Share

Tembakan

Penulis: Cucu Suliani
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Melihat wajah Edbert yang terlihat mengenaskan, tentunya membuat Indira tidak tega. padahal, pada awalnya dia ingin menggoda suaminya dulu untuk berkata 'tidak'.

Akan tetapi, saat pandangan mata mereka bertemu hati Indira langsung luluh. Dengan perlahan Indira pun menganggukkan kepalanya.

"Iya, Mas," jawab Indira.

Kata yang keluar dari mulut Indira membuat Edbert terlihat senang bukan main, mata pria itu langsung berbinar.

"Jadi beneran boleh?" tanya Edbert meyakinkan.

Indira langsung terkekeh saat mendengar pertanyaan dari Edbert, dia merasa jika suaminya telah banyak berubah.

"Boleh, Sayang. Sangat boleh, aku istrimu, aku milikmu. Lakukanlah apa pun sesuai keinginan kamu, Sayang." Indira membelai pipi Edbert dan mengusap bibir seksinya.

Edbert langsung menangkap tangan Indira dan mengecupnya beberapa kali, dia suka tangan mungil itu apa lagi saat memainkan miliknya.

"Mas mulai, ya?" tanyanya pada sang istri.

"Iya, Sayang. Lakukanlah, aku juga menginginkannya." Indira langsung m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kedua    Ngidam

    Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore, Edbert mengajak Indira untuk jalan-jalan ke pusat perbelanjaan yang ada di sebuah Mall besar di pusat kota. Edbert merasa jika Indira memerlukan waktu untuk jalan-jalan. Karena selama tinggal di Singapura, Indira sama sekali tidak pernah keluar dari Villa selain ke perusahaan. Menginap di hotel juga itu karena terpaksa dia lakukan. Karena kedatangan keluarga Law yang begitu mendadak. Indira terlihat begitu bahagia saat tahu jika suaminya mengajaknya untuk pergi ke Mall, padahal biasanya pergi berduaan itu adalah hal yang sulit. Saat tiba di pusat perbelanjaan, yang pertama kali ingin Indira kunjungi adalah Restoran siap saji yang letaknya berderet di lantai 1. Rasanya, saat hidung Indira mencium aroma dari setiap Resto tersebut membuat lidah Indira terasa berliur. Kalau saja diperbolehkan, ingin sekali rasanya Indira mencicipi semua makanan yang berada di sana. "Ehm, Mas." Indira menatap Edbert dengan tatapan penuh harap. Kalau saja bukan di

  • Istri Kedua    Kembali Satu Atap

    Indira tersenyum dengan sangat manis kepada Edbert. Hal itu membuat hati Edbert luluh, karena Edbert memang benar-benar sudah jatuh cinta kepada Indira. Dia sangat suka Indira yang terkadang manja, dia sangat suka Indira yang terkadang tangguh dan terkadang membuat dia tidak sabar untuk bertemu bersama dengannya. Apalagi setelah kehamilan baby twins, Indira semakin manja saja kepadanya. Indira bahkan tanpa ragu mengucapkan apa yang dia inginkan. Walaupun awalnya terlihat malu-malu. Akhirnya, Edbert menuruti keinginan dari Indira. Dia memanggil beberapa pelayan yang ada di sana, dia juga meminta para pelayan tersebut untuk membungkus semua makanan yang sudah dia pesan tadi. Para pelayan tersebut dengan senang hati membungkus makanan pesanan Edbert, apa lagi saat Edbert memberikan uang tips kepada mereka, para pelayan tersebut langsung tersenyum senang. "Terima kasih, Tuan." Para pelayan langsung membawakan bungkusan makanan milik Edbert. "Sama-sama," jawab Edbert. Indira dan Edbe

  • Istri Kedua     Baby Twins Yang Lapar

    Indira mengerjapkan matanya, dia sungguh sangat mengantuk. Akan tetapi, bunyi keroncongan yang berasal dari perutnya tidak bisa dia abaikan. Indira sengaja berdiam untuk sejenak, agar rasa kantuknya segera hilang. Sayangnya perutnya malah terdengar begitu riuh. Indira sangat tahu jika itu pasti karena ada dua nyawa di dalam perutnya yang membutuhkan asupan gizi yang baik saat ini. Walaupun terasa malas, dia tetap bangun dan turun dari tempat tidurnya. Sekilas dia memandang jam dinding yang terpasang di tembok kamarnya, waktu menunjukan pukul dua malam. Rasanya sangat malas untuk keluar kamar, apa lagi harus makan di dapur sendirian. Males bercampur rasa takut, itulah yang dia rasakan. Namun, semalas apa pun dia tetap tidak ingin mengecewakan kedua nyawa yang kini sedang meronta meminta jatah makannya. "Apa kalian sangat lapar? Mom, sangat malas untuk ke dapur. Tapi, demi kalian Mom rela." Indira mengelus lembut perutnya yang sudah terlihat membuncit. Setelah puas berbicara dengan

