Beranda / Romansa / Mantan Istri / Wanita Berambut Merah

Share

Wanita Berambut Merah

Penulis: Dewanu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-15 15:02:38

Siang itu cuaca cukup panas, untungnya halaman gedung Wijaya Group ini cukup asri. Beberapa pohon rindang memiliki tajuk melebar seperti payung raksasa yang menaungi. Membuat beberapa orang karyawan menjadikannya sebagai tempat berlindung dari matahari.

Intan keluar dari gedung berlantai 25 itu. Langkahnya teratur menapaki granit berwarna keabu-abuan. Beberapa orang membungkuk memberi hormat saat dia berlalu.

Seorang pengemudi telah siap dengan pintu mobil yang terbuka dan mempersilahkan Intan masuk kedalam mobil itu.

"Bagaimana keadaan Ayah  setelah aku pergi?" Intan bertanya kepada pak Joko sang supir pribadinya ketika dia telah duduk di bangku belakang.

"Jauh lebih baik Nona, sekarang bahkan sudah bisa berjalan dan duduk di balkon mencari udara segar."

"Syukurlah, kalau saja bukan karena pentingnya masalah di perusahaan tentu Aku memilih untuk menemani Ayah tadi." 

Pak Joko tersenyum. Gadis cantik yang dilihatnya lima tahun yang lalu tidaklah berubah. Hanya penampilan mungkin lebih glamor sekarang ini dari pada ketika masih kuliah di Jogjakarta dulu. Mungkin karena melanjutkan kuliah di Australia tentu membuat  selera modisnya berubah.

Sesekali pak Joko mencuri pandang dari spion mobil melihat penampilan Intan.

"Kita akan kemana Nona ?" tanya supir  itu sambil menyalakan mesin.

"Tolong antar ke salon Beauty Pak!" pak Joko mengangguk mengerti.

Intan menunjukkan sebuah model potongan rambut yang disukainya kepada seorang karyawati salon. Dia juga memintanya untuk mengubah warna rambutnya.

Ini adalah salon terakhir kalinya di Indonesia yang pernah ia kunjungi. Waktu itu karena rasa frustasinya dia meminta potongan rambut dengan model seperti  laki-laki . Dia sangat frustasi karena tidak bisa meyakinkan ayahnya untuk menerima Baskoro sebagai menantunya. Alih-alih ayah malah mengirimnya ke luar negeri. Beberapa kali Intan sempat kabur mau melarikan diri, tapi ayahnya selalu berhasil menangkapnya sampai suatu hari ayahnya membawa dirinya dengan paksa untuk dibawa ke Australia. Ayah benar-benar murka dan hampir saja menelannya hidup-hidup.

Mengingat itu, Intan seperti merasakan rasa sakit itu kembali. Sakit yang sangat menyesaki dada. Karena dia memotong rambutnya bukan untuk keindahan tapi karena kemarahan yang tak bisa ia tumpahkan kepada siapapun pada lima tahun yang lalu. Dan sekarang ia ingin mengubah warna rambutnya sebagai pengingat bahwa perjuangan itu baru saja dimulai.

Tangan terampil karyawan salon itu menyelesaikan tatanan rambut Intan dengan sangat apik. Intan memandangi dirinya dalam pantulan cermin. Diapun mengatakakan pada dirinya bahwa ia tidak akan merubah niatnya.

"Kamu masih istri Baskoro Intan, kamu telah kembali ke Indonesia!" lirihnya.

"Aku akan memulainya dari hari ini, Aku akan mendapatkan dimanapun kamu berada demi Bastian! Aku harus mendapatkan dirimu!" Intan menyentuh rambutnya yang telah berubah dengan warna pirang.

Intan melenggang dengan rambut  keemasan keluar dari Salon Beauty. Pak Joko yang menunggu majikannya keluar tampak menggelengkan kepalanya melihat Intan keluar dengan rambut blondenya.

"Lihat! Soal model Intan sungguh berubah," gumamnya. Pak Joko membukakan pintu untuk majikannya, baginya itu adalah pemandangan yang asing karena Intan tak pernah melakukannya sekalipun.

Dilihat seperti itu Intan tersenyum.

