Air mata tetesi bumiGagalku denganmu merangkai hatiHilang cinta dibakar apiKerana kau telah mengingkari janji
Sedang sayang-sayangnyaDiriku engkau tinggalkanKau buat aku meranaSengsara dibuai dusta
Penggalan lirik lagu Gagal Merangkai Hati ini menggambarkan bagaimana perasaan hati Ayu Mayrissa saat ini. Hancur berkeping-keping tanpa sisa.
Terlihat sosok Ayu Mayrissa yang saat ini berada disebuah tempat yang mirip sebuah kamar dengan fasilitas yang sangat lengkap, hanya saja ruangan yang mirip kamar itu tidak memiliki dinding, tapi dikelilingi oleh jeruji besi sehingga ruangan itu lebih mirip sebuah penjara daripada sebuah kamar.
Salah satu fasilitas yang ada diruangan itu adalah sebuah peraduan besar yang indah dan megah, tapi diatasnya tampak sosok Ayu Mayrissa yang tengah menangis tersedu-sedu, entah sudah berapa lama Ayu Mayrissa menangis, Ayu Mayrissa sendiri ta
Dari negeri alam lelembut siluman buaya, kita beralih ke negeri kerajaan alam lelembut yang dipimpin oleh Ratu Alam Lelembut, Dewi Kencana. Saat ini semua ksatria alam lelembut tengah berkumpul di aula istana alam lelembut. Di singgasana, tampak pula sosok Ratu Dewi Kencana dan Putri Aura Kencana. Semua perhatian tampak tengah tertuju kesuatu arah, dimana ditengah-tengah mereka, tepatnya dibawah undakan tangga menuju singgasana tempat Ratu Dewi Kencana dan Putri Aura Kencana berada, tampak berdiri sesosok lelaki muda tampan yang tak lain adalah Bintang. Sementara itu disebelah Bintang tampak pula berdiri sosok jelita Rara Jingga.Saat Bintang dan Rara Jingga memasuki ruangan aula pertemuan itu, semua ksatria negeri alam lelembut yang ada ditempat itu terlihat langsung bersujud hormat kepada Bintang, bahkan Ratu Dewi Kencana dan Putri Aura Kencana sendiri sampai ikut berdiri dari singgasana mereka untuk menyambut kedatangan Bintang. Ini pertama kalinya bagi B
“Mari Gusti Yudha” ucap Ratu Dewi Kencana mengajak Bintang untuk mengikutinya.Ratu Dewi Kencana bersama Putri Aura Kencana, sedangkan disebelahnya Bintang dan Rara Jingga mengikuti iringan langkah keduanya, dibelakang mereka tampak pula dayang-dayang Ratu Dewi Kencana juga mengikuti mereka.Ratu Dewi Kencana membawa Bintang dan Rara Jingga kesebuah ruangan yang sangat indah dan megah, terlihat lantai dan dinding ruangan itu dibuat dengan kristal-kristal pualam putih yang sangat berkilau-kilau, ditengah-tengah ruangan itu tampak pula sebuah meja kecil dimana terlihat para dayang-dayang Ratu Dewi Kencana tengah sibuk mempersiapkan berbagai macam hidangan yang sangat banyak, tak perlu menunggu lama, meja itu kini sudah dipenuhi dengan berbagai macam hidangan yang beraneka ragam.“Mari, silahkan duduk Gusti Yudha” ucap Ratu Dewi Kencana mempersilahkan.“Silahkan ratu” ucap Bintang jutru mempersilahkan Rat
Bintang kembali menolehkan pandangannya kearah Ratu Dewi Kencana yang masih tampak terdiam ditempat duduknya berada.“Gusti Yudha pasti sangat lelah setelah menempuh perjalanan jauh, beristirahatlah untuk malam ini disini Gusti Yudha, saya akan mencoba mencari informasi tentang hal ini.” ucap Putri Aura Kencana lagi. Kali ini Putri Aura Kencana tidak lagi mengirimkan suara batinnya, melainkan berbicara dengan lantang.Wajah jelita Ratu Dewi Kencana terlihat berubah dan langsung memalingkan pandangannya kearah Putri Aura Kencana, dalam tatapannya seperti mengandung arti yang hanya bisa dimengerti oleh keduanya.“Baiklah! Saya akan menginap semalam disini.. tolong putri carikan informasi yang berkaitan dengan Raja Siluman Buaya”“Baik Gusti Yudha” jawab Putri Aura Kencana lagi dengan cepat seraya tersenyum.Sepeninggal Bintang dan Rara Jingga.“Kau jangan macam-macam dengan
Ke-4nya tampak berhenti didepan pintu kamar, dimana didepan pintu kamar juga tampak berjaga dua orang prajurit Ksatria Istana Lelembut. Kedua penjaga pintu kamar inipun dengan cepat menjura hormat kepada Bintang .“Putri Aura Kencana sudah menunggu Gusti Yudha didalam.. Silahkan masuk Gusti Yudha” ucap salah seorang penjaga pintu kamar seraya membukakan pintu kamar, Bintang mengangguk dan segera melangkah, Rara Jingga yang ada dibelakangnyapun ikut melangkah kedepan, tapi ;“Maaf.. Putri Aura Kencana hanya membolehkan Gusti Yudha yang masuk” ucap salah seorang prajurit Ksatria Istana Lelembut menahan tubuh Rara Jingga. Bintang yang ada didepan ikut menghentikan langkah melihat hal itu.“Tidak apa-apa Rara Jingga, tunggulah disini!” ucap Bintang tersenyum kearah Rara Jingga. Hal ini membuat mau tak mau Rara Jingga terpaksa harus menuruti apa yang diperintahkan oleh Bintang.Bintang sendiri sege
