Pembicaraan mulai berlangsung panas. Sementara itu dari pintu terlihat serombongan orang murid-murid Dewa Panah melangkah masuk, bersama mereka tampak pula sosok jelita Veninur. Dihadapan Dewa Panah, mereka semua menjura hormat.
Dewa Panah dengan cepat memberikan kode kepada Veninur, putrinya untuk segera duduk disebelahnya.
“Darimana saja kau Veninur, dari malam menghilang sampai pagi baru muncul”
“Maaf bopo, Veninur kehujanan hingga akhirnya menginap disalah satu penginapan dikaki bukit ayu, baru pagi ini bisa kembali kemari” kata Veninur terpaksa berbohong.
“Ya sudahlah, yang penting kau sudah pulang dengan selamat”
Veninur tampak menatap keadaan disekitarnya, juga perdebatan panas antara Mahaguru Ummi Ayu dan Dewa Tombak.
“Apa yang sebenarnya terjadi bopo?” tanya Veninur bingung.
“Sttt! Jangan banyak bicara, saat ini keadaan sedang genting”
“Genting?! ada apa
Mahaguru Ummi Ayu dan ke-4 saudari seperguruannya yang lain, menyadari apa yang dilakukan oleh Ayu Qilla hanya untuk menolong Bintang dari keadaannya saat ini. Semua yang ada ditempat itu terdiam, keadaan seketika berubah sunyi ditempat itu.“Tuan Bintang, bagaimana menurut Tuan mengenai situasi ini?” tanya Dewa Pedang akhirnya angkat bicara.“Sejak memasuki tempat ini, saya memang sudah tidak merasakan lagi hawa keberadaan kedua pedang pusaka itu disini dan saya yakin Tuan-Tuan juga sudah mengetahui... menurut hemat saya, saya yakin orang yang telah mencuri kedua pedang pusaka itu tidak sekedar untuk pajangan ataupun hanya disimpan, orang itu pasti akan menggunakan kedua pedang pusaka itu untuk tujuan tertentu” kata Bintang berhenti sejenak. “Saat ini kita hanya bisa menunggu, buka mata buka telinga, dengarkan terus kabar dari dunia persilatan”“Ya, apa yang dikatakan Tuan Bintang memang benar”“Jika
Lembah kabut, demikian orang-orang menyebutnya, sebuah lembah yang selalu ditutupi kabut. Sehingga sangat jarang sekali ada manusia yang menjejakkan kakinya disana. Kalaupun ada, Jarang ada yang bisa keluar dari sana, entah karena kabut yang begitu tebal yang menutupi lembah itu sehingga sangat sulit untuk menemukan jalan kembali bila telah memasuki lembah tersebut, atau ada sebab lain. Banyak mitos yang beredar, kalau dibalik lembah kabut terdapat sebuah kerajaan lelembut, dan orang-orang yang tak kembali setelah memasuki lembah kabut tersebut, diduga telah ditangkap oleh para mahluk lelembut yang menjadi penunggu dilembah kabut tersebut.Bila kita melihat lebih dalam dan teliti, menembus ketebalan kabut yang menutupi lembah itu, terlihat disepanjang mata memandang, disekitar dan sekeliling lembah itu banyak sekali rawa-rawa yang berisi buaya-buaya berukuran besar, bahkan ada yang besarnya 2x ukuran buaya dewasa, hal ini mungkin dikarenakan lembah itu sangat jarah terjamah o
Di dekatnya, tepatnya berada dibelakangnya. Tampak pula berdiri dua sosok gadis muda yang juga berparas sangat cantik. Sosok yang kiri adalah gadis cantik yang mengenakan pakaian kuning gading, tubuhnya terlihat sangatlah ramping, indah dan seksi. Di kepalanya tampak sebuah ikat kepala yang juga terbuat dari kulit buaya, sabuk pinggangnyapun juga terlihat terbuat dari kulit buaya. Dipunggungnya tampak tersampir sebilah pedang bergagang kepala buaya. Sedangkan sosok yang satunya lagi juga tak kalah cantiknya, mengenakan pakaian merah darah, juga mengenakan ikat kepala dan sabuk pinggang yang terbuat dari kulit buaya. Di punggungnya juga tampak tersampir sebilang pedang bergagang kepala buaya.Ketiganya tampak memperhatikan sosok wanita cantik bermahkota putih yang ada dihadapan mereka yang tampak masih terpejam dengan sosok anggunnya. Tak lama kedua, kedua mata indah yang terpejam itu terbuka. Wanita berparas cantik ini tampak menganggukkan kepalanya kearah ketiga orang yang t
