Berliana Law menatap Edbert dengan intens, dia sangat tahu jika putranya sedang berbohong. Bahkan dia bisa melihat raut gundah di wajah Edbert. Edbert seperti sedang dilema, dia seperti sedang dihadapkan dalam masalah yang sangat rumit. Dia seperti sedang dihadapkan dalam sebuah pilihan yang begitu sulit untuk dia pilih. "Katakan pada, Mom. Mom, mengandung kamu selama sembilan bulan. Mom, selalu mengurus kamu dari semenjak kamu lahir. Mom, bisa merasakan kegundahan hati kamu, Nak." Berliana Law mengusap lembut punggung Edbert. Edbert terlihat menarik napas panjang, lalu dia mengeluarkannya secara perlahan. Edbert melerai pelukannya, kemudian dia menatap wajah mom'nya dengan intens. "Maafkan aku, Mom. Untuk saat ini, aku belum bisa cerita. Lain kali, aku akan jujur sama, Mom." Edbert mengusap lembut tangan Berliana Law. Berliana Lawa merasa sedih mendengar apa yang dikatakan oleh putranya, tetapi dia tidak bisa memaksakan Edbert untuk bicara sekarang juga. "Baiklah, jangan sampai
Baca selengkapnya