Semua Bab Ksatria Pengembara Season 2: Bab 2281 - Bab 2290

2578 Bab

200. Bagian 18

Jin Santet Laknat seka deraian air mata yang jatuh ke pipinya. Pada saat itulah Ksatria Pengembara keluarkan seruan tertahan. Matanya membeliak besar, memandang si nenek tak berkesip. Kakinya kembali bergerak tersurut."Apa yang terjadi? Mengapa bisa begini? Jangan jangan dia pergunakan ilmu hitam untuk merubah dirinya. Tapi ... Astaga, bukankah dia "Di hadapan Bintang, Ramahila dan Paduliu, sosok Jin Santet Laknat perlahan-lahan mengalami perubahan. Mula-mula pakaiannya. Jubah hitamnya berubah menjadi sehelai baju panjang berwarna putih. Lalu perubahan terjadi pada rambutnya. Rambutnya yang pendek acak-acakan dan sebagian telah berwarna kelabu berganti dengan rambut hitam panjang, berkilat bagus dan tergerai lepas sampai ke pinggang. Sosoknya yang seperti pohon  lapuk penuh keriput kini berganti menjadi sosok yang bagus mulus, langsing semampai. Dan yang membuat Ksatria Pengembara jadi tercekat besar adalah ketika menyaksikan perubahan pada wajah si nenek.
Baca selengkapnya

200. Bagian 19

"Kalau hatimu begitu teguh dan tak bisa dirubah Hai pemuda asing, aku ataupun Jin Santet Laknat tak dapat memaksa. Berarti pertemuan kita berakhir di tempat ini. Malang nasibmu Hai kerabatku Jin Santet Laknat. Entah sampai kapan kau akan tetap berada daiam keadaan ujudmu sekarang ini. Sebentar lagi masing-masing kita akan segera meninggalkan Tebing Batu Terjal ini. Namun sebelum berpisah, agar hati sama bersih, tiada perasaan yang jadi ganjalan, tak ada rasa sakit hati apalagi dendam kesumat, ada baiknya kita sama sama meneguk air suci yang di sebut embun murni”Kata-kata Ramahila itu membuat hati dan perasaan Jin santer laknat jadi terenyuh. Dia berusaha menabahkan diri agar tidak mengucurkan air mata.“Kerabatku Paduliu, harap kau segera mengeluarkan empat piala perak yang kau bawa." Mendengar ucapan Ramahila, lelaki bernama Paduliu segera keluarkan empat buah-piala kecil terbuat dari perak dari dalam sebuah kantong jerami yang sejak tadi terletak di atas
Baca selengkapnya

200. Bagian 20

"Budimu sungguh luhur! Lihatlah, gadis bernama Ruhrembulan itu telah menunjukkan ujudnya di hadapanmu. Pertanda sentuhan kasih sayang darimu telah mampu mengembalikan dirinya ke bentuk sebenamya "Bintang berpaling. Apa yang dikatakan Ramahila memang betul. Saat itu sosok Jin Santet Laknat telah berubah kembali menjadi sosok Ruhrembulan yang berwajah cantik jelita. Mau tak mau hati Ksatria Pengembara jadi tergerak."Berdirilah anak muda. Kita berangkat sekarang juga menuju Bukit Batu Kawin." 'Ramahila berkata. Dipegangnya lengan Bintang. Bintang bangkit berdiri. Lalu melangkah mengikuti si nenek juru nikah. Di belakangnya menyusul Ruhrembulan dan Paduliu.  * * * BUKIT     Batu Kawin. Sunyi senyap diselimuti kegelapan. Hawa dingin mencucuk sampai ke tulang sungsum. Empat sosok duduk di hadapan sebuah batu besar setinggi lutut, menyerupai ranjang ketiduran. Di ujung sebelah kiri ada dua buah gundu
Baca selengkapnya

