Share

201. Bagian 6

last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-13 01:02:51

Menyusul berkelebat satu bayangan hitam, membuat gerakan Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab tertahan. Sosoknya sesaat seperti mengapung di udara lalu terdorong ke samping.

Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab terkejut besar. Terlebih ketika dia melihat yang barusan memapaki serangan mautnya terhadap Ksatria Pengembara adalah si jubah hitam muka tengkorak tubuh jerangkong.

“Makhluk salah ujud! Tempatmu seharusnya di neraka! Jadi kalau kau sesat datang kemari jangan berani mencampuri urusan orang!” Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab membentak marah. “Setahuku bukankah kau adalah guru Jin Santet Laknat. Kita memang tidak berada di satu pihak. Tapi adalah aneh kau membela pemuda asing yang menjadi musuh muridmu itu! Malah bukankah kau yang selama ini memberi perintah pada Jin Santet Laknat untuk menghabisi pemuda asing ini bersama teman-temannya?! Jangan memaksa diriku untuk ikut menghabisi dirimu saat ini juga!”

Makhluk muka tengkorak yang dipanggil dengan s

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 2   201. Bagian 7

    “Sudah lama aku mendengar kehebatan pukulan sakti Bumi Langit Menghimpit Roh! Ternyata hanya ilmu kosong tak ada apa-apanya! Pawungu, apa kau masih punya daya menghadapiku barang dua tiga jurus lagi?!”Rahang Pawungu sampai menggembung dan keluarkan suara bergemeretak saking marahnya mendengar ejekan orang. Kakek ini jadi kalap.“Makhluk sesat keparat! Aku mengadu nyawa denganmu! Tempatmu di pusaran neraka! Aku akan kembalikan kau ke sana!”Wuuuttt!Tubuh Pawungu berkelebat. Sosoknya berubah menjadi bayang-bayang ungu. Dibarengi suara menggemuruh bayang-bayang ungu itu kemudian menebar menjadi lima, melabrak ke arah Sang Junjungan. Inilah serangan yang disebut Badai Lima Penjuru. Sosok Sang Junjungan seolah dihantam badai yang datang dari lima penjuru, semuanya melabrak dari arah depan!Makhluk muka tengkorak keluarkan teriakan keras. Lalu melompat setinggi dua tombak. Sambil menghindari serangan Badai Lima Penjuru orang ini

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13
  • Ksatria Pengembara Season 2   201. Bagian 8

    Kakek berjubah putih yang otaknya di atas kepala itu tersentak kaget Dia cepat menarik pulang tangannya ketika menyadari apa dan siapa yang melayang di hadapannya itu. Namun terlambat! Angin pukulan Membuhul Urat Mengikat Otot telah lebih dulu menerpa sosok yang melayang di depan Bintang. Begitu terkena sosok ini langsung kaku dan, buukkk! Jatuh bergedebuk keras di tanah!“Pawungu!” teriak Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab lalu dengan cepat dia jatuhkan diri menubruk sosok Pawungu yang tergelimpang di tanah dalam keadaan kaku. Mulutnya terbuka tapi suaranya yang keluar hanya suara megap-megap.Sang Junjungan tertawa mengekeh sambil rangkapkan tangan di depan dada. Dialah tadi yang telah melemparkan sosok Pawungu untuk dipakai sebagai tameng melindungi Ksatria Pengembara. Sebelumnya antara Pawungu dan Sang Junjungan kembali terjadi pertempuran hebat. Ternyata Pawungu tidak mampu menghadapi lawannya. Delapan jurus di muka dalam keadaan terdesak hebat, Sang Junjun

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13
  • Ksatria Pengembara Season 2   201. Bagian 9

    “Aku tidak pernah...”“Bicaraku belum habis!” menukas Sang Junjungan. “Jin Santet Laknat adalah muridku. Lebih dari itu dia telah kuanggap sebagai anak! Kalau kau kawin dengan dia bukankah berarti kau adalah menantuku? Yang juga bisa kuanggap sebagai anak pula?!”“Celaka... celaka!” keluh Bintang berulang-ulang. Air mukanya tampak pucat. Ketika makhluk muka tengkorak melangkah mendekatinya, mau tak mau Bintang bertindak mundur.“Anak muda, lekas kau berlutut di hadapanku. Aku mertuamu! Kau harus menaruh hormat dan patuh pada diriku! Ha... ha... ha!”Rasa takut membuat saat itu Bintang jadi kepingin kencing. Makhluk di hadapannya itu memiliki kesaktian luar biasa. Jika dia menolak berlutut makhluk itu pasti akan marah besar. Tapi jika dia mematuhi berlutut buntutnya bisa jadi panjang. “Sialan betul! Aku tidak tahu makhluk ini apa lelaki apa perempuan. Atau banci! Aku harus mencari akal...&rd

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13
  • Ksatria Pengembara Season 2   201. Bagian 10

    “Hai Guru, aku gembira kau telah menyirap apa yang terjadi di luaran sana. Hingga aku tidak perlu menutur berpanjang lebar. Mengenai perihal penyakitku, aku berhasil menemukan seorang pemuda asing dan dua kawannya. Konon mereka datang dari negeri manusia. Pemuda inilah yang telah memberitahu obat yang harus kumakan agar penyakit kentutku lenyap. Belasan tahun aku kentut terus-terusan tanpa bisa ditahan. Gara-gara ubi yang menjadi makanan satu-satunya selama aku berada di goa ini...”Di langit-langit goa kembali ada kelihatan bintik yang memancarkan sinar terang tadi. Lalu menyusul suara menggema dari makhluk yang dipanggil guru oleh si nenek. “Jadi penyakit kentutmu benar-benar telah lenyap Hai muridku?”“Lenyap habis seluruhnya memang tidak. Masih ada tertinggal sedikit. Tapi justru aku sengaja tak mau menghilangkannya. Karena terdengarnya indah bagus. Begitu kata pemuda yang menolongku itu...”Gema tawa sang guru yang dipang