Mobil Intan melaju meneruskan perjalanan. Jalanan menjadi sempit dan macet karena proyek pembangunan jalan. Jalan Merah Putih merupakan ruas jalan utama sebagai akses untuk keluar dari  pusat kota. Intan berencana menuju Villa Spring Garden tempat dia menyembunyikan Bastian, putra tunggalnya.

Pak Joko adalah satu-satunya orang kepercayaan Intan untuk menyembunyikan Bastian. Ayahnya tak boleh tahu dengan keberadaan Bastian. Untuk itu dia harus bisa mengalihkan perhatian Abraham ayahnya dengan urusan perusahaan, ia menjadi orang yang sangat kompeten didalam perusahaan ayahnya itu. Intan yakin cara satu-satunya  untuk bisa hidup dan terbebas dari belenggu ayahnya adalah dengan menjadi orang yang seperti diinginkan ayahnya.

Dan saat yang ia nantikan itu sepertinya akan tiba. Tidak hanya kepercayaan dalam perusahaannya, bahkan ayahnya telah lengah mengawasi hidupnya.

Hanya saja dia harus menggulung semua lembaran lama serapi mungkin, agar tidak terendus siapapun!

###

Baskoro mengusap dahi yang dibanjiri peluh. Helm proyek tak bisa melindunginya dari terik yang sangat dari arah barat yang  semakin sore semakin menyengat membakar kulit para pekerja proyek.

Beberapa tong adukan Grouting injeksi sudah siap untuk dialokasikan di beberapa titik pondasi beton. Tekstur tanah dijalan ini memang membutuhkan perlakuan yang khusus karena sering terjadi retakan. Baskoro mengarahkan pengemudi alat berat untuk segera memindahkan bahan-bahan  itu ketempat titik injeksi yang sudah ditentukan.

Pada saat itu mobil Intan melaju pelan di sisi badan jalan yang sudah di bongkar. Tepat dimana Baskoro mengawasi para pekerja. Intan  memandang lekat ke arah pria dengan brewok lebat di pipinya saat ia membuka kaca.

"Dia sangat mirip." Batinnya. "Tapi sayangnya hanya mirip matanya saja.Terlebih lagi dia hanya seorang pekerja kasar proyek ini." Bahkan ketika pria itu berbicara Intan tidak terlalu menggubris apa yang dikatakannya. Suara mesin-mesin ditempat itu seperti besi yang memukul genderang. Memekakkan telinga.

"Siapa yang mengelola proyek ini Pak Joko?" Intan bertanya kepada sopirnya.

"Seingat saya nama perusahaan subkontraktor itu adalah Multi Projects Maintenance, perusahaan yang masih terbilang baru,"

Intan mengernyit. Proyek di jalan Merah Putih ini  tidak terlalu besar. Tapi Wijaya Group tidak pernah menggunakan subkontraktor yang masih ingusan.

"Kalau begitu, saya akan meninjau proyek ini dalam beberapa hari,"

"Baiklah Nona." 

Intan termenung. Mereka sudah melewati jalur lambat tadi, guncangan dimobilnya sudah benar-benar tidak ada.

Melihat pekerja proyek tadi, mengingatkan dirinya kepada Baskoro.

Ia ingat Baskoro adalah seorang pria dengan kulit putih bersih, dan juga bukan pria yang suka memelihara brewok.  Tapi pria tadi memiliki iris mata coklat seperti Baskoro, tetapi mungkinkah Baskoro ada di Jakarta ?!

Sementara Baskoro sedikit terganggu dengan sebuah mobil mewah dengan kaca terbuka tadi. Bagaimana tidak ? Debu proyek ini bahkan sesuatu yang menakutkan bagi para pengendara. Semua yang berlalu pasti akan memakai masker mereka.

Mungkin saja penumpang mobil seorang anak yang tidak perduli dengan debu yang bisa mengganggu pernafasan. Atau seorang anak yang antusias melihat mobil-mobil mobil alat berat yang sedang beroperasi.

Tetapi Baskoro telah mengingatkan wanita berambut pirang tadi untuk menutup kaca mobilnya. Baskoro  mendekati mobil itu mengingatkan agar menutup kaca itu demi keselamatan. Tetapi wanita itu malah memelototi dirinya.

"Tutup kacanya Nona!Tutup kacanya!"  Baskoro meneriaki wanita yang sedang menatapnya. 

