Home / Romansa / Istri Kedua / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Istri Kedua : Chapter 71 - Chapter 80

100 Chapters

Bersiap Untuk Pulang

"Mas rindu, Sayang." Edbert langsung mengecupi setiap inci wajah istrinya. Dia benar-benar merindukan istri keduanya, karena beberapa hari ini mereka tidak bertemu secara langsung. Indira langsung tersenyum, lalu dia mendorong pelan da-da Edbert. "Kenapa?" tanya Edbert dengan tatapan penuh kecewa. Dia mengira jika Indira sudah tidak mau dia peluk lagi, padahal dia benar-benar merindukan istri keduanya. Bahkan, jika saja bukan baru melahirkan, rasanya Edbert ingin melakukan hal yang lebih."Ada Malven," tunjuk Indira pada putra yang berada di pangkuannya. Indira langsung menutupi bagian dadanya, karena putra sulungnya sudah selesai menyusu. Bahkan dia sudah terlihat tertidur dengan sangat pulas, mungkin karena kekenyangan. Edbert langsung terkekeh, lalu dia mengambil Malven dari pangkuan Indira dan menggendongnya dengan penuh kasih sayang. "Hai, Sayangnya, Daddy." Edbert langsung mengecup pipi gembil Malven. Putra sulungnya itu terlihat menggeliatkan tubuhnya, mungkin dia merasa
Read more

Pulang Ke Tanah Air

Pukul sebelas malam Edbert dan Indira sudah sampai di tanah air, tanpa ragu Edbert langsung membawa Indira bersama dengan baby twins dan juga babysitter mereka ke kediaman pribadi milik Edbert. Biarlah orang akan berkata apa, pikirnya. Biar nanti dia akan menjelaskannya, yang terpenting sekarang adalah Indira dan kedua putranya bisa tinggal bersama dengan dirinya. Dia seakan sudah tidak peduli lagi jika ada orang yang berkata apa pun, saat ini yang dia pikirkan adalah memulai kebahagiaannya kembali. Tentunya, dia juga sedang memikirkan cara untuk berbicara dengan keluarga Leichan. Karena walau bagaimanapun juga, Liliana Leichan dan juga Archan Leichan masih tetap mertuanya. Bagi dirinya, bahkan mereka sudah seperti orang tua sendiri. Karena sifat mereka yang begitu baik terhadap Edbert. "Masuklah, Sayang," ucap Edbert ketika membuka pintu rumahnya. Indira langsung tersenyum, lalu dia pun menuruti apa kata suaminya. Dia masuk ke dalam rumah megah tersebut seraya mengedarkan pandan
Read more

Kedatangan Kedua Orang Tua Edbert

Indira lalu menuangkan segelas air putih dan meminumnya hingga tandas, setelah tenggorokannya terasa basah Indira pun memutuskan untuk masuk ke dalam kamar baby twins. Dia ingin melihat keadaan kedua putranya, karena dari saat dia tidur kedua babysitternya sama sekali tidak mengetuk pintu kamar utama. "Kenapa tidak ada yang membangunkan aku?" tanya Indira kebingungan.Saat tiba di depan kamar baby twins, Indira langsung membuka pintu kamar tersebut dengan perlahan. Senyum Indira pun langsung mengembang, kala melihat baby twins yang sedang menggeliat. Sepertinya mereka sudah sangat haus, bahkan Malven terlihat sedang mencari sumber makanannya. Indira langsung mendekati Malven dan menyusui putra pertamanya itu, untuk sesaat pandangan Indira tertuju pada kedua babysitter putranya. Mereka nampak tidur dengan sangat pulas, Indira sengaja tidak membangunkan mereka. Karena Indira tahu kalau mereka pasti sangat capek setelah perjalanan dari Singapura ke Indonesia. Setelah Malven terlihat
Read more

