“Siapa kau? berani membuat kekacauan di Gelagah Ireng!” bentaknya dengan keras.Si sais kereta bukannya gentar, justru bangkit berdiri dari tempat duduknya dengan tangan berkacak pinggang, sebelah tangannya mengangkat bumbung tuak yang sejak tadi dibawanya.Gluk.. Gluk.. Gluk..!“Cepat suruh ki lurah keluar? aku membawa kabar buruk untuknya!” ucap si sais kereta acuh tak acuh dengan belasan centeng yang ada dihadapannya.“Siapa kau berani berlagak disini ha!” bentak ketua centeng bayaran itu lagi.“Aku Datuk Tuak. Cepat suruh ki lurah keluar!” ucap si sais kereta yang rupanya adalah Datuk Tuak.Mendengar nama Datuk Tuak disebutkan, sontak membuat belasan wajah centeng-centeng bayaran yang ada dihadapannya berubah. Tentu saja mereka kenal dengan nama besar Datuk Tuak yang sudah terkenal di dunia persilatan.“Parto! cepat panggil juragan kemari” ucap kepala centeng bayaran itu cepat kepada salah seorang anak buahnya yang ada didekatnya.“Ba..baik ketua!” ucap salah seorang centeng bayar
“Apa yang terjadi padanya Datuk?”“Dia bertarung dengan putri Sigila Tuak yang bergelar Dewi Topeng Perak.. Dia kalah dan terkena pukulan ‘pemijar sukma’, sehingga sekarang Aryasuta seperti orang mati tapi hidup” jelas Datuk Tuak lagi.“Sigila Tuak! Dewi Topeng Perak!” ucap Juragan Suta. “Akan kubalas dendam putraku ini.” sambung Juragan Suta lagi dengan geram.“Sementara ini jangan berurusan dengan Sigila Tuak, Juragan Suta, jika ingin membalas dendam cukup pada putrinya saja. Sigila Tuak bagianku” ucap Datuk Tuak dengan sinis. “Saat ini Dewi Topeng Perak sedang berada di Desa Jati Wangi” sambung Datuk Tuak lagi.“Desa Jati Wangi” ulang Juragan Suta dengan penuh kegeraman.“Desa Jati Wangi” kembali Juragan Suta mengulangi nama Desa Jati Wangi dengan penuh kegeraman. Rahangnya menggeletuk, dan tangannya terlihat mengepal dan terdengar berderak menahan amarah.-o0o-Desa Jati Wangi. Beberapa hari setelah peristiwa tragis yang terjadi di Desa Jati Wangi, Bintang bersama para perangkat d
“Kami jago-jago bayaran yang dibayar mahal oleh Lurah Gelagah Ireng untuk menangkapmu hidup atau mati!”“Lurah Gelagah Ireng.. Kenapa tidak dia saja yang kemari untuk menangkapku.. Apa dia tak punya nyali hingga mengandalkan kroco-kroco seperti kalian!”“Jangan pongah kau perempuan busuk, Lurah Gelagah Ireng telah mengirimkan jago-jago bayaran untuk menangkapmu” ucap ketua jago bayaran itu lagi, kali ini wajah Sekarwangi dari balik topeng peraknya tampak berubah.“Sebaiknya kau menyerah Dewi Topeng Perak.. Jika tidak, Desa Jati Wangi ini akan kami ratakan dengan tanah!” kembali ketua jago bayaran itu berucap dengan lantang. Sekarwangi sendiri kalau saja Bintang tak menahan dirinya, mungkin sudah dilabraknya kedepan.“Tenanglah Sekar.”“Sebaiknya kalian katakan pada majikan kalian Lurah Gelagah Ireng itu! urungkan niatnya! atau aku sendiri yang akan datang ke Gelagah Ireng untuk membuat perhitungan!” ucap Bintang tegas.“Kau siapa! berani ikut campur urusan kami ha!”“Dewi Topeng Perak
Memasuki jurus ke 51, tiba-tiba saja Begal racun yang sejak semula begitu bersemangat melancarkan serangannya kini terlihat langsung menghentikan gerakannya, sosok Begal racun sudah bermandi keringat disekujur tubuhnya, tenaganya benar-benar terkuras.“Bagaimana Begal racun, apakah pertarungan ini masih perlu dilanjutkan..”. ucap Bintang dengan senyuman sinis.“Jangan kau kira sudah menang.. ingin kulihat apakah kau bisa menghindari kematianmu dari ajianku ini”. ucap Begal racun lagi seraya mengambil sikap duduk bersemedi, cambuk diletakkan dipangkuan dan kedua tangannya mengatup didepan kedua dadanya dan terlihat kedua matanya terpejam seraya berkomat kamit membaca mantra. Ditempatnya Bintang hanya menatap seksama kearah sosok Begal racun.“Dia terlalu memaksakan diri”. batin Bintang lagi. Dan lagi-lagi wajah Bintang berubah saat dari kedua tangan Begal racun yang terkatup
