Share

Rahasia

Author: Dewanu
last update Last Updated: 2021-08-15 15:03:55

Kesibukan Jakarta membuatnya lebih memberikan kekuatan. Karena ia harus berpacu dengan semua pekerjaan yang tiada henti. Hal itu membuatnya sedikit melupakan kekecewaan yang ia alami .

Ia kecewa karena Baskoro telah melupakannya, Ia kecewa karena dahulu Baskoro menuruti saja selembar kertas yang menyatakan mereka bercerai.

Seharusnya Baskoro tidak harus benar-benar menceraikannya karena itu hanya palsu belaka. Ini sungguh membuatnya kecewa karena ternyata sekarang dia hanya mantan baginya.

Sayangnya Intan belum sempat menunjukkan kartu yang tersembunyi itu. Bastian adalah kartu yang belum ia buka di hadapan Baskoro. Tapi karena pernikahannya itu, Intan tidak siap membuat kekacauan.

Intan mengecek berkas-berkas pembangunan jalan yang ada di ruas jalan Merah putih. Karena proyek tahap pertama telah selesai dilakukan. Sejauh ini pekerjaan itu  ditangani Multi Projects Maintenance, sebuah sub kontraktor yang dipercaya Wijaya Group. Intan merasa harus meninjau proyek itu karena bahan baku yang digunakan adalah produk adhesive yang kurang bagus. Ia tidak ingin untuk proyek kedua mereka menggunakan bahan itu lagi. Intan meminta sekertarisnya menyiapkan pakaian untuk ke lapangan dan juga peta pembangunan serta beberapa berkas bahan bakunya.

Proyek itu tidak terlalu jauh dari gedung Wijaya Group, tetapi tidak bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Dengan rambut terikat dan topi yang melindunginya dari terik, Intan berjalan bersama beberapa pegawai perusahaannya dan melihat hasil pekerjaan MPM itu. 

" Saya ingin bertemu penanggung jawabnya Pak!"Intan bertanya kepada salah seorang pegawai MPM. Pegawai itu tergopoh menunjukkan jalan menuju kantor proyek .

"Silahkan Ibu, beliau ada disana." Jelasnya sambil memberi isyarat tangan ke suatu arah. Intan mengikuti saran bapak tadi menuju seorang pria yang sedang disibukkan dengan beberapa lembar kertas dimeja kerjanya. Tapi intan sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya. Itu sungguh sosok seorang pria yang mengintimidasi dirinya tempo hari.

Hampir saja Ia berlari dan ingin meninggalkan tempat itu.

Tapi siapakah dia ?

Apa yang terjadi kalau ia lari karena seorang pria? Itu tak mungkin Ia lalukan. Tenanglah Intan!!

Intan bergidik. Kakinya terseok karena batu yang ia injak cukup besar. Ah... membuatnya semakin ciut. Tapi aku harus tenang. Tak ada sesuatu pun antara dirinya dengan pria itu.

"Selamat siang, kami dari pusat Pak!" Sekertaris Intan menyapa pria itu.

Setengah terkejut dengan kedatangan mereka Baskoro berdiri menyalami mereka. Pada saat itulah tangan Baskoro menyalami Intan dan membuatnya terperangah sesaat setelah beradu pandang.

Dengan keramahan yang dibuat-buat Baskoro mempersilahkan rombongan Intan untuk duduk di aula tamu. Aula itu hanya berukuran dua kali tiga meter persegi. Kursi plastik mengitari sebuah meja rendah. Sepertinya ruangan itu dipakai untuk rapat lapangan.

Mau tak mau Intan harus duduk lebih dekat dengan Baskoro. 

"Mohon maaf, saya akan melihat elemen yang digunakan untuk membuat adukan injeksi beton ini!" Intan menjaga sikapnya sedemikian rupa seakan tak ada sesuatu pun diantara dia dan pria dihadapannya.

