Home / Romansa / Istri Kedua / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Istri Kedua : Chapter 41 - Chapter 50

100 Chapters

Sapaan

Saat Edbert masuk ke dalam kamar utama, dia melihat Merry yang masih meringkuk di atas ranjang. Tubuhnya berbalut selimut tebal yang menutupi tubuhnya sampai sebatas leher. Ada rasa iba yang menyeruak ke dalam hatinya, wanita baik itu pasti terluka karena ulahnya. Apalagi dengan adanya keluarganya yang berkunjung, di satu sisi Merry pasti senang. Namun, di sisi lain Merry pasti merasa tertekan. Apa lagi saat ini dia harus berbohong atas kehamilan yang dialami oleh Indira, dia pasti sangat tersiksa. Saat ini, justru adalah masa terberat untuk Merry. Edbert sangat tahu dengan pasti, karena sebagai wanita Merry pun pasti ingin sempurna. Namun, sayangnya hanya Tuhan yang maha sempurna. Manusia hanya ciptaannya yang banyak kekurangannya, seperti Merry yang tidak bisa mengandung dan dengan terpaksa harus menghadiahkan hal terindah untuk sang suami. Wanita yang baik untuk mengandung benih dari suaminya, wanita baik yang mampu memberikan rasa nyaman dan damai untuk suaminya. Edbert langsu
Read more

Pertolongan

Setelah kepergian Lee dan juga Indira, Leon Law mengajak Edbert untuk masuk ke dalam ruang kebesarannya. Tentu saja hal itu dia lakukan karena masih banyak pekerjaan yang harus mereka kerjakan, terlihat banyak berkas di atas meja mereka. Terlihat meronta seakan minta untuk segera dikerjakan, tentu saja melihat akan hal itu Leon Law merasa tidak bisa bersantai.Setelah masuk ke dalam ruang kerjanya, Leona Law duduk di kursi kebesarannya. Dia tersenyum ke arah putranya dan berkata."Indira ternyata semakin cantik ya?" ucap Leon Law. Mendengar pujian dari Leon Law, Edbert langsung tersenyum. Karena kenyataannya memang seperti itu, aura Indira bahkan semakin keluar setelah mengandung. "Hem, dia memang cantik." Edbert terlihat tersenyum kala membayangkan kecantikan istri keduanya. Melihat Edbert yang melamun sambil mesem-mesem, Leon Law pun langsung menggelengkan kepala. "Ingat, Ed. Kamu sudah punya istri," ucap Leon Law seraya menepuk pundak putranya. Edbert seakan tersadar jika dia
Read more

Singkat

Sebenarnya Edbert bertanya-tanya di dalam hatinya. Sedang apa mom'nya di sana, sedang melakukan apa, pikirnya. Akan tetapi, dia tidak berani bertanya karena takut memperpanjang urusan. Lagi pula dia merasa punya urusan yang lebih penting ketimbang mengurusi mom'nya, mengurusi hatinya terlebih dahulu yang ingin dia lakukan. Menyembuhkan rasa rindunya pada Indira, tentunya dengan menemui Indira secara langsung. Apalagi tadi dia telah membiarkan Indira pulang diantar oleh Lee, tentu saja dia pun ingin bertanya kepada Indira, apakah Lee bersikap tidak menyenangkan kepadanya atau tidak. Namun, dia harus segera menyingkirkan rasa cemburu dan rasa curiganya. Karena yang Edbert saat ini inginkan, hanyalah segera bertemu dengan Indira dan tentunya mengelus serta mencium perut Indira yang sudah terlihat membuncit itu. Ebert sangat suka ketika dia mengelus perut Indira, rasanya ada getaran indah yang terasa di dalam hatinya. Ada sesuatu yang membuat jiwanya menghangat. Entahlah, perasaan sep
Read more

