Home / Fantasi / Sejuta fikiran / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Sejuta fikiran: Chapter 1 - Chapter 10

22 Chapters

Bab 1

  Darr Ledakan besar dengan api yang mulai bergejolak. Jeritan penumpang menggema meminta tolong.  Pesawat jatuh kedalam laut menghilangkan api yang berkobar.  Dar Ledakan sekali lagi menyemburkan air dengan serpihan rangka yang bergelimpangan. Mayat berserakan dibawah air biru yang terdalam. Senyum langka terbit dari arah langit. Menatap dengan puas apa yang telah dikerjakan. Pergi terbang membawa raga menjauh dari perairan. * Mata mengarah ke cermin besar yang ada dihadapan. Menatap wajah merah yang sudah mengeluarkan air mata berkali-kali. Kehilangan seseorang memang menyakitkan. Tapi apakah pernah kau merasakan kehilangan hewan yang kau sayang?  Mati mengenaskan di depan mata kepala. Berdarah dan tercabik seperti di makan binatang buas. Rasa sesak mendominasi. Itu yang dirasakan wanita berparas cantik ini. Berjam-jam hanya menangisi hewan kesayangan yang mati denga
Read more

Bab 2

Tiba-tiba datang banyak nya orang berbondong untuk melihat kejadian. Padahal tadi Gebi tidak melihat satupun orang disana. Lalu dari mana saja mereka. Argebi berlari memasuki sekolah. Ikut mengerubungi hal yang tampak sedang dipertontonkan. "Hahaha cupu" Lelaki yang jatuh dari ketinggian berdiri dengan tawaan. Membuat orang orang panik tidak terkira. Darah yang mengalir dikepala menetes melewati wajah. Tapi, mengapa tidak merasakan apa-apa? Gebi menahan nafas. Mundur beberapa langkah dan berlari menuju kelas. Yang ada diotaknya adalah, laki-laki itu sudah tiada. Lalu siapa dia? mengapa masuk dengan seenaknya ketubuh seseorang yang baru saja mati. Gebi menelusur kelas. KosongKarena semua sibuk menatap kearah mayat hidup.  Aaaa Teriakan orang membuat Gebi tersentak dan menuju keluar. Lelaki itu? ingin lompat dari tingkat dua. Tempatnya berada saat ini. Itu artinya, hal yang dilihatnya tadi hanya ilusi. Da
Read more

Bab 3

Argebi menjauhkan diri dari penglihatan lelaki berseragam. Mencoba memikirkan hal yang sedari tadi mengganggu otaknya. Permintaan lelaki ini tidaklah mudah. Argebi tidak bisa gegabah hanya karena satu orang saja. Hidupnya sudah rumit lalu mengapa sekarang lelaki itu datang membawa masalah baru untuk hidupnya. "Bagaimana" Tepukan dibahu membuat Argebi menoleh kearah samping. "Aku tidak bisa" "Kalau gitu mengapa kau menyuruhku untuk tetap hidup dan mengapa kau katakan ingi membantu?" Lelaki itu emosi sehingga membanting makanan yang ada ditangan kanannya. "Semua begitu sulit" "Tidak. Jika kau rela" Lelaki itu meminta untuk dia bercinta dengan Argebi. Hanya demi membuat sang mantan kekasih menyesal. Lalu mengapa Argebi yang kena? siapa lelaki ini yang mampu membuat harga diri Argebi menghilang. "Pergi. Jika kau hanya ingin itu" Perkataan penuh penekanan terlontar membuat lelaki itu semakin meredam amarah. "
Read more

Bab 4

"Tolong" rintihan melemahkan perhatian. Memilukan pendengar, alam seakan membantu jika dirinya mati mengenaskan. Hujan deras membuat suaranya teredam. Tidak ada yang mendengarkan itu bisa menyebabkan hal yang fatal. Seorang lelaki hampir sekarat dengan tusukan bagian perut. Merintih kesakitan dibawah kolong jembatan. Argebi berjalan dengan santai menuju rumah. Angin kencang menerbangkan payung bening miliknya. Tidak ingin basah dia berlari kearah kolong jembatan, setidaknya bisa berteduh untuk sementara. "To-long"Rintihan terdengar memilukan. Tapi malah mengerikan untuk Gebi. Mengelus tengkuknya yang dingin karena cuaca dan suara. Menatap kearah lorong jembatan yang panjang. Arus Sungai deras akibat hujan. Gelap, penglihatan Argebi tidak bisa menembus kedalam sana. Mengeluarkan handphone miliknya dan menghidupkan mode senter. Mata Argebi membelalak melihat seorang lelaki memakai
Read more

Bab 5

Diberi senyuman hangat "Good morning" tanpa rasa bersalah.  "Aku hanya mencoba membuat makanan untukmu" Gebi menggelengkan kepala. Lalu acuh pergi meninggalkan lelaki tampan tapi gila. menurutnya "Sudah jadi" Dengan semangat Setta meletak sushi buatannya dengan resep yang sudah diganti dari pembuatan umum. Argebi memandang dingin kearah makanan. Tapi bukan berarti tidak ingin mencoba, karena makanan tidak boleh dibuang. Itu menyesatkan Menyuap satu sushi buatan Setta kemulut. Sambil memejamkan mata menikmati hidangan. Setta tersenyum berharap satu kata saja keluar dari mulut Gebi. Tapi, tidak kunjung didengar. "Hm Hakkan, ini lumayan" penuturan Gebi meyorak kan hati Setta. Rasanya ingin membuat yang lebih banyak lagi. "Apa kau sudah coba?" Setta menggeleng "Cobalah" Setta
Read more

