Semua Bab Ksatria Pengembara Season 2: Bab 1701 - Bab 1710

2578 Bab

173. Bagian 23

Hari itu, Bintang masih tenggelam di alam tapa semedinya, duduk diatas sebuah gugusan batu besar ditepian pantai. Deru angin dan suara deru ombak berpadu menjadi satu membuat suara gemericik alam yang sangat khas dari lautan.Plassh .. !Seberkas cahaya muncul beberapa tombak dihadapan Bintang dan saat cahaya itu sirna, satu sosok tubuh sudah berdiri dihadapan Bintang. Harum semerbak bunga melati langsung tercium santer ditempat itu, Bintang yang masih tenggelam di alam tapa semedinya dapat mengetahui kalau yang muncul dihadapannya adalah seorang wanita, harum seperti harum semerbak Ratu Samudra, tapi tentu saja Bintang dapat membedakan mana harum semerbak istrinya, Ratu Samudra dan mana yang bukan, tapi Bintang yakin yang muncul dihadapannya saat ini bukanlah istri tercintanya, tapi masih berasal dari Istana Dasar Samudra, karena itulah Bintang masih tetap tenggelam di tapa semedinya.Sementara itu sosok yang baru saja muncul dihadapan Bintang memangla
Baca selengkapnya

173. Bagian 24

GUNUNG HALIMUN adalah sebuah gunung yang sudah sangat terkenal keangkerannya, dipercaya oleh banyak orang kalau Gunung Halimun merupakan tempat berdirinya kerajaan alam lelembut, karena hal ini pulalah, gunung ini hampir tak pernah dijamah oleh manusia, hanya orang-orang yang bosan hidupnya saja yang akan mendatangi gunung ini.Dugaan orang-orang memang tidak salah, karena Gunung Halimun merupakan gerbang masuk menuju ke istana kerajaan alam lelembut, kerajaan alam lelembut yang menjadi tempat tinggalnya Raja Alam Lelembut, tapi setelah Raja Alam Lelembut moksa, kedudukannya sebagai penguasa kerajaan alam lelembut digantikan oleh putri sulungnya yang bernama Ratu Dewi Kencana.Gunung Halimun berdiri kokoh dengan angkernya dikejauhan. Puncaknya yang tinggi selalu diselimuti kabut tebal. Lereng-lerengnya yang licin dan curam membuat Gunung Halimun hampir-hampir tidak pernah didatangi manusia. Namun di pagi itu, tampak dua sosok melesat
Baca selengkapnya

173. Bagian 25

Keadaan dan kehidupan di alam lelembut tidaklah jauh berbeda dari keadaan dan kehidupan manusia pada umumnya. Hanya saja yang membedakan adalah bentuk wujud, dimana para mahluk lelembut dialam lelembut memiliki berbagai macam bentuk dan rupa. Sedangkan untuk keadaan tidak jauh berbeda dikehidupan nyata, dimana terlihat disepanjang jalan yang Bintang lewati, begitu banyak bangunan-bangunan megah dengan berbagai macam mahluk lelembut yang menghuninya, sepertinya itu merupakan ibukotaraja istana alam lelembut.Dari kejauhan Istana Alam Lelembut sudah terlihat, sangatlah luar biasa besar dan megahnya. Di sepanjang perjalanan yang Bintang lewati, terlihat sosok Bintang menjadi perhatian bangsa alam lelembut, melihat pengawalan ke-6 prajurit lelembut penjaga pintu gerbang, bangsa alam lelembut yakin, kalau kedua orang yang ikut bersama ke-6nya bukanlah orang biasa.Di aula istana alam lelembut, terlihat belasan orang prajurit bangsa siluman lelembut baik itu yang berjenis ke
Baca selengkapnya