Intan tidak tahu pasti apakah sikap itu benar. Tapi sebagai pimpinan, Intan tak harus terlihat membawa masalah pribadi bukan? Siapa yang tahu diantara mereka ada sesuatu?

Baskoro mengambil beberapa bundel data yang diperlukan dan meletakkannya di hadapan Intan. Intan sibuk dengan meneliti aplikasi bahan itu. Sementara Baskoro sesekali melirik wanita di hadapannya itu.

Beberapa hari yang lalu, wanita ini menangis dan menghiba seakan matanya terbuat dari kran air. Dan sekarang dia bahkan lebih berwibawa dari seekor singa. Memang wanita ini sangat pandai bersandiwara. Jantung Baskoro seakan meletup letup tak bisa diprediksi, dia terus melambung.

"Kinerja yang sangat buruk!" suara CEO Wijaya Group menggema di ruangan sempit itu. Intan mencoret beberapa bagian yang dirasa perlu.

"Meskipun proyek ini tidak terlalu besar, setidaknya Anda berkomitmen untuk memakai bahan baku yang standar. Dan ini adalah aplikasi yang saya sarankan!" Intan sedikit membanting berkas itu di hadapan Baskoro. Tentu saja apa yang membuatnya melambung tadi terhempas sekaligus.

"Tolong setelah memperbaikinya serahkan langsung ke kantor pusat untuk surat rekomendasi. Dan jangan lupa untuk menyerahkannya sendiri!"

Intan mengakhiri pertemuan mereka dan pergi bersama rombongannya.

Sesaat Baskoro melihat coretan Intan sambil menunggu mereka semua keluar ruangan. Baskoro berdiri dan menendangi kursi kursi plastik itu.

"Brraakk!"

"Dasar Singa betina!" Baskoro sangat murka. Bagaimana tidak, Intan sengaja mempermalukan dirinya dihadapan para pegawainya yang ada diruang rapat itu.

Belum puas kakinya menghantam kursi, dia membuang berkas berkas-berkas di atas meja hingga berserakan.

Sementara Intan telah keluar bersama karyawannya, lalu iapun duduk didalam mobil sambil tersenyum-senyum sendiri.

"Kali ini aku akan membuatmu datang menemuiku, kamu akan tahu apa yang sebenarnya terjadi."  Intan membatin.

Pertemuan yang tak pernah Intan sangka-sangkaa bahkan datang tanpa diminta? Bukankah itu takdir?

####

Baskoro menemui Intan dikantornya untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan kemarin. Sedikit gugup memang. Tapi dia sudah mempersiapkan diri sepenuhnya untuk bersikap wajar.

Gedung 25 lantai itu tidaklah terlalu menjulang. Tapi untuk ukuran kantor property dan bukan hotel tentu itu sangat luar biasa. Usaha kontruksi Wijaya Group memang tergolong sukses dan selalu memegang tender-tender besar di Jakarta.

Seorang customer servis membawanya kelantai tiga. Sepertinya sudah ada catatan untuk nya karena sangat mudah baginya untuk menemui pimpinan mereka.

Baskoro mengetuk pintu.

"Masuk!" Terdengar suara dari dalam. Baskoro melangkah kedalam dengan tentang.

"Silahkan duduk!" Baskoro menuruti perintah wanita itu dan duduk dihadapannya.

Dengan segera Baskoro menyerahkan berkas yang kemarin diminta Intan. Dan Intan melihat berkas itu satu persatu.

Selagi Intan memeriksa berkas miliknya Baskoro mengitari ruangan yang artistik itu. Ruangan yang cukup bagus dan estetis. Lukisan lukisan dengan tema konstruksi menghiasi ruangan itu. Beberapa pot tanaman hias tertata di sisi dinding kaca. Tapi ada pemandangan yang membuatnya penasaran yaitu sebuah bingkai foto yang berisikan beberapa foto.