###

" Mommy ! Mommy! Mommy !" Seorang anak lelaki kecil berlarian menghambur keluar rumah diikuti seorang wanita. Wanita pengasuh Bastian bernama Nita. Nita dan suaminya adalah penanggung jawab Villa yang dibelinya tanpa sepengetahuan Abraham ayahnya.

"Honey.." Intan turun dan mencium pipi gembul putranya lalu menggerakkan sebuah mainan kecil di wajah Bastian. Tentu saja Bastian sangat senang mendapat oleh oleh mainan baru. 

"Mommy, kenapa rambut mommy ?" Bastian menyentuh rambut Intan yang sudah berubah warna. Mimik wajah itu keheranan.

"Bastian tidak suka ?" Intan mencari tahu apa pendapat bocah kecil itu.

"Its beautiful...I love it." Bastian mengomentari.

"Tidak sayang, tidak boleh berbahasa Inggris di Indonesia. Bastian akan kesulitan mendapatkan teman kalau selalu berbahasa Inggris." Sangat penting mengajarkan berbahasa Indonesia untuk Bastian mengingat usianya yang sudah saatnya masuk sekolah.

Intan mengelus rambut ikal milik Bastian. Rambut itu seperti rambut Baskoro. 

"Baiklah Mommy, tapi kapan kita akan bertemu dengan ayah, mommy?"  pertanyaan barusan adalah pertanyaan yang paling ditakuti Intan. Tentang seorang pria yang entah dimana rimbanya. Tentang seorang pria yang ingin dimilikinya. Bastian menginginkan ayah, menginginkan keluarga. Di usia yang masih sangat kecil itu Bastian bertanya tentang sebuah keluarga. Keluarga yang tidak pernah ia miliki seperti yang dimiliki teman temannya.

Intan memeluk Bastian, mendekap erat bocah empat tahun itu. Tak terbayangkan dia telah kembali ke Jakarta dengan seorang bocah lucu ini. Dia berjanji untuk mempertemukan Bastian dengan ayahnya, Baskoro. Tapi bahkan dia belum bisa memulainya. Intan menggendongnya , menumpahkan kerinduannya karena sudah berhari-hari tak bisa menemuinya.

Kembali ia memandangi buah hatinya. Teringat bagaimana perjalanan hidup bayi kecil yang menjadi rahasia besar pada waktu itu. Saat dia harus pura-pura gila sehingga membuatnya harus disekap disebuah Villa di Australia. Membuat sandiwara besar dengan Eleanor, wanita penjaga Villa.

"Tolong aku Eleanor! Aku tak mungkin memberitahu Ayah tentang ini. Ayah tak mungkin membiarkan anak yang aku kandung."

"Tapi Nona, anda harus mendaftar untuk Universitas. Anda tidak bisa melakukannya jika perut anda makin membesar." Eleanor menatap Intan frustasi.

"Kalau begitu, tolong katakan pada tuan Fred! Katakan bahwa aku dalam keadaan belum siap untuk bersekolah. Kalau mereka memaksa, aku akan menggantung diriku !" Tuan Fred adalah utusan Abraham untuk mengawasinya di Villa itu. "Aku lebih baik mati Eleanor!" Intan memohon dengan deraian airmata.

Eleanor menatapnya Iba.

"Kalau begitu, anda harus melakukan sesuatu!" Eleanor mendekati Intan dan berbicara sangat pelan " Potonglah rambut Anda lebih buruk dari ini lalu berpakaian seperti orang gila! Berusahalah untuk tidak mengenal siapapun!"

Intan menatap nanar wanita paruh baya itu, tak menyangka wanita yang ada dihadapannya memiliki ide yang sangat gila! Air mata yang masih menggenang di pelupuk matanya seakan menjadi sebab kaburnya pandangannya. Ia mengerjap, memikirkan ucapan Eleanor.

"Mungkinkah?" Intan berguman. 

"Aku akan membantumu! Percayalah!" 

Sandiwara yang cukup melelahkan itu berjalan selama setahun lamanya. Eleanor membawa bayi itu  ke sebuah tempat untuk diasuh seorang anak perempuannya yang telah menikah. 