200. Bagian 21

"Sebelumnya .dia berjanji akan datang ke gua dimana kita berada. Tapi dia tak pernah muncul. Hai, aku ingat sesuatu. Ketika aku mencuri dengar pembicaraan Bintang dengan Jin Santet Laknat tentang rencana pertemuan mereka, nenek itu selain menyebut Tebing Batu Terjal dia juga menyebut nama satu bukit. Kalau aku tidak salah ingat bukit bernama Bukit Batu Kawin. Menurut si nenek Tebing Batu Terjal ini terletak di selatan Bukit Batu Kawin. Aku kira... ""Cukup!" kata Ruhsantini tiba-tiba seraya menarik tangan Ruhcinta."Untung kau ingat dan menyebut nama bukit itu! Letaknya tak jauh dari sini. Kita menuju ke sana sekarang juga!""Hai, menurutmu apakah Bintang dan Jin Santet Laknat pergi ke bukit itu!""Aku khawatir, mereka bukan cuma pergi ke sana! Tapi jangan-jangan telah melakukan satu upacara!" Paras Ruhcinta dalam gelap mendadak berubah."Upacara apa?" tanya si Ruhcinta pula.Lalu dia menjawab sendiri dengan berkata. "Kalau memang mereka mel
Baca selengkapnya

201. Terluka! Tapi Tak Berdarah

MAITHATARUN yang nyawanya telah diselamatkan oleh Dewi Awan Putih dari tangan maut Patandai alias Jin Bara Neraka yang adalah saudara kandungnya sendiri. Sang Dewi yang menunggangi awan putih raksasa ternyata membawa Maithatarun ke satu tempat tak jauh dari telaga dimana Si Jin Budiman dan Jin Terjungkir Langit berada."Dewi Awan Putih, aku berterima kasih kau lagi lagi telah menyelamatkan diriku dari bahaya maut!" berkata Maithatarun begitu dirinya yang masih terbungkus jala api biru diturunkan ke tanah."Tak perlu berterima kasih padaku..Karena nasib baik sebenarnya yang telah menolong dirimu!" jawab Dewi Awan Putih sambil tegak membelakangi Maithatarun."Aneh sekali sikapnya 'kali ini," kata Maithatarun dalam hati. "Suaranya ketus dan dia bicara tidak mau melihat padaku ""Kau tahu!" Dewi Awan Putih kembali membuka mulut sambil tetap berdiri membelakangi Maithatarun. "Aku      menolongmu karena aku butuh satu keterangan penting
Baca selengkapnya

201. Bagian 2

"Kami sudah mendengar. Sebelumnya dalam satu pertemuan dia juga telah mengatakan hal itu! Tapi siapa yang percaya! Seperti katamu tadi kehidupan para Dewi kini jauh dari suci! Entah siapa yang menghamili, Bintang yang difitnah! Keterlaluan!" Yang bicara adalah Bayu."Pemuda konyol bermulut seenaknya! Jika kalian tidak percaya silahkan datang ke Puri Kebahagiaan! Kalian saksikan sendiri apa yang terjadi dengan Bunda Dewi. Dia terbaring menderita malu besar dan sengsara berat!""Jika Bunda Dewi memang hamil tanpa adanya keributan, berarti dia sendiri ikut senang melakukan perbuatan itu! Mengapa kini persoalannya dibesar- besarkan? Bukankah kau menambah malu kaummu sendiri?" "Jika terbukti Bunda Dewi berlaku seperti itu dia pasti mendapat hukuman. Tapi sahabatmu Bintang tidak akan lolos dari tangan kami!"Sambil pegang bahu Maithatarun. Si Arya memandang pada Dewi Awan Putih dan berkata. "Dewi Awan Putih, kau memang wajib menyelidiki persoalan ini sampai tuntas. Me
Baca selengkapnya