  • Istri Kedua    Bangun Kesiangan

    Saat Indira hendak memejamkan matanya, ternyata waktu subuh sudah tiba. Dia segera pergi ke kamar mandi untuk berwudhu, dia tidak berani mandi karena udaranya yang terasa sangat dingin. Selepas shalat subuh, barulah Indira merebahkan tubuhnya. Mengusap perutnya sebentar lalu mengajak baby twins untuk berbicara seperti biasanya. "Baby, kalian pasti senang karena sudah bersama lagi dengan daddy kalian. Mom, juga sangat senang. Bolehkah Mom egois? Rasanya, Mom selalu ingin bersama dengan dad kalian." Indira berkata dengan wajah sendunya. Entah kenapa, akhir-akhir ini dia sering merasa hatinya gampang sekali merasa sedih. Namun, rasa itu akan dengan cepat berganti dengan rasa bahagia jika Edbert ada di sampingnya. "Ya Tuhan! Maafkan aku. Seharusnya aku tidak berkata seperti itu, aku harus sadar siapa aku dan di mana posisiku," ucap Indira lagi. Tidak lama setelah mengatakan hal itu, Indira dengan cepat terlelap dan terbuai dalam indahnya mimpi. Perutnya yang sudah terisi membuat dia b

  • Istri Kedua    Permintaan Edbert

    Empat bulan sudah usia kehamilan Indira, hal itu membuat Merry was-was. Karena Leon Law pernah berucap jika dia akan mengunjungi Merry kembali bersama kedua orang tua Merry. Tentunya hal itu mereka lakukan untuk melakukan acara syukuran empat bulanan kehamilan Merry. Merry benar-benar takut jika kebohongannya akan terungkap, dia takut jika semua keluarga ingin mengusap perut Merry. Merry bahkan sempat berencana untuk menggagalkan kedatangan mereka. Akan tetapi, itu merupakan hal yang sangat mustahil. Karena kedua orang tua Edbert dan Merry, pasti ingin menyambut keluarga baru yang tidak lama lagi akan hadir di tengah-tengah keluarga besar mereka. Apalagi saat membaca pesan chat yang mengatakan jika kedua orang tua Edbert dan Merry akan datang dua hari lagi, Merry sudah terlihat sangat frustasi memikirkan hal tersebut. Akan tetapi, hari itu pasti datang juga dan Merry pasti tidak akan bisa menghindar lagi. Agar semua keluarga tidak merasa curiga, Merry bahkan membeli alat yang biasa

  • Istri Kedua    Kedatangan Kedua Keluarga Besar

    Indira terlihat bingung dengan permintaan Edbert. Akan tetapi, dia juga tidak mau membantah. Apa lagi, sampai dia harus mengecewakan suami tampannya itu. Edbert langsung menggenggam tangan Indira dan mengecup punggung tangan istri keduanya dengan lembut, lalu Edbert menatap netra Indira dengan lekat. "Oh ayolah, Sayang. Mas mohon, Mas ngga sanggup jauh-jauh dari kalian. Lagi pula, acara ini milik kalian. Please...." Edbert menatap mata Indira dengan tatapan penuh permohonan, hal itu membuat Indira tidak tega. Pria itu selalu saja berhasil membuat Edbert lemah, pria itu selalu berhasil membuat dia merasa tidak karuan.Indira sebenarnya sangat ingin melakukan apa yang diminta oleh Edbert, dia hanya takut tidak akan bisa menjaga diri. Karena akhir-akhir ini, dia selalu ingin dimanja. "Ayolah, Sayang. Ini juga permintaan Merry," ujar Edbert.Indira menghela napas berat, dia tidak bisa menolak permintaan tersebut jika memang permintaan itu datang dari Edbert dan juga Marry."Baiklah, ap

