Semua Bab Ksatria Pengembara Season 2: Bab 1221 - Bab 1230

2578 Bab

156. Bagian 8

PULAU BATU RAJA. Sebuah pulau yang dikelilingi oleh lautan, tapi berairan dangkal, sehingga saat air laut surut, pantai-pantai pasir putih membentang lurus disepanjang mata memandang, sungguh indah pemandangan yang ada. Dipintu masuk pulau terlihat dua tebing tinggi yang membentuk seperti gerbang pintu masuk, dimana tebing dikiri dan kanan itu telah dipahat ukiran 2 buah patung berukuran sangat besar dengan bentuk 2 prajurit berpedang yang tengah menghadap kearah laut, sungguh sebuah pintu gerbang masuk yang sangat megah sekali.Pemandangan ini pula yang saat ini diperhatikan oleh sosok seorang lelaki muda tampan yang berdiri di ujung kapal yang tengah membawanya menuju kearah pintu gerbang 2 patung prajurit berpedang tersebut. Menilik dari wajah dan penampilannya, sosok itu tak lain adalah Bintang. Kini Bintang sudah berada dikapal yang akan menjadi tumpangannya menuju Pulau Batu Raja.Dengan menunggangi Sembrani, Bintang tiba di pantai timur sebelum
Baca selengkapnya

156. Bagian 9

Entah sudah berapa keduanya saling berdiri berhadapan, hingga ;Ciiaattt!!!Ayu Mayrissa mendahului menyerang kedepan.Huupp!Ajeng bergerak menghindari serangan lawannya dengan sangat ringan sekali, jurus Tarian kipas merak kayangan dikerahkan. Ayu Mayrissa terus melancarkan serangan dahsyatnya yang bernama ‘Ilmu Gadis Suci’, dan Ajeng terus bergerak menghindarinya dengan jurusnya yang seperti orang menari. Sejauh ini Ajeng memang hanya ingin melihat kemampuan lawannya sekaligus mengukur seberapa kuat serangan yang dilancarkan oleh lawannya, tapi sesekali Ajeng juga memberikan serangan balasan.Duel diantara kedua perempuan cantik ini tentu saja menjadi perhatian semua orang yang ada ditempat itu, terutama para lelaki yang matanya jelalatan menatap kearah pertarungannya, bukannya takjub melihat jurus-jurus yang dipergunakan oleh kedua perempuan cantik itu, tapi justru lebih fokus pada kecantikan keduanya. Cadar merah
Baca selengkapnya

156. Bagian 10

“Bersiaplah!” ucap Ayu Mayrissa lagi seraya mengangkat tombak trisula ditangan kanannya. Roro Ajengpun tak mau kalah, kipas merak kayangan ditangannya direntangkan.Hiaaa!Ayu Mayrissa menyerang lebih dulu kedepan.Hiaaah!Roro Ajengpun tak ingin ketinggalan, dengan kipas merak kayangan ditangan ikut melesat kedepan.Cratt! Cratt! Cratt! Cratt! Cratt!Percikan bunga api muncrat dengan kuat saat kedua senjata itu bertemu, tombak trisula dan kipas merak kayangan. Keduanya terus bertarung dengan sengitnya.“Badai Pusaran Angin, Hiaaah!”Roro Ajeng melepaskan salah satu jurus anginnya dari kibasan kipas merak kayangan ditangannya.Wusshhh... wushh... wushh... wushh!Gelombang angin dahsyat langsung menyapu kearah Ayu Mayrissa. Diserang dengan sangat hebat oleh lawannya, membuat Ayu Mayrissa mencoba bertahan dengan mengerahkan tenaga dalam pada kakiny
Baca selengkapnya

