Home / Romansa / Istri Kedua / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Istri Kedua : Chapter 61 - Chapter 70

100 Chapters

Gagal Ginjal

Hari-hari berlalu dengan sangat cepat, usia kandungan Indira kini sudah memasuki tiga puluh enam minggu. Hal itu membuat perut Indira terlihat sangat besar, karena dua janin yang berkembang di rahimnya. Berat badan Indira yang tadinya hanya empat puluh delapan kilo langsung melonjak naik sampai tujuh puluh kilo, perubahan yang sangat luar biasa. Terkadang dia merasa insecure saat melihat pantulan wajah dan tubuhnya di depan cermin. Akan tetapi, dia selalu berpikir kembali jika dia tidak usah khawatir akan berat badannya yang naik drastis, toh setelah melahirkan dia akan pergi meninggalkan Edbert dan Merry. Jadi, dia tidak perlu merasa takut karena Edbert tidak akan menyukainya lagi. Karena mereka tidak akan bertemu lagi setelah Indira melahirkan nanti. Indira merasa jika waktunya bersama dengan Edbert dan dengan baby twins tidak akan lama lagi, makanya Indira selalu berusaha untuk menikmati kebersamaannya dengan Edbert. Indira bahkan sering berfoto sambil mengelus perutnya dengan
Read more

Semakin parah

Hari-hari yang Merry lalui dirasa begitu banyak kesedihan. Setiap hari dia selalu berusaha untuk menyembunyikan keadaan kesehatannya dari suaminya dan juga dari keluarganya. Dia sering memeriksakan kondisi kesehatannya, tetapi dia tidak pernah memberitahukannya kepada siapa pun. Dokter berkata jika kondisinya semakin memburuk, wajah Merry pun kian memucat. Namun, Merry yang pandai merias wajahnya selalu bisa menutupi wajah pucatnya dengan riasan make up. Walaupun memang untuk masalah berat badan tidak bisa ditutupi, karena tubuh Merry kini semakin kurus.Maka dari itu dalam setiap harinya Merry selalu memakai baju yang longgar, tidak ada lagi Merry yang selalu memakai baju seksi seperti biasanya.Beruntung Indira, Edbert ataupun para pelayan di sana tidak pernah mencurigainya. Jika dia sedang mengalami kesakitan di siang hari, dia selalu bersembunyi agar tidak ada orang yang mengetahui.Dia selalu berdiam saja di dalam kamar tanpa berniat untuk keluar. Bahkan untuk makan pun dia sela
Read more

Pilihan Yang Sulit

Saat tiba di Villa, Indira langsung masuk ke dalam ruang kerja Edbert. Karena memang Edbert menitipkan berkas penting yang harus di simpan di dalam ruang kerjanya Entah itu berkas apa, Indira tidak tahu dan Indira pun tidak berani untuk mencari tahu tentang berkas tersebut. Selesai merapikan berkas tersebut, Indira berniat untuk masuk ke dalam kamarnya. Rasanya kakinya sangat pegal dan dia ingin menslonjorkan kakinya tersebut, tetapi sayup-sayup dia mendengar tangisan dari kamar utama. Indira yang merasa penasaran mendorong pintu utama dengan perlahan, nampaklah Merry yang sedang terduduk di lantai. Indira begitu kaget melihat akan hal itu. Merry seperti orang yang sedang menahan rasa sakit, Indira dengan cepat menghampiri Merry. "Astagfirullah, Kak. Kakak kenapa?" tanya Indira. Indira terlihat begitu panik, apalagi saat melihat wajah Merry yang begitu pucat. Merry tidak menjawab pertanyaan dari Indira, dia hanya menangis sambil meremat perutnya yang terasa sakit. "Kak! Jawab," p
Read more