  • Istri Kedua    Pergerakan Baby Twins

    Semua orang yang ada di sana menatap Indira dengan tatapan horor, mereka merasa bingung karena ada wanita lain di tengah-tengah rumah tangga Merry dan juga Edbert. Apa lagi Liliana Leichan, dia menatap Indira dengan tatapan tidak suka. Seorang perempuan berada di dalam rumah tangga anaknya, itu sangat tidak baik, menurutnya. "Kenapa dia di sini? Dia--"Liliana Leichan menolehkan wajahnya ke arah menantunya, Indira terlihat salah tingkah, dia menundukkan kepalanya sambil memilin ujung hijabnya. Leon Law yang mengenal Indira langsung bangun dan menghampirinya, pria itu tidak bertanya apa pun kepada putranya. Dia langsung menyapa Indira."Selamat pagi, Nak. Kenapa setiap kali kita bertemu kamu selalu memberikan kejutan padaku?" tanya Leon Law. Indira mendongakkan kepalanya, dia memberanikan diri untuk menatap Leon Law. Dia bahkan berusaha untuk tersenyum dengan sangat manis ke arah pria itu."Selamat pagi, Tuan. Saya--" Ucapan Indira terhenti tatkala Edbert langsung menjawab pertanya

  • Istri Kedua    Obrolan Hangat

    Indira terlihat salah tingkah mendengar pertanyaan dari Berliana Law, dia bingung harus menjawab seperti apa pertanyaan dari Berliana Law itu. Ingin sekali rasanya dia mencari alasan yang tepat, tapi apa. Tidak mungkin bukan, jika dia berkata dengan jujur kalau dia merasa sangat sedih karena teramat ingin dipeluk oleh Berliana Law. Dia juga teramat ingin merasakan sentuhan dari Berliana Law di perut buncitnya. Entah kenapa saat tangan Berliana Law menyentuhnya dan juga mengelus lembut perut buncitnya, hatinya terasa menghangat. Entah karena baby twins yang menginginkan kehadiran omanya atau karena dirinya yang telah lama tidak mendapatkan kasih sayang seorang ibu. Atau mungkin karena memang dia berstatus sebagai istri rahasia, istri yang tidak boleh diketahui keberadaannya di dalam keluarga Law.Indira jadi berpikir, mungkin saja dia sedang rindu dengan ibunya. Mungkin dia rindu dengan kasih sayang seorang ibu. Mungkin juga itu hanya bawaan baby twins, atau mungkin karena pengaruh

Bab terbaru

  • Istri Kedua    Happy Ending

    Keesokan harinya.Anthony dan Melly datang ke rumah Edbert, karena memang ada yang ingin Edbert ingin sampaikan kepada mereka berdua. Tiba di kediaman Edbert, Anthony dan juga Melly langsung disambut gembira oleh Indira. Bahkan di sana juga ada Berliana Law dan juga Leo Law, mereka ikut menyambut kedatangan keduanya."Selamat datang Kakak-ku, Sayang." Indira langsung memeluk Melly dengan erat. Memeluk wanita yang merupakan sahabatnya sejak lama, wanita yang selalu berperilaku baik terhadap dirinya. Wanita yang mau berbagi senang dan juga susah dengan dirinya."Terima kasih untuk sambutannya," ucap Melly seraya tersenyum. Indira terlihat tersenyum, lalu dia mencondongkan wajahnya. Kemudian, dia berbisik tepat di telinga Melly. "Semalam kalian melakukannya berapa kali?" tanya Indira.Melly nampak tersipu mendengar pertanyaan dari Indira, menurutnya ini adalah hal yang intim. Kenapa juga Indira harus menanyakan hal itu, pikirnya. "Rahasia," jawab Melly dengan salah tingkah.Melihat

  • Istri Kedua    Belah Duren

    Tangannya memang berada di atas kepala Melly, tetapi bibirnya sesekali mengecupi leher jenjang istrinya, bahkan dia juga suka sekali menggigit pelan pundak Melly. "Aduh, Mas. Sakit!" keluh Melly kala Anthony kembali menggigit pundaknya. Anthony memutarkan bola matanya dengan malas, karena istrinya itu terus saja melayangkan protesnya. Padahal, dia hanya merasa gemas terhadap istrinya tersebut."Yaelah, Yang. Baru juga digigit. Belum juga aku patuk," ucap Anthony seraya terkekeh. Melly langsung menatap suaminya dengan tatapan tajamnya, dia merasa tidak suka kala suaminya mengatakan hal seperti itu."Emangnya kamu ular, pake matuk segala?" tanya Melly. "Hem, aku bukan ular. Tapi, ada king kobra yang sudah sangat siap menyemburkan bisanya, bersiaplah, Sayang. Aku akan terus menyemburkan bisanya agar bisa mencetak Anthony junior di sini," kata Anthony seraya mengelus lembut perut istrinya. Mendengar ucapan suaminya, Melly nampak tersipu malu. Dia juga merasa ingin segera memiliki ketu

