Semua Bab Ksatria Pengembara Season 2: Bab 1861 - Bab 1870

2578 Bab

181. Bagian 9

Setelah merasa mendapat ketinggian yang cukup, Bintang kemudian melepaskan kedua tangannya yang sejak tadi menggenggam kedua tangan Veninur ditali kekang. Kini Bintang menyerahkan sepenuhnya kendali Sembrani kepada Veninur.“Silahkan...” bisik Bintang lagi pelan. Lagi-lagi Veninur tersenyum mendengarnya.Berikutnya, Veninur yang memegang kendali. Dengan penuh ketakjuban melihat keadaan dari atas sana, Veninur benar-benar merasa seperti mimpi bisa menaiki seekor kuda terbang.“Hei...!” Bintang tiba-tiba terperanjat kaget saat Veninur melakukan satu manuver dengan berputar-putar diudara, kontan saja kedua tangan Bintang yang tadinya bebas langsung bergerak memeluk erat pinggang Veninur.Seerrr... Lagi-lagi Veninur merasakan desiran dan getaran aneh ditubuhnya saat Bintang memeluk dirinya dari belakang, ada perasaan hangat meringkupi sekujur tubuhnya yang kemudian berubah menjadi suatu perasaan yang sangat nyaman yang belum pernah dir
Baca selengkapnya

181. Bagian 10

Malam terus berjalan mengiringi lebatnya hujan yang membasahi bumi. Sesekali terdengar guntur menggelegar diiringi kilat yang menerangi langit.Disebuah gudang kecil yang tak terpakai, terlihat sepasang muda mudi yang tengah berlari memasukinya. Bila kita lihat lebih dekat, mereka adalah Bintang dan Veninur. Di tangan Veninur terlihat sebuah busur panah yang rupanya sudah berhasil mereka temukan. Sesaat keduanya terlihat menatap kearah luar dimana malam yang semakin gelap, hujan yang semakin lebat semakin menambah lengkapnya suasana malam itu.“Ayo kita masuk Veninur” ucap Bintang. Veninur hanya diam, tapi tetap mengikuti langkah Bintang yang terlebih dulu memasuki gudang tersebut.“Aowww..!” hampir saja Veninur melompat sangking kagetnya, ternyata gudang kecil yang sudah tak terpakai itu begitu banyak tikusnya. Bahkan didekat kakinya berseliweran tikus-tikus yang bagi Veninur sangat menjijikkan. Veninur langsung bersembunyi dibelakang Bi
Baca selengkapnya

181. Bagian 11

Bintang dapat merasakan nafas Veninur agak cepat.“Astaga! jangan-jangan dia ... “ pikir Bintang.“Peluk aku, Kang ... ” Veninur berbisik, hampir tak terdengar.Bintang renggangkan pelukan Veninur pada tubuhnya, terlihat Veninur masih menundukkan wajahnya. Dengan tangannya Bintang angkat lembut dagu halus Veninur. Kini kedua-duanya saling menatap satu sama lain, tatapan yang begitu penuh makna.Dalam jarak sedekat ini, Bintang dapat melihat dengan jelas kecantikan wajah Veninur yang begitu memikat dan mempesona. Terasa nafas harum Veninur menampar-nampar wajahnya, semakin membuat nafsu Bintang tergugah.Akhirnya, Bintang kuat juga menahan dirinya, ditundukkan wajahnya, Veninur justru memejamkan kedua matanya dengan bibir merekah, seakan menanti lumatan bibir Bintang pada bibir indahnya, dan ;“Uuffhhh....”.Perlahan Bintang menyentuh bibir Veninur dengan bibirnya. Nafas Veninur itu menyerbu wajahnya
Baca selengkapnya

