Rangga tertegun menatap istrinya. Wanita itu jelas-jelas menyimpan sesuatu di balik kata-katanya. “Andai keputusan Papa bertentangan denganmu, apa yang akan kamu lakukan?” “Aku tidak bisa mengatakannya sekarang, karena nyatanya aku belum mengalaminya. Tapi yang jelas, manusia diciptakan lengkap dengan otak dan mulut untuk berpikir dan bicara. Jadi, aku rasa semuanya bisa dibicarakan baik-baik.” “Wah, ternyata di dalam kepalamu yang mungil, kamu punya pikiran untuk mendebat Galih Danutirta. Mengejutkan!” ucap Rangga dengan nada kagum yang dilebih-lebihkan. “Bukan mendebat, hanya berargumen. Tidak selalu, semua yang kita pikir baik dan benar, sama dengan yang orang lain pikirkan. Bukan begitu?” Rangga mengangguk. “Ya, kamu benar.” “Lalu, apa yang terjadi dengan Evan? Seingatku, terakhir kali aku masih berdiri berhadapan dengannya sebelum aku pingsan. Apa kamu melukainya, Kak?” “Tidak ada yang terjadi karena dua tanganku sibuk menangkap t
Last Updated : 2021-12-09 Read more