Home / All / Tujuh Dosa Besar / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Tujuh Dosa Besar: Chapter 61 - Chapter 70

112 Chapters

61. HASUTAN BEELZEBUB

“Bodoh!” Arya mengumpat pada Candra, yang mendadak diam mematung, ketika iblis itu memebalikan serangannya.Seketika Arya berlari dengan cepat, menghampiri Candra. Tidak mungkin dia bisa membiarkan pria itu dikalahkan dengan cepat oleh sang iblis. Arya langsung mencabut pedang dari sarungnya dan memegang erat dengan kedua tangannya.Prang!Terdengar bunyi tubrukan dan gesekan dari dua besi yang beradu; sabit dan juga pedang Wallace milik Arya. Dengan sekuat tenaga Arya mencoba menahan sabit tersebut.“Argh!” erang Arya sampai wajahnya mengernyit. Sungguh, tekanannya benar-benar kuat sekali. Sampai-sampai Arya yang sedang berdiri dan menahan dengan posisi kuda-kuda pun terdorong. Tanah yang sedang dipijakinya meninggalkan jejak dari sepatu Arya.“Beugh!” Tenaga Arya pusatkan pada tangannya, seketika dia mendorong sabit itu. Sampai akhirnya terhempas dan terjatuh ke tanah.Dengan napas tersengal-sengal Arya
Read more

62. AKU TIDAK SALAH

‘Ayo, manusia munafik. Kembalilah ke jalan yang benar,’ batin Beelzebub. Benar yang dimaksud, adalah benar dari versi kesalahan dan kejahatan—bukan versi kebajikan. Mata besarnya itu terlihat bergerak ke kanan dan kiri. Namun, begitu, Beelzebub masih bisa melihat Dida yang sedang menunduk.“Apa benar kalau aku tidak salah?” tanya Dida, suaranya terdengar lirih.Beelzebub menggerakan mulutnya, dalam hati dia senang karena Dida nampaknya merespon dengan positif.“Benar, kamu tidak salah, perempuan manis,” jawab Beelzebub meyakinkan. Mendekat lagi ke arah Dida, lalu dia terbang mengitari perempuan ber-cloak biru muda.Dida masih bergeming, tertunduk dengan lesu. Entah kenapa di saat seperti tidak ada yang berani menyerang Beelzebub. Padahal ini kesempatan bagus untuk menyerang. Namun, semua terlihat diam. Kenapa? Karena jarak Dida dan Beelzebub yang terlalu dekat, mereka khawatir akan hal itu.“Saat itu,
Read more

63. RENCANA DIDA

Beberapa menit sebelumnya. Saat Arya sedang melindungi Candra. Ternyata Dida, Idun, Angel dan Firman merencanakan sesuatu.“Bantu aku untuk melawan iblis itu,” ucap Dida penuh tekad. Dia tidak ingin lagi menjadi seorang pengecut—yang takut akan sesuatu dan memilih untuk mencari aman.Dalam hatinya, Dida bertekad ingin memberikan kontribusi untuk tim Ravens Destroyers. Karena tidak ada yang tahu nasib dan takdir seseorang, bisa saja di misi ini Dida benar-benar lenyap.“Oke. Apa lo punya rencana, Kak?” tanya Angel.Dida mengangukkan kepalanya. “Aku mau mengeluarkan ultimate skill milikku, tapi aku butuh bantuan Idun supaya skill-ku bisa dikeluarkan secara maksimal,” ungkap Dida.“Aku?” Idun bertanya. Memastikan bahwa memang dia tidak salah dengar. Kemudian Dida mengangguk sebagai bentuk jawaban. “Dengan senang hati,” balas Idun dengan wajah yang berbinar.“Emangnya lo mau
Read more

