Share

138. Bagian 12

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Taappp !!!

Sebuah tangan menangkap tangan Maharatu Chayma yang melayang kearah perut Putri Rawan, wajah Putri Rawan yang dirasuki oleh Maharatu Chayma terlihat berubah, lalu menatap kearah sosok yang tengah mencengkram tangannya dengan kuat. Rupanya adalah Bintang.

Wuuttt !!!

Kembali Maharatu Chayma melayangkan satu tangannya yang bebas kearah perut Putri Rawan, tapi ;

Taappp !!!

Kembali tangan Bintang mencengkramnya dengan keras.

“GGGRRRR.. BERANI KAU MENGHALANGIKU!” bentak Maharatu Chayma lagi dengan keras.

“Takkan kubiarkan kau mencelakai Putri Rawan dan anak yang dikandungnya Maharatu Chayma!” ucap Bintang lagi.

Pllassshhh !!!

Kedua mata Putri Rawan yang telah dirasuki Maharatu Chayma  terlihat membesar saat melihat sosok Bintang mengeluarkan aura keemasan, aura keemasan itu secara perlahan mulai terkumpul dikedua tangan Bintang yang mencengkram kedua tangan Putri Rawan.

AKKKHHHH !

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 2   138. Bagian 13

    Malam-malam berikutnya, Bintang dan Putri Rawan terpaksa harus menginap disebuah pondok tanpa dinding yang biasa digunakan oleh para petani untuk beristirahat setelah bekerja. Didepan pondok kecil itu terlihat api unggun yang menyala terang untuk menghangatkan tubuh. Dilantai pondok terlihat sosok Putri Rawan yang tengah tertidur dipangkuan Bintang, sementara Bintang sendiri sudah tenggelam dialam tapa bratanya.Putri Rawan yang tertidur, tiba-tiba tersentak kaget dari tidurnya, hal ini cukup membuat Bintang membuka kedua matanya.“Ada apa putri?” tanya Bintang“Tuan... entah kenapa perasaan saya tiba-tiba saja tidak enak” ucap Putri Rawan seraya bangkit dari rebahannya. Bintang sendiri terdiam sejenak, dan ;“Sepertinya Maharatu Chayma sedangkan mengirimkan ilmu sihirnya kemari putri.” ucap Bintang lagi hingga membuat wajah Putri Rawan berubah terkejut.“Tuan!” Putri Rawan terlihat ketakutan langsung

  • Ksatria Pengembara Season 2   138. Bagian 14

    “RAWAN.. KUPERINTAHKAN KAU UNTUK KEMBALI KE GOLKONDA! JIKA TIDAK KAU AKAN MATI MENGGENASKAN!” terdengar suara sosok Maharatu Chayma dari wujudnya diapi unggun yang kini menyala dengan sangat besar. Hal ini membuat Putri Rawan semakin ketakutan.“Jangan takut putri. Ada saya disini!” bisik Bintang“Kau tidak akan bisa berbuat apa-apa Maharatu. Ada aku disini yang melindunginya” ucap Bintang dengan tegas dan mantap, sosok api Maharatu Chayma terlihat mengalihkan pandangannya kearah Bintang dengan tajam.“KAUPUN AKAN MATI MENGGENASKAN!” ucap Maharatu Chayma dengan keras kearah Bintang.Pllasshhh...!Sosok Bintang diliputi oleh aura keemasan seperti sosok Putri Rawan, rupanya Bintang sudah mengerahkan Aji Nur Prasetya Buminya.Wujud api Maharatu Chayma terlihat berubah melihat sosok Bintang dan Putri Rawan yang memancarkan aura keemasan yang terang.“Ayo putri, kita maju! Jang

  • Ksatria Pengembara Season 2   138. Bagian 15

    Di waktu-waktu berikutnya, Maharatu Chayma terus mengirimkan ilmu sihirnya kepada Bintang dan Putri Rawan. Seperti halnya malam ini, Bintang tampak sudah berhadapan dengan belasan sosok mahluk kasat mata yang semuanya berwujud menyeramkan. Sementara itu dibelakang Bintang tampak sosok Putri Rawan yang masih ketakutan ditempatnya, aura emas tampak terpancar dari sekujur tubuhnya.“Tenanglah putri, biar saya yang menghadapi mahluk-mahluk siluman ini” ucap Bintang kepada Putri Rawan sesaat sebelum Bintang bangkit berdiri dan berjalan kearah mahluk-mahluk lelembut tersebut, Bintang menyebutnya sebagai siluman, karena dinegeri ini menyebut mahluk kasat mata seperti itu dengan sebutan siluman. Sedangkan di Jawa Dwipa kita menyebutnya sebagai lelembut.Untuk menghadapi mahluk kasat mata yang ada dihadapannya saat ini, Bintang sudah menyiapkan ajian harimau dewa pemberian Raja Alam Lelembut padanya, dengan ajian ini, tangan kanan Bintang langsung berubah m