201. Bagian 3

“Kaki bukit batu... Pohon-pohon tumbang... Sunyi. Di mana ini... Bagaimana aku bisa berada di tempat ini?” Bintang kembali memandang berkeliling. Dia coba mengingat-ingat. Seperti diceritakan dalam episode terdahulu, “Ruhrembulan”, sebelum dinikahkan oleh Ramahila, si nenek juru nikah itu telah memberi minuman yang disebut Embun Murni kepada Bintang. Akibat meneguk minuman aneh itu Bintang menjadi seperti hilang kesadarannya dan mau melakukan apa yang dikatakan si nenek. Bahkan dia tidak sadar kalau telah melakukan upacara pernikahan dengan Jin Santet Laknat yang berubah ke ujud aslinya, berupa seorang dara cantik jelita bernama Ruhrembulan.“Edan!” Bintang tepuk keningnya sendiri. “Otakku tak bisa bekerja! Jangan-jangan otakku sudah tak ada lagi dalam batok kepala!” Bintang jitak-jitak keningnya sendiri hingga mengeluarkan suara tuk... tuk... tuk. Pendekar ini lalu menyeringai sendiri. “Ah...! Dari bunyinya jelas otakku m
Baca selengkapnya

201. Bagian 4

Seperti dituturkan dalam episode “Badai Fitnah Di Negeri Jin”, demi menolong Ksatria Pengembara, Jin Santet Laknat mengikat Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab dengan ular jejadian yang sebenarnya adalah tali yang terbuat dari akar gantung pohon besar. Ilmu hitam si nenek ternyata berhasil membuat Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab tidak berdaya. Jin Santet Laknat kemudian melarikan Bintang, membawanya ke sebuah gubuk di satu bukit di mana dia memberikan pengobatan pada sang pendekar hingga sembuh. Begitu juga Pawungu. Ketika dia muncul dan hendak menolong Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab, Bayu dan Arya bersama Betina Bercula yang juga muncul tak terduga di tempat itu segera bertindak. Kakek satu ini berhasil mereka lumpuhkan dengan jalan menotok. Setelah itu baik Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab maupun Pawungu dipermainkan habis-habisan oleh ketiga orang itu. Pawungu dikencingi mulutnya oleh Arya sedang Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab pakaiannya sebelah bawah perut disusupi berbagai binatang
Baca selengkapnya

201. Bagian 5

“Na... na... na! Ni... ni... ni! Terima kasih! Begitulah sifat manusia. Ketika membutuhkan, mengemis bahkan menjilat pantat orangpun mau! Hik... hik! Tapi kalau sudah terlepas dari kesulitan, uhhh... Sombongnya minta ampun. Hik... hik... hik!” Sambil melangkah ke arah pohon besar di depannya Si Jin Sinting palsu terus nyerocos. “Orang bijak berkata bahwa orang tua-tua itu menjadi pegangan hati dan perasaannya, menjadi cermin otak dan jalan pikirannya, menjadi panutan sikap dan tindakannya. Tapi kalian berdua semakin tua semakin lupa diri. Tidak heran kalau berkat dan perlindungan para Dewa tidak sampai atas diri kalian! Musibah berkepanjangan. Tidak heran makhluk yang namanya Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab kini tidak punya kemampuan lagi untuk jadi tempat bertanya dan tempat mencari jawab! Na... na... na! Ni... ni... ni! Hik... hik!”Wajah Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab menjadi merah padam mendengar kata-kata Si Jin Sinting palsu itu. Bintang sendiri sem
Baca selengkapnya

201. Bagian 6

Menyusul berkelebat satu bayangan hitam, membuat gerakan Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab tertahan. Sosoknya sesaat seperti mengapung di udara lalu terdorong ke samping.Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab terkejut besar. Terlebih ketika dia melihat yang barusan memapaki serangan mautnya terhadap Ksatria Pengembara adalah si jubah hitam muka tengkorak tubuh jerangkong.“Makhluk salah ujud! Tempatmu seharusnya di neraka! Jadi kalau kau sesat datang kemari jangan berani mencampuri urusan orang!” Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab membentak marah. “Setahuku bukankah kau adalah guru Jin Santet Laknat. Kita memang tidak berada di satu pihak. Tapi adalah aneh kau membela pemuda asing yang menjadi musuh muridmu itu! Malah bukankah kau yang selama ini memberi perintah pada Jin Santet Laknat untuk menghabisi pemuda asing ini bersama teman-temannya?! Jangan memaksa diriku untuk ikut menghabisi dirimu saat ini juga!”Makhluk muka tengkorak yang dipanggil dengan s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
227228229230231
...
258
DMCA.com Protection Status