64. MEMBACA PERGERAKAN

Skill Tsunami milik Dida bertahan hanya tiga puluh detik saja. Akan tetapi, karena daya hancurnya yang lumayan besar, membuat HP para pemain yang tenggelam di sana berkurang. Tentu saja HP milik Beelzebub pun berkurang.Untuk mengantisipasi HP para pemain yang mulai menipis. Para elemen air dalam masing-masing tim, mulai melindungi rekan mereka. Ya, berbeda dengan elemen lain, para pemilik elemen air tidak begitu terpengaruh dengan skill ini. Karena berada di dalam air, membuat dirinya bertambah kuat.“Funame Vitae.” Dida mengeluarkan skill barunya. Dari tongkatnya kini muncul 6 buah tali, yang kemudian mengikat tubuh rekan satu timnya.Selain Sanas Aquam, dia memiliki satu skill lain yang fungsi yang hampir sama. Hanya saja, jika Sanas Aquam bisa menambahkan HP, Funame Vitae hanya bisa menahan agar HP milik pemain lain—yang terikat dengan tali itu tidak berkurang.“Bertahanlah. Sedikit lagi,” kata Dida sembari memperhatikan
Read more

65. TRIK SEDERHANA

‘Berpikir, Arya! Kalau kayak gini terus bisa-bisa kita kalah karena kelelahan,’ batin Arya. Anak laki-laki itu terus berlari dan menyerang sang iblis.  Namun, tetap saja pergerakannya itu terbaca.“Hand from hell!” seru Candra. Mulai kesal dengan si lalat menjijikan itu, dia mengeluarkan skill tersebut. Memunculkan tangan dari tanah dan kemudian mencoba menepuk si lalat. Akan tetapi, sama saja, usahanya pun gagal.Sang iblis seolah tahu kira-kira di mana tangan-tangan itu akan muncul. Karena, saat Candra menggunakan skill tersebut, memang ada sedikit jeda sampai kedua tangan itu saling menepuk satu sama lain. Sehingga, Beelzebub bisa langsung menghindari serangan Candra.“Hey, perempuan sialan! Keluar kamu! Jangan terus bersembunyi di balik teman-temanmu!” seru Beelzebub. Walau iblis itu bisa menghindari setiap serangan, tapi dia tidak bisa menemukan Dida.Saat Beelzebub terus mencari keberadaan Dida, ada ide nekad
Read more

66. MATA

Ternyata Beelzebub bisa bertahan dengan bara api yang mengepungnya. Walau dia merasa sedikit sesak akibat api yang dihasilkan dari si jago merah. Tak ingin menyerah dengan mudah, Beelzebub terus mengeluarkan cairan hijaunya, agar api itu padam. “Argh! Bangsat!” umpat Beelzebub, ketika matanya itu mendapati Arya berdiri tak jauh dari tempatnya. Sang iblis itu tahu, ini semua adalah rencana dari Arya. Dia bisa melihat, bahwa anak laki-laki itu yang pertama mengeluarkan skill api. Kemudian aksinya itu diikkuti oleh pemain-pemain lain. “Kemari kau, bocah sialan!” hardik Beelzebub. Api yang tadi berkobar itu sudah padam. Kemudian dia terbang dengan cepat ke arah Arya dengan emosi yang membuncah di dadanya. Prang! Kaki bagian depan Beelzebub—yang seperti bilah pedang itu beradu dengan pedang Wallace milik Arya. Sang iblis melakukan serangan jarak dekat pada Arya. Sedangkan Arya hanya bisa menahan dan berada di posisi bertahan. “Kenapa kamu s
Read more

67. AIR DAN TANAH

Arya berlari dan langsung menyeret Dida, menjauh dari arena pertempuran. “Lo cover dulu sementara, Bang!” teriak Arya pada Firman. Laki-laki itu pun mengangguk dan terus berusaha menyerang Beelzebub.“Kenapa, Arya?” tanya Dida, napasnya kini terengah-engah. Wajah Dida terlihat sedikit lebih pucat. Biar Arya terbak, pasti HP Dida sudah mulai berkurang.Terang saja, karena sedari tadi, perempuan itu menjadi bulan-bulanan Beelzebub. Beruntung, saat Arya menarik paksa Dida, Beelzebub sedang sibuk dengan pemain lain.“Tunggu sebentar,” kata Arya. Dia masih menunggu satu orang lagi. Tak lama kemudian orang yang dinanti Arya pun tiba bersama Reza. Tadi, Arya meminta bantuan Reza untuk mencari salah satu anggota timnya.“Ada apa, Arya?” tanya Idun.“Gue butuh bantuan kalian berdua. Tapi sebelum itu, Kak Dida masih punya potion penambah HP?” tanya Arya, khawatir jika tiba-tiba Dida drop di tengah p
Read more

