Semua Bab Ksatria Pengembara Season 2: Bab 1361 - Bab 1370

2578 Bab

162. Jago-Jago Bayaran

MALAM TELAH LARUT. Suasana hutan jati itu sungguh amat menyeramkan. Bulan yang tengah bersinar, tak sampai menyinari tanah di sekeliling hutan jati yang luas itu. Sinarnya hanya bisa menyinari pucuk-pucuk pohon jati saja. Suara binatang malam terdengar ramai. Dan di kejauhan terdengar suara srigala yang menakutkan. Dan suasana yang senyap dan menyeramkan itu tiba-tiba diganti oleh derap langkah kuda yang cepat. Debu-debu pun berterbangan. Nampak sebuah kereta kuda tengah melarikan diri dengan kencang. Saisnya dengan tergesa-gesa mengendalikan kekang kudanya. Cambuknya berkali-kali dia lontarkan kepada dua ekor kuda yang saling berhubungan untuk berlari dengan cepat."Hiyaaa! Hiyaaa!"Di dalam kereta kuda nampak sesosok tubuh yang sedang terkapar, entah mati entah hidup. Sang sais kuda terus memacu kuda keretanya dengan sangat cepat melewati hutan jati itu. Saat sudah keluar dari hutan jati itu, sebuah gerbang desa terlihat.Hieekk..!Kedua ekor kuda yang menjadi penarik kereta kuda it
Baca selengkapnya

162. Bagian 2

“Siapa kau? berani membuat kekacauan di Gelagah Ireng!” bentaknya dengan keras.Si sais kereta bukannya gentar, justru bangkit berdiri dari tempat duduknya dengan tangan berkacak pinggang, sebelah tangannya mengangkat bumbung tuak yang sejak tadi dibawanya.Gluk.. Gluk.. Gluk..!“Cepat suruh ki lurah keluar? aku membawa kabar buruk untuknya!” ucap si sais kereta acuh tak acuh dengan belasan centeng yang ada dihadapannya.“Siapa kau berani berlagak disini ha!” bentak ketua centeng bayaran itu lagi.“Aku Datuk Tuak. Cepat suruh ki lurah keluar!” ucap si sais kereta yang rupanya adalah Datuk Tuak.Mendengar nama Datuk Tuak disebutkan, sontak membuat belasan wajah centeng-centeng bayaran yang ada dihadapannya berubah. Tentu saja mereka kenal dengan nama besar Datuk Tuak yang sudah terkenal di dunia persilatan.“Parto! cepat panggil juragan kemari” ucap kepala centeng bayaran itu cepat kepada salah seorang anak buahnya yang ada didekatnya.“Ba..baik ketua!” ucap salah seorang centeng bayar
Baca selengkapnya

162. Bagian 3

“Apa yang terjadi padanya Datuk?”“Dia bertarung dengan putri Sigila Tuak yang bergelar Dewi Topeng Perak.. Dia kalah dan terkena pukulan ‘pemijar sukma’, sehingga sekarang Aryasuta seperti orang mati tapi hidup” jelas Datuk Tuak lagi.“Sigila Tuak! Dewi Topeng Perak!” ucap Juragan Suta. “Akan kubalas dendam putraku ini.” sambung Juragan Suta lagi dengan geram.“Sementara ini jangan berurusan dengan Sigila Tuak, Juragan Suta, jika ingin membalas dendam cukup pada putrinya saja. Sigila Tuak bagianku” ucap Datuk Tuak dengan sinis. “Saat ini Dewi Topeng Perak sedang berada di Desa Jati Wangi” sambung Datuk Tuak lagi.“Desa Jati Wangi” ulang Juragan Suta dengan penuh kegeraman.“Desa Jati Wangi” kembali Juragan Suta mengulangi nama Desa Jati Wangi dengan penuh kegeraman. Rahangnya menggeletuk, dan tangannya terlihat mengepal dan terdengar berderak menahan amarah.-o0o-Desa Jati Wangi. Beberapa hari setelah peristiwa tragis yang terjadi di Desa Jati Wangi, Bintang bersama para perangkat d
Baca selengkapnya

