Home / Fiksi Remaja / A Shield for Arlin / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of A Shield for Arlin: Chapter 1 - Chapter 10

24 Chapters

1. Jeffrey & Arlin

Di sebuah ruangan berukuran kecil itu, tampak seorang perempuan sedang duduk di salah satu kubikel toilet sambil menghentak-hentakan kakinya. Wajah gadis itu sangat mungil dengan hidung bangir dan matanya yang bulat, semakin membuatnya terlihat manis.  Sesekali gadis itu menggerakan bibir mungilnya sebagai tanda bahwa ia sedang merapalkan suatu kalimat. Sudah berulang kali juga gadis itu menghela napas dalam, terlihat begitu frustasi membaca kertas kecil digenggamannya seraya masih menggerakan bibir dan kakinya seirama.  "Teori agensi adalah teori yang.. duh apa ya, ah anjir lah dari tadi gak masuk masuk nih materi."  Sambil membolak-balikkan secarik kertas di genggamannya, ia kembali memejamkan matanya sebagai harapan agar ia berhasil menghafal seluruh kalimat yang ada pada kertas tersebut.   Namun, belum sempat gadis itu membaca lagi isi kertas tersebut, pintu kubikel to
last updateLast Updated : 2021-08-13
Read more

2. Empat Serangkai

"Besok pagi Lana nyampe Jakarta."  Arlin terdiam sejenak, berusaha membuang jauh jauh perasaan aneh yang akhir - akhir ini kerap kali muncul. Cepat - cepat ia menampilkan raut wajah datar andalannya.  "Oh ya? Ya udah sans lah, gue kan bisa pake ojol."  "Beneran gapapa? Sorry ya Lin."  "Ih yauda si, lo mah kek sama siapa aja. Udah ah lanjut nonton lagi aja kita."  "Sorry Lin tapi kayaknya gue balik sekarang deh."  "Lah, kenapa lagi?"  "Gue mau bersihin apart gue deh, lo tau kan bentukan apart gue kalo lo belum mampir ke apart gue, hehe."  "Tumbenan bersihin apart, kesambet apa lo? Biasanya juga yang disuruh bersihin gue."  "Yakali Lin, gue gak setega itulah buat nyuru lo bersihin apa
last updateLast Updated : 2021-08-13
Read more

3. Adeknya hantu kali

Arlin kini sedang duduk di sebuah kafe sambil sesekali menyeruput hot caramel macchiato-nya. Sesekali ia akan mengedarkan pandangan ke seluruh kafe memperhatikan sekitarnya. Saat ini, kafe yang sering ia datangi bersama Jeffrey itu terlihat cukup ramai. Semua bangku terlihat sudah ada yg menempati.      Entah ini sudah keberapa kalinya Arlin menghela nafas. Arlin sebenarnya tidak terlalu suka keramaian seperti ini saat mengerjakan tugas.Tapi apa boleh buat, hanya caramel macchiato di cafe ini yang dapat membuat arlin jatuh cinta dan semangat mengerjakan tugas kuliahnya yang semakin lama semakin menggunung.     Biasanya kalau ada Jeffrey, laki-laki itu akan menemani Arlin mengerjakan tugas di kafe ini sambil sesekali melontarkan candaan yang membuat gadis itu kembali bersemangat mengerjakan tugas. Tapi sayangnya sekarang, Jeffrey pasti sedang menikmati waktu bersama pacarnya. Huft mengingat itu, Arlin rasanya in
last updateLast Updated : 2021-08-13
Read more

4. Kantin Teknik

"Adeknya hantu kali."  Jeffrey terdiam sejenak, sebelum bertanya pada Lana pelan. "Lan, kamu gak ada ngomong macem macem sama Arlin kan?"  "Gak ada lah. Emang aku mau ngomong apa coba."  "Kamu.. gak ada nyinggung-nyinggung soal Arlin yang indigo itu kan?"  Lana mengangkat sebelah alisnya sejenak sebelum menjawab pertanyaan Jeffrey. "Emang kenapa kalo aku bawa bawa soal itu depan Arlin? Emang bener kan? Kan kamu sendiri yang bilang sama aku."  Jeffrey menutup matanya, berusaha mengendalikan diri dengan menghela nafas dalam. Lana yang melihat raut wajah cowoknya seperti itu mau tak mau harus buka suara membela diri lebih jauh lagi sebelum gadis itu terkena semprotan dari Jeffrey.  "Je, aku gak ada nyinggung-nyinggung itu kok. Aku tadi cuma nanya gimana ceritanya k
last updateLast Updated : 2021-08-13
Read more

5. Cewek Aneh

Setelah berpisah dengan mbak mbak tanpa pergelangan tangan di pertigaan koridor fakultas ekonomi. Arlin melangkahkan kakinya ke arah lobi sambil merutuk beberapa kali dalam hati. Duh kenapa jadi begini sih, kenapa juga Arlin harus susah - susah membuang waktu dan tenaganya yang berharga hanya untuk mengantarkan barang titipan Tetehnya Haikal. Sebenarnya Arlin dan Haikal kalau dibilang dekat juga tidak, ya walaupun mereka memang lumayan sering bersama saat awal ospek. Tapi setelah ospek selesai, Haikal dan Arlin masuk kelas yang berbeda, jadi mereka sudah tidak terlalu sering bertemu, hanya terkadang berpapasan sesekali di koridor sambil saling menyapa.  Sekali lagi Arlin menghela nafas, ya sudahlah mungkin sekali kali ia memang harus berbuat kebaikan. Padahal perut Arlin dari tadi sudah meraung-raung meminta makanan. Namun sebenarnya bukan hanya itu yang membuat Arlin sebegitu malasnya pergi ke kantin fakultas teknik. Masalah terbesarnya adalah ment
last updateLast Updated : 2021-08-18
Read more

