Hari sudah menjelang sore, tetapi Edbert masih setia dengan gemingnya. Dia duduk anteng di depan pusara terakhir Merry, dia terus saja memeluk Nissan Merry dan menciuminya. Dia benar-benar merasa kehilangan sosok wanita yang begitu baik, dia merasa kehilangan sosok wanita yang mencintainya dengan sangat tulus. Wanita yang rela membawakan wanita lain untuk kebahagiaan suaminya, wanita yang dengan suka rela mau berbagi cinta dengan wanita lain. Melihat kakaknya yang terus saja mendalami dukanya, Shamanta pada akhirnya menghampirinya dan mengajaknya untuk pulang. "Kak Ed, aku tahu jika kamu sedang bersedih. Akan tetapi, aku mohon, Kak. Janganlah Kakak bersikap seperti ini, aku yakin kak Merry akan sangat sedih jika melihat keadaan Kakak yang seperti ini." Shamanta langsung memeluk Edbert dan mengelus lembut punggung kakak sulungnya itu, Edbert melerai pelukan Shamanta. Kemudian, dia menatap wajah Shamanta dengan lekat. Shamanta bisa melihat jika Edbert begitu kacau, dia merasa sanga
Read more