68. KELEMAHAN DALAM KELEBIHAN

“Beelzebub! Kemarilah! Lawanmu di sini!” seru Arya dengan tatapan yang terlihat berapi-api. Mendengar namanya dipanggil, Beelzebub sontak diam, menghentikan serangan ke sekelilingnya. Iblis itu menoleh sedikit, lalu beberapa lensa pada matanya menangkap potret sosok Arya yang sedang berdiri di belakangnya. Beelzebub mendengus kesal, saat melihat sosok bocah ingusan yang sedang mengacungkan pedangnya. Namun, Beelzebub tak ingin menghiraukan Arya. Karena saat ini, dia sedang fokus mencari keberadaan perempuan berambut pendek yang sudah menginjak harga dirinya. “Cih!” Merasa dirinya diabaikan, membuat Arya geram. Sepertinya Beelzebub tidak tahu siapa Arya Kusuma. Pemain yang mampu membunuh dan mengalahkan bos di level sebelumnya—Belphegor. Arya mempererat cengkraman pada pedang Wallace miliknya. Matanya kini menatap tajam ke arah Beelzebub, yang sedari tadi terbang tak tentu arah—sembari menyerang para pemain lain. Sedetik kemudian, kedua iris matanya it
Read more

69. MENYAMBUT AJAL

Beelzebub tersentak saat melihat Arya dan Reza menyerangnya secara bersamaan. Bingung, dia semakin tidak bisa fokus dengan pergerakan Arya dan Reza, yang entah menyerang dari sisi mana. Semuanya terasa bias di mata Beelzebub.Namun, bos level diatur untuk tidak mudah menyerah. Beelzebub bergerak, mencoba menghindar dari dua pemain itu, lebih tepatnya menghindar dari Arya . Pergerakannya benar-benar acak, karena dia tidak bisa membaca dengan jelas pergerakan kedua pemain tersebut.Slash! Slash! Slash!Sial! Beelzebub tak bisa menghindar dari serangan Reza. Laki-laki itu berhasil memotong tiga sayap milik sang iblis. Seketika Beelzebub terjerembab, jatuh ke atas tanah.Penderitaan Beelzebub ternyata belum berakhir. Tidak hanya kehilangan tiga sayang, yang mengakibatkan dirinya tak bisa terbang. Kini dirinya dikepung oleh lingkaran api yang dihasilkan oleh Arya.“Argh! Sialan! Beraninya kalian melakukan hal ini pada raja!” geram Beelzebub.
Read more

70. KECURIGAAN

Peluh kini bercucuran di wajah Arya. Embusan napasnya pun terdengar jelas, bahkan kedua bahu Arya naik turun. Matanya masih menatap pada lalat raksasa yang tepat berada di depannya. Tangannya masih memegang Wallace Sword yang baru saja dia tarik dari tubuh sang iblis.‘Apa kali ini berhasil?’ Arya hanya bisa membatin.Prang.Arya melihat lalat besar yang sudah terkoyak itu, seketika hancur menjadi pecahan kaca. Sejurus kemudian, sosok Beelzebub pun menghilang tak bersisa. Anak laki-laki itu pun mengembuskan napas lega. Dan, seketika dia dikejutkan dengan sebuah rangkulan dari Reza yang sangat tiba-tiba.“Kita berhasil, Arya!” seru laki-laki itu.Arya pun tersenyum. Ya, setelah melakukan perang yang melelahkan, akhirnya dia berhasil mengalahkan sang iblis. Mata bulatnya itu melirik ke arah Idun dan Dida, yang jaraknya lumayan jauh darinya. Kemudian dia menarik kedua sudut bibirnya. Tangannya pun terangkat lurus—sejajar
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status