Berkumpul Bersama Keluarga

Edbert berjalan dengan langkah gontai saat meninggalkan Indira. Sebenarnya, Edbert masih ingin menghabiskan waktu bersama dengan Indira. Dia masih ingin mengobrol, melepas rindu, bahkan bercumbu dengan wanita yang kini tengah mengandung benihnya. Akan tetapi, dia tahu jika itu adalah hal yang mustahil. Karena keluarga besarnya sedang berada di negara tempat ia tinggal sekarang. Apalagi, ternyata Shamanta dan juga Andrew ke Singapura bukan hanya untuk menemui Merry dan dirinya. Akan tetapi, mereka benar-benar sedang menjalankan bisnis di negara tersebut. Itu artinya, Edbert akan sering terlibat dengan urusan mereka. Edbert tidak bisa bersantai begitu saja, dia harus lebih waspada.Andrew dan juga Samantha benar-benar sedang mengepakkan sayapnya di dunia bisnis kuliner, perhotelan, dan juga pariwisata. Andrew benar-benar berbakat dalam hal bisnis, Edbert pun mengakui akan hal itu. Sampai di parkiran, Edbert langsung masuk ke dalam mobilnya. Dia memukul setir kemudi dengan cukup kenca
Read more

Pulang Kandang

Hampir 2 minggu keluarga besar Law tinggal di Singapura. Awalnya, mereka hanya ingin menetap selama satu minggu di Singapura. Akan tetapi, semua berubah setelah rencana Shamanta dan Andrew yang menambah waktu.Waktu selama 2 minggu Itu mereka gunakan untuk melihat kehamilan Merry, menikmati masa berlibur dan juga mengembangkan usaha yang dijalankan oleh Andrew dan juga Shamanta.Karena ternyata, jaringan bisnis yang Samantha dan Andrew bangun langsung berkembang dengan pesat. Bahkan, banyak investor yang ingin menanamkan saham, banyak juga perusahaan yang ingin bekerjasama dengan Samantha dan juga Andrew. Begitupun dengan Edbert, selama 2 minggu ini dia begitu sibuk. Setelah pulang bekerja, dia akan sibuk di Villa bersama dengan keluarganya. Bahkan, waktu yang dia punya untuk bersama dengan Indira pun semakin sedikit. Untuk menyalurkan rasa rindunya, Edbert hanya bisa bertukar pesan dengan Indira. Sebenarnya Indira sangat rindu dengan suaminya tersebut, tetapi dia pun harus berusaha
Read more

Temu Kangen

Indira merasa tidak enak hati kepada Lee, dia hanya bisa diam tanpa membalas kecupan mesra dari Edbert, suaminya.Namun, jauh di dalam lubuk hatinya yang paling dalam dia juga begitu merindukan Edbert. Dia sangat rindu sentuhan pria itu, dia begitu rindu dekap hangat suami tampannya itu. Namun, bukan berarti dia bisa seenaknya bermesraan di depan orang lain, apa lagi di depan Lee. Orang yang selalu ada dikala Indira merasa sedih, bahkan selama terabaikan oleh Edbert, Lee selalu datang untuk menghibur dan membelikan banyak makanan untuknya. Melihat Indira yang hanya diam saja, Edbert merasa penasaran. Dia langsung menanyakan hal itu kepada istrinya."Kamu kenapa,Yang? Ngga rindu sama aku?" tanya Edbert penasaran. Cepat-cepat Indira menggelengkan kepalanya, dia takut jika suami akan salah paham dengan diamnya dirinya"Ngga, bukan kaya gitu. Tentu saja aku rindu, begitupun dengan baby twin." Indira mengusap perutnya, karena perutnya terasa berdenyut. Mungkin saja baby twins merasa sena
Read more

Tembakan

Melihat wajah Edbert yang terlihat mengenaskan, tentunya membuat Indira tidak tega. padahal, pada awalnya dia ingin menggoda suaminya dulu untuk berkata 'tidak'. Akan tetapi, saat pandangan mata mereka bertemu hati Indira langsung luluh. Dengan perlahan Indira pun menganggukkan kepalanya."Iya, Mas," jawab Indira.Kata yang keluar dari mulut Indira membuat Edbert terlihat senang bukan main, mata pria itu langsung berbinar."Jadi beneran boleh?" tanya Edbert meyakinkan. Indira langsung terkekeh saat mendengar pertanyaan dari Edbert, dia merasa jika suaminya telah banyak berubah. "Boleh, Sayang. Sangat boleh, aku istrimu, aku milikmu. Lakukanlah apa pun sesuai keinginan kamu, Sayang." Indira membelai pipi Edbert dan mengusap bibir seksinya. Edbert langsung menangkap tangan Indira dan mengecupnya beberapa kali, dia suka tangan mungil itu apa lagi saat memainkan miliknya. "Mas mulai, ya?" tanyanya pada sang istri. "Iya, Sayang. Lakukanlah, aku juga menginginkannya." Indira langsung m
Read more

