Home / Romansa / LOVE is YOU, Ra! / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of LOVE is YOU, Ra!: Chapter 71 - Chapter 80

230 Chapters

Bab 50-2

Maura duduk menyandarkan kepalanya di bahu Rangga dengan Yuki tertidur di pangkuannya. Bocah itu baru saja tertidur setelah hampir tiga puluh menit terus menangis. Riana sedang di dalam IGD menemani Vivian diperiksa.“Ayo, sebaiknya ku antar kamu pulang. Aku akan menyuruh Asep untuk menjemput Riana.”Maura menggeleng.“Ra, kita juga butuh istirahat. Sebentar lagi kakimu akan kebas dan kesemutan.” Rangga menunjuk dengan dagunya.“Yuki akan menangis begitu tahu kita membawanya jauh dari ibunya, Kak.”“Peduli setan dengan anak itu.”“Hush! Jaga ucapanmu, Kak.”“Ish!”Riana keluar dari pintu IGD. “Ra, sebaiknya kalian bawa Yuki pulang. Aku mungkin harus di sini sampai sepupu Vivian datang. Terima kasih sudah mengantar kami.”Maura hanya tersenyum dan mengangguk.“Rangga, tolong kamu hubungi sepupunya, minta dia untuk segera datan
last updateLast Updated : 2021-11-30
Read more

Bab 51 Ya, Saya Tahu

Kediaman Keluarga Danutirta“Astaga, apa yang terjadi padamu, Al?! Ren?!” Hanna bergegas menghampiri putrinya. “Kenapa bisa begini?”“Alina hampir dirampok, Ma. Untung ada Reno lewat, jadi masih selamat.”“Kenapa pulang gak minta tolong Asep untuk antar? Kamu juga gak bilang kalau mau pulang. Ada apa, sih?”Reno yang sejak tadi diam, akhirnya buka suara. “Maaf, Bu. Sebenarnya Alina sudah sampai Jakarta sejak sebelum petang, tapi dia langsung ke rumah saya karena kami bertengkar.”“Bertengkar?” Hanna ingin bertanya lebih lanjut, tapi dia tahu itu bukan urusannya selama Reno dan Alina tidak saling melukai. “Lalu, perampoknya? Ini sudah diperiksa? Baru keluar dari Rumah Sakit kalian?”Kini giliran Alina yang diam. Hanna bukan orang kuno dan kolot, terlebih sejak Alina terjun ke dunia modeling. Namun, tetap ada batasan antara laki-laki dan perempuan yang tidak bo
last updateLast Updated : 2021-12-01
Read more

Bab 52-1 Apa Benar Dia Sakit?

Vila Ranggapati, Bandung Dari tempatnya duduk, Rangga melihat istrinya dan gadis kecil yang tiba-tiba hadir di antara mereka sedang bermain air di dalam kolam. Mereka begitu natural layaknya ibu dan anak yang sedang menghabiskan waktu bersama. Entah kenapa, sejak melihat Yuki dari dekat, Rangga yakin sekali bahwa gadis kecil itu bukan darah dagingnya. “Kak, sini.” Maura melambaikan tangan mengundang Rangga ikut bergabung. “Tidak, aku masih harus membaca beberapa laporan yang Reno kirimkan,” tolak Rangga setengah hati. Pria mana yang akan sanggup menolak ajakan Maura yang melambai dengan begitu menggoda ditambah tubuhnya yang basah dalam balutan baju renang warna merah. Tapi kali ini, Rangga harus meneguhkan hatinya untuk menolak. Ia tidak ingin Maura salah mengira bahwa dirinya bersedia masuk ke dalam air karena ingin lebih akrab dengan Yuki. ‘Tahan, Ranggapati. Akan ada banyak waktu lain untukmu bermain dengan Maura di dalam air.’ Rangga meng
last updateLast Updated : 2021-12-01
Read more