174. Persaingan & Pengorbanan

Air mata tetesi bumiGagalku denganmu merangkai hatiHilang cinta dibakar apiKerana kau telah mengingkari janji Sedang sayang-sayangnyaDiriku engkau tinggalkanKau buat aku meranaSengsara dibuai dusta Penggalan lirik lagu Gagal Merangkai Hati ini menggambarkan bagaimana perasaan hati Ayu Mayrissa saat ini. Hancur berkeping-keping tanpa sisa.Terlihat sosok Ayu Mayrissa yang saat ini berada disebuah tempat yang mirip sebuah kamar dengan fasilitas yang sangat lengkap, hanya saja ruangan yang mirip kamar itu tidak memiliki dinding, tapi dikelilingi oleh jeruji besi sehingga ruangan itu lebih mirip sebuah penjara daripada sebuah kamar.Salah satu fasilitas yang ada diruangan itu adalah sebuah peraduan besar yang indah dan megah, tapi diatasnya tampak sosok Ayu Mayrissa yang tengah menangis tersedu-sedu, entah sudah berapa lama Ayu Mayrissa menangis, Ayu Mayrissa sendiri ta
Baca selengkapnya

174. Bagian 2

Dari negeri alam lelembut siluman buaya, kita beralih ke negeri kerajaan alam lelembut yang dipimpin oleh Ratu Alam Lelembut, Dewi Kencana. Saat ini semua ksatria alam lelembut tengah berkumpul di aula istana alam lelembut. Di singgasana, tampak pula sosok Ratu Dewi Kencana dan Putri Aura Kencana. Semua perhatian tampak tengah tertuju kesuatu arah, dimana ditengah-tengah mereka, tepatnya dibawah undakan tangga menuju singgasana tempat Ratu Dewi Kencana dan Putri Aura Kencana berada, tampak berdiri sesosok lelaki muda tampan yang tak lain adalah Bintang. Sementara itu disebelah Bintang tampak pula berdiri sosok jelita Rara Jingga.Saat Bintang dan Rara Jingga memasuki ruangan aula pertemuan itu, semua ksatria negeri alam lelembut yang ada ditempat itu terlihat langsung bersujud hormat kepada Bintang, bahkan Ratu Dewi Kencana dan Putri Aura Kencana sendiri sampai ikut berdiri dari singgasana mereka untuk menyambut kedatangan Bintang. Ini pertama kalinya bagi B
Baca selengkapnya

174. Bagian 3

“Mari Gusti Yudha” ucap Ratu Dewi Kencana mengajak Bintang untuk mengikutinya.Ratu Dewi Kencana bersama Putri Aura Kencana, sedangkan disebelahnya Bintang dan Rara Jingga mengikuti iringan langkah keduanya, dibelakang mereka tampak pula dayang-dayang Ratu Dewi Kencana juga mengikuti mereka.Ratu Dewi Kencana membawa Bintang dan Rara Jingga kesebuah ruangan yang sangat indah dan megah, terlihat lantai dan dinding ruangan itu dibuat dengan kristal-kristal pualam putih yang sangat berkilau-kilau, ditengah-tengah ruangan itu tampak pula sebuah meja kecil dimana terlihat para dayang-dayang Ratu Dewi Kencana tengah sibuk mempersiapkan berbagai macam hidangan yang sangat banyak, tak perlu menunggu lama, meja itu kini sudah dipenuhi dengan berbagai macam hidangan yang beraneka ragam.“Mari, silahkan duduk Gusti Yudha” ucap Ratu Dewi Kencana mempersilahkan.“Silahkan ratu” ucap Bintang jutru mempersilahkan Rat
Baca selengkapnya

174. Bagian 4

Bintang kembali menolehkan pandangannya kearah Ratu Dewi Kencana yang masih tampak terdiam ditempat duduknya berada.“Gusti Yudha pasti sangat lelah setelah menempuh perjalanan jauh, beristirahatlah untuk malam ini disini Gusti Yudha, saya akan mencoba mencari informasi tentang hal ini.” ucap Putri Aura Kencana lagi. Kali ini Putri Aura Kencana tidak lagi mengirimkan suara batinnya, melainkan berbicara dengan lantang.Wajah jelita Ratu Dewi Kencana terlihat berubah dan langsung memalingkan pandangannya kearah Putri Aura Kencana, dalam tatapannya seperti mengandung arti yang hanya bisa dimengerti oleh keduanya.“Baiklah! Saya akan menginap semalam disini.. tolong putri carikan informasi yang berkaitan dengan Raja Siluman Buaya”“Baik Gusti Yudha” jawab Putri Aura Kencana lagi dengan cepat seraya tersenyum.Sepeninggal Bintang dan Rara Jingga.“Kau jangan macam-macam dengan
Baca selengkapnya