Bersamaan keduanya yang masih berusaha mengendalikan gerak mundur tubuh mereka, menjejakkan kaki kanan mereka dengan keras ketanah, seketika itu juga tubuh keduanya berputar-putar diudara laksana baling-baling.Sret! Sret!Hebat sekali. Kedua pedang itu dengan tepat masuk kedalam warangka yang ada dipunggung Sari dan Mavani yang masih berputar-putar diudara.Tapp...! Tapp...!Dan dengan mulus keduanya menjejakkan kaki ketanah, walaupun kemudian jatuh ketanah dengan satu kaki menekuk sedang lutut lainnya menyentuh tanah, sepertinya serangan yang dilancarkan oleh Ratu Buaya Putih tadi sudah cukup untuk melukai keduanya sehingga keduanya tak mampu bangkit berdiri untuk sesaat.Sari dan Mavani terlihat saling pandang satu sama lain.Tapp...! Hampir bersamaan keduanya saling mendorong telapak tangan masing-masing kesamping dan menyatu ditengah-tengah. Sedangkan satu tangan lain didepan dada. Kedua mata terpejam.Werrr... Werrr...!D
“Luar biasa Ratu, Dasendria Ungu milik Ratu sudah sedemikian sempurnanya” ucap Sari“Benar Ratu, benar-benar luar biasa” sambung Mavani.Ratu Buaya Putih hanya tersenyum dingin seraya menatap kearah eyang penghulu, dan bertanya ; “Bagaimana Penghulu?”“Sudah sempurna Ratu” jawab eyang penghulu singkat.-o0o-Malam itu di istana Ratu Buaya Putih.“Dasar laki-laki lemah, mati sajalah kau!” terdengar suara keras dari dalam sebuah kamar.“Aarrrkkhhh!” Disusul satu jeritan keras yang juga terdengar dari dalam kamar.Sementara itu diluar pintu kamar, tampak berdiri dua sosok jelita yang bila melihat wajah keduanya, mereka tak lain adalah Sari dan Mavani. Keduanya terlihat saling panang satu sama lain setelah mendengar jeritan keras dari dalam kamar tersebut.“Padahal lelaki itu sudah sangat perkasa Sari” ucap Mavani kepada Sari.
Penghulu Buaya Buntung sendiri langsung bangkit berdiri menyambut kedatangan Ratu Buaya Putih, tapi tidak ikut menjura hormat seperti siluman buaya yang lain. Ratu Buaya Putih tampak duduk disinggasana kebesarannya, sementara Sari dan Mavani tampak berdiri dikiri dan kanannya.Ratu Buaya Putih mengangkat tangan kirinya dan menghadapkan telapak tangan kirinya kedepan sebagai tanda menerima sembah hormat pada siluman buaya padanya. Para siluman buaya yang ada ditempat itu kembali duduk ditempatnya.Ratu Buaya Putih kemudian memandang kearah prajurit siluman buaya utusan ayahnya, Raja Siluman Buaya yang berada ditengah-tengah.“Bagaimana kabar Ayahanda?” tanya Ratu Buaya Putih. Untuk sesaat terlihat perubahan wajah dari utusan prajurit siluman buaya tersebut, dan hal ini sempat terlihat oleh beberapa orang ditempat itu, termasuk Ratu Buaya Putih sendiri.“Ma... Ma... Maharaja baik-baik saja Ratu”Kegugupan utusan prajurit silum
“Prajurit! Apa kau tau, siapa pendekar itu?” tanya Penghulu Buaya Buntung lagi.“Namanya Bintang, gelarnya didunia persilatan adalah Ksatria Pengembara”“Bintang... Ksatria Pengembara...” ulang Penghulu Buaya Buntung dan beberapa orang ditempat itu termasuk Ratu Buaya Putih. Tapi tentu saja nama Bintang dan gelar Ksatria Pengembara yang begitu termasyur tidak dikenal bagi bangsa siluman buaya yang sudah begitu lama tidak muncul ke permukaan. Sehingga gelar Ksatria Pengembara terasa asing bagi mereka, dan sepertinya hal ini cukup dipahami oleh utusan prajurit siluman buaya, karena itu segera dia menyambung ucapannya.“Dia adalah Yudha Manggala”“Yudha Manggala!” hampir semua yang ada ditempat itu mengulangi nama yang baru saja disebutkan oleh utusan prajurit siluman buaya tersebut. Jelas sekali wajah-wajah para siluman buaya sangat kaget dan terkejut, bahkan ada yang sampai pucat pasi mendengar na
Ayu Qilla memang gadis muda yang cantik dan menggoda, dan Bintang memang harus mengakui hal itu. Kecantikan dan kemolekan tubuhnya benar-benar bisa menggoda hasrat birahi setiap laki-laki yang memandangnya, apalagi saat Ayu Qilla mengenakan gaun hitam yang begitu seksi dan sangat serasi ditubuhnya, sungguh sangat menarik sekali. Pokoknya perfect! Bintang masih terpana dan menahan liurnya, ketika Ayu Qilla berkata ; “Lho kok bingung sich kang, kemari kang”.Dengan sedikit gugup Bintang menghampiri tempat tidurnya.“Kamu cantik sekali Qilla” kata Bintang lirih.“Kakang juga gagah dan tampan,” kata Qilla.Bintang teliti bagian tubuhnya satu persatu. Kedua bulatan gunung kembarnya yang cukup besar dan berwarna putih terlihat menggantung dengan indahnya, diantara keremangan Bintang masih dapat melihat dengan sangat jelas betapa indah kedua bongkah gunung kembarnya yang kelihatan begitu sangat montok dan kencang.&ldqu