Semua itu sangat menyakitkan. Semua itu membuatnya menderita. Menjadi ibu tunggal yang tidak bisa leluasa menemui bayi lucunya. Dia harus mondar-mandir mengatur waktu untuk bisa bersama bayinya dengan aman. Semua itu sungguh menoreh luka yang dalam. 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
angeelintang
serius sih si intan ini pasti waktu hamil sering nangis krn ga ada suami, kdang hormonnya kan pengen deketan suami terus yaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Mantan Istri   Pernikahan Baskoro

    Baskoro menutup telepon setelah berbicara sangat serius dengan seseorang. Dia lupa dua hari lagi adalah hari ditentukan pernikahannya dengan Wulan adik Waluyo, sahabatnya di kampung.Bagaimana bisa ia melupakan hal sepenting itu."Jika kamu menolaknya kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami hanya pasrah dan menerima karena hanya kamu yang bisa menolong kami," suara berat Pak Din ayah Waluyo mengalir bagaikan tumpahan darah di batin Baskoro."Saya akan melakukannya Pakde, semua demi kebaikan keluarga kita. Pakde tidak usah khawatir, saya akan menikahi Wulan. Tetapi...," Baskoro tidak melanjutkan."Katakanlah, saya akan mendengar pendapatmu!""Saya hanya akan menjadi suaminya sampai bayi itu lahir. Saya tidak bisa menjadi suami Wulan untuk selamanya Pak!" katanya pelan.Pak Din terdiam, dia tak bisa memaksa. Sekarang ini yang terpenting adalah menyelamatkan nama baik keluarganya sebelum perut Wulan semakin membesar tanpa status perkawinan.

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-15
  • Mantan Istri   Pertemuan

    Intan memulai pencariannya, dengan mulai menghubungi seorang teman kuliahnya dulu bernama Ardan. Khabarnya Ardan menjadi seorang pegawai negri di sebuah Kantor Pemerintahan Daerah di Surabaya.Ardan juga seorang yang aktif di media sosial. Pertemuan mereka memang juga dari sebuah media sosial. Intan pernah mencari jejak Baskoro di media sosial, tapi tak satupun jejak yang berhasil dia temukan."Setelah sekian tahun kenapa hanya Baskoro yang kamu cari Ntan ?" Ardan meledek Intan."Sepertinya urusan yang sangat penting ya? Apa Baskoro memiliki utang sama kamu?"Intan hanya tertawa "Mana mungkin Baskoro punya utang, justru aku yang punya utang. Dan itulah sebabnya aku mencarinya." segelas jus dan secangkir kopi telah dibawa kehadapan mereka berdua oleh seorang pramusaji bertubuh tinggi."Sepertinya kamu memang sudah sukses sekarang. Syukurlah kalau begitu, memang utang haruslah dibayar kalau ga mau dibawa mati."Uca

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-15
  • Mantan Istri    Dilupakan

    Intan menangisi dirinya, kehampaan serasa merenggut seluruh jiwanya. Ditepi danau kecil berair jernih itu Intan meraung menyesali apa yang dilihatnya."Andaikan aku datang kemarin mungkinkah akupaku kesempatan untuk berbicara? Aku ingin membicarakan Bastian. Seorang anak yang telah menunggu sekian lama!"Intan tak sanggup memikirkannya."Baskoro, aku bahkan tidak pernah lupa sedetik pun." Intan menangis sejadinya.Sementara itu Baskoro masih dalam kebingungan. Wanita yang selama ini dicarinya bahkan hadir disaat yang tidak tepat. Karena bingung dia hanya berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya. Hingga Wulan masuk dan melihat ketegangan Baskoro di wajahnya. Tetapi Baskoro justru berlari keluar dan menyambar motor trail milik Waluyo. Berusaha mengejar Intan yang sudah melaju.Intan mengerem mendadak ketika sebuah motor mendahuluinya dan berhenti tepat didepannya. Dia mengenali pria bermotor itu, tapi Intan tak menyangka Baskoro akan menyusulny

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-15
  • Mantan Istri   Rahasia

