Semua Bab Ksatria Pengembara Season 2: Bab 1371 - Bab 1380

2578 Bab

162. Bagian 11

“Bagaimana Badak Kulon?”Bukannya mengangkat wajahnya, si Badak Kulon tiba-tiba saja menghaturkan hormatnya dihadapan Bintang seraya berkata ; “Guru.” ternyata si Badak Kulon cukup ksatria untuk menepati ucapannya bila kalah akan memanggil Bintang dengan sebutan guru.Bintang tersenyum melihat sikap ksatria si Badak Kulon. Lalu Bintang segera membantu si Badak Kulon untuk bangkit, tapi si Badak Kulon menolaknya, dengan kekuatannya yang tersisa, si Badak Kulon kini bangkit dan menatap kearah Bintang dengan tatapan penuh arti.“Kau tak perlu memanggilku guru, Badak Kulon”“Lodaya.. itu nama saya” ucap si Badak Kulon memperkenalkan namanya.“Lodaya.. jika aku memintamu untuk mengabdikan dirimu pada Setyo Kencana.. Apakah kau bersedia?” apa yang ditawarkan oleh Bintang membuat Lodaya mengerutkan kening. Ditatapnya sosok Bintang dengan seksama.“Siapakah tuan ini sebenarny
Baca selengkapnya

162. Bagian 12

Malam itu keadaan Desa Jati Wangi terlihat sepi, tapi beberapa rombongan pemuda terlihat tengah melakukan ronda hilir mudik kesana kemari. Bintang mempercayakan Bayan Sangkuri dan Lodaya untuk mengatur semuanya, sehingga Bintang dan Sekarwangi bisa menikmati kebersamaan mereka lebih banyak dipondok yang telah dipersiapkan untuk keduanya didekat gerbang desa.Didalam gubuk, dua sosok tubuh tampak tengah terbaring diatas ranjang yang cukup besar untuk mereka berdua, sang lelaki yang tak lain adalah Bintang sudah tampak bertelanjang dada tampak tengah berbaring miring menghadap kearah sosok jelita wanita yang ada didekatnya yang tak lain adalah Sekarwangi.“Sekar cantik sekali malam ini, sungguh beruntung kakang memiliki istri seperti Sekar.” Ucap Bintang hingga membuat Sekarwangi tersenyum tersipu. Tak bosan-bosan Bintang membelai wajah cantik nan jelita itu.“Oh ya kang.. boleh Sekar bertanya sama kakang.. sesuatu yang selalu membuat Se
Baca selengkapnya

162. Bagian 13

Tung.. Tung..! Tung..!! Tung..!suara pentungan bertalu-talu memecah kesunyian pagi di Desa Jati Wangi. Hal ini pula yang kemudian membuat kegemparan diantara penduduk Desa Jati Wangi, semua tampak keluar rumah untuk mencari tau darimana asal suara pentungan itu.Tung..! Tung..!! Tung..!Kembali terdengar suara pentungan bertalu-talu, dan ternyata berasal dari 2 arah, arah gerbang selatan dan arah gerbang utara Desa Jati Wangi.Sosok Bintang dan Sekarwangi sendiri tampak baru keluar dari pondok mereka, terlihat wajah keduanya yang sangat menyegarkan, hal ini tentu saja dikarenakan percumbuan malam tadi yang telah keduanya lakukan dengan sangat memuaskan. Bintang dan Sekarwangipun kini dapat mendengar suara pentungan itu dari dua arah yang berbeda.“Kemana kita kang.. apa kakang ke utara, Sekar keselatan” ucap Sekarwangi memberi saran. Bintang tampak menggeleng.“Tidak, kita keutara, diselatan suda
Baca selengkapnya