6. Pokoknya gue harus jadi pacar lo!

"... Jevan gue boleh jadi pacar lo gak...?"   Jevan yang berada di sebelahnya mendecakkan lidahnya sambil memandang Arlin horor. Seumur-umur baru kali ini cowok itu menerima pernyataan cinta dari orang yang baru dua kali ia temui. Meskipun sebenarnya, Jevan sudah tidak asing  untuk menerima pernyataan cinta dari para kaum hawa seperti ini. Tetapi sebenarnya permasalahan di sini adalah perubahan tingkah laku gadis itu yang sangat jauh berbeda dari yang cowok itu ketahui membuat laki-laki itu berjengit memandangi gadis di sebelahnya.   "Lo suka sama gue?"   Arlin mengerjapkan matanya beberapa kali setelah mendengar pertanyaan Jevan, sebelum menjawab dengan tegas.   "Nggak."  
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more

7. Dasar nyusahin

Hari ini adalah hari minggu. Sudah beberapa hari berlalu sejak perseteruan tidak jelas antara Arlin dan Jevan di kantin fakultas cowok itu. Saat ini, Arlin sedang bersiap pergi ke supermarket untuk belanja bulanan berhubung isi kulkasnya sudah mulai terlihat kosong. Arlin sudah siap dengan hoodie oversize berwarna putih dan legging hitamnya. Tak lupa rambutnya yang ia gerai dan bibirnya yang ia oleskan sedikit liptint agar terlihat segar.     Gadis itu berpikir sejenak, ia hendak menimbang-nimbang apakah dirinya harus menggunakan layanan ojek online atau mobilnya yang sudah hampir berdebu yang disimpan di basement apartemennya karena jarang gadis itu gunakan. Arlin memang terbilang jarang menggunakan mobilnya karena biasanya Jeffrey selalu mengantarnya kemanapun sejak kecelakaan yang menimpanya pada saat awal menjadi mahasiswa baru.      Saat itu, Arlin tanpa sengaja menabrak pohon besar di sekitar kampusnya ka
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more

8. Kunjungan Malam

"Dasar nyusahin." Arlin sontak berbalik menghadap asal suara untuk melihat bahwa sekarang Jevan sudah pergi mendorong troli-nya, meninggalkan Arlin yang masih melamun.  Buru-buru gadis itu mengejar langkah Jevan, berusaha memposisikan troli-nya persis di samping troli cowok itu membuat mereka berdua berjalan bersisian. Wah! Kalau begini, sepertinya gadis itu memang sedang beruntung hari ini karena tanpa sengaja bertemu dengan 'kunci dari hidup tenangnya' yang sekarang sedang memilih semangka. Siapa yang sangka kalau ia dapat menjalankan misinya lebih cepat seperti ini. Tanpa ingin membuang kesempatan, Arlin pun mulai membuka topik obrolan dengan Jevan. "Kata nenek gue, kalo pilih semangka yang manis tuh biasanya diketok ketok dulu tau, Van." Jevan hanya menoleh singkat
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more

9. Jean

Tampak gadis dengan rambut panjang berwarna hitam pekat sedang turun dari motor pria berjaket hijau. Setelah mengucapkan terimakasih pada abang ojek online yang sudah mengantarkannya dengan selamat ke kampus, Arlin segera berbalik berjalan ke arah pintu masuk fakultasnya seraya merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.     Semalam setelah Jeffrey mampir sebentar di apartemen gadis itu untuk mengecek kondisi Arlin, tak lama kemudian cowok itu pamit pulang karena jam dinding apartemen gadis itu sudah menunjukkan pukul satu malam. Karena tidak ingin mengganggu waktu istirahat Arlin, Jeffrey pun pulang setelah berpamitan dan berhasil membuat cewek itu untuk berjanji agar tidak menyetir mobilnya sendirian lagi.     Saat Arlin sedang berjalan di koridor fakultasnya, tiba-tiba pundak gadis itu dipukul kuat oleh seseorang di belakangnya. Saat gadis itu menoleh, mata Arlin otomatis membelalak saat menemukan seseorang yang
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more

10. Pertemuan tak terduga

Kini Arlin dan anak laki-laki yang baru diketahui namanya Jean itu sedang duduk di Orion. Arlin memutuskan untuk membawa Jean ke Orion sambil menunggu keluarga anak kecil ini menjemputnya. Mereka duduk di dekat kaca yang mengarah ke tempat les Jean sehingga mereka dapat mengetahui jika keluarga anak ini menjemputnya. Jean sedang duduk di hadapan Arlin, anak kecil itu terlihat sangat semangat menjejalkan sepotong cheesecake ke mulutnya. Arlin terkekeh melihat anak yang  baru berusia enam tahun itu. Tadi saat Arlin bertanya bagaimana anak itu bisa berada agak jauh dari tempat lesnya, Jean hanya berkata bahwa tadi ada badut tikus menyeramkan yang berjalan mendekatinya, otomatis anak itu panik ketakutan, Jean yang semulanya berdiri di depan tempat lesnya berjalan menjauh dari badut itu. Saat akhirnya badut tikus itu sudah menghilang dari pandangannya, Jean terlanjur panik saat ia sadar bahwa
last updateLast Updated : 2021-09-01
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status