All Chapters of LOVE is YOU, Ra!: Chapter 101 - Chapter 110
230 Chapters
Bab 66-2
Flashback on Rumah Sakit Kanker Singapura “Bagaimana hasil pemeriksaannya, Dok?” “Anda siapanya?” “Saya walinya, Reno Mahendra.” Allen memeriksa data pasien atas nama Vivian dan menemukan nama Reno sebagai wali sekaligus penanggung biaya pengobatan. Melihat keragu-raguan pada dokter wanita di depannya, Reno mengeluarkan semua identitasnya mulai dari SIM, KTP hingga paspor. “Baiklah, saya percaya. Kini kankernya sudah masuk stadium tiga, harus segera dilakukan tindakan. Saran saya, kita lakukan kemoterapi dan radiasi bersamaan untuk mempercepat membunuh sel kankernya. Bagaimana?” “Berapa persen kemungkinan dia sembuh, Dok?” “Di atas kertas, enam puluh persen. Tapi itu semua tergantung respon tubuhnya terhadap obat kemo dan ketahanannya, mengingat usianya dan jenis kanker.” Reno memejamkan mata seraya menarik napas dalam. “Tolong lakukan yang terbaik untuknya, Dok. Dia punya seorang putri yang mas
Read more
Bab 67-1 Mundur Untuk Menang
Hotel Pegasus “Mereka mengancamku. Memojokkanku. Bahkan mengambil Yuki dariku. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak bisa kehilangan semuanya begitu mudah.” Vivian mencurahkan semua unek-uneknya. [Sayang, jangan emosi dulu. Ingat, kesehatanmu lebih penting. Kita pikirkan pelan-pelan sambil kau jalani pengobatanmu.] “Kau mudah saja bicara begitu. Karena bukan kau ibunya. Aku merindukan Yuki.” [Aku tahu, tapi ini demi dia juga. Kamu mundur dulu agar mereka tidak makin waspada terhadapmu. Mundur untuk menang. Emm, apa kau belum bisa mendapatkan uang dari sepupumu?] “Belum.” [Aku membutuhkannya dalam waktu dekat ini. Bisakah kau membantuku?] “Tidak, aku belum bisa membantumu.” Vivian memutus sambungan telepon dan melempar ponselnya ke ranjang tanpa menjawab pertanyaan dari lawan bicaranya. Tidak ada lagi yang bisa ia harapkan untuk membantunya selain dirinya sendiri. “Baiklah, aku akan menyembuhkan diri dan
Read more
Bab 67-2
Rangga berdiri di depan pintu kamarnya, berulang kali mengangkat tangan hendak mengetuk pintu, tapi diurungkannya. Diusapnya wajah dan rambutnya, tingkah canggung yang sudah lama tak dilakukannya. “Mau berapa lama berdiri di luar?” Rangga berjingkat kaget kala suara Maura menegurnya dari belakang. Pria itu berbalik cepat dan memasang senyum menawan yang biasa dia pakai untuk membujuk istrinya. “Sayang, aku kira kamu ada di dalam,” gumam Rangga hampir tak terdengar. “Kalau mengira aku di dalam, kenapa masih berdiri canggung di luar?” “Aku takut mengganggu tidurmu. Bukankah sore begini biasanya kamu sedang istirahat?” “Mengira aku sedang tidur, tapi masih berencana mengetuk pintu? Tidakkah itu akan mengganggu tidurku?” Maura mengeratkan tali bathrobe warna marun yang dikenakannya. “Habis berenang?” “Ya, aku harus berenang untuk meredakan isi kepalaku yang mendidih karena perbuatanmu. Kita perlu bicara, Kak.”