Bab 52-2

Yuki sibuk memilih berbagai macam es krim yang tersedia di depannya bersama Maura, sedangkan Rangga hanya berdiri dengan tangan dilipat di depan dada sambil melihat interaksi antara Maura dan Yuki.“Masih lama? Atau kalian beli saja semua isinya.”Maura berpaling dengan kesal. “Kamu kenapa, sih? Dari tadi sewot. Diajak belanja bulanan sekalian ngomel, pilih mangga kelamaan ngedumel. Tadi yang minta ikutan siapa?”“Haish, cepat sedikit. Kakiku mulai pegel, mana bau keringat di mana-mana.”“Kak! Apaan, sih?!” Maura menurunkan Yuki yang sedang asyik memilih es krim. “Yuki, kita pulang saja. Paman Rangga sedang tidak enak badan.”Dalam perjalanan pulang, terjadi sebuah kecelakaan di jalan yang mereka lalui, menyebabkan lalu lintas padat merayap. Maura melirik wajah Rangga yang menggembung seperti ikan fugu dan mengulurkan tangannya menyentuh dahi lebar yang sedang berkerut menahan sesuatu.
last updateLast Updated : 2021-12-01
Read more

Bab 53-1 Aku Butuh Kamu

“Kenapa Paman Rangga harus menerimaku?” tanya Yuki.“Sayang, sini.” Vivian menepuk sebelah ranjang yang kosong, meminta Yuki naik bersamanya. “Yuki, ada yang harus Mama lakukan sementara waktu dan tidak bisa membawamu serta. Jadi, selama aku tidak ada, kau akan tinggal bersama Paman Rangga.”“Kenapa harus bersama pria dingin dan kaku itu? Bukankah saudaramu itu Paman Reno?”Vivian mengernyit mendengar julukan Yuki untuk Rangga. “Dingin dan kaku?”“Ya, aku dan Tante Maura memanggilnya begitu.” Yuki terkikik. “Tapi dia begitu lembut saat Tante Maura mulai kesal dan melotot ke arahnya. Sama seperti saat kau marah pada Daddy.”Reno melirik Vivian yang sibuk menyembunyikan rasa tidak suka karena Yuki menggambarkan hubungan Maura dan Rangga. “Mereka saling mencintai, Eve. Urungkan niatmu untuk memisahkan mereka.”Vivian menarik napas panjang. “Yuk
last updateLast Updated : 2021-12-02
Read more

Bab 53-2

Kondisi Rangga makin parah, ia tak hanya mual dan demam. Sore ini, ia sudah dua kali muntah hingga mulutnya terasa pahit. Maura yang selalu berada di sampingnya merasa cemas dan memaksanya pergi ke dokter. “Sebaiknya kita ke Rumah Sakit. Kamu akan lemas dan kekurangan cairan bila terus begini, Kak.” “Aku masih bisa menahannya, Ra. Aku hanya ingin tidur sambil memelukmu,” pinta Rangga memelas. “Baiklah, aku akan memelukmu dan menemanimu tidur. Dengan syarat, kita akan segera ke dokter bila –.” Rangga meletakkan telunjuknya di bibir Maura agar wanita itu berhenti bicara. “Pening kepalaku mendengar kau terus bicara dan mengomel.” Maura diam, hanya bernapas dan mengusap punggung Rangga perlahan. Berusaha memberikan kehangatan seperti yang biasa mamanya lakukan saat Maura merasa tidak enak badan. “Apa kamu mencemaskan kondisi Vivian, Kak?” “Kenapa kau bilang begitu?” tanya Rangga sambil tetap terpejam dan menggeser kepalanya makin m
last updateLast Updated : 2021-12-02
Read more

Bab 54-1 Tak Terduga

Maura bangun karena terkejut merasakan tubuhnya basah oleh keringat dan merasa gerah. Diliriknya jam analog di atas nakas dengan malas. ‘Dua satu tiga puluh,’ batin Maura.“Astaga, sudah malam.” Maura menarik tubuhnya seraya mengangkat kepala Rangga agar pindah dari atas tubuhnya. “Lho, kamu menggigil, Kak!” paniknya segera bangkit. “Kak, Kak!” Maura menepuk pipi Rangga pelan.“Engh, engh.”“Panas banget ini, mana keringatnya banyak yang keluar.” Maura bergegas turun dari ranjang, membuka lemari pakaian dan mengambil baju ganti.“Kak, kita harus ke Rumah Sakit sekarang.” Sekuat tenaga di tariknya tubuh Rangga agar bersandar pada kepala ranjang. “Kak, dorong badanmu. Akuh, ehk, gak bisa. Hufth, berat banget.”Tubuh Rangga tidak bergeser dari tempatnya semula.“Oke, kita ganti baju dulu, basah banget ini kaosnya. Kamu bisa masuk angin nanti.&r
last updateLast Updated : 2021-12-03
Read more