    Kesibukan Jakarta membuatnya lebih memberikan kekuatan. Karena ia harus berpacu dengan semua pekerjaan yang tiada henti. Hal itu membuatnya sedikit melupakan kekecewaan yang ia alami .Ia kecewa karena Baskoro telah melupakannya, Ia kecewa karena dahulu Baskoro menuruti saja selembar kertas yang menyatakan mereka bercerai.Seharusnya Baskoro tidak harus benar-benar menceraikannya karena itu hanya palsu belaka. Ini sungguh membuatnya kecewa karena ternyata sekarang dia hanya mantan baginya.Sayangnya Intan belum sempat menunjukkan kartu yang tersembunyi itu. Bastian adalah kartu yang belum ia buka di hadapan Baskoro. Tapi karena pernikahannya itu, Intan tidak siap membuat kekacauan.Intan mengecek berkas-berkas pembangunan jalan yang ada di ruas jalan Merah putih. Karena proyek tahap pertama telah selesai dilakukan. Sejauh ini pekerjaan itu ditangani Multi Projects Maintenance, sebuah sub kontraktor yang dipercaya Wijaya Group. Intan merasa harus men

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-15
  • Mantan Istri    Informasi

    Baskoro membaca semua artikel yang memuat tentang keluarga Abraham Wijaya. Menelusuri barangkali ada jejak pemberitaan yang menjelaskan dimana Intan selama ini. Baskoro mendapatkan bahwa selama ini Intan pindah sekolah di salah satu universitas Australia. Tidak disebutkan masalah pribadinya kecuali Intan pernah dikabarkan menikah dengan seorang pria anonim dan menjadi janda tanpa anak. Semua berita berkutat tentang itu itu saja.Baskoro belum merasa puas dengan hasil penggalian informasi itu. Lalu dia menelfon Zaki yang kebetulan salah satu staff di gedung Intan bekerja, dia adalah salah seorang teman yang kebetulan sering bertemu di rumah kontrakan di Jakarta dan ternyata mereka bertetangga."Tumben menelfon?" heran karena tiba-tiba Baskoro menghubungi di tempat kerja."Iya, bisakah kita ketemuan waktu makan siang?""Tentu saja bisa, ada apa sebenarnya?""Hmmm, saya butuh sedikit informasi,"Zaki menyanggupi mereka b

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-19
  • Mantan Istri   Calon Suami

    Seorang pria berjalan tegap memasuki koridor perkantoran Wijaya Group. Dia adalah lelaki dengan usia enam puluhan. Dengan kilau Arloji ditangannya, menunjukkan betapa elegan penampilannya meskipun sebagian rambutnya telah memutih. Sorot mata tegas yang ia pancarkan membuat orang lain menunduk saat melihatnya. Tentu saja setiap orang yang dilaluinya digedung itu tahu siapa Pria dengan wibawa yang demikian memanas. Ketegangan akan tiba-tiba menghampiri disetiap meja kerja yang berada disana. Mereka, bila terlihat sedikit saja kesalahan, teguran dengan aroma mempermalukan akan menjadi kenangan seumur hidup mereka. Sementara orang-orang disekelilingnya adalah para ajudan yang menjaga tuannya. Mereka menjaga Tuan Abraham pemilik Wijaya Group. Abraham memutar handle pintu ditempat putri semata wayangnya berada. Menyembulkan kepalanya tanpa suara. Intan yang sejak bergeraknya handle pintu sudah mengawasi, tertawa melihat ayahnya menyembulkan kepala dari balik pintu.

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-08
  • Mantan Istri   Ada yang tahu

    "Sangat keterlaluan orang yang lari dari undangannya sendiri." Intan terlompat karena sangking terkejutnya. Toilet itu sangat sepi karena jarang sekali karyawan yang bekerja sampai malam. "Ya Tuhan! " Ia memegang jantungnya yang serasa melompat dari tempatnya. "Andre? Apa yang kau lakukan disini? Apaa..." mata Intan melirik pintu toilet. "Ha ha ha. Kamu memang pandai membuat orang tersudut. Seharusnya aku masuk saja tadi, toh pintu toilet wanita itu terbuka." "Dasar mesum!" Intan membalikkan badan hendak pergi, tapi Andre mengikutinya. "Aku heran dengan orang sepertimu, kita bahkan belum berbicara apapun tetapi kau sangat tidak bersahabat. Apakah selalu begitu caramu bersikap terhadap orang yang baru saja ingin mengenalmu?" "Bagaimana denganmu? Apa yang kau kerjakan disini? Aku tidak pernah tahu kau bekerja disini." Ucapnya. "Aku memang tidak bekerja disini, aku sedang menjemput calon istriku." "Andre

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-08
  • Mantan Istri   Sedikit terjawab

