All Chapters of Ksatria Pengembara Season 2: Chapter 811 - Chapter 820

2578 Chapters

138. Bagian 6

KESULTANAN Golkonda akhirnya terbebas dari wabah penyakit menular yang selama ini membelenggu masyarakat kotaraja. Hal ini membuat tugas Bintang dan Putri Rawanpun berakhir. Malam itu Putri Rawan terlihat berada dikamarnya, untuk pertama kalinya Putri Rawan malam ini dapat tidur dengan tenang, mengistirahatkan tubuhnya yang dalam beberapa hari ini sangat sibuk dan lelah sekali.Putri Rawan terlihat berdiri didepan kaca besar yang ada didalam kamarnya, cukup lama Putri Rawan menatap sosoknya sendiri hingga akhirnya kedua tangan Putri Rawan terangkat, melepas sabuk dipinggangnya, ternyata bukan hanya satu sabuk, tapi dua... tiga.. bahkan empat sabuk yang melilit diperut Putri Rawan, saat semua sabuk itu terbuka, terlihat perut Putri Rawan sedikit membuncit, rupanya selama ini Putri Rawan memakai sedemikian banyak sabuk diperutnya untuk menyembunyikan kehamilannya. Kini Putri Rawan dapat menarik nafas lega karena sesak nafasnya selama menggunakan sabuk dipinggangnya tersebut. Sa
Read more

138. Bagian 7

Bintang tengah menunggu didalam sebuah kamar yang sangat luas dan mewah, karena memang saat ini Bintang tengah berada di kamar Maharatu Chayma. Bintang diminta untuk menunggu, kesempatan ini Bintang gunakan untuk memperhatikan keadaan dikamar Maharatu Chayma.Ketika akhirnya Maharatu Chayma muncul, Maharatu Chayma membuat Bintang terkesima. Rambutnya yang panjang sampai di punggungnya dibiarkan tergerai. Wajahnya segar dan manis. Ia mengenakan gaun longgar berwarna hitam. Tetapi yang membuat mata Bintang membelalak ialah bahan pakaian itu tipis dan ketat, sehingga bentuk tubuh Maharatu Chayma terlihat dengan jelas dimata Bintang. Belum lagi pakaian dibagian dadanya yang membelah panjang hingga memperlihatkan kemontongan payudara yang dimiliki oleh Maharatu Chayma. Begitu besar dan membusung indah sekali.Pemandangan yang menggairahkan ini spontan mengungkit nafsu birahi Bintang. Area bawah Bintang mulai bergerak-gerak dan berdenyut-denyut. Maharatu Chayma tampak tersen
Read more

138. Bagian 8

PUTRI RAWAN terlihat gelisah dikamarnya, sesaat ditolehkan pandangannya kearah jendela kamarnya. 1/3 malam sepertinya sudah terlewati, tapi tak sedikitpun Putri Rawan terlihat akan beranjak tidur, kegelisahan terlihat jelas pada sosok Putri Rawan yang sebentar-sebentar duduk diatas peraduan, lalu kemudian bangkit berdiri berjalan kesana kemari didalam kamarnya, terlihat jelas kegelisahan yang mendera Putri Rawan.Putri Rawan tampak tidak mengenakan gaun tidur yang biasa digunakannya untuk tidur, justru Putri Rawan mengenakan pakaian seakan-akan ingin pergi. Di atas peraduan tampak sebuntalan kain yang terbungkus dengan rapi. Putri Rawan memang sedang gelisah menunggu kedatangan Bintang karena Bintang menjanjikan kalau mereka akan pergi meninggalkan kotaraja malam ini, tapi sampai 1/3 malam belum juga ada tanda-tanda Bintang akan datang menjemputnya, hal inilah yang membuat Putri Rawan gelisah bukan main.Pikiran-pikiran buruk mulai menghantui Putri Rawan.&ldquo
Read more