162. Bagian 4

“Kami jago-jago bayaran yang dibayar mahal oleh Lurah Gelagah Ireng untuk menangkapmu hidup atau mati!”“Lurah Gelagah Ireng.. Kenapa tidak dia saja yang kemari untuk menangkapku.. Apa dia tak punya nyali hingga mengandalkan kroco-kroco seperti kalian!”“Jangan pongah kau perempuan busuk, Lurah Gelagah Ireng telah mengirimkan jago-jago bayaran untuk menangkapmu” ucap ketua jago bayaran itu lagi, kali ini wajah Sekarwangi dari balik topeng peraknya tampak berubah.“Sebaiknya kau menyerah Dewi Topeng Perak.. Jika tidak, Desa Jati Wangi ini akan kami ratakan dengan tanah!” kembali ketua jago bayaran itu berucap dengan lantang. Sekarwangi sendiri kalau saja Bintang tak menahan dirinya, mungkin sudah dilabraknya kedepan.“Tenanglah Sekar.”“Sebaiknya kalian katakan pada majikan kalian Lurah Gelagah Ireng itu! urungkan niatnya! atau aku sendiri yang akan datang ke Gelagah Ireng untuk membuat perhitungan!” ucap Bintang tegas.“Kau siapa! berani ikut campur urusan kami ha!”“Dewi Topeng Perak
Baca selengkapnya

162. Bagian 5

Memasuki jurus ke 51, tiba-tiba saja Begal racun yang sejak semula begitu bersemangat melancarkan serangannya kini terlihat langsung menghentikan gerakannya, sosok Begal racun sudah bermandi keringat disekujur tubuhnya, tenaganya benar-benar terkuras.“Bagaimana Begal racun, apakah pertarungan ini masih perlu dilanjutkan..”. ucap Bintang dengan senyuman sinis.“Jangan kau kira sudah menang.. ingin kulihat apakah kau bisa menghindari kematianmu dari ajianku ini”. ucap Begal racun lagi seraya mengambil sikap duduk bersemedi, cambuk diletakkan dipangkuan dan kedua tangannya mengatup didepan kedua dadanya dan terlihat kedua matanya terpejam seraya berkomat kamit membaca mantra. Ditempatnya Bintang hanya menatap seksama kearah sosok Begal racun.“Dia terlalu memaksakan diri”. batin Bintang lagi. Dan lagi-lagi wajah Bintang berubah saat dari kedua tangan Begal racun yang terkatup
Baca selengkapnya

162. Bagian 6

Begal racun terlihat masih mampu mengangkat wajahnya, terlihat darah sudah bersimbah disekujur wajahnya.“Siia..siapa kkaau?!”. hanya itu yang sempat terucap dari bibir Begal racun setelah tubuhnya langsung tersungkur. Diam. Rupanya Hawa Rembulan Dingin yang dipergunakan Bintang tadi telah membuat Begal racun harus kehilangan nyawanya. Ditempatnya lagi-lagi Bintang hanya dapat menarik napas beratnya, karena jauh didasar hatinya Bintang tak menginginkan hal itu terjadi.Sementara itu sisa anak buah begal racun yang melihat kematian ketua mereka, tanpa menunggu waktu lagi, langsung memutar kuda mereka dan menggebahnya dengan cepat meninggalkan tempat itu.“Kakang tidak apa-apa?”. sebuah suara membuat wajah Bintang berpaling dan terlihat Bintang tersenyum melihat Sekarwangi yang sudah mendekatinya.“Kakang tidak apa-apa sekar”. Sejenak terlihat kedua-duanya saling menatap kearah
Baca selengkapnya

162. Bagian 7

Sekarwangi berteriak dengan keras hingga membuat belasan orang pemuda Desa Jati Wangi yang memang sudah mulai kelelahan, langsung melompat mundur, Bayan sangkuripun bahkan ikut melompat mundur.Sekarwangi sendiri melangkah kedepan dan beberapa tombak dihadapan pendekar bertanjak, Sekarwangi berhenti. Pendekar bertanjak tampak mengalihkan pandangannya kearah sosok Sekarwangi yang mengenakan topeng perak diwajahnya.“Pasti kau yang berjuluk Dewi Topeng Perak!”“Benar, aku Dewi Topeng Perak, kau siapa? kenapa buat keonaran di Desa Jati Wangi!”“Aku si Badak Kulon.. Lurah Gelagah Ireng memberikan imbalan yang sangat besar untuk penangkapan dirimu Dewi Topeng Perak!” ucap pendekar bertanjak memperkenalkan namanya sebagai si Badak Kulon sekaligus menyampaikan maksud dan tujuannya.“Lakukan kalau kau mampu!” tantang Sekarwangi tak gentar.“Baik, bersiaplah!” ucap Si Badak
Baca selengkapnya