Glek..!Bintang meneguk ludah melihat sosok indah Putri Aura Kencana dalam pandangannya. Sosok Putri Aura Kencana benar-benar begitu indah dalam pandangan Bintang. Putri Aura Kencana justru terlihat tersenyum melihat hal itu.Sesaat keduanya saling memandang satu sama lain.“Apakah gusti benar-benar ingin informasi tentang cara masuk ke alam lelembut siluman buaya ?!” tanya ucap Putri Aura Kencana dengan lembutnya, seperti disengaja saat berkata seperti itu Putri Aura Kencana mendenguskan nafasnya yang harum sedikit keras kewajah Bintang. Bintang tak mampu berkata apa-apa kecuali menganggukkan kepalanya.“Tapi ada syarat yang harus gusti penuhi terlebih dahulu” ucap Putri Aura Kencana lagi dengan tersenyum nakal.“Katakan!” jawab Bintang singkat.Putri Aura Kencana tersenyum, dan ;“Gusti harus bisa memuaskan hasratku” ucap Putri Aura Kencana dengan senyum nakalnya lagi. Bintang te
Wajah Rara Jingga memang sudah memerah seperti kepiting rebus, karena mendengar suara rintihan dan desahan penuh kenikmatan dari dalam kamar yang Rara Jingga yakini berasal dari percumbuhan Putri Aura Kencana dan Gusti Yudhanya. Hal inilah yang membuat tubuh Rara Jingga bergetar, nafasnya terlihat tersengal-sengal tak menentu, keringat dingin tampak membanjiri wajah dan tubuhnya, bahkan tiba-tiba saja kedua lutut Rara Jingga terlihat goyah dan ;Brukkh..!Rara Jingga tak kuat lagi menopang berat tubuhnya, hingga tubuhnya langsung terjatuh kebawah, nafasnya terlihat sudah keluar satu persatu, seperti ikan yang kekurangan air, dari kepalanya terlihat samar-samar terlihat asap putih keluar, bahkan wajah Rara Jingga terlihat semakin memerah.Tak kuat menahan dirinya, Rara Jingga tiba-tiba saja bangkit dan berlari sekuat tenaganya meninggalkan tempat itu, diiringi senyum dan tawa para prajurit penjaga pintu kamar yang menatap kearah kepergiannya.Rara
“Apa kau bisa membantu Gusti Yudha, Blorong ?”“Bisa putri, saya memiliki cara untuk masuk ke alam lelembut siluman buaya.”“Bagus.. Ku jamin kau takkan menyesal karena membantu Gusti Yudha, Blorong” ucap Putri Aura Kencana.“Memangnya kenapa putri ?” tanya Blorong dengan bingung, bukan menjawab apa yang ditanyakan Blorong kepadanya, Putri Aura Kencana justru terlihat tersenyum, lalu Putri Aura Kencana terlihat menyorongkan kaki kanannya yang jenjang kearah Blorong dan menyingkapkan kain dibagian pangkal pahanya.Wajah Blorong terlihat kembali berubah bahkan memerah saat melihat bekas-bekas merah disepanjang pangkal paha Putri Aura Kencana yang tentu saja Blorong mengetahui kalau bekas-bekas merah itu adalah bekas cupangan, wajah Blorong kembali semakin berubah memerah saat Putri Aura Kencana memperlihatkan dibagian atas kedua gunung kembarnya yang juga banyak bekas-bekas merah, yang terakh
Blorong sendiri langsung berbalik dan menekuk kaki kanannya sedang lutut kirinya menyentuh tanah dengan kedua telapak tangan yang menyatu didepan dada.“Blorong memberi hormat pada Ratu” ucap Blorong kepada sosok yang kini sudah melangkah mendekat kearah mereka.“Nyimas” Putri Aura Kencana ikut menjura hormat dengan merendahkan sedikit tubuhnya. Rupanya sosok yang baru saja datang tersebut adalah Ratu Dewi Kencana.Ratu Dewi Kencana sendiri terus melangkah melewati Blorong, Putri Aura Kencana sendiri tampak langsung memberikan jalan untuk kakaknya tersebut. Ratu Dewi Kencana kemudian duduk dikursi yang ada diruangan tersebut. Sementara Blorong masih dalam posisi menghormat, hanya kini berbalik arah menghadap kearah Ratu Dewi Kencana yang sudah duduk dikursi.“Bangunlah Blorong” ucap Ratu Dewi Kencana dengan penuh wibawanya. Blorongpun mengakhiri sikap hormatnya dan kembali duduk dihadapan Ratu Dewi Kencana dan Putri Aur