    Baskoro masih memikirkan sebuah sebutan yang diteriakkan bocah empat tahun itu. "Mommy? Hah sejak kapan dia dipanggil mommy?" Rasa penasaran membuatnya susah tidur semalaman. "Bocah itu pastilah bocah yang ada di foto itu." Baskoro mengingat sebuah foto dengan latar belakang Pinus bersalju yang sempat mengganggu pikirannya. Tak satu berita yang menjelaskan Intan sudah bersuami apalagi memiliki anak. Itu membuat Baskoro merasakan sesuatu yang sangat berkaitan dengan dirinya. Egonya merasa tersakiti karena dia adalah suami yang dibuang oleh wanita konglomerat itu, tapi ia tidak mungkin berasumi bahwa anak itu adalah darah dagingnya. "Tapi mungkinkah?" Batinnya bergolak. "Tidak mungkin!" Lagi-lagi hatinya mengingkarinya. Seandainya mungkin, itu membuatnya semakin pusing. Baskoro berjalan ke kamar mandi. Mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Perjalanannya tidak terencana semalam membuatnya sangat letih. Memang tidak ter

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-08

Bab terbaru

  • Mantan Istri   TAMAT

    Kebahagiaan semakin mewarnai mansion Abraham. Baik Intan dan juga Baskoro menjalani kehidupan rutinitas mereka dengan baik dan bahagia.Begitu juga Abraham yang menikmati hari hari masa tuanya bersama Anita. Rumor tentang pelakor pada Anita sudah tidak lagi terdengar gaungnya. Itu semua berkat Intan yang selalu membungkam mulut orang jahat yang berusaha merendahkan ibu tirinya."Untuk apa membahas masa lalu? Dia sekarang dah menjadi ibuku yang berarti menggantikan posisi ibu kandungku. Jadi, dia adalah ibuku yang sebenarnya," ujarnya membantah omongan miring beberapa kerabat yang tidak menyukai keberadaan Anita di sisi Abraham.Dan Indra juga menjalani hidupnya dengan baik. Setelah menyelesaikan sekolah iapun berangkat ke Boston untuk bersekolah sekaligus berlatih dengan pelatih Basket yang berpengalaman. Ia sudah melupakan Melissa yang kini sudah menikah dengan dokter Yusac. Ia merasa bahwa itulah yang terbaik untuk mereka sehingga tak ada penyesalan sedikitpun dengan jalan yang mere

  • Mantan Istri   Jajanan

    Seluruh penghuni mansion dikejutkan dengan penampilan Bastian yang sedikit aneh, lucu tapi memprihatinkan.Mereka heboh dengan ekspresi yang bermacam-macam.Ada yang tertawa, khawatir dan malah gemas. Tidak kalah hebohnya adalah kakek Abraham dan juga Neneknya yang menatapnya prihatin."Ingat kata nenek, jangan suka bermain di tempat yang banyak lebahnya. Lihatlah, dia kira ini sarang lebah sehingga salah bertengger?" cicitnya sambil menatap prihatin pada cucunya.Bastian tak bisa menyangkal karena tidak bisa menggerakkan bibirnya melainkan akan terasa sangat nyeri. Begitu juga para maid yang prihatin."Aduuh, pasti sakit sekali. Bastian, apa kamu pernah mengejek seseorang sehingga mendapatkan balasan seperti ini?" tanya salah seorang maid yang sering Bastian panggil dengan nama maid Cerewet. Ingin rasanya Bastian menjawab ucapan mereka dengan sangat marah dan kesal, sayang sekali ia hanya bisa diam tak berdaya.Meskipun sudah diobati, efek bengkak tersebut tidak hilang begitu saja.