Read more
Bab 68-1 Terkulai Tak Berdaya
“Sayang, Mama memintamu untuk segera turun dan mulai berdandan. Acara pernikahan Alina akan dimulai tiga jam lagi,” ucap Rangga seraya menyentuh bahu Maura lembut.“Bolehkah aku tidak pergi? Aku baru saja mengeluarkan seluruh isi perutku. Tubuhku terasa lemas dan tak bertenaga,” rengek Maura manja.“Kamu tidak akan berani melakukannya, Amor. Sebaiknya kita turun dulu, biar Mama yang memikirkan solusi terbaik untukmu. Aku harus berangkat ke hotel dulu untuk menemani Reno. Nanti kamu berangkat bersama dengan rombongan mempelai wanita.”“Aku benar-benar tidak ingin turun dari ranjang, Kak.”“Oke, aku akan panggil bantuan.” Rangga melangkah pergi bersamaan dengan pintu kamar terbuka dari luar.“Bagaimana keadaan Maura? Apa memungkinkan untuk ikut acara?” Hanna masuk dengan wajah cemas.“Nah, ini yang ditunggu sudah datang. Ma, sepertinya Maura tidak akan tahan
Read more
Bab 68-2
Dari balik pintu kaca hotel, Anggita berdiri memperhatikan yang sedang terjadi di teras sambil berkacak pinggang dan mengulas senyum culas.“Tujuan utama kami sebenarnya untuk wawancara orang lain. Berhubung kami kebetulan melihat Bapak, jadi kami pikir bisa sekalian mendapat sedikit waktu untuk wawancara,” kilah salah satu wartawan wanita.“Anda baru di dunia jurnalis? Setiap foto dan berita yang didapat tanpa izin dan sampai terbit, bisa dipakai sebagai bahan menuntut pencari berita termasuk redaksinya. Anda ingin mencobanya?”Wanita itu tersenyum sinis. “Anda hanya perlu menolak permintaan wawancara kami, tidak perlu berceramah tentang kode etik mencari berita.” Seorang pria menyikut lengan wanita itu.“Hapus semua foto yang tadi kalian ambil. Kalian tahu dengan baik konsekuensinya bila sampai ada yang diterbitkan.”“Hohoho, tidak perlu terlalu serius, Rangga. Wartawan juga sahabat pengusaha,
Read more
Bab 69-1 Kartu As
Dua pria suruhan Anggita, membawa Maura masuk ke sebuah kamar yang sudah disiapkan untuk menyekap menciptakan ‘Kartu As’ yang nantinya bisa digunakan dalam kondisi terjepit. “Pelan-pelan, rebahkan di sana.” Asisten Anggi menunjuk ke sebuah ranjang besar. “Kalian bisa pergi sekarang. Uangnya sudah masuk ke rekening kalian masing-masing.” Dua pria itu mengangguk sambil menyeringai puas saat mengintip isi dalam amplop. Hanya membius seorang wanita dan membawanya ke sebuah kamar yang sudah disiapkan, mereka mendapat upah masing-masing seratus juta. Klien mereka kali ini benar-benar kelas kakap. “Mereka sudah mengantar Maura ke kamar. Aku juga sudah mengirim bayaran mereka,” lapor asisten wanita itu. [Bodoh! Bukankah sudah aku katakan untuk memberi mereka uang tunai?!] teriak Anggi panik. [Rangga akan dengan mudah menangkap mereka. Sial! Goblok!] makinya berulang kali sebelum memutuskan sambungan. “Astaga, masih saja salah melangkah.” Asisten wanit
Read more
Bab 69-2