Foto itu dengan pemandangan latar belakang pohon Pinus yang bersalju, jelas tidak mungkin diambil di Indonesia. Kemungkinan besar di ambil di Australia. Beberapa Foto menampilkan Intan bersama seorang anak kecil berusia sekitar empat atau lima tahun sedang berpose sangat bahagia.

Karena penasaran Baskoro melangkah mendekati foto tersebut. Semakin lama melihatnya Baskoro seakan melihat dirinya semasa kecilnya. Manik mata coklat gelap dengan rambut ikal itu sangat mirip dengan dirinya. Meskipun ia juga tertarik dengan pose-pose Intan, tapi senyum bocah itu lebih menyita perhatiannya.

"Siapa bocah ini?" Baskoro bergumam. Dengan keheningan diruang itu tentu saja suara itu cukup nyaring. Intan hanya melirik.

"Maaf Bapak Baskoro, berkas sudah selesai saya periksa dan rekomendasi pengambilan bahan di gudang sudah saya tanda tangani. Silahkan bapak ambil dan maaf saya akan segera ada rapat pagi ini..." 

"Bahkan mengusirku?" Baskoro berbicara pada dirinya sendiri. Ia seakan salah tingkah.. 

"Apa peduliku?!" omelnya.

Intan melihat gelagat Baskoro yang ingin tahu. Baskoro melihat Bastian. Dia telah melihat darah dagingnya tanpa ia sadari? Intan tersenyum.

Tidak! Mana mungkin Intan berani memajang foto Bastian di gedung itu? Bastian adalah rahasia terbesar dalam hidupnya. Semata-mata karena ia ingin Baskoro melihatnya. Dan Intan berhasil. Baskoro bahkan bertanya siapa bocah lucu itu. Intan termenung, apa lagi yang harus ia lakukan kalau Baskoro ternyata tak perduli dengan Foto itu ?

Related chapters

  • Mantan Istri    Informasi

    Baskoro membaca semua artikel yang memuat tentang keluarga Abraham Wijaya. Menelusuri barangkali ada jejak pemberitaan yang menjelaskan dimana Intan selama ini. Baskoro mendapatkan bahwa selama ini Intan pindah sekolah di salah satu universitas Australia. Tidak disebutkan masalah pribadinya kecuali Intan pernah dikabarkan menikah dengan seorang pria anonim dan menjadi janda tanpa anak. Semua berita berkutat tentang itu itu saja.Baskoro belum merasa puas dengan hasil penggalian informasi itu. Lalu dia menelfon Zaki yang kebetulan salah satu staff di gedung Intan bekerja, dia adalah salah seorang teman yang kebetulan sering bertemu di rumah kontrakan di Jakarta dan ternyata mereka bertetangga."Tumben menelfon?" heran karena tiba-tiba Baskoro menghubungi di tempat kerja."Iya, bisakah kita ketemuan waktu makan siang?""Tentu saja bisa, ada apa sebenarnya?""Hmmm, saya butuh sedikit informasi,"Zaki menyanggupi mereka b

    Last Updated : 2021-08-19
  • Mantan Istri   Calon Suami

    Seorang pria berjalan tegap memasuki koridor perkantoran Wijaya Group. Dia adalah lelaki dengan usia enam puluhan. Dengan kilau Arloji ditangannya, menunjukkan betapa elegan penampilannya meskipun sebagian rambutnya telah memutih. Sorot mata tegas yang ia pancarkan membuat orang lain menunduk saat melihatnya. Tentu saja setiap orang yang dilaluinya digedung itu tahu siapa Pria dengan wibawa yang demikian memanas. Ketegangan akan tiba-tiba menghampiri disetiap meja kerja yang berada disana. Mereka, bila terlihat sedikit saja kesalahan, teguran dengan aroma mempermalukan akan menjadi kenangan seumur hidup mereka. Sementara orang-orang disekelilingnya adalah para ajudan yang menjaga tuannya. Mereka menjaga Tuan Abraham pemilik Wijaya Group. Abraham memutar handle pintu ditempat putri semata wayangnya berada. Menyembulkan kepalanya tanpa suara. Intan yang sejak bergeraknya handle pintu sudah mengawasi, tertawa melihat ayahnya menyembulkan kepala dari balik pintu.