138. Bagian 9

Malam menjelang pagi. Diantara kegelapan malam, terlihat dua sosok tubuh yang berjalan mengendap-endap dari rumah kerumah, seakan-akan keduanya tak ingin keberadaan mereka diketahui orang. Beberapa kali keduanya tampak menghentikan langkah mereka saat arus berpapasan dengan serombongan prajurit yang tengah melakukan ronda. Keduanya berhenti saat sudah mendekati pintu gerbang yang tampak dijaga oleh belasan orang prajurit.“Bagaimana ini tuan?” tanya sosok wanita bercadar kerudung kepada sosok lelaki muda yang ada disebelahnya yang tak lain adalah Bintang. Sedangkan sosok wanita bercadar kerudung tak lain adalah Putri Rawan. Bintang terlihat hanya tersenyum mendengar ucapan Putri Rawan.“Putri percaya sama saya?” tanya Bintang“Tentu saja tuan”“Saya akan membawa putri melompati pagar gerbang ini!” ucap Bintang seraya menunjuk kearah pagar yang ada dihadapan mereka, letaknya cukup jauh dari pintu gerbang. Waj
Read more

138. Bagian 10

“Accchhh...!”Putri Rawan tergelincir hingga wajah Putri Rawan langsung berubah pucat saat menyadari kalau dihadapannya sudah terbentang jurang terjal, tapi sebelum semuanya terlambat. Sepasang tangan kekar telah memeluk pinggangnya dengan erat dan menariknya. Seketika saja sosok Putri Rawan berbalik dan dengan refleks langsung memeluk apa yang ada dihadapannya.“Hati-hati putri” sebuah suara lembut lagi-lagi mengejutkan Putri Rawan, Putri Rawan lebih terkejut lagi saat baru menyadari kalau saat ini dirinya tengah memeluk erat sosok yang diyakininya adalah sosok Bintang.Dengan cepat Putri Rawan merenggangkan pelukannya, dan ; “Maaf tuan” ucap Putri Rawan kembali tertunduk malu.“Tidak apa putri, mari kita duduk menikmati matahari terbit, ini adalah hari pertama putri terbebas dari belenggu. Putri harus bisa menikmati hari ini sepuas hati putri” ucap Bintang seraya mengajak Putri Rawan untuk duduk didekatnya
Read more

138. Bagian 11

Hari-hari berikutnya, kebahagiaan meringkupi hati Putri Rawan, kehadiran Bintang dihidupnya benar-benar merupakan berkah yang dikirimkan tuhan kepadanya, panjatan doa yang selama ini dicurahkannya kepada sang pencipta akhirnya terkabul juga. Kini dihati Putri Rawan berharap kalau saja seandainya Bintanglah yang menjadi suaminya, mungkin akan lengkap kebahagiaan yang dimilikinya saat ini.Selama bersama Bintang, Putri Rawan selalu memakan ayam panggang buatan Bintang yang memang sangat lezat. Hingga pada suatu malam, Putri Rawan mengidamkan sate ayam yang dibuat dengan cara yang tidak biasa. Putri Rawan meminta per satu tusuk sate ayam. Bisa bayangkan betapa repotnya dimana Bintang harus menyiapkan banyak tusuk sate untuk satu daging per tiap satu tusuknya. Tapi Bintang melakukannya dengan senang hati, tanpa merasa terbebani, sepanjang Bintang mengerjakannya, Putri Rawan hanya duduk memperhatikan Bintang dengan tersenyum-senyum.Malam itu, Putri Rawan tertidur dialam be
Read more

138. Bagian 12

Taappp !!!Sebuah tangan menangkap tangan Maharatu Chayma yang melayang kearah perut Putri Rawan, wajah Putri Rawan yang dirasuki oleh Maharatu Chayma terlihat berubah, lalu menatap kearah sosok yang tengah mencengkram tangannya dengan kuat. Rupanya adalah Bintang.Wuuttt !!!Kembali Maharatu Chayma melayangkan satu tangannya yang bebas kearah perut Putri Rawan, tapi ;Taappp !!!Kembali tangan Bintang mencengkramnya dengan keras.“GGGRRRR.. BERANI KAU MENGHALANGIKU!” bentak Maharatu Chayma lagi dengan keras.“Takkan kubiarkan kau mencelakai Putri Rawan dan anak yang dikandungnya Maharatu Chayma!” ucap Bintang lagi.Pllassshhh !!!Kedua mata Putri Rawan yang telah dirasuki Maharatu Chayma  terlihat membesar saat melihat sosok Bintang mengeluarkan aura keemasan, aura keemasan itu secara perlahan mulai terkumpul dikedua tangan Bintang yang mencengkram kedua tangan Putri Rawan.AKKKHHHH !
Read more

138. Bagian 13

Malam-malam berikutnya, Bintang dan Putri Rawan terpaksa harus menginap disebuah pondok tanpa dinding yang biasa digunakan oleh para petani untuk beristirahat setelah bekerja. Didepan pondok kecil itu terlihat api unggun yang menyala terang untuk menghangatkan tubuh. Dilantai pondok terlihat sosok Putri Rawan yang tengah tertidur dipangkuan Bintang, sementara Bintang sendiri sudah tenggelam dialam tapa bratanya.Putri Rawan yang tertidur, tiba-tiba tersentak kaget dari tidurnya, hal ini cukup membuat Bintang membuka kedua matanya.“Ada apa putri?” tanya Bintang“Tuan... entah kenapa perasaan saya tiba-tiba saja tidak enak” ucap Putri Rawan seraya bangkit dari rebahannya. Bintang sendiri terdiam sejenak, dan ;“Sepertinya Maharatu Chayma sedangkan mengirimkan ilmu sihirnya kemari putri.” ucap Bintang lagi hingga membuat wajah Putri Rawan berubah terkejut.“Tuan!” Putri Rawan terlihat ketakutan langsung
Read more

138. Bagian 14

“RAWAN.. KUPERINTAHKAN KAU UNTUK KEMBALI KE GOLKONDA! JIKA TIDAK KAU AKAN MATI MENGGENASKAN!” terdengar suara sosok Maharatu Chayma dari wujudnya diapi unggun yang kini menyala dengan sangat besar. Hal ini membuat Putri Rawan semakin ketakutan.“Jangan takut putri. Ada saya disini!” bisik Bintang“Kau tidak akan bisa berbuat apa-apa Maharatu. Ada aku disini yang melindunginya” ucap Bintang dengan tegas dan mantap, sosok api Maharatu Chayma terlihat mengalihkan pandangannya kearah Bintang dengan tajam.“KAUPUN AKAN MATI MENGGENASKAN!” ucap Maharatu Chayma dengan keras kearah Bintang.Pllasshhh...!Sosok Bintang diliputi oleh aura keemasan seperti sosok Putri Rawan, rupanya Bintang sudah mengerahkan Aji Nur Prasetya Buminya.Wujud api Maharatu Chayma terlihat berubah melihat sosok Bintang dan Putri Rawan yang memancarkan aura keemasan yang terang.“Ayo putri, kita maju! Jang
Read more

138. Bagian 15

Di waktu-waktu berikutnya, Maharatu Chayma terus mengirimkan ilmu sihirnya kepada Bintang dan Putri Rawan. Seperti halnya malam ini, Bintang tampak sudah berhadapan dengan belasan sosok mahluk kasat mata yang semuanya berwujud menyeramkan. Sementara itu dibelakang Bintang tampak sosok Putri Rawan yang masih ketakutan ditempatnya, aura emas tampak terpancar dari sekujur tubuhnya.“Tenanglah putri, biar saya yang menghadapi mahluk-mahluk siluman ini” ucap Bintang kepada Putri Rawan sesaat sebelum Bintang bangkit berdiri dan berjalan kearah mahluk-mahluk lelembut tersebut, Bintang menyebutnya sebagai siluman, karena dinegeri ini menyebut mahluk kasat mata seperti itu dengan sebutan siluman. Sedangkan di Jawa Dwipa kita menyebutnya sebagai lelembut.Untuk menghadapi mahluk kasat mata yang ada dihadapannya saat ini, Bintang sudah menyiapkan ajian harimau dewa pemberian Raja Alam Lelembut padanya, dengan ajian ini, tangan kanan Bintang langsung berubah m
Read more
PREV
1
...
8081828384
...
258
DMCA.com Protection Status