Kejutan

Indira terlihat kebingungan kala Berliana Law membentaknya, sungguh saat ini Indira merasa sangat takut melihat wajah Berliana Law dan juga Leon Law. "Jawab Indira, jangan diam saja!" kata Berliana Law dengan suara yang tertahan karena dia takut cucunya akan terbangun. "Maaf, Nyonya. Aku--" Ucapan Indira langsung tertahan, karena dia melihat Edbert yang sudah menyelesaikan ritual mandinya. Edbert baru selesai mandi dan hanya menggunakan handuk saja. Dia terlihat sangat terkejut karena melihat kedua orang tuanya yang sedang menyidang Indira, Edbert langsung menghampiri mom dan juga dadnya. "Mom, Dad. Sejak kapan kalian di sini?" tanya Edbert. Berliana Law langsung menatap Edbert dengan tatapan tajamnya, dia merasa tidak suka saat putranya bertanya seperti itu kepada dirinya. Karena seharusnya putranya itu langsung menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, bukan malah bertanya sejak kapan mereka di sini."Tidak usah berbasa-basi, Ed. Sekarang pakailah bajumu dan cepat jelaskan kepa
Read more

Kejutan 2

Mendengar kepulangan baby twins ke Indonesia membuat Archan Leichan dan juga Liliana Leichan berniat untuk menemui kedua cucunya, mereka sangat rindu dengan wajah tampan kedua cucunya, mereka juga sangat rindu ingin segera menggendong kedua cucunya. Sebelum pergi ke rumah Edbert, Archan Leichan dan Liliana Leichan pergi menuju supermarket di dekat rumah mereka. Mereka membeli susu yang biasa diminum oleh kedua cucu kembarnya, mereka sangat tahu jika kedua cucunya disusui oleh Indira. Namun, mereka juga sangat tahu jika Indira begitu kewalahan dalam menyusui kedua cucunya tersebut. Jika terlalu mengandalkan ASI miliknya, Indira tentu saja tidak akan sanggup. Karena kedua cucunya adalah lelaki, dia sangat tahu jika menyusui 2 bayi laki-laki akan lebih banyak dibandingkan dengan menyusui satu bayi saja. Liliana Leichan bahkan memasak makanan yang banyak mengandung serat dan juga membeli banyak buah-buahan. Tentu saja untuk Indira, karena mereka pikir Indira memang membutuhkan asupan g
Read more

Aqiqah Twins M

Indira terlihat sangat senang sekali, karena dia bisa mendapatkan pelukan hangat dari Liliana Leichan. Pelukan yang telah lama tak dia rasakan dari seorang ibu, kini dapat dia rasakan dari Berliana Law dan juga Liliana Leichan. Edbert yang melihatnya pun turut senang, karena ternyata Liliana Leichan mau menerima kehadiran Indira. Padahal, awalnya dia merasa sangat takut jika Liliana Leichan akan marah dan tak mau bertemu dengan dirinya lagi. Namun, ternyata anggapannya salah. Ya, walaupun Indira sempat mendapatkan tamparan dari Liliana Leichan. Hingga di pipinya membekas cap lima jari dari Liliana Leichan, tetapi wanita itu kini terlihat begitu baik kepada Indira."Mom, sebaiknya kita lanjutkan ngobrolnya di ruang keluarga saja. Agar terasa lebih nyaman," ucap usul Edbert. Liliana Leichan melirik ke arah Edbert, lalu dia menganggukkan kepalanya. Karena hari semakin sore, anginnya juga lumayan kencang."Ya, kamu benar. Lagian udara luar juga tidak bagus untuk kedua putra kalian," uca
Read more

Melepas Hasrat Kerinduan

Semuanya berjalan dengan lancar, Edbert benar-benar terlihat sangat bahagia. Walaupun awalnya banyak yang terlihat mencibir Indira, tetapi pada akhirnya tidak ada yang berani lagi bersuara. Kedua baby Indira terlihat sudah kelelahan. Malven dan Melvin terus saja menguap, hal itu membuat Indira tidak tega melihatnya. "Mas, twins sudah sangat kelelahan. Mereka terlihat mengantuk," adu Indira. Edbert terlihat tersenyum lalu memandang kedua putranya yang terlihat begitu tidak nyaman berada di sana, bahkan mulut mereka terlihat menguap dengan sangat lebar. "Apa kalian lelah, hem?" tanya Edbert seraya mengusap pipi gembil kedua putranya secara bergantian. Malven dan Melvin terlihat tersenyum sambil menggoyangkan tangan dan kakinya, Edbert sangat senang melihatnya. Pada akhirnya dia bisa merasakan kebahagiaan, mempunyai istri cantik dan penurut serta memiliki dua putra yang sangat tampan. Hal itu benar-benar membuat hidupnya terasa lebih sempurna. "Baiklah, Sayang. Biar aku antar," uca
Read more

