Home / Romansa / Derita Istri Simpanan Pria Angkuh / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Derita Istri Simpanan Pria Angkuh: Chapter 111 - Chapter 120

212 Chapters

111. Makin gendut

 "Susunya diminum dulu." Arga duduk di tepi tempat tidur dengan memegang segelas susu coklat untuk istrinya. Nadira tersenyum dan mengambil susu yang diberikan oleh suaminya tersebut. Nadira meminum susunya hingga habis tanpa sisa. "Susu buatan Hubby sangat enak Dira suka." Nadira tersenyum   ketika suaminya mengambil gelas kosong di tangannya. Arga tersenyum saat mendengar ucapan istrinya. Setiap pagi dan juga malam Arga akan selalu membuatkan istrinya susu hamil. "Alhamdulillah anak daddy yang pinter, pandai ya minta-minta sama Daddy nya untuk bikin susu," ucap Arga. Nadira tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Arga memandang bibir istrinya yang menempel susu. "Kebiasaan kalau minum susu suka se
last updateLast Updated : 2021-12-18
Read more

112. pengakuan Cinta

 Iswandi sudah menyiapkan ruangan untuk Arga menggelar konferensi pers bersama para wartawan.  Arga duduk di depan kamera, alat perekam dan alat pengeras suara yang sudah memenuhi meja yang di depannya. Saat ini ia didampingi mama Luna, Iswandi dan beberapa orang kuasa hukumnya. Sesuai janjinya dengan para wartawan, Arga akan mengklarifikasi kebenaran kasus yang saat ini menimpa keluarganya.  Arga duduk di kursinya dengan menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. Dipandangnya para wartawan yang saat ini sudah berjejer berdiri di depan mejanya. "Untuk pertanyaan kami batasi," ucap Iswandi. "Terimakasih pak Iswandi, terima kasih pak Arga, terima kasih ibu Luna. Kami begitu sangat senang, karen
last updateLast Updated : 2021-12-18
Read more

113. Cinta

 Nadira tersenyum ketika mendengar suaminya yang mengatakan perasaannya. Dirinya  begitu sangat senang ketika suaminya mengatakan di depan semua wartawan bahwa dia sangat mencintai istrinya.   "Dira juga sangat cinta Hubby, Dira sayang Hubby. Hanya Hubby yang sangat Dira cintai." Nadira tersenyum memandang wajah suaminya di layar televisi. Nadira sungguh sangat tidak menduga bahwa suaminya mengatakan hal ini di depan kamera yang ditonton oleh semua orang.   Hatinya terasa berbunga-bunga setelah mendengar pernyataan suaminya. Ingin rasanya Nadira menghubungi suaminya namun ia membatalkan niatnya karena mengingat mungkin sekarang suaminya masih sedang berbicara bersama wartawan. Nadira duduk di atas tempat tidur dengan terus memandangi lay
last updateLast Updated : 2021-12-23
Read more

114. Musnahkan

116 Arga duduk di kursi kerjanya. Ia diam memikirkan semua permasalahannya. "Aku mau, masalah ini sudah selesai  sebelum kelahiran anakku." Ucapnya dalam hati. Ia ingin semua permasalahannya selesai sebelum anaknya lahir nanti. Arga tersenyum saat mengingat wajah istrinya yang sudah bulat. Sebentar saja duduk di kursi kerjanya seperti ini, Arga sudah merasa sangat merindukan istri polosnya. Diambilnya ponsel miliknya dan di pandangannya wajah istrinya yang saat ini memenuhi layar ponselnya. "Hubby janji akan memperbaiki diri hubby dan berbuat lebih baik lagi. Selalu dampingi hubby, selalu ingatkan hubby bila hubby salah. Daddy mau, anak Daddy mengenal Daddy nya sebagai ayah yang baik. Daddy akan selalu berjuang untuk lebih baik, demi kalian berdua." Arga tersenyum memandang foto istrinya.   Arga melakukan panggilan Vid
last updateLast Updated : 2021-12-23
Read more

115. Bos taubat

Bobby hanya diam dan menyimak obrolan Teddy dan juga Arga. Setelah mendengar apa yang disampaikan Arga membuat pria yang bertubuh tinggi dan besar itu memiliki firasat yang tidak baik.  "Bobby saya ingin kamu kembali menormalkan pabrik gula tebu yang kita miliki," jelas Arga  "Baik tuan," ucap Bobby. "Untuk senjata api yang ada di gudang, kamu musnahkan saya. Saya tidak mau tahu bagaimana caranya, yang pasti senjata api itu semuanya musnah." Perintah Arga. "Sudah ku duga," Bobby  berkata di dalam hati. "Apa anda tidak ingin saya menjualnya, kemarin ada yang menawar senjata api kita,"  jelas Bobby. Arga menggelengkan kepalanya. "Aku tidak ingin mereka membeli senjata api itu d
last updateLast Updated : 2021-12-23
Read more