Bab 54-2

“Selamat pagi, Pak. Bagaimana kabarnya, sudah lebih enak?” seorang dokter masuk ke kamar Rangga diikuti seorang suster paruh baya.“Pagi, Dok. Masih sama, mualnya bahkan makin parah.”Pria berkacamata bulat berbingkai emas itu melipat bibirnya seraya membaca hasil laboratorium. “Hasil laboratnya semua normal, hanya ada sedikit kenaikan pada fungsi hati. Memang menimbulkan rasa tidak nyaman di daerah perut. Untuk sementara, hindari makanan berlemak dan asam.”“Apa terlalu lelah juga berpengaruh, Dok?”“Bisa juga, ditambah telat makan dan kurang tidur. Bisa menyebabkan demam dan asam lambung naik.” Dokter itu mengernyit melihat suster di sebelahnya mengulum senyuman. “Kenapa, Sus?”“Saya teringat suami saya, Dok. Dia juga pernah mengalami sakit seperti ini saat saya hamil anak pertama.”“Oh, ya? Lalu?” tanya dokter penyakit dalam itu penasaran.
last updateLast Updated : 2021-12-03
Read more

Bab 55 Aku Hanya Pergi Sementara

“Hei, Anak Pintar. Kenapa duduk sendiri di sini?”Yuki mendongak mendengar seseorang menyapanya. “Tante!” Yuki menghambur memeluk pinggang ramping Maura. “Mama,” ucapnya diikuti isak tangis.“Kita duduk dulu, yuk.” Maura membantu Yuki duduk dan berjongkok di depannya. “Sekarang, ceritakan apa yang membuat wajah cantikmu cemberut, hmm?”Yuki mengusap matanya yang basah. “Mama bilang, dia harus pergi ke Singapura untuk berobat. Apa dia akan meninggal?”“Stt, tidak separah itu, Sayang. Mama hanya pergi berobat untuk menyembuhkan sakitnya. Makin cepat dia pergi, makin cepat sembuh dan berkumpul lagi denganmu.”“Kenapa dia tidak membawaku? Kenapa dia ingin aku tinggal bersama Paman Reno? Apa aku terlalu merepotkan?”Maura berpindah duduk di samping Yuki. “Mana ada merepotkan? Dia hanya tidak ingin kau mengorbankan sekolahmu untuk menemaninya. Di
last updateLast Updated : 2021-12-04
Read more

Bab 56-1 Apa Masih Bisa Percaya?

“Tunggu, kalian akan bertunangan minggu depan? Lalu, bagaimana dengan Singapura? Kenapa kau bahkan tidak mengatakannya padaku?”“Dengan sangat terpaksa harus ditunda untuk sementara, paling tidak sampai acara pertunangan selesai.” Reno memasang wajah penuh penyesalan.“Sudah, Kak. Jangan mengganggu hari bahagia mereka. Menunda dua-tiga hari tidak akan jauh berbeda. Tapi, Alina sungguh keterlaluan, dia tidak mengatakan apapun tentang rencana kalian.”“Kita kembali saja ke kamar, kepalaku tiba-tiba pening.” Rangga menggerakkan roda kursinya menjauhi Reno.“Kalian memang sesuatu, Ren.” Maura menggeleng kesal kemudian bersiap menyusul Rangga“Kak, bisa kita bicara sebentar?”“Apa?” tanya Maura kembali berpaling menatap Reno.“Ini tentang Pak Galih. Ada saran, bagaimana aku harus menghadapi Alina kalau sampai dia dengar tentang Vivian?”M
last updateLast Updated : 2021-12-04
Read more
PREV
1
...
678910
...
23
DMCA.com Protection Status