    Last Updated : 2021-09-08
  • Mantan Istri   Ada yang tahu

    "Sangat keterlaluan orang yang lari dari undangannya sendiri." Intan terlompat karena sangking terkejutnya. Toilet itu sangat sepi karena jarang sekali karyawan yang bekerja sampai malam. "Ya Tuhan! " Ia memegang jantungnya yang serasa melompat dari tempatnya. "Andre? Apa yang kau lakukan disini? Apaa..." mata Intan melirik pintu toilet. "Ha ha ha. Kamu memang pandai membuat orang tersudut. Seharusnya aku masuk saja tadi, toh pintu toilet wanita itu terbuka." "Dasar mesum!" Intan membalikkan badan hendak pergi, tapi Andre mengikutinya. "Aku heran dengan orang sepertimu, kita bahkan belum berbicara apapun tetapi kau sangat tidak bersahabat. Apakah selalu begitu caramu bersikap terhadap orang yang baru saja ingin mengenalmu?" "Bagaimana denganmu? Apa yang kau kerjakan disini? Aku tidak pernah tahu kau bekerja disini." Ucapnya. "Aku memang tidak bekerja disini, aku sedang menjemput calon istriku." "Andre

    Last Updated : 2021-09-08
  • Mantan Istri   Sedikit terjawab

    Baskoro masih memikirkan sebuah sebutan yang diteriakkan bocah empat tahun itu. "Mommy? Hah sejak kapan dia dipanggil mommy?" Rasa penasaran membuatnya susah tidur semalaman. "Bocah itu pastilah bocah yang ada di foto itu." Baskoro mengingat sebuah foto dengan latar belakang Pinus bersalju yang sempat mengganggu pikirannya. Tak satu berita yang menjelaskan Intan sudah bersuami apalagi memiliki anak. Itu membuat Baskoro merasakan sesuatu yang sangat berkaitan dengan dirinya. Egonya merasa tersakiti karena dia adalah suami yang dibuang oleh wanita konglomerat itu, tapi ia tidak mungkin berasumi bahwa anak itu adalah darah dagingnya. "Tapi mungkinkah?" Batinnya bergolak. "Tidak mungkin!" Lagi-lagi hatinya mengingkarinya. Seandainya mungkin, itu membuatnya semakin pusing. Baskoro berjalan ke kamar mandi. Mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Perjalanannya tidak terencana semalam membuatnya sangat letih. Memang tidak ter

    Last Updated : 2021-09-08
  • Mantan Istri   Siapa ayahmu?

    Gedung gedung pencakar langit adalah pemandangan yang bagi Baskoro sebuah fenomena tentang bagaimana ia menciptakan sebuah seni keindahan dalam artian keindahan dalam kemajuan sebuah tempat. Ketika sebuah kota yang terbelakang, kemudian dalam suatu waktu berubah menjadi deretan gedung-gedung tinggi, maka label kemajuan akan tertempel dikota itu . Tentu saja semua itu akan tercipta dari sebab dolar dan rupiah yang mengalir disitu. Tempat-tempat seperti itu adalah ladang uang bagi orang-orang yang berprofesi semisal Baskoro. Disisi lain, Baskoro juga mencintai alam pedesaan yang sangat damai. Dengan pola hidup sederhana, masyarakat yang ramah dan tidak masa bodoh. Membuat hatinya terpaut dengan kampung halamannya. Tetapi ada hal yang membuat ia takut. Dia telah memiliki istri palsu sekarang. Dia tidaklah pulang karena ingin. Mengingat tatapan menyedihkan Wulan dia sungguh tak sanggup. Dia jua manusia biasa, memiliki hati yang lemah. Dia ju

    Last Updated : 2021-09-08
  • Mantan Istri   Apakah Om itu ayahku Mommy?