Ngidam

Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore, Edbert mengajak Indira untuk jalan-jalan ke pusat perbelanjaan yang ada di sebuah Mall besar di pusat kota. Edbert merasa jika Indira memerlukan waktu untuk jalan-jalan. Karena selama tinggal di Singapura, Indira sama sekali tidak pernah keluar dari Villa selain ke perusahaan. Menginap di hotel juga itu karena terpaksa dia lakukan. Karena kedatangan keluarga Law yang begitu mendadak. Indira terlihat begitu bahagia saat tahu jika suaminya mengajaknya untuk pergi ke Mall, padahal biasanya pergi berduaan itu adalah hal yang sulit. Saat tiba di pusat perbelanjaan, yang pertama kali ingin Indira kunjungi adalah Restoran siap saji yang letaknya berderet di lantai 1. Rasanya, saat hidung Indira mencium aroma dari setiap Resto tersebut membuat lidah Indira terasa berliur. Kalau saja diperbolehkan, ingin sekali rasanya Indira mencicipi semua makanan yang berada di sana. "Ehm, Mas." Indira menatap Edbert dengan tatapan penuh harap. Kalau saja bukan di
Read more

Kembali Satu Atap

Indira tersenyum dengan sangat manis kepada Edbert. Hal itu membuat hati Edbert luluh, karena Edbert memang benar-benar sudah jatuh cinta kepada Indira. Dia sangat suka Indira yang terkadang manja, dia sangat suka Indira yang terkadang tangguh dan terkadang membuat dia tidak sabar untuk bertemu bersama dengannya. Apalagi setelah kehamilan baby twins, Indira semakin manja saja kepadanya. Indira bahkan tanpa ragu mengucapkan apa yang dia inginkan. Walaupun awalnya terlihat malu-malu. Akhirnya, Edbert menuruti keinginan dari Indira. Dia memanggil beberapa pelayan yang ada di sana, dia juga meminta para pelayan tersebut untuk membungkus semua makanan yang sudah dia pesan tadi. Para pelayan tersebut dengan senang hati membungkus makanan pesanan Edbert, apa lagi saat Edbert memberikan uang tips kepada mereka, para pelayan tersebut langsung tersenyum senang. "Terima kasih, Tuan." Para pelayan langsung membawakan bungkusan makanan milik Edbert. "Sama-sama," jawab Edbert. Indira dan Edbe
Read more

Baby Twins Yang Lapar

Indira mengerjapkan matanya, dia sungguh sangat mengantuk. Akan tetapi, bunyi keroncongan yang berasal dari perutnya tidak bisa dia abaikan. Indira sengaja berdiam untuk sejenak, agar rasa kantuknya segera hilang. Sayangnya perutnya malah terdengar begitu riuh. Indira sangat tahu jika itu pasti karena ada dua nyawa di dalam perutnya yang membutuhkan asupan gizi yang baik saat ini. Walaupun terasa malas, dia tetap bangun dan turun dari tempat tidurnya. Sekilas dia memandang jam dinding yang terpasang di tembok kamarnya, waktu menunjukan pukul dua malam. Rasanya sangat malas untuk keluar kamar, apa lagi harus makan di dapur sendirian. Males bercampur rasa takut, itulah yang dia rasakan. Namun, semalas apa pun dia tetap tidak ingin mengecewakan kedua nyawa yang kini sedang meronta meminta jatah makannya. "Apa kalian sangat lapar? Mom, sangat malas untuk ke dapur. Tapi, demi kalian Mom rela." Indira mengelus lembut perutnya yang sudah terlihat membuncit. Setelah puas berbicara dengan
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status