156. Bagian 11

Seerr.!Satu sosok bayangan ungu melesat ketengah arena pertarungan, dan kini terlihatlah perempuan berwajah cantik sensual. Mengenakan pakaian ungu dan Mengenakan mahkota kecil dikepalanya dengan mengenakan gelang lempengan emas di kedua lengannya. Dia adalah Genne si Ratu Cinta, salah satu murid mahaguru Mellya. Penampilannya begitu seksi dan sangat menggoda sekali, sungguh memukau bagi mata setiap laki-laki yang memandangnya.Genne si Ratu Cinta tampak menjura hormat dengan gayanya yang seksi kepada semua mahaguru yang ada ditempat itu, lalu terakhir kepada Jayalaksana si Jari Malaikat. Pandangannya kemudian tertuju pada salah seorang murid muda si Jari Malaikat yang saat itu tengah memandang kearahnya dengan takjub.“Ayo cah tampan, bukankah kau lawanku bertarung, mari sini” ucap Genne dengan penuh kelembutan dan godaan.Salah satu murid si Jari Malaikat memang akan menjadi lawannya, dia adalah
Baca selengkapnya

156. Bagian 12

“Sial! Dia benar-benar menggodaku.. Celaka kalau terus begini!” batin Prawira yang merasakan hatinya semakin kacau mendengar suara lembut lawannya.   Maka  ;Tess.,.!Prawira tiba-tiba saja menyentilkan jarinya.Wuutt!Satu sinar hijau melesat cepat kearah Genne. “Hei..hei...! apa kau ingin membunuhku sayang..!” ucap Genne seraya menghindari serangan sentilan maut itu.Dhuar!Akibatnya, tempat yang ada dibelakang Genne langsung hancur berantakan, ternyata cukup dahsyat juga jurus serangan sentilan Prawira.Tess.,.! Tess.,.! Tess.,.! Tess.,.!Prawira tak perduli, mendengar lawannya lolos dari serangannya, sentilan-sentilan jarinya terus dilesatkan.Wuutt... Wuutt... Wuutt... Wuutt!Sinar-sinar hijau itu melesat cepat kearah Genne. Sehingga Genne siRatu Cinta terus bergerak menghindarinya, hebatnya Prawira ternyata memiliki indra peraba yang sangat tajam, sehingga kema
Baca selengkapnya

156. Bagian 13

“Dari dulu.. Tidak ada laki-laki yang mampu menghadapi ilmu kembang perawan, milikmu Mellya” batin mahaguru Jayalaksana.Jaya Sampoerna, murid yang baru saja membantu Prawira untuk menyingkir dari arena pertarungan, kini tampak berjalan kembali menuju arena, karena saat ini memang gilirannya untuk bertarung.Begitu berada ditengah-tengah arena, Jaya Sampoerna langsung menjura hormat pada semuanya. Sementara itu dari rombongan Mahaguru Ummi Ayu terlihat seorang gadis bercadar merah, tubuhnya terbilang cukup tinggi semampai dengan bentuk tubuh yang sangat profosional, tidak gemuk juga tidak kurus, semok montok istilah orang zaman sekarang. Matanya terlihat begitu indah dengan bola mata berwarna coklat. Rambutnya yang panjang hampir sepinggang, dibiarkannya tergerai indah dihiasi dengan butiran-butiran mutiara yang berkilau bila diterpa cahaya, sepasang anting mutiara tersampir indah dikedua belah telinganya. Dia adalah Ayu Qilla yang kini tampak menj
Baca selengkapnya

156. Bagian 14

Jaya Sampoerna terus memainkan jurus totokannya, tapi kali ini ;Zzgggghhh..! Zzgggghhh..!Jari-jari totokan Jaya Sampoerna terlihat mengeluarkan aliran-aliran petir biru, sepertinya kali ini Jaya Sampoerna benar-benar tak main-main lagi.Ayu Qilla yang melihat hal itu segera menutup payungnya.Klek!Entah apa yang ditekan Ayu Qilla pada pangkal payungnya, kini diujung payung yang tertutup itu keluar besi hitam yang sangat runcing, sepertinya payung pelangi selain digunakan pertahanan juga bisa sebagai senjata penyerangan.Jaya Sampoerna memang heran pada besi hitam runcing yang keluar dari ujung payung, karena besi hitam itu seperti bukan besi hitam biasa, baru kali ini Jaya Sampoerna melihat besi hitam seperti itu.“Payung gadis suci menembus badai, Hiaaah!"Wusss!Ayu Qilla melesat dengan payung besi runcing hitamnya kearah Jaya Sampoerna.Hiaaa!Zzgggghhh..! Zzgggghhh..!Debb! Debb
Baca selengkapnya