  • Mantan Istri   Sulit Menangis

    Meskipun kepulangan Baskoro ke kampung halamannya menyisakan kesedihan. Setidaknya segala misteri wasiat orang tuanya sungguh terungkap. Baskoro merasa ayah Waluyo sangat memperhatikan hidupnya. Dia tahu bahwa Baskoro tidak pernah menyukai Wulan sehingga ia membiarkan Baskoro menjalani pilihannya."Kau tak menyesal menikah denganku setelah tahu menikahi Wulan adalah wasiat orang tuamu?" tanya Intan saat mereka menghabiskan waktu di taman belakang rumahnya."Kenapa memangnya? Apa kau yang mulai menyesal sekarang?""Tidak, aku hanya ingin tahu isi hatimu.""Kenapa? Pahami dulu isi hatimu baru ingin tahu isi hati orang lain. Atau bilang saja kau ini sedang cemburu."Intan menyebik. Selalu saja itu alasan yang Baskoro lontarkan kalau dia ingin mendengar isi hatinya."Huft, untuk apa aku harus cemburu.""Kenapa? Apa salah dengan kecemburuan?" goda Baskoro dengan lembut mengatakannya.Wajah Intan bersemu merah. Bagaimana juga ia memang sangat cemburu kalau sudah berkaitan dengan kehidupan p

  • Mantan Istri   Surat Wasiat

    Baskoro, Intan dan juga Waluyo duduk berputar mengelilingi Ayah Waluyo. Meskipun masih sangat lemah, ayah Waluyo terlihat bisa mendengar dan melihat siapa yang ada di ruangan tersebut. Seakan ingin mengatakan sesuatu, ia juga menggerakkan tangannya untuk memanggil Baskoro."Iya ayah, ayah memanggilku bukan?" katanya dan menggenggam erat tangan pria tua itu dan mendekatkan kepalanya dekat pria itu.Ayah Waluyo seperti hendak mengatakan sesuatu kepadanya."Ayah... aku mendengarnya," pelan Baskoro."Baskoro..." Tiba-tiba ayah Waluyo bisa berbicara. "Aku sungguh meminta maaf kepadamu.""Jangan bilang begitu Ayah, akulah yang seharusnya meminta maaf kepadamu, Ayah.""Ambillah surat wasiat itu..." lirihnya lagi. Baskoro mengernyit, ia tak mengerti surat wasiat apa yang sebenarnya Ayah Waluyo katakan."Di atap rumahku.." dan tiba-tiba saja ayah Waluyo seperti sesak napas sehingga membuat Baskoro ketakutan."Ayah...ah,.Waluyo... bagaimana ini?" Baskoro kebingungan bukan main dan ia hanya men

  • Mantan Istri   Sadar

    Sesampainya di rumah Waluyo, mereka berdua mendapatkan rumah dalam keadaan sangat sepi. Lalu mereka menuju peternakan sapi yang Waluyo kelola. Di sana mereka bertemu dengan seorang pegawai pembersih kandang yang sedang bekerja.Terlihat pria itu menatap kehadiran mereka berdua dan menyapanya."Selamat sore, Pak. Ada yang bisa saya bantu? Apakah membutuhkan sapi untuk di beli?" ujarnya dengan tersenyum ramah.Baskoro mengulurkan tangannya."Tidak, Pak. Tujuan saya datang kesini adalah untuk mencari Mas Waluyo. Tapi kelihatannya rumahnya kosong ya Pak?""Oh, sedang mencari Mas Waluyo. Apa bapak tidak tahu kalau Mas Waluyo sudah lama nggak tidur di rumah Pak?"Baskoro terkejut. Tentu saja ia tidak tahu kalau Waluyo tidak memberi tahu."Tidak, Pak. Hanya saja kenapa Mas Waluyo tidak pulang ke rumah? Sebab sebenarnya saya bertemu belum lama ini, tapi Mas Waluyo tidak cerita apa apa.""Oh, jadi begini, Mas. Sebenarnya Mas Waluyo sudah dua bulanan merawat ayahnya yang sedang koma di rumah sa

  • Mantan Istri   Jalan Kenangan

    Musim semi telah berakhir, mereka telah menyelesaikan suatu waktu yang indah bersama di Vila tersebut. Mereka akan segera kembali ke Jakarta dan melanjutkan pekerjaan yang sudah lama ditinggalkan. Seperti biasa, perjalanan dengan jet pribadi bukanlah apa apa buat keluarga Abraham. Dan dengan segera mereka sudah tiba di Jakarta."Masih satu hal lagi yang belum kita tunaikan," kata Baskoro saat mereka telah sampai rumah."Ehmm aku tahu, kau pasti ingin ke desa dan bertemu Ayah Waluyo.""Benar, ada firasat tidak enak di dalam hati ini. Akan tetapi aku berharap tidak ada apa apa.""Baiklah, setelah kita beristirahat kita bisa ke desa dalam beberapa hari ke depan."Baskoro menggenggam tangan Intan, menghadap kan tubuh Intan kepadanya. Lalu dengan lembut ia menyelipkan anak rambut Intan ke belakang telinga dengan perlahan."Kalau kau lelah, aku bisa pergi sendiri. Ini hanya mengunjungi ayah Waluyo, aku sungguh mendapatkan mimpi buruk dalam beberapa hari ini.""Tidak, Bas. Aku tidak mungkin