Welcome Baby Twins

Indira terlihat begitu kesakitan, bahkan dia mencengkeram tangan Edbert dengan sangat kuat. Edbert bahkan sampai meringis dibuatnya, tetapi dia tidak bisa marah dengan apa yang dilakukan oleh Indira terhadap dirinya. Justru Edbert merasa kasihan saat melihat Indira yang terlihat begitu tersiksa karena kontraksi yang dirasakan oleh'nya, jika saja bisa rasanya dia ingin menggantikan rasa sakit yang diderita oleh istri keduanya tersebut.Seorang dokter datang menghampiri Indira, dia memeriksa keadaan Indira. Ternyata, kondisinya sangat baik dan saat dokter ingin memeriksa sudah pembukaan berapa. Setelah melakukan pemeriksaan, ternyata kepala baby Indira sudah terlihat. Dokter yang kaget pun dengan cepat meminta suster untuk menyiapkan alat-alat bantu untuk proses melahirkan. "Tolong bantu istri saya melahirkan," ucap Edbert dengan cemas.Dokter dengan sigap langsung memakai sarung tangan steril untuk membantu Indira dalam proses melahirkan babynya, dokter mulai menginstruksikan apa yan
Read more

Semakin Lemah

"Benarkah?" tanya Leon Law dengan raut wajah tidak percaya."Yes, Dad!" jawab Edbert berusaha untuk meyakinkan kedua orang tuanya.Leon Law dan Berlian Law sebenarnya merasa tidak mengerti, kenapa kedua cucunya bisa berada di tangan Indira. Memang benar jika Merry berada dalam keadaan yang sangat kritis. Akan tetapi, rasanya tidak masuk akal jika kedua baby yang Merry melahirkan dititipkan kepada Indira. Apalagi sampai Edbert mengizinkan Indira untuk menyusuinya. Mereka benar-benar merasa bingung, tetapi walaupun mereka kebingungan mereka tetap masuk ke dalam ruangan Indira. Tentunya setelah Edbert memberitahukan di mana ruangan Indira tersebut, saat mereka masuk nampaklah Indira yang sedang memeluk kedua bayinya. Sesekali Indira melabuhkan ciuman hangat di pipi gembil kedua putra Edbert tersebut. Berliana Law dan Leon Law merasa iba melihat melihatnya. Karena mereka menyangka, jika Indira merasa kehilangan baby'nya lalu mencurahkan semua rasa cinta dan kasih sayangnya terhadap ked
Read more

Kembali Kepada Sang Khalik

Edbert terlihat menghampiri istrinya yang terbaring lemah, air matanya tidak henti mengalir karena saat ini rasa sedih bercampur rasa bersalah menjadi satu. Dia benar-benar tidak menyangka jika kondisi kesehatan Merry selama ini begitu buruk, andai saja waktu dapat diputar kembali, Edbert ingin memberikan perhatian yang lebih banyak lagi kepada Merry. Edbert ingin memberikan yang terbaik untuk Merry, dia ingin menjadi suami yang baik untuk Merry. Wanita yang dengan tulus menyayangi dirinya, wanita yang dengan ikhlas membawa wanita lain untuk dia nikahi dan menyempurnakan hidupnya. Wanita yang dengan suka rela memberikan kebahagiaan untuk Edbert melalui perempuan lain. Wanita luar biasa yang sangat Edbert cintai sampai saat ini.Edbert nampak mengecupi setiap inci wajah istrinya lalu dia memeluk Merry dengan erat, terlihat sekali jika dia begitu lemah dan terpuruk saat ini. Air matanya bahkan tidak berhenti mengalir, dia menangis dan terisak di dalam pelukan istri pertamanya. "Janga
Read more

Pemakaman Merry

Setelah jenazah Merry selesai dimandikan dan telah rapi terbungkus kain kafan, kedua pihak keluarga setuju untuk menguburkan Merry di tanah air. Agar mereka bisa dengan mudah berziarah jika dimakamkan di tanah air.Mereka juga bisa dengan leluasa datang ke pusara terakhir Merry kapan pun mereka mau, tanpa memikirkan berapa lama waktu yang akan dihabiskan untuk datang ke tempat itu.Bahkan Leon Law langsung menyiapkan jetpri untuk kepulangan jenazah Merry, hal itu dia lakukan agar lebih mudah dan lebih cepat membawa jenazah menantunya tersebut.Selama perjalanan pulang Edbert nampak lesu. Dia terus bersandar di pundak Berliana Law, tatapan matanya terlihat kosong. Tidak ada gairah hidup di sana, dia seakan jadi manusia paling bersalah atas kepergian Merry. Dia merasa menjadi suami paling tidak berguna karena lalai dalam menjaga istrinya, dia kecewa kepada dirinya sendiri. Kalau saja dia tidak egois, kalau saja dia bisa bersikap adil, kalau saja dia bisa memperhatikan Merry, kalau saja
Read more