Bab 6

"Ada apa" Tanya Setta Argebi menggeleng kuat pergi kedapur. Membuka kulkas sambil menggela nafas, merasakan sensasi dingin dari udara. Tangan menyentuh botol dan meneguk isinya. Tenggorokan nain turun hingga air menetes keluar beberapa tetas keleher.  "Sial"Umpat Setta dari ruang tengah mengalihkan perhatian Gebi. Berjalan perlahan menatap kedepan dengan lurus. Pandangan jatuh pada perut milik Setta. Darah mengalir deras membasahi baju. "Ada apa" Argebi memutar badan seratus delapan puluh derajat, terbilang cukup panik mengambil peralatan medis.  "Biarku obati"  Engghhh Rintihan terdengar saat Gebi sedikit menekan perut Setta dengan telapak tangan. Mulai mengobati sesuai yang ia ketahui. Setta memejamkan mata menikmati rasa sakit yang di terima.  "Aku harus pergi" mendongak men
Read more

Bab 7

Jantung terkejut untuk beberapa kali. Disetrum oleh kursi listrik membuat Argebi ingin mati saat ini.  Sebuah suntikan dicucuk keleher. Cairan bening langsung masuk kedalam tubuh.Hanya tinggal menunggu reaksi. Azkria tersenyum senang menatap percobaannya dari monitor. Argebi dimasukkan kedalam sebuah tabung berbentuk kaca. Sehingga bisa dilihat dengan jelas dari luar. Argebi tersadar. Rasanya badan terlalu lelah dan remuk. Membuka mata,yang belum ia sadari tidak memiliki warna abu. Melainkan berwarna Biru cerah. Argebi berubah Akan menurut pada tuannya. Melakukan segala perintah tanpa bisa memilih baik atau buruk. "Hahahaha" tawa menggelegar dari Azkria diikuti anak buahnya. Tabung dibuka dengan remote sehingga Argebi langsung bisa keluar. Mendekati Azkria dan menunduk hormat. "Kau luar biasa" Argebi akan tetap seperti manusia biasa.
Read more

Bab 8

"Setta" Setta mengangguk memberi secangkir teh hangat.  "Minumla" Argebi ragu, meneguk ludah susah payah. " aku tidak meracuni wanita" sarkas Setta. "Pria?" Setta menghela nafas " Tidak juga" "Kau tadi ingin membunuhku" Byur Teh meyembur dari dalam mulut mengenai wajah Setta. Sang korban hanya menghela nafas sambil tersenyum kecil. "Tidak sopan" "Em, maaf" Argebi tidak enak hati "Tidak apa-apa" "Lalu dimana ini?" Argebi tidak kenal dengan tempat ini? menatap kejendela, hanya ada pohon-pohon yang sudah tidak memiliki daun. Mengering serta berjatuhan dibawah sana. "Kau ada dalam pengaruh ilmuan gila" "Ha?!" Tidak percaya akan penuturan Setta, Argebi ingin melepas tawa nya sekuat mungkin. "Dengarkan aku" Setta menyentak bahu Argebi, sontak membuat wanita itu terdiam memandang mata biru di depannya dengan tenang. "Aku percobaan mereka" "Itu makanya
Read more

Bab 9

Jendela ditendang sekali hentakan langsung hancur. Efek cairan yang disuntik membuat tenaga Argebi bertambah. Memapah Setta memanjat penghalang untuk turun.Sudah sampai diluar. Hanya ada tumbuhan hijau seperti kebun. Mereka berjalan tertatih melewati perkebunan layaknya labirin. Menghindar dari Azkria dan anak buah yang saat ini mengira Setta sudah mati ditangan Argebi.BrukSetta terhuyung kebelakang kala Argebi jatuh pingsan. Seketika panik, menepuk nepuk pipi wanita itu. Sedangkan tangan satunya lagi menahan perut yang mendenyut akibat darah mengalir semakin banyak."Ar, bangun" Iris mata bergerak tanda akan terbuka. Memperlihatkan bola berwarna abu cerah. "Argebi" Panggil Setta"Setta" gumam Gebi"Bangun, kita segera pergi dari sini"Setta berupaya membantu Argebi untuk tegak. Pergi sejauh mungkin atau bersembunyi sebelum para orang gila itu menemui keberadaan mereka."Kenapa aku disini?""
Read more

Bab 10

Seluruh stasiun tv mengumumkan jika akan ada hujan dan badai lagi malam ini. Dihimbau untuk warga tidak berkeliaran karena bisa membahayakan.Argebi mematikan televisi. Menghela nafas, cuaca tidak mendukung dirinya untuk menghentikan semua yang akan dilakukan Azkria.Semua seakan keberuntungan Azkria. Menghancurkan seluruh dunia dengan cara menyuntikan cairan-cairan buatan eksperimennya pada manusia. Itu menyebabkan mereka akan berubah ganas, saling menyakiti atau bahkan membunuh.Dunia sedang tidak baik-baik saja. Argebi merasa disini dia yang bersalah, karena dirinya dan Setta kabur. Otomatis kemarahan Azkria meningkat dan akan melakukan apapun yang menurutnya memuaskan.Mencoba memejamkan mata sekilas tapi mantul terbuka kembali. Rasa ngantuk tidak datang padanya hari ini, Setta beranjak dari kasur dan mendekati Argebi yang masih berada di sofa depan tv."Kau kenapa"Argebi menoleh sesaat dan terus berkutat pada fikirannya. "Kau tau setel
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status