‘Ayo, manusia munafik. Kembalilah ke jalan yang benar,’ batin Beelzebub. Benar yang dimaksud, adalah benar dari versi kesalahan dan kejahatan—bukan versi kebajikan. Mata besarnya itu terlihat bergerak ke kanan dan kiri. Namun, begitu, Beelzebub masih bisa melihat Dida yang sedang menunduk.“Apa benar kalau aku tidak salah?” tanya Dida, suaranya terdengar lirih.Beelzebub menggerakan mulutnya, dalam hati dia senang karena Dida nampaknya merespon dengan positif.“Benar, kamu tidak salah, perempuan manis,” jawab Beelzebub meyakinkan. Mendekat lagi ke arah Dida, lalu dia terbang mengitari perempuan ber-cloak biru muda.Dida masih bergeming, tertunduk dengan lesu. Entah kenapa di saat seperti tidak ada yang berani menyerang Beelzebub. Padahal ini kesempatan bagus untuk menyerang. Namun, semua terlihat diam. Kenapa? Karena jarak Dida dan Beelzebub yang terlalu dekat, mereka khawatir akan hal itu.“Saat itu,
Read more