Begal racun terlihat masih mampu mengangkat wajahnya, terlihat darah sudah bersimbah disekujur wajahnya.“Siia..siapa kkaau?!”. hanya itu yang sempat terucap dari bibir Begal racun setelah tubuhnya langsung tersungkur. Diam. Rupanya Hawa Rembulan Dingin yang dipergunakan Bintang tadi telah membuat Begal racun harus kehilangan nyawanya. Ditempatnya lagi-lagi Bintang hanya dapat menarik napas beratnya, karena jauh didasar hatinya Bintang tak menginginkan hal itu terjadi.Sementara itu sisa anak buah begal racun yang melihat kematian ketua mereka, tanpa menunggu waktu lagi, langsung memutar kuda mereka dan menggebahnya dengan cepat meninggalkan tempat itu.“Kakang tidak apa-apa?”. sebuah suara membuat wajah Bintang berpaling dan terlihat Bintang tersenyum melihat Sekarwangi yang sudah mendekatinya.“Kakang tidak apa-apa sekar”. Sejenak terlihat kedua-duanya saling menatap kearah
Sekarwangi berteriak dengan keras hingga membuat belasan orang pemuda Desa Jati Wangi yang memang sudah mulai kelelahan, langsung melompat mundur, Bayan sangkuripun bahkan ikut melompat mundur.Sekarwangi sendiri melangkah kedepan dan beberapa tombak dihadapan pendekar bertanjak, Sekarwangi berhenti. Pendekar bertanjak tampak mengalihkan pandangannya kearah sosok Sekarwangi yang mengenakan topeng perak diwajahnya.“Pasti kau yang berjuluk Dewi Topeng Perak!”“Benar, aku Dewi Topeng Perak, kau siapa? kenapa buat keonaran di Desa Jati Wangi!”“Aku si Badak Kulon.. Lurah Gelagah Ireng memberikan imbalan yang sangat besar untuk penangkapan dirimu Dewi Topeng Perak!” ucap pendekar bertanjak memperkenalkan namanya sebagai si Badak Kulon sekaligus menyampaikan maksud dan tujuannya.“Lakukan kalau kau mampu!” tantang Sekarwangi tak gentar.“Baik, bersiaplah!” ucap Si Badak
Bahkan ;Crakkk..Crakkk! Rantai bola besinya terlihat langsung terpotong-potong, seperti dipotong oleh sesuatu yang amat tajam dan belum lagi hilang rasa terkejutnya.Dagghhhh..!Satu tendangan yang amat keras dilepaskan oleh Dewi Topeng Perak hingga dengan telak menghantam tubuh si Badak Kulon, tapi jangankan terpental, bergeming saja tidak si Badak Kulon.Sekarwangi yang melihat tendangannya tak berarti apa-apa bagi lawannya kembali mengibaskan tangannya kearah si Badak Kulon.Wuuutttt... Wuuutttt...!Sekarwangi melepaskan pedang anginnya kearah si Badak Kulon. Dua cahaya merah yang berasal dari pedang angin milik Sekarwangi berkiblat kearah si Badak Kulon.Dagghhhh.. Dagghhhh..!Jurus pedang angin milik Dewi Topeng Perak dengan telak menghantam dada si Badak Kulon, tapi lagi-lagi kedua mata indah Dewi Topeng Perak terperangah, sosok si Badak Kulon masih berdiri dengan tegar tanpa terluka sedikitpun
“Sudah enakan kang” ucap Sekarwangi tersenyum. Bintang tersenyum lalu menurunkan sosok Sekarwangi dari pondongannya.“Tunggulah disini Sekar, biar kakang yang memberi pelajaran untuk badak langka itu!” ucap Bintang, Sekarwangi hanya tersenyum mendengar selorohan Bintang. Bintang kemudian melangkah kearah si Badak Kulon. 3 tombak dihadapan si Badak Kulon, Bintang menghentikan langkahnya.“Siapa kau kisanak?!”“Aku Ksatria Dari Setyo Kencana” jawab Bintang singkat.“Setyo Kencana.” ulang si Badak Kulon dengan wajah berubah, siapa yang tak mengenal nama besar Kerajaan Setyo Kencana, apalagi Gusti Prabu Setyo Kencana yang merupakan ketua dunia persilatan, Ksatria Pengembara, tentu saja si Badak Kulon sudah pernah mendengarnya, tapi sayang si Badak Kulon tidak tau kalau yang ada dihadapannya saat ini adalah Gusti Prabu Setyo Kencana alias Ksatria Pengembara.
Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta
Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan
“Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be
Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan
Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike
“Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y
Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j
Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej
Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig