Baskoro menutup telepon setelah berbicara sangat serius dengan seseorang. Dia lupa dua hari lagi adalah hari ditentukan pernikahannya dengan Wulan adik Waluyo, sahabatnya di kampung.Bagaimana bisa ia melupakan hal sepenting itu."Jika kamu menolaknya kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami hanya pasrah dan menerima karena hanya kamu yang bisa menolong kami," suara berat Pak Din ayah Waluyo mengalir bagaikan tumpahan darah di batin Baskoro."Saya akan melakukannya Pakde, semua demi kebaikan keluarga kita. Pakde tidak usah khawatir, saya akan menikahi Wulan. Tetapi...," Baskoro tidak melanjutkan."Katakanlah, saya akan mendengar pendapatmu!""Saya hanya akan menjadi suaminya sampai bayi itu lahir. Saya tidak bisa menjadi suami Wulan untuk selamanya Pak!" katanya pelan.Pak Din terdiam, dia tak bisa memaksa. Sekarang ini yang terpenting adalah menyelamatkan nama baik keluarganya sebelum perut Wulan semakin membesar tanpa status perkawinan.
Read more