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-14
  • Ksatria Pengembara Season 2   201. Bagian 11

    Mendengar penjelasan sang Guru, Jin Selaksa Angin pegang dan usap-usap bagian belakang kepalanya. Dia merasakan ada bagian kepala yang agak menonjol. Cidera luka yang telah sembuh dan meninggalkan bekas. Sang Guru teruskan ucapannya.“Namun... muridku, aku juga menaruh dugaan. Hilangnya daya ingatmu mungkin juga disebabkan oleh satu penderitaan sangat berat yang bersarang mulai dari hati sampai ke pikiranmu. Kemudian, ketika kau siuman kau mempunyai satu sifat aneh. Yakni suka akan warna dan benda apa saja yang berwarna kuning. Itu sebabnya kau membuat sendiri jubah berwarna kuning. Mengecat wajahmu dengan jelaga kuning. Memakai sunting dan subang serta kalung dan gelang warna kuning. Selama bertahun-tahun aku memberi pelajaran ilmu silat dan kesaktian padamu di dalam goa ini, aku berusaha menyembuhkan kesadaranmu. Tetapi tidak berhasil. Mungkin selama kau berada di luar sana ada sesuatu yang mampu membuat kau mengingat-ingat siapa dirimu sebenarnya?”Si ne

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-14
  • Ksatria Pengembara Season 2   201. Bagian 12

    Bintik terang di langit-langit goa yang berbentuk kerucut kelihatan bersinar menyilaukan. Lalu terdengar suara Sang Guru. “Muridku, saat ini aku belum bisa memperlihatkan diri. Dan aku tidak bisa berjanji kapan aku bisa terlihat oleh mata insani sepertimu. Harap kau tidak kecewa. Suatu kali kita pasti akan bertatap ujud. Selamat tinggal muridku. Datanglah ke goa ini jika kau menemukan sesuatu...”“Terima kasih Guru,” kata Jin Selaksa Angin lalu membungkuk sampai keningnya hampir menyentuh lantai goa. Karena duduk dalam sikap menungging si nenek tidak bisa menahan kentutnya. Akibatnya butt prett! Kentutnya memancar. Di langit-langit goa bintik terang lenyap, pertanda Jin Tanpa Bentuk Tanpa Ujud tak ada lagi di tempat itu.* * *Sebelum mengikuti apa yang akan dilakukan Jin Selaksa Angin alias Jin Selaksa Kentut setelah dia meninggalkan goa di teluk Pabuntusamudera itu, kita kembali pada Ruhcinta dan Ruhsantini. Seperti dikisa

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-14
  • Ksatria Pengembara Season 2   201. Bagian 13

    “Aku menyangsikan Hai Ruhsantini, apakah aku masih punya masa depan. Dari kehancuran masa silam apa yang bisa diambil sebagai pegangan masa depan. Dan sekarang aku mengalami nasib seperti ini...” Ruhcinta kembali menyeka air matanya.“Ruhcinta, siapakah gadis yang beruntung mempersuamikan pemuda itu?”Saat itu seperti terngiang kembali di telinga Ruhcinta suara lantang Ramahila si juru nikah. “Bintang dan Ruhrembulan. Kalian berdua telah aku nikahkan disaksikan langit dan bumi. Apa yang kalian ucapkan didengar oleh para Dewa dan semua roh yang tergantung antara langit dan bumi. Semoga kalian mendapat berkah. Saat ini kalian telah resmi menjadi suami istri.”Ruhcinta mendadak merasa sekujur tubuhnya menjadi dingin. Dia menggigil. Melihat ini Ruhsantini berkata. “Cuaca memang buruk akhir-akhir ini. Aku akan mencari kayu untuk menyalakan unggun. Biar goa ini menjadi hangat...”“Tidak usah Ruhsantini, aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-14
  • Ksatria Pengembara Season 2   201. Bagian 14

    “Aku setuju,” jawab Ruhcinta perlahan. Namun dalam hati gadis ini berkata. “Ruhsantini, kau tidak tahu atau mungkin berpura-pura tidak tahu. Saat ini aku bukan saja tenggelam dalam perasaan, tapi telah tenggelam dalam kehancuran. Sejak lama aku berputus asa karena tidak kunjung dapat mengungkap rahasia kehidupan diriku, tidak dapat menemukan di mana dan siapa sebenarnya ayahku. Dari kenyataan yang ada aku terlahir sebagai seorang anak dari dua kakak beradik. Perkawinan yang membawa malapetaka. Apakah aku ini masih pantas disebut manusia?”“Ruhcinta... apa yang ada dalam pikiran dan hatimu?” bertanya Ruhsantini ketika dilihatnya sepasang mata Ruhcinta tampak memandang sayu dan kosong.Ada sekelumit senyum menyeruak di bibir Ruhcinta. Dulu bibir itu merah merekah memancarkan kesegaran yang memikat. Kini bibir itu tampak pucat seolah tak berdarah. Tapi hanya sesaat. Di lain ketika Ruhsantini melihat sepasang mata gadis di hadapannya itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-14

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status