162. Bagian 8

Bahkan ;Crakkk..Crakkk! Rantai bola besinya terlihat langsung terpotong-potong, seperti dipotong oleh sesuatu yang amat tajam dan belum lagi hilang rasa terkejutnya.Dagghhhh..!Satu tendangan yang amat keras dilepaskan oleh Dewi Topeng Perak hingga dengan telak menghantam tubuh si Badak Kulon, tapi jangankan terpental, bergeming saja tidak si Badak Kulon.Sekarwangi yang melihat tendangannya tak berarti apa-apa bagi lawannya kembali mengibaskan tangannya kearah si Badak Kulon.Wuuutttt... Wuuutttt...!Sekarwangi melepaskan pedang anginnya kearah si Badak Kulon. Dua cahaya merah yang berasal dari pedang angin milik Sekarwangi berkiblat kearah si Badak Kulon.Dagghhhh.. Dagghhhh..!Jurus pedang angin milik Dewi Topeng Perak dengan telak menghantam dada si Badak Kulon, tapi lagi-lagi kedua mata indah Dewi Topeng Perak terperangah, sosok si Badak Kulon masih berdiri dengan tegar tanpa terluka sedikitpun
Baca selengkapnya

162. Bagian 9

“Sudah enakan kang” ucap Sekarwangi tersenyum. Bintang tersenyum lalu menurunkan sosok Sekarwangi dari pondongannya.“Tunggulah disini Sekar, biar kakang yang memberi pelajaran untuk badak langka itu!” ucap Bintang, Sekarwangi hanya tersenyum mendengar selorohan Bintang. Bintang kemudian melangkah kearah si Badak Kulon. 3 tombak dihadapan si Badak Kulon, Bintang menghentikan langkahnya.“Siapa kau kisanak?!”“Aku Ksatria Dari Setyo Kencana” jawab Bintang singkat.“Setyo Kencana.” ulang si Badak Kulon dengan wajah berubah, siapa yang tak mengenal nama besar Kerajaan Setyo Kencana, apalagi Gusti Prabu Setyo Kencana yang merupakan ketua dunia persilatan, Ksatria Pengembara, tentu saja si Badak Kulon sudah pernah mendengarnya, tapi sayang si Badak Kulon tidak tau kalau yang ada dihadapannya saat ini adalah Gusti Prabu Setyo Kencana alias Ksatria Pengembara.
Baca selengkapnya

162. Bagian 10

“Aku mengakui kekuatan ilmu tubuh badakmu si Badak Kulon, tapi seperti yang kubilang tadi, bagi pendekar-pendekar Setyo Kencana, kekuatan tubuh badakmu itu bukan apa-apa” jawab Bintang dengan penuh ketenangan.“Jangan hanya bicara, coba buktikan?!”“Baik, akan kukalahkan kau Badak Kulon.. hanya dengan satu pukulanku saja”“Satu pukulan, jangan sesumbar kau!”“Aku tidak sesumbar, jika aku tak bisa membuktikan ucapanku, silahkan kau bawa aku dan istriku kehadapan lurah Gelagah Ireng itu” ucap Bintang lagi. Kali ini si Badak Kulon tampak tersenyum.“Baik, akan kupegang kata-katamu, jika aku kalah, aku akan memanggilmu guru!” ucap si Badak Kulon lagi seraya bangkit berdiri dengan tegap.Bintang melangkah kearah si Badak Kulon, hal ini tentu saja mengherankan semua orang yang ada ditempat itu, bukankah Bintang akan menyerang si Badak Kulon, tapi ken
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
135136137138139
...
258
DMCA.com Protection Status