Hilangnya Indira Dan Twins M

Selepas melakukan ritual mandinya, Edbert langsung berganti pakaian dan kembali ke acara yang sedang berlangsung. Saat dia datang, semua memandang wajah Edbert yang terlihat begitu berseri. Tentu saja dia sangat senang, karena setelah dua bulan puasa dia bisa melepaskan hasratnya juga. Walaupun hanya sebentar tetapi terasa begitu nikmat, miliknya bahkan masih bisa merasakan kenikmatan yang Indira berikan untuk dirinya.Leon Law dan Berliana Law yang menyaksikan sendiri penampilan putranya yang telah berubah hanya bisa mengatupkan mulut menahan tawa, mereka paham jika Edbert pastinya sudah tidak tahan. Berbeda dengan Shamanta yang langsung menghampiri Edbert, dia langsung memeluk lengan Edbert kemudian dia berjinjit. Tanpa ragu dia berbisik tepat di telinga Edbert. "Cieee yang abis buka puasa, rambutnya masih basah. Harusnya tuh rambut dikeringkan pake hair dryer, bukan pake anduk doang." Edbert langsung menatap wajah adiknya itu dengan lekat, Shamanta sempat menelan salivanya denga
Read more

Mencari Mereka

Edbert terlihat mondar-mandir tidak jelas seperti orang gila, dia sudah tidak bisa berpikir dengan jernih. Baru saja dia mendapatkan kebahagiaan, pikirnya. Lalu, apa ini? Kenapa seakan ada orang yang begitu ingin merenggut kebahagiaannya itu? Siapa yang dengan teganya menculik tiga orang yang sangat berharga di dalam hidupnya? "Ya Tuhan, Ed. Cepat perintahkan anak buahmu untuk mencari Indira dan twins M, aku tidak mau terjadi sesuatu terhadap mereka." Berliana langsung memeluk Leon Law dan menangis tersedu-sedu. Edbert langsung menurut, dia langsung mengambil ponselnya dan dengan cepat menghubungi Anthony. Dia terlihat begitu tidak sabar untuk segera meminta bantuan."Halo, Kak. Ada apa?" tanya Anthony dari sebrang sana. "Indira dan twins hilang, ada yang menculik mereka. Tolong kamu lacak jejak mereka, retas semua CCTV jalanan dan segera temukan mereka." Edbert terlihat menjambak rambutnya dengan kasar. Dia benar-benar tidak habis pikir jika kini dirinya mendapatkan ujian yang be
Read more

Penculikan Terencana

Edbert mendorong pintu kamar twins dengan perlahan, saat pintu kamar tersebut sudah terbuka dengan sempurna hanya ada kedua putri Shamanta yang sedang tidur dengan sangat lelap di sana. Mereka tertidur dengan sangat nyaman sambil memeluk guling milik baby twins, Edbert langsung masuk ke dalam kamar tersebut dan matanya menyisir kamar kedua bayinya. Namun, sama sekali mereka tak melihat tanda-tanda adanya Ami dan juga Ani di sana. Edbert menjadi curiga dibuatnya, dia berpikir jika kedua orang tersebut sudah kabur dari kediamannya. "Coba periksa di kamar mandi, Boy," ucap Leon Law. Edbert menurut, dia langsung melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Saat pintu kamar mandi terbuka, ternyata kamar mandi tersebut pun sudah kosong. Tak ada Ami dan juga Ani di sana, lantai kamar mandi pun terlihat kering. Edbert langsung berlari dan membuka lemari baju milik Ami dan juga Ani. Ternyata lemari baju mereka terlihat kosong, Edbert terlihat begitu kesal. Pantas saja penculik itu bisa dengan
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status