  • Mantan Istri   Hidup dan Permainan

    Seorang wanita berkulit hitam datang terburu-buru. Wanita itu adalah Eleanor, kepala dapur Vila tersebut yang sudah pensiun karena usianya. Wanita itu tentu saja merindukan Intan. Setelah mendengar Intan akan datang, maka iapun bergegas menuju Vila dan ingin bertemu Intan."Eleanor?!" pekik Intan mendapati wanita itu datang tergesa dengan menangis haru."Kenapa lama sekali baru muncul? Bukankah kau berjanji untuk segera kembali ke Vila dan memperkenalkan suami yang sangatlah kau cintai itu? Aku sungguh sangat penasaran dan. berdoa tidak cepat mati sampai aku bisa menemui pria itu."Eleanor sangat berapi api mengungkapkan isi hatinya. Kenangan bersama Intan tidak bisa ia lupakan begitu saja. Kenangan saat mereka bersama sama menyembunyikan keadaan Intan yang sedang mengandung dengan berbagai macam cara.Saat itu, Intan terlihat sangat menyedihkan karena Abraham yang sangat keras kepala. Gadis itu tidak punya semangat hidup lagi saat Abraham memisahkan dirinya dengan kekasihnya. Kenyata

  • Mantan Istri   Pertanian

    Suasana musim semi membuat alam menyejukkan hati siapa saja yang melihatnya. Baskoro berdecak kagum dengan pemandangan menghijau dan bersih di sekitarnya.Begitu juga Bastian yang bersenang senang dengan beberapa ekor tupai di sekitar halaman Vila tersebut.Perjalanan dengan jet pribadi tentunya membuat mereka tidak terlalu letih setelah tiba tadi malam, sehingga mereka bisa menikmati suasana pagi yang sejuk dan indah."Aku tak melihat banyak penduduk di sekitar sini," tanya Baskoro kemudian."Begitulah, Vila ini adalah vila tua kesayangan ibuku. Ayah tak pernah mau menjualnya karena tidak ingin melupakan ibuku. Semua maid di tempat ini merawat dengan baik semuanya secara turun temurun. Kebanyakan dari mereka adalah keluarga," terang Intan."Hmm, cuma bisa dilakukan orang kaya sepertimu.""Bas, kenapa kau selalu merasa miskin padahal kau tak kalah hebat dengan ayahku? Aku sedikit terluka.""Oh, maafkan aku. Masalah ini memang tidak bisa dipungkiri."Beberapa saat kemudian seseorang da

  • Mantan Istri   Naungan

    Pesta yang sangat meriah itu telah usai dengan baik. Berharap kebahagiaan sungguh mewarnai kehidupan Intan dan juga Baskoro. Rasa letih lelah dalam prosesi adalah bagian kebahagiaan tersendiri bagi mereka.Indra meregangkan otot-otot tubuhnya menatap para pekerja yang membongkar sisa sisa dekorasi yang belum selesai di bereskan. Meskipun hanya menonton, sensasi tegang dan capek tetap saja melandanya.Ayahnya Abraham menghampirinya. "Indra, apa kau sudah selesai bersantai?" tanya Ayahnya."Heh, Ayah, apa maksudnya? Sejak kapan aku bersantai?"Abraham tersenyum. Bukan alasan yang tepat sebenarnya, bahkan semenjak acara turnamen selesai, pekerjaan Indra cuma keluyuran dan tak ada kesibukan samasekali."Oke, oke. Tapi ini adalah sesuatu yang akan mengejutkanmu.""Apa itu, Ayah?""Seorang pelatih basket tingkat dunia berkeinginan untuk merekrutmu menjadi tim juniornya. Sepertinya hal ini akan menjadi peluang bagus untukmu."Indra tak langsung merasa senang, sebab ia tahu ayahnya tak menyu

DMCA.com Protection Status