menginjak 8 bulan." Suly makin tegang. Ia merasa gak nyaman di hadapan bekas madunya itu.

"Wah ... bentar lagi juga lahiran ya, apa jenis kelaminnya?" tanya lagi bu Habibah.

Suly tidak merespon. Ia malah sibuk dengan ponselnya, sibuk membalas chat dari seseorang.

Bu Fatma yang melihat itu langsung menjawab pertanyaan Habibah. "Kalau hasil USG sih perempuan, tapi gak tau kalau nanti lahirnya. Siapa tahu Allah kasih keajaiban, kan kita gak tau."

"Oh, iya bener Bu ... benar sekali. wah ... Citra, benta
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status