    "Cepatlah Nita! Nanti kita kesiangan!?" Intan berteriak memanggil Nita. "Sebentar Ibu, ini lagi nyari topi buat Bastian!" Nita balas berteriak. "Nah ini dapat!" Nita mengambil topi koboi milik Bastian dan tergopoh-gopoh keluar rumah. Di halaman Intan sedang mengisi bagasi dengan berbagai macam perbekalan. Tikar, tenda , ban renang, seluncur dan perbekalan makan sudah hampir semua masuk ke dalam bagasi. Intan menutup bagasi."Selesai!" Gumamnya. Bastian yang hanya melompat-lompat kegirangan tertawa melihat kesibukan Mommy nya dan Nita. Dia sangat bahagia karena mereka akan rekreasi ke pantai. "Ayo Bastian, let's go!" Intan mencium pipi Bastian dan menggandengnya masuk ke dalam mobilnya. Tak lama setelah mereka sudah berada didalam mobil, Andre menelfon. "Aku sudah menunggu di area yang kamu sebutin kemarin." Andre telah berada di gerbang pantai yang dijanjikannya kemarin. "Oke. Kami sudah berangkat. Tapi maaf mungkin satu j

    Last Updated : 2021-09-08
  • Mantan Istri   Hampir lupa

    Abraham melihat kedekatan diantara Andre dan Intan. Dalam hati ia bersyukur karena sekarang Intan bisa menerima kehadiran Andre."Andre adalah orang yang kompeten dalam menjalankan bisnis ayahnya." Abraham memuji Andre dihadapan Intan saat Intan menghidangkan Teh Rosella untuk ayahnya. "Sama denganmu, Andre orang yang bisa diandalkan." Intan hanya diam."Ayah memang selalu memujinya." Intan protes."Bukannya tadi aku juga memujimu?" Intan tersenyum, tentu saja dia cuma mancing ayahnya biar gak terlalu serius."Jadi kapan kalian berencana untuk menikah?" Tadinya Intan asyik menikmati pudding yang baru dibukanya, mendengar itu seleranya langsung lenyap."Ayah...kami tidak pernah membicarakan apapun!" tegas Intan. Sekarang wajahnya yang jadi serius."Itulah sebabnya ayah harus segera mengingatkan kalian. Apa kalian menunggu ayah sekarat lagi baru kalian akan menikah heh? Seperti yang kamu lakukan dengan siapa itu hah? Siapa nama bajingan

    Last Updated : 2021-09-08
  • Mantan Istri   Akhirnya bertunangan

    "Ayah sudah tua, ayah ingin punya cucu." Meja makan adalah tempat yang pas untuk ayahnya merajuk. Suasana hidang menghidangkan membuat ayah ingat betapa sepinya rumah sebesar ini."Makanya yah, ngapain ayah suruh ibu KB setelah melahirkan aku? Akhirnya malah mampet kan? Coba kalau aku dulu punya adik, gak cuma aku yang disuruh-suruh menikah." protesnya. "Apa ayah saja yang menikah? Yakin deh Yah banyak yang mau sama Ayah. Kan ayah tajir!""Uhuk uhuk, ayah dah batuk-batuk begini apa masih ada yang mau?"" Ha ha ha... Tenang aja , ayah kan tajir melintir. Masih kuat tanda tangan surat warisan kan?" Abraham tertawa"Tapi Intan, Andre benar-benar serius kepadamu. Ayah ingin kamu bertunangan Minggu ini.""Ayah!?""Ayah sudah siapkan tempat dan semua perlengkapannya. Dan juga sudah menghubungi awak media untuk meliput acara kalian." Dengan santainya Abraham mengatakan itu."Ayah!?" Intan seakan tak percaya. Bagaimana secepat itu