162. Bagian 14

Cringg!Bayan Sangkuri mencabut golok yang sejak tadi ada ditangannya. Sementara Tengkorak Kilat sendiri masih tampak tenang-tenang saja berdiri ditempatnya, tanpa mencabut goloknya.“Hyyaattt!”Bayan Sangkuri menyerang terlebih dulu dengan golok ditangan, tak tanggung-tanggung, Bayan Sangkuri langsung mengincar kepala si Tengkorak Kilat. Tapi dengan sangat tenang sekali, Tengkorak Kilat tampak menarik mundur kepalanya, hingga tebasan Bayan Sangkuri hanya menebas angin, tapi Bayan Sangkuri tak menghentikan serangannya begitu saja, kini perut Tengkorak Kilat yang menjadi sasarannya, Tengkorak Kilat kembali bergerak cepat dengan mundur satu tapak kebelakang, kembali serangan Bayan Sangkuri hanya menebas angin.Selanjutnya Bayan Sangkuri terus melancarkan serangannya kepada Tengkorak Kilat yang lama kelamaan terlihat mulai terdesak juga, karena sejauh ini Tengkorak Kilat hanya terlihat menghindar saja. Beberapa kali serangan golok Bayan Sangkuri
Baca selengkapnya

162. Bagian 15

Tengkorak Kilat sendiri terlihat menatap sosok Bintang dan Sekarwangi dengan seksama.“Apa kau Dewi Topeng Perak?!” tanya Tengkorak Kilat dengan jumawa kepada Sekarwangi.“Benar.. aku Dewi Topeng Perak” jawab Sekarwangi tak gentar.“Aku ingin menyampaikan pesan dari ki lurah Gelagah Ireng.. saat ini serombongan besar jago-jago bayaran sedang menuju ke Lembah Bambu untuk menangkap ayahmu hidup atau mati” ucap Tengkorak Kilat lagi, wajah Sekarwangi dibalik topeng perak yang dikenakannya tampak berubah. Sekarwangi cemas mendengar hal itu, lalu berpaling kearah Bintang yang ada disebelahnya. Bintang sendiri terdiam memikirkan hal itu.“Lebih baik kau menyerah Dewi Topeng Perak” sambung Tengkorak Kilat lagi.“Biarkan Sekar kembali ke Lembah Bambu kakang, kakang biarlah disini dulu untuk berjaga-jaga” ucap Sekarwangi tiba-tiba hingga mengejutkan Bintang. Bintang memang sedang m
Baca selengkapnya

162. Bagian 16

Tengkorak Kilat segera mempersiapkan dirinya.Hiaaah..!Wutttt.. wuttt.. wuttt..!Bintang melesat kearah Tengkorak Kilat dengan Keris Kyai Guntur."Hiyaaah..!"Wusss..!Tengkorak Kilatpun tak ingin ketinggalan, ikut melesat kedepan.Trangg... Trangg... Trangg!Keris dan golok beradu sehingga menimbulkan pijaran bunga api. Selanjutnya Bintang dan Tengkorak Kilat terus bertarung sengit dengan senjata masing-masing ditangan.Beberapa jurus berikutnya, Tengkorak Kilat dibuat heran juga terkejut, karena pergerakan jurus lawan sangat mirip dengan jurusnya, lawannya juga menggunakan kedua tangan untuk menggunakan keris dalam menyerang.Trangg... Trangg... Trangg!Hal ini bukan saja mengejutkan Tengkorak Kilat, tapi seluruh anak buahnya juga para pemuda Desa Jati Wangi yang masih ada ditempat itu terkejut melihat persamaan gerak jurus yang dipergunakan oleh Bintang dan Tengkorak Kilat. Walauberbed
Baca selengkapnya

162. Bagian 17

Malam itu, Bintang meminta Ki Parung untuk menghadapnya, bersama beberapa orang pemuda Ki Parung datang menghadap. Dihadapan Bintang mereka semua langsung menjura hormat.“Ki Parung.. Perintahkan beberapa orang pemuda desa ini untuk membawa surat ini ke Setyo Kencana” ucap Bintang seraya memberikan sebuah gulungan surat kepada Ki Parung. Ki Parung segera menerimanya. “Pilih kuda terkuat agar surat ini cepat sampai ke Setyo Kencana” sambung Bintang lagi.“Saya tau jalan pintas yang cepat untuk sampai ke Setyo Kencana Gusti Prabu, saya sendiri dan beberapa orang pemuda yang akan mengantarkan surat ini ke Setyo Kencana.” jawab Ki Parung hingga membuat Bintang mengangguk.“Kepada siapa surat ini nanti akan saya berikan Gusti Prabu?” sambung Ki Parung lagi.“Mahapatih Setyo Kencana, namanya Mahapatih Suryo Barata.. bawa tanda kerajaan ini sebagai bukti kalau Ki P
Baca selengkapnya

