Share

162. Bagian 13

last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-22 01:01:53

Tung.. Tung..! Tung..!! Tung..!

suara pentungan bertalu-talu memecah kesunyian pagi di Desa Jati Wangi. Hal ini pula yang kemudian membuat kegemparan diantara penduduk Desa Jati Wangi, semua tampak keluar rumah untuk mencari tau darimana asal suara pentungan itu.

Tung..! Tung..!! Tung..!

Kembali terdengar suara pentungan bertalu-talu, dan ternyata berasal dari 2 arah, arah gerbang selatan dan arah gerbang utara Desa Jati Wangi.

Sosok Bintang dan Sekarwangi sendiri tampak baru keluar dari pondok mereka, terlihat wajah keduanya yang sangat menyegarkan, hal ini tentu saja dikarenakan percumbuan malam tadi yang telah keduanya lakukan dengan sangat memuaskan. Bintang dan Sekarwangipun kini dapat mendengar suara pentungan itu dari dua arah yang berbeda.

“Kemana kita kang.. apa kakang ke utara, Sekar keselatan” ucap Sekarwangi memberi saran. Bintang tampak menggeleng.

“Tidak, kita keutara, diselatan suda

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 2   162. Bagian 14

    Cringg!Bayan Sangkuri mencabut golok yang sejak tadi ada ditangannya. Sementara Tengkorak Kilat sendiri masih tampak tenang-tenang saja berdiri ditempatnya, tanpa mencabut goloknya.“Hyyaattt!”Bayan Sangkuri menyerang terlebih dulu dengan golok ditangan, tak tanggung-tanggung, Bayan Sangkuri langsung mengincar kepala si Tengkorak Kilat. Tapi dengan sangat tenang sekali, Tengkorak Kilat tampak menarik mundur kepalanya, hingga tebasan Bayan Sangkuri hanya menebas angin, tapi Bayan Sangkuri tak menghentikan serangannya begitu saja, kini perut Tengkorak Kilat yang menjadi sasarannya, Tengkorak Kilat kembali bergerak cepat dengan mundur satu tapak kebelakang, kembali serangan Bayan Sangkuri hanya menebas angin.Selanjutnya Bayan Sangkuri terus melancarkan serangannya kepada Tengkorak Kilat yang lama kelamaan terlihat mulai terdesak juga, karena sejauh ini Tengkorak Kilat hanya terlihat menghindar saja. Beberapa kali serangan golok Bayan Sangkuri

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-22
  • Ksatria Pengembara Season 2   162. Bagian 15

    Tengkorak Kilat sendiri terlihat menatap sosok Bintang dan Sekarwangi dengan seksama.“Apa kau Dewi Topeng Perak?!” tanya Tengkorak Kilat dengan jumawa kepada Sekarwangi.“Benar.. aku Dewi Topeng Perak” jawab Sekarwangi tak gentar.“Aku ingin menyampaikan pesan dari ki lurah Gelagah Ireng.. saat ini serombongan besar jago-jago bayaran sedang menuju ke Lembah Bambu untuk menangkap ayahmu hidup atau mati” ucap Tengkorak Kilat lagi, wajah Sekarwangi dibalik topeng perak yang dikenakannya tampak berubah. Sekarwangi cemas mendengar hal itu, lalu berpaling kearah Bintang yang ada disebelahnya. Bintang sendiri terdiam memikirkan hal itu.“Lebih baik kau menyerah Dewi Topeng Perak” sambung Tengkorak Kilat lagi.“Biarkan Sekar kembali ke Lembah Bambu kakang, kakang biarlah disini dulu untuk berjaga-jaga” ucap Sekarwangi tiba-tiba hingga mengejutkan Bintang. Bintang memang sedang m

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-22
  • Ksatria Pengembara Season 2   162. Bagian 16

    Tengkorak Kilat segera mempersiapkan dirinya.Hiaaah..!Wutttt.. wuttt.. wuttt..!Bintang melesat kearah Tengkorak Kilat dengan Keris Kyai Guntur."Hiyaaah..!"Wusss..!Tengkorak Kilatpun tak ingin ketinggalan, ikut melesat kedepan.Trangg... Trangg... Trangg!Keris dan golok beradu sehingga menimbulkan pijaran bunga api. Selanjutnya Bintang dan Tengkorak Kilat terus bertarung sengit dengan senjata masing-masing ditangan.Beberapa jurus berikutnya, Tengkorak Kilat dibuat heran juga terkejut, karena pergerakan jurus lawan sangat mirip dengan jurusnya, lawannya juga menggunakan kedua tangan untuk menggunakan keris dalam menyerang.Trangg... Trangg... Trangg!Hal ini bukan saja mengejutkan Tengkorak Kilat, tapi seluruh anak buahnya juga para pemuda Desa Jati Wangi yang masih ada ditempat itu terkejut melihat persamaan gerak jurus yang dipergunakan oleh Bintang dan Tengkorak Kilat. Walauberbed

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-22
  • Ksatria Pengembara Season 2   162. Bagian 17