156. Bagian 15

“Tapak gadis suci.!” ucap Jaya Sampoerna lagi terkejut saat melihat telapak-telapak tangan ke-4 sosok Ayu Qilla berubah menjadi putih keperakan. Mahaguru si Jari Malaikat telah menjelaskan padanya tentang kehebatan tapak gadis suci yang bila terkena lawannya, akan membuat lawannya lumpuh.Sadar akan bahayanya, Jaya Sampoernapun segera bergerak. Serangan ke-4 sosok Ayu Qilla sangat rapat menyerangnya, hingga kini terlihat bagaimana Jaya Sampoerna terdesak oleh serangan-serangan lawannya, bahkan Ayu Qilla tak sedikitpun memberikan kesempatan padanya untuk melepaskan jurus ‘Jari Malaikat’nya.Berkali-kali serangan Ayu Qilla hampir mengenai sasarannya, secepat dan sebisa mungkin Jaya Sampoerna bergerak agar tidak terkena serangan lawannya, karena jika sampai terkena walau cuma sedikit, dirinya akan menjadi lumpuh dan dapat dipastikan dirinya akan kalah.Jaya Sampoerna berusaha bergerak menjauh untuk bisa me
Baca selengkapnya

156. Bagian 16

“Belum saatnya aku melawanmu” ucap Jaya Sampoerna seraya beranjak pergi meninggalkan arena pertarungan. Meninggalkan sosok perempuan yang terus tersenyum menggoda kearahnya.Serrr...!Satu sosok bayangan merah naik kearena pertarungan. Sosok perempuan muda berparas cantik nan jelita mengenakan pakaian merah Khas ksatria keraton wanita Tanah Jawa dwipa, pakaian kraton yang hanya sebatas dada, sehingga menampakkan belahan dadanya yang sangat menggoda setiap laki-laki yang memandangnya. Hidung mancung, ditambah kulitnya yang putih mulus, rambutnya yang panjang semampai disampir begitu indah dengan mahkota emas yang dikenakannya. Terkadang kakinya yang jenjang mulus terlihat dibelahan kain yang dikenakannya, ditambah perhiasan yang ada dikepala, leher dan lengannya, semakin menampakkan kalau dia adalah seorang ksatria wanita. Sebuah selendang berwarna merah melilit dipinggangnya yang ramping.“Aku lawanmu!” ucap perempuan muda cantik itu lagi
Baca selengkapnya

156. Bagian 17

“Tak kusangka, ternyata ketua dunia persilatan itu orangnya masih sangat muda” ucap mahaguru Mellya yang sejak tadi terus memperhatikan sosok Bintang. Wajah Ratu Pemikat tampak berubah mendengar hal itu.“Ketua dunia persilatan, jadi dia orangnya” batin Ratu Pemikat lagi.Sementara itu Bintang kini sudah berdiri ditengah-tengah arena pertarungan dan Bintang menatap kearah 4 penjuru dimana telah duduk rombongan para mahaguru.“Salam hormat dari saya para mahaguru” ucap Bintang menjura hormat pada ke-4nya. Walaupun begitu, Bintang tetap mengamati semua orang yang ada ditempat itu dan salah satunya kini tampak berdiri. Bintang meyakini kalau sosok yang tengah berdiri itulah yang disebut sebagai si Jari Malaikat. Dugaan Bintang memang tak salah, yang berdiri adalah mahaguru Jayalaksana, si Jari Malaikat.“Selamat datang di Pulau Batu Raja, ketua dunia persilatan!” uca
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
121122123124125
...
258
DMCA.com Protection Status