Share

138. Bagian 8

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

PUTRI RAWAN terlihat gelisah dikamarnya, sesaat ditolehkan pandangannya kearah jendela kamarnya. 1/3 malam sepertinya sudah terlewati, tapi tak sedikitpun Putri Rawan terlihat akan beranjak tidur, kegelisahan terlihat jelas pada sosok Putri Rawan yang sebentar-sebentar duduk diatas peraduan, lalu kemudian bangkit berdiri berjalan kesana kemari didalam kamarnya, terlihat jelas kegelisahan yang mendera Putri Rawan.

Putri Rawan tampak tidak mengenakan gaun tidur yang biasa digunakannya untuk tidur, justru Putri Rawan mengenakan pakaian seakan-akan ingin pergi. Di atas peraduan tampak sebuntalan kain yang terbungkus dengan rapi. Putri Rawan memang sedang gelisah menunggu kedatangan Bintang karena Bintang menjanjikan kalau mereka akan pergi meninggalkan kotaraja malam ini, tapi sampai 1/3 malam belum juga ada tanda-tanda Bintang akan datang menjemputnya, hal inilah yang membuat Putri Rawan gelisah bukan main.

Pikiran-pikiran buruk mulai menghantui Putri Rawan.

&ldquo

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 2   138. Bagian 9

    Malam menjelang pagi. Diantara kegelapan malam, terlihat dua sosok tubuh yang berjalan mengendap-endap dari rumah kerumah, seakan-akan keduanya tak ingin keberadaan mereka diketahui orang. Beberapa kali keduanya tampak menghentikan langkah mereka saat arus berpapasan dengan serombongan prajurit yang tengah melakukan ronda. Keduanya berhenti saat sudah mendekati pintu gerbang yang tampak dijaga oleh belasan orang prajurit.“Bagaimana ini tuan?” tanya sosok wanita bercadar kerudung kepada sosok lelaki muda yang ada disebelahnya yang tak lain adalah Bintang. Sedangkan sosok wanita bercadar kerudung tak lain adalah Putri Rawan. Bintang terlihat hanya tersenyum mendengar ucapan Putri Rawan.“Putri percaya sama saya?” tanya Bintang“Tentu saja tuan”“Saya akan membawa putri melompati pagar gerbang ini!” ucap Bintang seraya menunjuk kearah pagar yang ada dihadapan mereka, letaknya cukup jauh dari pintu gerbang. Waj

  • Ksatria Pengembara Season 2   138. Bagian 10

    “Accchhh...!”Putri Rawan tergelincir hingga wajah Putri Rawan langsung berubah pucat saat menyadari kalau dihadapannya sudah terbentang jurang terjal, tapi sebelum semuanya terlambat. Sepasang tangan kekar telah memeluk pinggangnya dengan erat dan menariknya. Seketika saja sosok Putri Rawan berbalik dan dengan refleks langsung memeluk apa yang ada dihadapannya.“Hati-hati putri” sebuah suara lembut lagi-lagi mengejutkan Putri Rawan, Putri Rawan lebih terkejut lagi saat baru menyadari kalau saat ini dirinya tengah memeluk erat sosok yang diyakininya adalah sosok Bintang.Dengan cepat Putri Rawan merenggangkan pelukannya, dan ; “Maaf tuan” ucap Putri Rawan kembali tertunduk malu.“Tidak apa putri, mari kita duduk menikmati matahari terbit, ini adalah hari pertama putri terbebas dari belenggu. Putri harus bisa menikmati hari ini sepuas hati putri” ucap Bintang seraya mengajak Putri Rawan untuk duduk didekatnya

  • Ksatria Pengembara Season 2   138. Bagian 11

    Hari-hari berikutnya, kebahagiaan meringkupi hati Putri Rawan, kehadiran Bintang dihidupnya benar-benar merupakan berkah yang dikirimkan tuhan kepadanya, panjatan doa yang selama ini dicurahkannya kepada sang pencipta akhirnya terkabul juga. Kini dihati Putri Rawan berharap kalau saja seandainya Bintanglah yang menjadi suaminya, mungkin akan lengkap kebahagiaan yang dimilikinya saat ini.Selama bersama Bintang, Putri Rawan selalu memakan ayam panggang buatan Bintang yang memang sangat lezat. Hingga pada suatu malam, Putri Rawan mengidamkan sate ayam yang dibuat dengan cara yang tidak biasa. Putri Rawan meminta per satu tusuk sate ayam. Bisa bayangkan betapa repotnya dimana Bintang harus menyiapkan banyak tusuk sate untuk satu daging per tiap satu tusuknya. Tapi Bintang melakukannya dengan senang hati, tanpa merasa terbebani, sepanjang Bintang mengerjakannya, Putri Rawan hanya duduk memperhatikan Bintang dengan tersenyum-senyum.Malam itu, Putri Rawan tertidur dialam be

  • Ksatria Pengembara Season 2   138. Bagian 12

    Taappp !!!Sebuah tangan menangkap tangan Maharatu Chayma yang melayang kearah perut Putri Rawan, wajah Putri Rawan yang dirasuki oleh Maharatu Chayma terlihat berubah, lalu menatap kearah sosok yang tengah mencengkram tangannya dengan kuat. Rupanya adalah Bintang.Wuuttt !!!Kembali Maharatu Chayma melayangkan satu tangannya yang bebas kearah perut Putri Rawan, tapi ;Taappp !!!Kembali tangan Bintang mencengkramnya dengan keras.“GGGRRRR.. BERANI KAU MENGHALANGIKU!” bentak Maharatu Chayma lagi dengan keras.“Takkan kubiarkan kau mencelakai Putri Rawan dan anak yang dikandungnya Maharatu Chayma!” ucap Bintang lagi.Pllassshhh !!!Kedua mata Putri Rawan yang telah dirasuki Maharatu Chayma terlihat membesar saat melihat sosok Bintang mengeluarkan aura keemasan, aura keemasan itu secara perlahan mulai terkumpul dikedua tangan Bintang yang mencengkram kedua tangan Putri Rawan.AKKKHHHH !