  • Istri Kedua    Malam Sahnya Anthony

    Hari yang Anthony tunggu-tunggu telah tiba, hari ini di sebuah ballroom hotel mewah milik keluarga Law sudah diselenggarakan acara pernikahan Anthony dengan Melly. Pasangan pengantin baru itu terlihat sangat bahagia, apa lagi dengan Anthony. Pria muda itu terlihat sangat antusias dan tidak sabar untuk menyambut malam pertamanya. Dia sudah tidak sabar untuk merasakan yang namanya nikmatnya surga dunia seperti apa, dia sudah tidak sabar untuk mengajak Melly bermain kuda-kudaan. Sayangnya keinginan Anthony tidak bisa langsung dilaksanakan, karena dia masih harus mengikuti acara resepsi pernikahan yang sudah disiapkan oleh Leon Law. Anthony dan Melly kini sedang berdiri di atas pelaminan, wajah mereka terlihat sangat bahagia. Terlebih lagi dengan Anthony, dia merasa bangga karena bisa mempersunting wanita yang dia puja.Walaupun pada awalnya dia sempat menyukai Indira, tetapi rasa itu sudah tidak ada lagi. Anthony merasa jika Tuhan tidak menjodohkan dirinya dengan Indira, tetapi tuhan

  • Istri Kedua    Permintaan Maaf Mahendra

    Mahendra benar-benar merasa menyesal, dia baru sadar jika Indira memanglah wanita baik hati yang terlihat begitu tulus. Bahkan kasih sayangnya terhadap Liliana Leichan saja sangat tulus, tak terlihat adanya pencitraan di sana. Pantas saja Merry sang kakak begitu memuja perempuan bernama Indira itu, pikirnya. Dia bahkan rela tinggal satu atap dengan wanita yang dia pilih sebagai madunya. Mahendra baru sadar jika itu semua dia lakukan karena Merry ingin memberikan mutiara untuk suami tercintanya. Merry ingin memberikan kebahagiaan pada suaminya lewat wanita lain yang lebih baik dari dirinya. Indira terlihat tersenyum sambil menatap Mahendra, dia bisa melihat dengan jelas jika Mahendra terlihat begitu menyesal akan perbuatan yang pernah dia lakukan terhadap dirinya dan kedua putranya. Namun, Indira tak bisa berkata apa pun. Dia hanya ingin menunggu apa yang akan dikatakan oleh Mahendra selanjutnya. Tak lama kemudian, Mahendra terlihat memberanikan diri untuk menatap Indira. Kemudian,

  • Istri Kedua    Penyesalan Mahendra

    Dua minggu sudah Mahendra mendapatkan perawatan di Rumah Sakit, wajahnya sudah terlihat segar, luka di tubuhnya pun sudah terlihat membaik. Bahkan, kakinya kini sudah tidak memakai gips lagi, jika diraba kakinya sudah mulai bisa merasakan sentuhan. Selama dua minggu ini, Mahendra selalu saja memikirkan tentang Indira yang mau mendonorkan darahnya untuk dirinya. Sebenarnya dia sungguh bertanya-tanya di dalam hatinya, kenapa Indira mau mendonorkan darah untuknya. Padahal, dia sudah berbuat jahat kepada Indira, rasa-rasanya Edbert pasti sudah tahu kelakuan dirinya terhadap istrinya dan kedua putranya.Namun, kenapa mereka seakan tidak marah. Bahkan, seminggu yang lalu Indira dan juga Edbert sempat menjenguk Mahendra ke Rumah Sakit. Mereka terlihat biasa saja, Mahendra jadi berpikir, mungkinkah Indira mempunyai hati yang begitu tulus seperti yang diungkapkan oleh Merry melalui surat yang dikirimkan kepada kedua orang tuanya, pikirnya.Makanya Edbert bisa dengan mudahnya menerima keberad