181. Bagian 12

PAGI ITU, saat fajar baru saja menyingsing di ufuk timur, terlihat empat dari limo ayu tengah bergegas berjalan saling beriringan. Mereka adalah Ayu Valensia, Ayu Hanny, Ayu Qilla dan Ayu Mayrissa. Dari wajah ke-4nya yang tidak mengenakan cadar, tampak jelas ke-4nya sat ini sedang panik, gelisah.Ke-4nya berhenti tempat didepan pintu sebuah kamar. Ke-4nya terlihat saling pandang satu sama lain dan saling memberikan kode agar salah satu dari mereka mengetuk pintu itu. Ayu Hanny akhirnya maju kedepan.Kreaakk...Belum lagi Ayu Hanny mengetuk, pintu kamar itu sudah terbuka, seraut wajah cantik dan segar menyeruak dari balik pintu tersebut. Sosok yang tak lain adalah kakak tertua mereka, Ayu Rhenata.“Ada apa?” tanya Ayu Rhenata tampak heran melihat wajah adik-adik seperguruannya yang tampak panik.“Ada kejadian kak...” sahut Ayu Valensia cepat.“Kejadian? kejadian apa?”Ke-4 adik seperguruannya kembali
Baca selengkapnya

181. Bagian 13

Aula Pesangrahan Suci adalah sebuah aula yang biasa digunakan oleh Padepokan Dharma Semesta untuk melakukan pertemuan-pertemuan penting ataupun darurat. Di ruangan itu, hanya ada sebuah meja berbentuk bundar yang sangat besar, dimana disekeliling meja bundar itu hanya ada 10 kursi yang disusun mengikuti tekstur bundar meja tersebut.Dan kini kursi-kursi itu sudah tampak diisi oleh para ketua-ketua perguruan. Hanya satu kursi yang dibiarkan kosong karena memang khusus disediakan untuk Mahaguru Ummi Ayu.Diantara semua perguruan, hanya Perguruan Panah Dewa yang terlihat sibuk kasak kusuk sendiri.“Bagaimana?” tanya Dewa Panah.“Veninur tidak ada dikamarnya ketua”“Dimana anak itu?”“Sejak pesta malam tadi, Veninur memang sudah tidak terlihat lagi ketua, saya kira kembali ke kamarnya, ternyata tidak” ucap salah seorang murid Perguruan Panah Dewa. Dewa Panah tampak terdiam mendengar hal itu.
Baca selengkapnya

181. Bagian 14

Pembicaraan mulai berlangsung panas. Sementara itu dari pintu terlihat serombongan orang murid-murid Dewa Panah melangkah masuk, bersama mereka tampak pula sosok jelita Veninur. Dihadapan Dewa Panah, mereka semua menjura hormat.Dewa Panah dengan cepat memberikan kode kepada Veninur, putrinya untuk segera duduk disebelahnya.“Darimana saja kau Veninur, dari malam menghilang sampai pagi baru muncul”“Maaf bopo, Veninur kehujanan hingga akhirnya menginap disalah satu penginapan dikaki bukit ayu, baru pagi ini bisa kembali kemari” kata Veninur terpaksa berbohong.“Ya sudahlah, yang penting kau sudah pulang dengan selamat”Veninur tampak menatap keadaan disekitarnya, juga perdebatan panas antara Mahaguru Ummi Ayu dan Dewa Tombak.“Apa yang sebenarnya terjadi bopo?” tanya Veninur bingung.“Sttt! Jangan banyak bicara, saat ini keadaan sedang genting”“Genting?! ada apa
Baca selengkapnya

181. Bagian 15

Mahaguru Ummi Ayu dan ke-4 saudari seperguruannya yang lain, menyadari apa yang dilakukan oleh Ayu Qilla hanya untuk menolong Bintang dari keadaannya saat ini. Semua yang ada ditempat itu terdiam, keadaan seketika berubah sunyi ditempat itu.“Tuan Bintang, bagaimana menurut Tuan mengenai situasi ini?” tanya Dewa Pedang akhirnya angkat bicara.“Sejak memasuki tempat ini, saya memang sudah tidak merasakan lagi hawa keberadaan kedua pedang pusaka itu disini dan saya yakin Tuan-Tuan juga sudah mengetahui... menurut hemat saya, saya yakin orang yang telah mencuri kedua pedang pusaka itu tidak sekedar untuk pajangan ataupun hanya disimpan, orang itu pasti akan menggunakan kedua pedang pusaka itu untuk tujuan tertentu” kata Bintang berhenti sejenak. “Saat ini kita hanya bisa menunggu, buka mata buka telinga, dengarkan terus kabar dari dunia persilatan”“Ya, apa yang dikatakan Tuan Bintang memang benar”“Jika
Baca selengkapnya