    Malam itu, Bintang meminta Ki Parung untuk menghadapnya, bersama beberapa orang pemuda Ki Parung datang menghadap. Dihadapan Bintang mereka semua langsung menjura hormat.“Ki Parung.. Perintahkan beberapa orang pemuda desa ini untuk membawa surat ini ke Setyo Kencana” ucap Bintang seraya memberikan sebuah gulungan surat kepada Ki Parung. Ki Parung segera menerimanya. “Pilih kuda terkuat agar surat ini cepat sampai ke Setyo Kencana” sambung Bintang lagi.“Saya tau jalan pintas yang cepat untuk sampai ke Setyo Kencana Gusti Prabu, saya sendiri dan beberapa orang pemuda yang akan mengantarkan surat ini ke Setyo Kencana.” jawab Ki Parung hingga membuat Bintang mengangguk.“Kepada siapa surat ini nanti akan saya berikan Gusti Prabu?” sambung Ki Parung lagi.“Mahapatih Setyo Kencana, namanya Mahapatih Suryo Barata.. bawa tanda kerajaan ini sebagai bukti kalau Ki P

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-23
  • Ksatria Pengembara Season 2   162. Bagian 18

    “Tyas bisa memijit?”“Setiap gadis desa seperti hamba, tentu saja bisa memijit Gusti Prabu.” ucap Tyas seraya bangkit dan mengajak Bintang kearah ranjang, Tyas sendiri kini berjalan memutari Bintang dengan lututnya hingga tiba dibelakang punggung Bintang, lalu mulai memijat kedua belah pundak Bintang dengan lembutnya. Bintang hanya terdiam, kemudian Bintang disuruh duduk menyamping dan Tyas duduk di belakang Bintang sambil mulai memijat lagi.Setelah cukup lama ; “Gimana, enak nggak pijitan hamba Gusti Prabu?” Tanya Tyas sambil tangannya terus memijat Bintang. Bintang hanya mengangguk pelan.“Biar lebih enak, pakaiannya dibuka aja Gusti Prabu..,” kata Tyas kemudian. Seperti kena sihir Bintang menurut saja dan hanya diam saja saat Tyas mulai melepaskan pakaian yang Bintang kenakan. Setelah itu Tyas kembali memijat Bintang. Sekarang tidak lagi hanya pundak Bintang, tapi mulai memijat punggung dan kadang pinggan

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-23
  • Ksatria Pengembara Season 2   162. Bagian 19

    Terlihat bukit venus yang menggairahkan. Lalu Bintang julurkan tangannya yang panjang mencoba meraih liang surga yang tersembunyi di bawah pantat ranum putih miliknya. Dan tersentuh oleh Bintang daging halus sedikit berbulu yang telah basah oleh cairan tanda siap untuk bercinta!“Ohh Tyas.. hh kamu ..,” ucap Bintang terbata-bata. “Hmm.. hmm..” Kata-kata Bintang dijawab Tyas dengan hisapan yang lebih cepat dan liar terasa cepat melumat seluruh area bawahnya.“Uhh.. mmhh.. ohh.. yeahh!!” Keduanya saling mengerang, merintih, menikmati sentuhan masing-masing sampai akhirnya Tyas tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke wajah Bintang. Tyas mulai menciumi dan melumat bibir Bintang dengan bibirnya yang merah basah dengan sangat kuat dan ganas, sepertinya rangsangan birahi sudah sangat dahsyat menghampirinya.Bintang balas ciumannya sambil dipeluk dan dielus punggung mulus dan rambutnya yang tergerai di belakang.“Hmmhh..”

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-23
  • Ksatria Pengembara Season 2   162. Bagian 20

    Demikian Bintang lakukan hal itu sekian lama, kemudian pada suatu saat Tyas berusaha membebaskan dirinya dari sergapan mulut Bintang, Tyas menarik sebuah bantal kecil yang tadi menjadi ganjal kakinya untuk mengangkang, Bintang dimintanya duduk di bantal itu. Begitu Bintang duduk, Tyas kembali memagut area bawah Bintang dengan mulutnya secara lembut. Tapi itu tidak lama, karena Tyas kemudian memegang area bawah yang sudah tidak sabar mencari pasangannya itu.Tyas membimbingnya masuk dan ia duduk di atas pangkuan Bintang, maka begitu area bawah Bintang amblas, terdengar jeritan kecil yang menandai kenikmatan yang ia dapatkan. Bintang juga merasakan kehangatan mengalir mulai ujung area bawah dan mengalir ke setiap aliran darah. Tyas memegangi pundak Bintang dan menggerakkan pinggulnya yang indah dengan gerakan serupa spiral. Naik turun dan memutar dengan pelan tapi bertenaga.Dengan suasana seperti itu, rasanya Bintang tidak ingin membiarkan setiap hal yang menimbulkan ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-23
  • Ksatria Pengembara Season 2   162. Bagian 21

    Gerbang utara Desa Jati Wangi, terlihat puluhan orang berpakaian serba hitam yang kini telah berjongkok dengan kedua tangan mengapit dibelakang kepala, melihat keadaan mereka, sepertinya mereka telah menyerah, didekat-dekat mereka terlihat puluhan orang berpakaian prajurit bersenjata lengkap tengah menodongkan golok kearah mereka. Sementara itu tak jauh dari mereka terlihat sosok-sosok pemuda-pemuda Desa Jati Wangi yang lusuh karena baru saja menyelesaikan pertempuran hebat dimalam itu. Diantara mereka tampak berdiri dua sosok tubuh yang salah satunya adalah Lodaya si Badak Kulon. Sedangkan disebelahnya adalah sosok seorang laki-laki berperawakan penuh wibawa, kumis tipis tampak menghiasi wajahnya, mengenakan pakaian layaknya seorang senopati, dipunggungnya terlihat sepasang pedang yang tersampir. Dengan penuh wibawa dia memerintahkan para prajurit yang jumlahnya sekitar 50 orang itu untuk mengumpulkan para tawanan.“Yudho!” sebuah suara mengalih

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-24

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status