Surat Dari Merrry

Hari sudah menjelang sore, tetapi Edbert masih setia dengan gemingnya. Dia duduk anteng di depan pusara terakhir Merry, dia terus saja memeluk Nissan Merry dan menciuminya. Dia benar-benar merasa kehilangan sosok wanita yang begitu baik, dia merasa kehilangan sosok wanita yang mencintainya dengan sangat tulus. Wanita yang rela membawakan wanita lain untuk kebahagiaan suaminya, wanita yang dengan suka rela mau berbagi cinta dengan wanita lain. Melihat kakaknya yang terus saja mendalami dukanya, Shamanta pada akhirnya menghampirinya dan mengajaknya untuk pulang. "Kak Ed, aku tahu jika kamu sedang bersedih. Akan tetapi, aku mohon, Kak. Janganlah Kakak bersikap seperti ini, aku yakin kak Merry akan sangat sedih jika melihat keadaan Kakak yang seperti ini." Shamanta langsung memeluk Edbert dan mengelus lembut punggung kakak sulungnya itu, Edbert melerai pelukan Shamanta. Kemudian, dia menatap wajah Shamanta dengan lekat. Shamanta bisa melihat jika Edbert begitu kacau, dia merasa sanga
Read more

Memberitahukan Kebenaran

Shamanta terlihat sangat kaget saat mengetahui jika Edbert ternyata mempunyai dua istri, bahkan yang membuat Shamanta tak habis pikir wanita yang menjadi istri kedua kakaknya adalah wanita pilihan Merry sendiri. Wanita yang benar-benar dipilihkan dan dinikahkan oleh Merry sendiri, Shamanta sampai bertanya-tanya di dalam hatinya. Kenapa ada wanita sebaik Merry di dunia ini? Kenapa Tuhan memberikan ujian yang sangat berat kepada wanita yang sangat baik seperti Merry? Jika saja Shamanta yang divonis mandul, rasanya dia tidak akan rela berbagi suami. Apalagi, sampai harus mencarikan seorang wanita untuk dijadikan istri oleh sang suami. Bahkan yang Shamanta sangat kagetkan, ternyata baby twins bukanlah anak Merry. Akan tetapi anak kakak sulungnya dari istri keduanya, Shamanta benar-benar merasa takjub kepada wanita seperti Merry. Karena sebelum dia meninggal, dia benar-benar memilihkan wanita yang baik untuk menjadi istri dari suaminya. Merry bahkan rela pindah ke Singapura dan tinggal
Read more

Menjemput Baby Twins

Hari ini adalah hari kelima setelah kepergian Merry, Edbert memutuskan untuk pergi ke Singapura. Dia ingin segera menjemput Indira dan juga kedua putra kembarnya, Edbert sudah memikirkannya secara matang. Dia memutuskan akan membawa serta Indira ke dalam kehidupannya, dia akan berusaha untuk menjelaskan keadaan yang sebenarnya. Dia akan menjelaskan bahwa Indira adalah wanita yang dipilihkan oleh Merry untuknya, tentu saja Edbert akan melakukannya dengan pelan dan sangat hati-hati. Dia tidak boleh gegabah, jika dia terburu-buru maka yang ada Indira akan terusir dari kehidupannya. Bahkan, mungkin dia tidak akan tahu nasib baby twins ke depannya seperti apa.Awalnya Edbert merasa ragu untuk membawa Indira ke dalam kehidupannya, tetapi jika mengingat akan kedua putranya, tentu mereka sangat membutuhkan kehadiran Indira. Mereka membutuhkan kasih sayang seorang ibu, jika dulu dia berencana akan membiarkan Indira pergi, itu karena ada Merry, pikirnya. Namun, sekarang keadaannya berbeda.
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status