  • Ksatria Pengembara Season 2   138. Bagian 16

    “Yang tuan lakukan tadi, benar-benar luar biasa” puji Putri Rawan lagi, karena memang baru kali ini Putri Rawan melihat ada kesaktian seperti itu.“Apapun akan kulakukan untuk melindungi putri dan anak yang putri kandung” ucap Bintang dengan lembut, hingga membuat Putri Rawan tersenyum dibalik cadar kerudungnya.“Terima kasih tuan” ucap Putri Rawan“Tak perlu berterima kasih putri, saya melakukannya dengan senang hati kok” ucap Bintang tersenyum. Dan lagi-lagi Putri Rawan tersenyum membalas senyuman Bintang dari balik cadar kerudungnya.Bintang lalu membelai lembut perut Putri Rawan yang sedikit besar. Bintang memang tak sungkan lagi untuk membelai-belai lembut perut Putri Rawan.“Bagaimana kabar dedex bayi hari ini?” tanya Bintang lembut.“Sepertinya dedex bayi senang kalau diusap-usap seperti itu sama tuan” ucap Putri Rawan tersenyum. Bintang ikut tersenyum, tapi senyu

  • Ksatria Pengembara Season 2   138. Bagian 17

    PAGI ITU, Bintang dan Putri Rawan berjalan beriringan keluar dari sebuah hutan, dihadapan keduanya terbentang pemandangan alam yang indah, hamparan ilalang-ilalang tinggi yang tumbuh subur disepanjang mata memandang. Untuk sesaat keduanya berhenti menikmati pemandangan indah yang ada dihadapan mereka.“Indah sekali” ucap Putri Rawan pelan seakan berkata pada dirinya sendiri. Cukup lama keduanya menatap pemandangan indah yang terhampar dihadapan mereka.“Ayo.. kita lanjutkan perjalanan kita, tuan.” ucap Putri Rawan setelah puas menikmati pemandangan indah dihadapannya. Tapi tiba-tiba saja Bintang membentangkan tangannya hingga Putri Rawan mengurungkan niatnya untuk melangkah kedepan.“Ada apa tuan?” tanya Putri Rawan bingung menatap kearah Bintang.“Ada serombongan orang yang tengah menunggu kita didepan, putri” ucap Bintang lagi hingga mengejutkan Putri Rawan, Putri Rawan segera mengalihkan pandangannya kede

  • Ksatria Pengembara Season 2   138. Bagian 18

    “Biarkan kami saja yang melawannya panglima”. ucap para prajurit.“Tidak, kali ini biar aku sendiri yang membereskan masalah ini”. ucap Panglima Surajh lagi tanpa menoleh, sosok Panglima Surajh sendiri terlihat maju beberapa langkah kedepan.Panglima Surajh mempersiapkan jurusnya, maka Bintangpun segera mempersiapkan dirinya untuk menerima serangan Panglima Surajh. Sementara itu para prajurit Panglima Surajh terlihat beranjak mundur dari tempat mereka berdiri saat ini, dan kini merekapun kembali mengalihkan pandangan mereka kearah kedua sosok tubuh yang kini sudah saling berdiri saling berhadapan, tidak ada yang membuat gerakan kecuali sepasang mata mereka yang terus saling menatap tajam. Semilir angin yang berhembus kencang semakin mengibar-ngibaskan pakaian yang mereka kenakan.Hyyaatttt !!!Wuusshhhhh.....!Panglima Surajh mendahului melancarkan serangannya, serangan Panglima Surajh benar-benar tidak main-main, seiring de

  • Ksatria Pengembara Season 2   138. Bagian 19

    “Ternyata dugaanku selama ini salah tentangmu tuan Bobou, selain seorang tabib ternyata kau juga seorang pendekar hebat”. ucap Panglima Surajh lagi. Bintang hanya tersenyum mendengar hal itu.Panglima Surajh terlihat mengangkat tangan kanannya kearah para prajurit yang ada dibelakangnya. Salah seorang prajurit tampak membawakan sebilah golok berwarangka besar kepada Panglima Surajh.Cringg...!Golok besar itu kini sudah terlepas dari warangkanya saat berada ditangan Panglima Surajh.“Kau akan merasakan kehebatan golok Ganeshaku ini”. ucap Panglima Surajh lagi, dan ;Crabbbb...!Panglima Surajh menusukkan goloknya kedalam tanah yang ada dihadapannya, sejenak terlihat mulut Panglima Surajh terlihat berkomat kamit membaca mantra, dan ;Crabbbb...!Weeerrrr...!Begitu Panglima Surajh menarik keluar goloknya, golok itu terlihat langsung memancarkan cahaya merah yang amat menyilaukan mata, dite

  • Ksatria Pengembara Season 2   138. Bagian 20

    Di tempatnya, Putri Rawan terlihat sangat khawatir melihat keadaan Bintang, Putri Rawan tau bagaimana hebatnya seorang Panglima dari Kesultanan Golkonda, Panglima Surajh. Sementara itu ditempatnya, Panglima Surajh terlihat mengerutkan keningnya saat melihat Bintang tidak kurang satu apapun, padahal walaupun hanya tergores oleh sinar golok Ganeshanya, seharusnya Bintang sudah tewas dengan tubuh kering seperti orang-orang yang selama ini menjadi korban kedahsyatan golok Ganeshanya, tapi kini bahkan Bintang sudah mampu berdiri tanpa kurang satu apapun dihadapannya, bahkan darah yang merembes dimulutnya disapunya dalam sekejap.“Kau memang benar-benar seorang pendekar hebat tuan Bobou, selama ini tidak ada orang yang bisa selamat dari golok Ganeshaku”. ucap Panglima Surajh lagi tak mampu menyembunyikan rasa kagumnya kepada Bintang.“Jurusmu benar-benar mematikan Panglima”.“Itu belum seberapa, kali ini akan ku

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status