Setelah menemui beberapa koleganya yang datang memenuhi undangan Galih Danutirta, Rangga berpamitan untuk melihat kondisi Maura bersama Yuki. Sejak Maura menghilang di balik pintu lift tadi, hatinya menjadi risau. Ia masuk ke lift yang sama seperti yang Maura naiki tadi.“Panda, ini apa?” Yuki berdiri sambil menunjukkan sebuah kartu.“Kamu dapat dari mana kartu ini?”“Aku baru saja memungutnya di lantai.” Yuki menunjuk pojok lift tempat ia memungut keycard.Hati Rangga makin was-was saat melihat bahwa kartu yang Yuki berikan padanya adalah kunci kamar yang tadi ia berikan pada Maura. Kecurigaannya benar, kamar itu kosong. Tidak ada Maura di dalam, bahkan mungkin Maura belum sempat masuk ke dalam kamar itu.Rangga meminta Yuki untuk menunggu di dalam kamar, sedang ia setengah berlari menuju kantor pusat keamanan. Tak butuh waktu lama, Rangga berhasil menemukan kamar yang digunakan untuk menyembunyikan ist
Read more
Bab 70-1 Kartu Joker
Hanna mengedarkan pandangan ke seluruh ruang resepsi. Sejak kedatangannya tadi, Hanna belum melihat sosok Maura. Kini, Rangga juga tidak terlihat. Galih yang duduk di sampingnya merasakan kegelisahan Hanna.“Ada apa? Sejak tadi Papa lihat Mama gelisah.”“Pa, Maura sama Rangga mana, ya? Mama belum sempat bilang ke mereka kalau Ibu juga datang.”“Mungkin di kamarnya. Maklumlah, Maura sedang mengandung keturunan Danutirta, jadi sedikit rewel.” Galih mengerling menghibur istrinya yang terlihat tidak nyaman. “Kalau masih tidak tenang juga, telfon saja Rangga, minta dia segera turun.”Hanna mengangguk setuju. Baru saja tangannya selesai mengembalikan ponsel ke dalam dompetnya, Sandra masuk ke ruangan sambil menggandeng tangan seorang wanita berpenampilan anggun khas wanita ningrat tanah Jawa, Jelita Danutirta. Wanita tegas dan berpendirian yang menduduki piramida tertinggi kerajaan Danutirta.“Mas, ad
Read more
Bab 70-2
Kamar Hotel“Da-dalang dibalik ini semua, Kak Anggi?” Maura menatap Rangga yang terus saja mengulas senyum sejak dua wanita itu masuk ke dalam“Picollo, tunjukkan pada Nyonya Ranggapati buktinya.”Pria muda dengan kulit kecokelatan yang menarik, maju menghampiri Maura dan menyerahkan gawainya. “Ini adalah rekaman CCTV hotel.”Evan mendekat, berdiri di sebelah Maura. Ia juga merasa penasaran dengan semua yang terjadi. Maura memicing dan melebarkan matanya bergantian saat melihat rekaman CCTV hingga akhirnya mendongak menatap Anggita.“Apa maksudmu melakukan tindakan sampai sejauh ini?”“Apa? Bukan aku yang terekam dalam CCTV. Coba kamu tanyakan saja pada Nurul. Mungkin dia juga punya dendam padamu,” jawab Anggita asal.Nurul terkejut mendengar jawaban Anggi yang memojokkannya. Namun, dia harus melanjutkan permainan sesuai kesepakatan awal.“Dendam? Baru hari ini a
Read more
Bab 71-1 Menyudahi Semuanya
“Oke, satu sudah selesai. Tersisa satu lagi yang paling susah dijauhkan.” Rangga menghampiri Evan dengan wajah dingin dan kaku khas miliknya. “Dengan sisa kesabaran yang aku punya, aku katakan padamu. Jauhi istriku!” ucap Rangga tegas.“Tapi—.”Telapak tangan Rangga terangkat ke atas. “Tidak ada tapi. Aku tidak akan segan—.”“Kak!” seruan Maura menghentikan ancaman Rangga. “Tolong, jangan lakukan apapun padanya.” Maura mengucap permintaan dengan sorot mata penuh ancaman.Rangga balas menatap Maura dengan tajam dan mengabaikan permintaannya. “Aku tidak akan segan mengurung Maura agar tidak dapat kau lihat sosoknya, bahkan bayangannya.”Ponsel di tangan kirinya kembali bergetar, memunculkan nama Hanna di layar. Pasti ibunya itu sudah cemas mencarinya. Rangga mengulurkan tangannya ke arah Maura dan mengisyaratkan wanita itu untuk segera ikut bersamanya.
Read more
PREV
1
...
910111213
...
23
DMCA.com Protection Status