    Last Updated : 2021-09-09

Latest chapter

  • Mantan Istri   TAMAT

    Kebahagiaan semakin mewarnai mansion Abraham. Baik Intan dan juga Baskoro menjalani kehidupan rutinitas mereka dengan baik dan bahagia.Begitu juga Abraham yang menikmati hari hari masa tuanya bersama Anita. Rumor tentang pelakor pada Anita sudah tidak lagi terdengar gaungnya. Itu semua berkat Intan yang selalu membungkam mulut orang jahat yang berusaha merendahkan ibu tirinya."Untuk apa membahas masa lalu? Dia sekarang dah menjadi ibuku yang berarti menggantikan posisi ibu kandungku. Jadi, dia adalah ibuku yang sebenarnya," ujarnya membantah omongan miring beberapa kerabat yang tidak menyukai keberadaan Anita di sisi Abraham.Dan Indra juga menjalani hidupnya dengan baik. Setelah menyelesaikan sekolah iapun berangkat ke Boston untuk bersekolah sekaligus berlatih dengan pelatih Basket yang berpengalaman. Ia sudah melupakan Melissa yang kini sudah menikah dengan dokter Yusac. Ia merasa bahwa itulah yang terbaik untuk mereka sehingga tak ada penyesalan sedikitpun dengan jalan yang mere

  • Mantan Istri   Jajanan

    Seluruh penghuni mansion dikejutkan dengan penampilan Bastian yang sedikit aneh, lucu tapi memprihatinkan.Mereka heboh dengan ekspresi yang bermacam-macam.Ada yang tertawa, khawatir dan malah gemas. Tidak kalah hebohnya adalah kakek Abraham dan juga Neneknya yang menatapnya prihatin."Ingat kata nenek, jangan suka bermain di tempat yang banyak lebahnya. Lihatlah, dia kira ini sarang lebah sehingga salah bertengger?" cicitnya sambil menatap prihatin pada cucunya.Bastian tak bisa menyangkal karena tidak bisa menggerakkan bibirnya melainkan akan terasa sangat nyeri. Begitu juga para maid yang prihatin."Aduuh, pasti sakit sekali. Bastian, apa kamu pernah mengejek seseorang sehingga mendapatkan balasan seperti ini?" tanya salah seorang maid yang sering Bastian panggil dengan nama maid Cerewet. Ingin rasanya Bastian menjawab ucapan mereka dengan sangat marah dan kesal, sayang sekali ia hanya bisa diam tak berdaya.Meskipun sudah diobati, efek bengkak tersebut tidak hilang begitu saja.

  • Mantan Istri   Sulit Menangis

    Meskipun kepulangan Baskoro ke kampung halamannya menyisakan kesedihan. Setidaknya segala misteri wasiat orang tuanya sungguh terungkap. Baskoro merasa ayah Waluyo sangat memperhatikan hidupnya. Dia tahu bahwa Baskoro tidak pernah menyukai Wulan sehingga ia membiarkan Baskoro menjalani pilihannya."Kau tak menyesal menikah denganku setelah tahu menikahi Wulan adalah wasiat orang tuamu?" tanya Intan saat mereka menghabiskan waktu di taman belakang rumahnya."Kenapa memangnya? Apa kau yang mulai menyesal sekarang?""Tidak, aku hanya ingin tahu isi hatimu.""Kenapa? Pahami dulu isi hatimu baru ingin tahu isi hati orang lain. Atau bilang saja kau ini sedang cemburu."Intan menyebik. Selalu saja itu alasan yang Baskoro lontarkan kalau dia ingin mendengar isi hatinya."Huft, untuk apa aku harus cemburu.""Kenapa? Apa salah dengan kecemburuan?" goda Baskoro dengan lembut mengatakannya.Wajah Intan bersemu merah. Bagaimana juga ia memang sangat cemburu kalau sudah berkaitan dengan kehidupan p