115. Tanggung jawab Lala

Lala begitu sangat terkejut ketika mengetahui klub malam tempat ia bekerja akan ditutup. "Sepertinya klub ini tidak ada masalah, tapi kenapa ditutup secara mendadak seperti ini. Terus bagaimana nasib aku. Aku mau cari kerja di mana?Gaji di toko sangat sedikit dan tidak cukup untuk membayar kredit rumahnya.  Lala berjalan dengan sangat tergesa-gesa, ia berencana untuk ke ruangan Teddy untuk menanyakan tentang l informasi yang beredar. Ia harus memastikan bahwa informasi itu memang benar atau hanya hoax mata.  "Maaf om, aku tidak sengaja." Lala begitu sangat menyesal karena dirinya yang berjalan tergesa-gesa berakhir dengan menabrak seorang pria. Yang lebih parahnya lagi Lala memijak kacamata pria itu hingga pecah. Iswandi memandang gadis yang saat ini berdiri di depannya. Mengapa dirinya begitu sangat apes hari ini. "apa aku ini sudah tua sampai dia mengira aku om, apa aku sudah seperti om-om. Apa gadis
last updateLast Updated : 2021-12-27
Read more

117. Naik Motor

"Apa aku harus duduk disini sampai dia datang." Pria itu terlihat begitu sangat bingung dengan apa yang harus dilakukannya saat ini. Duduk menunggu seperti ini sudah pasti sangat tidak mengenakkan untuknya. "Mengapa dia tidak memindahkan tempat duduk ku terlebih dahulu di tempat yang nyaman dan tidak panas seperti ini. Bukan langsung main tinggal saja. Apa aku pergi saja?" Iswandi bertanya di dalam hatinya."Aku tidak boleh pergi, aku harus menunggunya di sini, karena aku cukup penasaran dengannya. Mengapa dia manggil aku Om, padahal aku tidak tua." Iswandi tidak terima ketika gadis tersebut memanggilnya Om."Tapi duduk di sini panas, aku juga seperti orang aneh bila duduk disini. Jika Teddy mengetahui aku seperti ini, dia pasti akan menertawakan aku habis-habisan. Berita ini juga akan tersebar luas hingga ke telinga si Bobby. Bisa habis ini reputasi ku, dijadikan bahan tertawaan mereka berdua. " Iswandi memandang ke sekitar tempat dirinya berada, untuk me
last updateLast Updated : 2022-01-02
Read more

118. Seperti Kenal

"Sepertinya lebih enak kalau kita duduk sambil menunggu di coffee shop yang ada di samping ini Om." Lala memberi usul. Ia tersenyum dengan memperlihatkan deretan gigi putihnya. Jujur saja, Lala merasa jenuh bila hanya duduk di kursi tunggu sambil menunggu kacamata selesai."Iya boleh," jawab Iswandi.Lala memegang tangan Iswandi ketika akan berjalan.  "Jalannya pelan-pelan aja om, jangan sampai jatuh lagi. Jatuh untuk yang ketiga kali itu malu-maluin om " Lala berbicara dengan sedikit mengecilkan suaranya. Lala masih ingat ketika pria itu tadi terjatuh ketika akan masuk ke optik pembuatan kacamata, dan hampir semua orang yang ada di sana tertawa melihatnya.Wajah Iswandi memerah menahan rasa malu, ketika mendengar apa yang dikatakan oleh gadis yang saat ini sedang membimbingnya untuk berjalan.Lala masuk ke coffee shop yang ada di samping optik. Ia memesan kopi gula aren untuknya dan juga Iswandi. Lala juga memesan snack agar tidak jenuh menunggu.
last updateLast Updated : 2022-01-02
Read more

119. Gugup

Iswandi mencoba kacamata miliknya yang baru saja selesai."Sudah keren Om,” Lala mengangkat jempolnya."Ini Om cerminnya,” ucap wanita yang pegawai di optik tersebut.Iswandi merasa semakin kesal ketika pegawai optik itu juga ikut-ikutan memanggil dirinya Om. Iswandi memandang wajahnya dari pantulan cermin yang ada di atas mejanya. Iswandi tidak bisa menutupi rasa senangnya ketika mendengar Lala mengatakan dirinya keren. "Ini kartu kredit saya." Iswandi memberikan kartu kreditnya kepada kasir optik tersebut.Wanita itu tersenyum dan menggesek kartu tersebut. "Silahkan masukkan kodenya pak," ucapnya"Sudah," ucap Iswandi yang sudah memasukkan kode PINnya."Ini ya pak, bukti pembayarannya," ucap wanita tersebut."Iya terima kasih," jawab Iswandi yang kemudian keluar dari dalam toko tersebut."Aku senang karena akhirnya Om bisa melihat lagi dengan normal. Tapi maaf ya Om kacamatanya sudah aku pecahin, tadi
last updateLast Updated : 2022-01-02
Read more

120. Manja

Nadira tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Nadira." jawabnya."Kakak ipar sangat cantik sekali,” puji Andrea."Hal seperti itu tidak perlu disebut," ucap Arga.Nadira memandang suaminya dengan membesarkan matanya.Arga menarik istrinya semakin merapat dengannya, dan melingkarkan tangannya dipinggang Nadira. "Jangan hiraukan dia, ayo lanjutkan lagi nonton tv nya." Arga tersenyum memandang wajah istrinya."Hubby nggak boleh gitu, adik hubby, adik Dira juga." Nadira memberikan pengertian kepada suaminya."Dia tidak diakui juga tidak apa-apa." Arga tersenyum."Bilang cantik aja nggak boleh." Andrea menggeleng-gelengkan kepalanya. Pria berwajah tampan itu tersenyum tipis melihat tingkah laku Abangnya yang sedang kasmaran."Mengapa tidak ada memberitahu ku, kalau aku sebentar lagi akan menjadi uncle?"  Andrea bertanya dengan memandang abangnya."Tanpa dikasih tahu juga nanti akan  tahu sendiri," Arga berkat
last updateLast Updated : 2022-01-02
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
22
DMCA.com Protection Status