  • Ksatria Pengembara Season 2   138. Bagian 13

    Malam-malam berikutnya, Bintang dan Putri Rawan terpaksa harus menginap disebuah pondok tanpa dinding yang biasa digunakan oleh para petani untuk beristirahat setelah bekerja. Didepan pondok kecil itu terlihat api unggun yang menyala terang untuk menghangatkan tubuh. Dilantai pondok terlihat sosok Putri Rawan yang tengah tertidur dipangkuan Bintang, sementara Bintang sendiri sudah tenggelam dialam tapa bratanya.Putri Rawan yang tertidur, tiba-tiba tersentak kaget dari tidurnya, hal ini cukup membuat Bintang membuka kedua matanya.“Ada apa putri?” tanya Bintang“Tuan... entah kenapa perasaan saya tiba-tiba saja tidak enak” ucap Putri Rawan seraya bangkit dari rebahannya. Bintang sendiri terdiam sejenak, dan ;“Sepertinya Maharatu Chayma sedangkan mengirimkan ilmu sihirnya kemari putri.” ucap Bintang lagi hingga membuat wajah Putri Rawan berubah terkejut.“Tuan!” Putri Rawan terlihat ketakutan langsung

  • Ksatria Pengembara Season 2   138. Bagian 14

    “RAWAN.. KUPERINTAHKAN KAU UNTUK KEMBALI KE GOLKONDA! JIKA TIDAK KAU AKAN MATI MENGGENASKAN!” terdengar suara sosok Maharatu Chayma dari wujudnya diapi unggun yang kini menyala dengan sangat besar. Hal ini membuat Putri Rawan semakin ketakutan.“Jangan takut putri. Ada saya disini!” bisik Bintang“Kau tidak akan bisa berbuat apa-apa Maharatu. Ada aku disini yang melindunginya” ucap Bintang dengan tegas dan mantap, sosok api Maharatu Chayma terlihat mengalihkan pandangannya kearah Bintang dengan tajam.“KAUPUN AKAN MATI MENGGENASKAN!” ucap Maharatu Chayma dengan keras kearah Bintang.Pllasshhh...!Sosok Bintang diliputi oleh aura keemasan seperti sosok Putri Rawan, rupanya Bintang sudah mengerahkan Aji Nur Prasetya Buminya.Wujud api Maharatu Chayma terlihat berubah melihat sosok Bintang dan Putri Rawan yang memancarkan aura keemasan yang terang.“Ayo putri, kita maju! Jang

  • Ksatria Pengembara Season 2   138. Bagian 15

    Di waktu-waktu berikutnya, Maharatu Chayma terus mengirimkan ilmu sihirnya kepada Bintang dan Putri Rawan. Seperti halnya malam ini, Bintang tampak sudah berhadapan dengan belasan sosok mahluk kasat mata yang semuanya berwujud menyeramkan. Sementara itu dibelakang Bintang tampak sosok Putri Rawan yang masih ketakutan ditempatnya, aura emas tampak terpancar dari sekujur tubuhnya.“Tenanglah putri, biar saya yang menghadapi mahluk-mahluk siluman ini” ucap Bintang kepada Putri Rawan sesaat sebelum Bintang bangkit berdiri dan berjalan kearah mahluk-mahluk lelembut tersebut, Bintang menyebutnya sebagai siluman, karena dinegeri ini menyebut mahluk kasat mata seperti itu dengan sebutan siluman. Sedangkan di Jawa Dwipa kita menyebutnya sebagai lelembut.Untuk menghadapi mahluk kasat mata yang ada dihadapannya saat ini, Bintang sudah menyiapkan ajian harimau dewa pemberian Raja Alam Lelembut padanya, dengan ajian ini, tangan kanan Bintang langsung berubah m

  • Ksatria Pengembara Season 2   138. Bagian 16

    “Yang tuan lakukan tadi, benar-benar luar biasa” puji Putri Rawan lagi, karena memang baru kali ini Putri Rawan melihat ada kesaktian seperti itu.“Apapun akan kulakukan untuk melindungi putri dan anak yang putri kandung” ucap Bintang dengan lembut, hingga membuat Putri Rawan tersenyum dibalik cadar kerudungnya.“Terima kasih tuan” ucap Putri Rawan“Tak perlu berterima kasih putri, saya melakukannya dengan senang hati kok” ucap Bintang tersenyum. Dan lagi-lagi Putri Rawan tersenyum membalas senyuman Bintang dari balik cadar kerudungnya.Bintang lalu membelai lembut perut Putri Rawan yang sedikit besar. Bintang memang tak sungkan lagi untuk membelai-belai lembut perut Putri Rawan.“Bagaimana kabar dedex bayi hari ini?” tanya Bintang lembut.“Sepertinya dedex bayi senang kalau diusap-usap seperti itu sama tuan” ucap Putri Rawan tersenyum. Bintang ikut tersenyum, tapi senyu

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status