  • Mantan Istri   Surat Wasiat

    Baskoro, Intan dan juga Waluyo duduk berputar mengelilingi Ayah Waluyo. Meskipun masih sangat lemah, ayah Waluyo terlihat bisa mendengar dan melihat siapa yang ada di ruangan tersebut. Seakan ingin mengatakan sesuatu, ia juga menggerakkan tangannya untuk memanggil Baskoro."Iya ayah, ayah memanggilku bukan?" katanya dan menggenggam erat tangan pria tua itu dan mendekatkan kepalanya dekat pria itu.Ayah Waluyo seperti hendak mengatakan sesuatu kepadanya."Ayah... aku mendengarnya," pelan Baskoro."Baskoro..." Tiba-tiba ayah Waluyo bisa berbicara. "Aku sungguh meminta maaf kepadamu.""Jangan bilang begitu Ayah, akulah yang seharusnya meminta maaf kepadamu, Ayah.""Ambillah surat wasiat itu..." lirihnya lagi. Baskoro mengernyit, ia tak mengerti surat wasiat apa yang sebenarnya Ayah Waluyo katakan."Di atap rumahku.." dan tiba-tiba saja ayah Waluyo seperti sesak napas sehingga membuat Baskoro ketakutan."Ayah...ah,.Waluyo... bagaimana ini?" Baskoro kebingungan bukan main dan ia hanya men

  • Mantan Istri   Sadar

    Sesampainya di rumah Waluyo, mereka berdua mendapatkan rumah dalam keadaan sangat sepi. Lalu mereka menuju peternakan sapi yang Waluyo kelola. Di sana mereka bertemu dengan seorang pegawai pembersih kandang yang sedang bekerja.Terlihat pria itu menatap kehadiran mereka berdua dan menyapanya."Selamat sore, Pak. Ada yang bisa saya bantu? Apakah membutuhkan sapi untuk di beli?" ujarnya dengan tersenyum ramah.Baskoro mengulurkan tangannya."Tidak, Pak. Tujuan saya datang kesini adalah untuk mencari Mas Waluyo. Tapi kelihatannya rumahnya kosong ya Pak?""Oh, sedang mencari Mas Waluyo. Apa bapak tidak tahu kalau Mas Waluyo sudah lama nggak tidur di rumah Pak?"Baskoro terkejut. Tentu saja ia tidak tahu kalau Waluyo tidak memberi tahu."Tidak, Pak. Hanya saja kenapa Mas Waluyo tidak pulang ke rumah? Sebab sebenarnya saya bertemu belum lama ini, tapi Mas Waluyo tidak cerita apa apa.""Oh, jadi begini, Mas. Sebenarnya Mas Waluyo sudah dua bulanan merawat ayahnya yang sedang koma di rumah sa

  • Mantan Istri   Jalan Kenangan

    Musim semi telah berakhir, mereka telah menyelesaikan suatu waktu yang indah bersama di Vila tersebut. Mereka akan segera kembali ke Jakarta dan melanjutkan pekerjaan yang sudah lama ditinggalkan. Seperti biasa, perjalanan dengan jet pribadi bukanlah apa apa buat keluarga Abraham. Dan dengan segera mereka sudah tiba di Jakarta."Masih satu hal lagi yang belum kita tunaikan," kata Baskoro saat mereka telah sampai rumah."Ehmm aku tahu, kau pasti ingin ke desa dan bertemu Ayah Waluyo.""Benar, ada firasat tidak enak di dalam hati ini. Akan tetapi aku berharap tidak ada apa apa.""Baiklah, setelah kita beristirahat kita bisa ke desa dalam beberapa hari ke depan."Baskoro menggenggam tangan Intan, menghadap kan tubuh Intan kepadanya. Lalu dengan lembut ia menyelipkan anak rambut Intan ke belakang telinga dengan perlahan."Kalau kau lelah, aku bisa pergi sendiri. Ini hanya mengunjungi ayah Waluyo, aku sungguh mendapatkan mimpi buruk dalam beberapa hari ini.""Tidak, Bas. Aku tidak mungkin