182. Ratu Buaya Putih

Lembah kabut, demikian orang-orang menyebutnya, sebuah lembah yang selalu ditutupi kabut. Sehingga sangat jarang sekali ada manusia yang menjejakkan kakinya disana. Kalaupun ada, Jarang ada yang bisa keluar dari sana, entah karena kabut yang begitu tebal yang menutupi lembah itu sehingga sangat sulit untuk menemukan jalan kembali bila telah memasuki lembah tersebut, atau ada sebab lain. Banyak mitos yang beredar, kalau dibalik lembah kabut terdapat sebuah kerajaan lelembut, dan orang-orang yang tak kembali setelah memasuki lembah kabut tersebut, diduga telah ditangkap oleh para mahluk lelembut yang menjadi penunggu dilembah kabut tersebut.Bila kita melihat lebih dalam dan teliti, menembus ketebalan kabut yang menutupi lembah itu, terlihat disepanjang mata memandang, disekitar dan sekeliling lembah itu banyak sekali rawa-rawa yang berisi buaya-buaya berukuran besar, bahkan ada yang besarnya 2x ukuran buaya dewasa, hal ini mungkin dikarenakan lembah itu sangat jarah terjamah o
Baca selengkapnya

182. Bagian 2

Di dekatnya, tepatnya berada dibelakangnya. Tampak pula berdiri dua sosok gadis muda yang juga berparas sangat cantik. Sosok yang kiri adalah gadis cantik yang mengenakan pakaian kuning gading, tubuhnya terlihat sangatlah ramping, indah dan seksi. Di kepalanya tampak sebuah ikat kepala yang juga terbuat dari kulit buaya, sabuk pinggangnyapun juga terlihat terbuat dari kulit buaya. Dipunggungnya tampak tersampir sebilah pedang bergagang kepala buaya. Sedangkan sosok yang satunya lagi juga tak kalah cantiknya, mengenakan pakaian merah darah, juga mengenakan ikat kepala dan sabuk pinggang yang terbuat dari kulit buaya. Di punggungnya juga tampak tersampir sebilang pedang bergagang kepala buaya.Ketiganya tampak memperhatikan sosok wanita cantik bermahkota putih yang ada dihadapan mereka yang tampak masih terpejam dengan sosok anggunnya. Tak lama kedua, kedua mata indah yang terpejam itu terbuka. Wanita berparas cantik ini tampak menganggukkan kepalanya kearah ketiga orang yang t
Baca selengkapnya

182. Bagian 3

Bersamaan keduanya yang masih berusaha mengendalikan gerak mundur tubuh mereka, menjejakkan kaki kanan mereka dengan keras ketanah, seketika itu juga tubuh keduanya berputar-putar diudara laksana baling-baling.Sret! Sret!Hebat sekali. Kedua pedang itu dengan tepat masuk kedalam warangka yang ada dipunggung Sari dan Mavani yang masih berputar-putar diudara.Tapp...! Tapp...!Dan dengan mulus keduanya menjejakkan kaki ketanah, walaupun kemudian jatuh ketanah dengan satu kaki menekuk sedang lutut lainnya menyentuh tanah, sepertinya serangan yang dilancarkan oleh Ratu Buaya Putih tadi sudah cukup untuk melukai keduanya sehingga keduanya tak mampu bangkit berdiri untuk sesaat.Sari dan Mavani terlihat saling pandang satu sama lain.Tapp...! Hampir bersamaan keduanya saling mendorong telapak tangan masing-masing kesamping dan menyatu ditengah-tengah. Sedangkan satu tangan lain didepan dada. Kedua mata terpejam.Werrr... Werrr...!D
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
185186187188189
...
258
DMCA.com Protection Status