174. Bagian 5

Ke-4nya tampak berhenti didepan pintu kamar, dimana didepan pintu kamar juga tampak berjaga dua orang prajurit Ksatria Istana Lelembut. Kedua penjaga pintu kamar inipun dengan cepat menjura hormat kepada Bintang .“Putri Aura Kencana sudah menunggu Gusti Yudha didalam.. Silahkan masuk Gusti Yudha” ucap salah seorang penjaga pintu kamar seraya membukakan pintu kamar, Bintang mengangguk dan segera melangkah, Rara Jingga yang ada dibelakangnyapun ikut melangkah kedepan, tapi ;“Maaf.. Putri Aura Kencana hanya membolehkan Gusti Yudha yang masuk” ucap salah seorang prajurit Ksatria Istana Lelembut menahan tubuh Rara Jingga. Bintang yang ada didepan ikut menghentikan langkah melihat hal itu.“Tidak apa-apa Rara Jingga, tunggulah disini!” ucap Bintang tersenyum kearah Rara Jingga. Hal ini membuat mau tak mau Rara Jingga terpaksa harus menuruti apa yang diperintahkan oleh Bintang.Bintang sendiri sege
Baca selengkapnya

174. Bagian 6

Glek..!Bintang meneguk ludah melihat sosok indah Putri Aura Kencana dalam pandangannya. Sosok Putri Aura Kencana benar-benar begitu indah dalam pandangan Bintang. Putri Aura Kencana justru terlihat tersenyum melihat hal itu.Sesaat keduanya saling memandang satu sama lain.“Apakah gusti benar-benar ingin informasi tentang cara masuk ke alam lelembut siluman buaya ?!” tanya ucap Putri Aura Kencana dengan lembutnya, seperti disengaja saat berkata seperti itu Putri Aura Kencana mendenguskan nafasnya yang harum sedikit keras kewajah Bintang. Bintang tak mampu berkata apa-apa kecuali menganggukkan kepalanya. “Tapi ada syarat yang harus gusti penuhi terlebih dahulu” ucap Putri Aura Kencana lagi dengan tersenyum nakal.“Katakan!” jawab Bintang singkat.Putri Aura Kencana tersenyum, dan ;“Gusti harus bisa memuaskan hasratku” ucap Putri Aura Kencana dengan senyum nakalnya lagi. Bintang te
Baca selengkapnya

174. Bagian 7

Wajah Rara Jingga memang sudah memerah seperti kepiting rebus, karena mendengar suara rintihan dan desahan penuh kenikmatan dari dalam kamar yang Rara Jingga yakini berasal dari percumbuhan Putri Aura Kencana dan Gusti Yudhanya. Hal inilah yang membuat tubuh Rara Jingga bergetar, nafasnya terlihat tersengal-sengal tak menentu, keringat dingin tampak membanjiri wajah dan tubuhnya, bahkan tiba-tiba saja kedua lutut Rara Jingga terlihat goyah dan ;Brukkh..!Rara Jingga tak kuat lagi menopang berat tubuhnya, hingga tubuhnya langsung terjatuh kebawah, nafasnya terlihat sudah keluar satu persatu, seperti ikan yang kekurangan air, dari kepalanya terlihat samar-samar terlihat asap putih keluar, bahkan wajah Rara Jingga terlihat semakin memerah.Tak kuat menahan dirinya, Rara Jingga tiba-tiba saja bangkit dan berlari sekuat tenaganya meninggalkan tempat itu, diiringi senyum dan tawa para prajurit penjaga pintu kamar yang menatap kearah kepergiannya.Rara
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
169170171172173
...
258
DMCA.com Protection Status