  • Mantan Istri   Hidup dan Permainan

    Seorang wanita berkulit hitam datang terburu-buru. Wanita itu adalah Eleanor, kepala dapur Vila tersebut yang sudah pensiun karena usianya. Wanita itu tentu saja merindukan Intan. Setelah mendengar Intan akan datang, maka iapun bergegas menuju Vila dan ingin bertemu Intan."Eleanor?!" pekik Intan mendapati wanita itu datang tergesa dengan menangis haru."Kenapa lama sekali baru muncul? Bukankah kau berjanji untuk segera kembali ke Vila dan memperkenalkan suami yang sangatlah kau cintai itu? Aku sungguh sangat penasaran dan. berdoa tidak cepat mati sampai aku bisa menemui pria itu."Eleanor sangat berapi api mengungkapkan isi hatinya. Kenangan bersama Intan tidak bisa ia lupakan begitu saja. Kenangan saat mereka bersama sama menyembunyikan keadaan Intan yang sedang mengandung dengan berbagai macam cara.Saat itu, Intan terlihat sangat menyedihkan karena Abraham yang sangat keras kepala. Gadis itu tidak punya semangat hidup lagi saat Abraham memisahkan dirinya dengan kekasihnya. Kenyata

  • Mantan Istri   Pertanian

    Suasana musim semi membuat alam menyejukkan hati siapa saja yang melihatnya. Baskoro berdecak kagum dengan pemandangan menghijau dan bersih di sekitarnya.Begitu juga Bastian yang bersenang senang dengan beberapa ekor tupai di sekitar halaman Vila tersebut.Perjalanan dengan jet pribadi tentunya membuat mereka tidak terlalu letih setelah tiba tadi malam, sehingga mereka bisa menikmati suasana pagi yang sejuk dan indah."Aku tak melihat banyak penduduk di sekitar sini," tanya Baskoro kemudian."Begitulah, Vila ini adalah vila tua kesayangan ibuku. Ayah tak pernah mau menjualnya karena tidak ingin melupakan ibuku. Semua maid di tempat ini merawat dengan baik semuanya secara turun temurun. Kebanyakan dari mereka adalah keluarga," terang Intan."Hmm, cuma bisa dilakukan orang kaya sepertimu.""Bas, kenapa kau selalu merasa miskin padahal kau tak kalah hebat dengan ayahku? Aku sedikit terluka.""Oh, maafkan aku. Masalah ini memang tidak bisa dipungkiri."Beberapa saat kemudian seseorang da

  • Mantan Istri   Naungan

    Pesta yang sangat meriah itu telah usai dengan baik. Berharap kebahagiaan sungguh mewarnai kehidupan Intan dan juga Baskoro. Rasa letih lelah dalam prosesi adalah bagian kebahagiaan tersendiri bagi mereka.Indra meregangkan otot-otot tubuhnya menatap para pekerja yang membongkar sisa sisa dekorasi yang belum selesai di bereskan. Meskipun hanya menonton, sensasi tegang dan capek tetap saja melandanya.Ayahnya Abraham menghampirinya. "Indra, apa kau sudah selesai bersantai?" tanya Ayahnya."Heh, Ayah, apa maksudnya? Sejak kapan aku bersantai?"Abraham tersenyum. Bukan alasan yang tepat sebenarnya, bahkan semenjak acara turnamen selesai, pekerjaan Indra cuma keluyuran dan tak ada kesibukan samasekali."Oke, oke. Tapi ini adalah sesuatu yang akan mengejutkanmu.""Apa itu, Ayah?""Seorang pelatih basket tingkat dunia berkeinginan untuk merekrutmu menjadi tim juniornya. Sepertinya hal ini akan menjadi peluang bagus untukmu."Indra tak langsung merasa senang, sebab ia tahu ayahnya tak menyu

DMCA.com Protection Status