  • Istri Kedua    Reaksi Mahendra

    Selama satu minggu Mahendra tak sadarkan diri, dokter berkata jika dia baik-baik saja. Kondisi kesehatannya juga sudah sangat bagus, hasil operasinya juga baik. Namun, dokter juga tak tahu kenapa Mahendra tak juga kunjung sadarkan diri. Liliana Leichan dan juga Archan Leichan sempat di kebingungan, mereka benar-benar takut akan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan terhadap putranya tersebut. Walaupun dokter berkata dia baik-baik saja, tetapi ketika mereka bicara dan berusaha untuk mengajak Mahendra mengobrol, sayangnya Mahendra tak pernah memberikan respon sama sekali. Mahendra seperti orang yang kehilangan semangat hidupnya, dia seperti enggan untuk melanjutkan kehidupannya. Dia seperti ingin tertidur lama, beristirahat tanpa merasakan beban dan juga tanpa merasakan tekanan di dalam hidupnya. Liliana Leichan sempat berkonsultasi dengan dokter psikologi, dia pernah berkata jika kemungkinan Mahendra mengalami guncangan yang hebat di dalam dirinya. Dia merasa lebih baik tidur la

  • Istri Kedua    Butuh Donor Darah

    Edbert terlihat berlari di lorong Rumah Sakit, dia mencari ruang operasi sesuai dengan apa yang diucapkan oleh seorang suster saat menelpon dirinya. Ya! Seorang suster telah meneleponnya, dia memberitahukan Edbert jika Mahendra mengalami kecelakaan hebat saat sedang mengendarai mobilnya menuju perusahaan milik keluarga Leichan. Kecelakaan tunggal yang dialami Mahendra mengakibatkan tulang kakinya remuk, karena terhimpit body mobil. Bila dilihat dari cctv jalanan, Mahendra terlihat tidak fokus saat menjalankan mobilnya. Dia terlihat membanting setir mobilnya ke arah kanan secara tiba-tiba hingga akhirnya mobil yang dikendarai oleh Mahendra langsung menabrak pembatas jalan dengan sangat kencang. Kecelakaan tidak dapat dihindari, beruntung banyak orang kala itu. Hal itu membuat Mahendra mendapatkan pertolongan dengan cepat. Tidak lama kemudian, dia melihat Liliana Leichan dan juga Archan Leichan yang sedang saling memeluk dengan wajah yang sudah basah dengan air mata. Edbert bisa me

  • Istri Kedua    Ancaman Mahendra

    Aku melangkahkan kakiku menuju kamar utama, saat aku membuka pintunya, Indira nampak sedang duduk di depan meja rias. Dia sedang memakai serum di wajahnya, tak lama kemudian dia memakai lotion di tangannya. Aku menghampirinya dan langsung memeluknya dengan erat. "kamu wangi, Sayang." Aku kecup dan aku cium bibirnya, aku pagut bibir itu dengan penuh hasrat.Setiap kali aku berdekatan dengan istri keduaku ini, aku selalu saja berhasrat. Dia selalu bisa memancing gairahku, padahal dia tidak sedang melakukan gerakan sensual."Mas, ih!" keluh Indira.Dia terlihat risih karena aku terus saja mengecupi leher jenjangnya, bahkan tanpa ragu Aku mengecup cerukan lehernya. "Kamu cantik banget sih, Yang." Aku kembali menyesap bibir itu, bibir yang selalu membuat aku ingin mengecup dan memagutnya.Aku sengaja berbasa-basi sebelum aku menanyakan tentang Mahendra, karena biasanya wanita itu butuh pancingan. Entah masalah obrolan biasa, ataupun masalah di atas ranjang."Iya, aku sudah cantik dan wan

  • Istri Kedua    Berkumpul Bersama

    POV Edbert Sore telah menjelang, rasa lelah begitu mendera tubuhku. Rasanya aku ingin sekali untuk segera pulang dan bertemu dengan istri dan juga kedua putraku. Jika sudah melihat mereka, rasa lelah pun tiba-tiba sirna entah ke mana. Aku segera bersiap lalu bergegas untuk pulang menuju kediamanku. Saat aku keluar dari ruanganku, aku melihat Anthony dan juga Melly yang sedang asyik mengobrol berdua di depan ruangan Melly. Mereka terlihat mesra sekali, sesekali Anthony terlihat mengusap lembut pipi Melly. Hal itu membuat teman dari istriku itu nampak tersipu. Aku sempat berdehem seraya menyenggol adik sepupuku itu, dia terlihat tersipu saat menyadari apa yang telah aku lakukan padanya karena memang disengaja. "Cie, yang baru jadian. Lagi anget-angetnya kayaknya, jangan dipepet terus entar khilaf. Mending halalin dulu saja," godaku. Anthony hanya mengusap tengkuk lehernya, dia terlihat salah tingkah saat aku goda. Begitu pun dengan Melly, lalu Anthony mulai berkata. "Apa sih, Bang

DMCA.com Protection Status