162. Bagian 18

“Tyas bisa memijit?”“Setiap gadis desa seperti hamba, tentu saja bisa memijit Gusti Prabu.” ucap Tyas seraya bangkit dan mengajak Bintang kearah ranjang, Tyas sendiri kini berjalan memutari Bintang dengan lututnya hingga tiba dibelakang punggung Bintang, lalu mulai memijat kedua belah pundak Bintang dengan lembutnya. Bintang hanya terdiam, kemudian Bintang disuruh duduk menyamping dan Tyas duduk di belakang Bintang sambil mulai memijat lagi.Setelah cukup lama ; “Gimana, enak nggak pijitan hamba Gusti Prabu?” Tanya Tyas sambil tangannya terus memijat Bintang. Bintang hanya mengangguk pelan.“Biar lebih enak, pakaiannya dibuka aja Gusti Prabu..,” kata Tyas kemudian. Seperti kena sihir Bintang menurut saja dan hanya diam saja  saat Tyas mulai melepaskan pakaian yang Bintang kenakan. Setelah itu Tyas kembali memijat Bintang. Sekarang tidak lagi hanya pundak Bintang, tapi mulai memijat punggung dan kadang pinggan
Baca selengkapnya

162. Bagian 19

Terlihat bukit venus yang menggairahkan. Lalu Bintang julurkan tangannya yang panjang mencoba meraih liang surga yang tersembunyi di bawah pantat ranum putih miliknya. Dan tersentuh oleh Bintang daging halus sedikit berbulu yang telah basah oleh cairan tanda siap untuk bercinta!“Ohh Tyas.. hh kamu ..,” ucap Bintang terbata-bata. “Hmm.. hmm..” Kata-kata Bintang dijawab Tyas dengan hisapan yang lebih cepat dan liar terasa cepat melumat seluruh area bawahnya.“Uhh.. mmhh.. ohh.. yeahh!!” Keduanya saling mengerang, merintih, menikmati sentuhan masing-masing sampai akhirnya Tyas tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke wajah Bintang. Tyas mulai menciumi dan melumat bibir Bintang dengan bibirnya yang merah basah dengan sangat kuat dan ganas, sepertinya rangsangan birahi sudah sangat dahsyat menghampirinya.Bintang balas ciumannya sambil dipeluk dan dielus punggung mulus dan rambutnya yang tergerai di belakang.“Hmmhh..”
Baca selengkapnya

162. Bagian 20

Demikian Bintang lakukan hal itu sekian lama, kemudian pada suatu saat Tyas berusaha membebaskan dirinya dari sergapan mulut Bintang, Tyas menarik sebuah bantal kecil yang tadi menjadi ganjal kakinya untuk mengangkang, Bintang dimintanya duduk di bantal itu. Begitu Bintang duduk, Tyas kembali memagut area bawah Bintang dengan mulutnya secara lembut. Tapi itu tidak lama, karena Tyas kemudian memegang area bawah yang sudah tidak sabar mencari pasangannya itu.Tyas membimbingnya masuk dan ia duduk di atas pangkuan Bintang, maka begitu area bawah Bintang amblas, terdengar jeritan kecil yang menandai kenikmatan yang ia dapatkan. Bintang juga merasakan kehangatan mengalir mulai ujung area bawah dan mengalir ke setiap aliran darah. Tyas memegangi pundak Bintang dan menggerakkan pinggulnya yang indah dengan gerakan serupa spiral. Naik turun dan memutar dengan pelan tapi bertenaga.Dengan suasana seperti itu, rasanya Bintang tidak ingin membiarkan setiap hal yang menimbulkan ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
136137138139140
...
258
DMCA.com Protection Status