Semua Bab THE PRINCE MAFIA ASSHOLE: Bab 1 - Bab 10

67 Bab

0.1 FAILED

Seorang pria dengan berbadan tegap dan berjalan kokoh didalam lorong sebuah apartemen, dia adalah Artha Leonardo De Lavega putra dari Arthur dan Tabitha De Lavega. Sekarang ia menenteng sebuket bunga untuk gadis yang besok akan menjadi istrinya. Ia menenteng buket itu hingga saat ia berdiri dihadapan pintu kamar gadisnya, pendengarnya tak sengaja mendengar suara desahan seseorang. Ia tak bodoh, ia paham betul suara apa yang ia dengar, dan ia yakin pendengarannya masih berfungsi dengan baik.Leonardo membuka pintu apartemen milik gadisnya yang ternyata sudah dalam keadaan terbuka sedikit, pria itu sedikit mengintip dan ternyata benar di dalam sana sudah ada seorang pria dan wanita yang bergelut dengan kobaran api gairah, Leonardo mengepalkan erat tanganya sampai menunjukkan buku-buku jarinya. Ia mengetatkan rahangnya keras, dan ia akan membalas apa yang sudah dilakukan oleh gadis itu, ralat sudah menjadi wanita sekarang.Leonardo meraih ponselnya merekam aktifitas panas
Baca selengkapnya

0.2 MISTAKE

Maxime menurunkan tubuh Leonardo diatas ranjang king size yang tersedia didalam kamar VIP di hotel tersebut. Tak lama Leonardo mendudukkan tubuhnya dan bersender dikepala ranjang."Max, pesankan aku Vodka sekarang.""Tidak, kau sudah sangat mabuk Leo.""Aku tak apa.""Leo, hentikan tidurlah.""Baiklah, pergi saja sekarang. Aku ingin sendiri.""Leo aku tak bisa meninggalkanmu sendirian.""Pergilah Max aku ingin menyendiri dulu. Aku ingin saat kau pergi pesankan aku vodka dan minta pelayan untuk mengantarkannya kemari.""Baiklah.""Cepatlah pergi." Usir Leonardo pelan dengan menggunakan tangannya."Iya, jika kau butuh sesuatu hubungi aku.""Iya."Maxime melirik sebentar kearah Leonardo yang terlihat sangat berantakan, pria itu terlihat sangat kacau. Dan mungkin meninggalkannya sendiri adalah pilihan yang paling baik sekarang. Maxime pun melenggangkan kakinya keluar dari kamar hotel ia mendekati pelayan
Baca selengkapnya

0.3 SEARCH

Leonardo mengganti pakaiannya dengan kemeja dan jas formal, pria itu harus segera pergi ke kantor untuk bicara pada Reoxane, Leonardo menuruni tangga dengan cepat, netranya menangkap sosok kedua orang tuanya yang sudah bersiap untuk terbang ke Italia."Mom." Leonardo mendekati Tabitha dan mencium pipinya lembut."Jaga dirimu, jangan bermain dengan wanita murahan lagi." Peringat Tabitha tajam yang langsung dibalas kekehan geli dari Leonardo dan Arthur."Sudahlah, lagi pula ia pasti sadar apa yang benar dan salah." Ucap Arthur mengeratkan pelukannya pada pinggang Tabitha."Aku heran, putramu membuat kesalahan tapi kau justru mendukungnya.” Ucap Tabitha malas dan membalik haluan memasuki jet pribadi milik Arthur."Sudahlah jangan pikirkan." Ucap Arthur yang hanya tinggal berdua dengan Leonardo."Ya, ucapan Mommy sangat pedas."" Kau baru tau? Daddy bahkan selalu mendengarnya setiap pagi. Entah karena sarapan belum siap, atau k
Baca selengkapnya

0.4 PREGNANCY

Porto Venere, Italia Arthur menyandarkan kepalanya saat bodyguardnya yang ia tugaskan menjaga Leonardo tiba-tiba menemuinya. "Ada apa?" Tanya Arthur dingin. "Tuan muda melakukan kesalahan boss." "Apa maksudmu?" Tanya Arthur lalu berdiri memutari meja dan duduk diatas meja dengan menatap lekat pada bodyguardnya. "Tuan muda menghamili seorang gadis yatim piatu." Ujarnya dengan menundukkan kepalanya segan menatap manik tajam milik Arthur. "Itu tak mungkin." "Kami sudah mengawasinya boss, kami pikir gadis itu tak hamil karena dua minggu kami mengawasi tak ada perubahan, tapi semalam ia dicegat oleh sekelompok preman, kami menolongnya dan ia mengejar temanya kemudian pingsan." "Lanjutkan." Ucap Arthur yang kini berdiri tepat dihadapan pria itu. "Dia dibawa ke rumah sakit dan ternyata dia hamil." Bodyguard itu langsung menundukkan kepalanya ia masih takut menatap manik elang milik Arthur. "Jad
Baca selengkapnya

0.5 FIRST

Arthur meninju wajah putranya lalu mencengkram erat kerah kemeja Leonardo sementara Tabitha histeris melihat Arthur yang dengan cepat memukul Leonardo. "Arthur lepaskan dia!" "Kau sudah bicara padanya, sekarang biarkan aku bicara dengan dia." Ucap Arthur tak terbantahkan bahkan Tabitha pun mundur dan hanya bisa menangis melihat lebam dan darah segar yang keluar dari sudut bibir putranya. "Jangan pernah berpikir untuk menggugurkan bayi itu!" Desis Arthur tajam. "Dad." Leonardo menatap Arthur dengan segan ini adalah pertama kalinya Arthur melayangkan tangannya pada Leonardo. "Daddy pernah melakukan kesalahan dengan mengeluarkan kalimat itu, dan Daddy menyesalinya sampai sekarang Leo." Ujar Arthur yang langsung membuat Tabitha teringat pertengkarannya dengan Arthur dulu. "Maksud Daddy?" "Bayi itu tak salah, yang salah orang tuanya Leo." "Aku tak mengerti." "Selama ini Daddy selalu mendukungmu, Daddy selalu membelam
Baca selengkapnya

0.6 WEDDING

Tabitha bersama dengan Alexander sudah berada di apartemen milik Florence, sedangkan wanita yang sebentar lagi akan menyandang nama keluarga De Lavega itu tak berhenti menghela napasnya gugup. "Tak perlu gugup, kau akan menjadi putriku. Dan aku berjanji akan menjagamu." Janji Tabitha seraya menggenggam tangan Florence yang dingin. "Aku hanya tak pernah berpikir sampai kesini nyonya." "Jangan memanggilku dengan sebutan itu, karena mulai hari ini kau panggil aku Mom." "Tapi_" "Aku sudah memanggilmu putriku, lalu kau masih memanggilku nyonya?" Tanya Tabitha seraya membingkai wajah Florence. "Tidak." "Bagus, kau mengerti kan panggil aku Mom dan panggil Daddy Leo dengan sebutan Daddy." "Baiklah, Mom." Tabitha tersenyum hangat ia pun memeluk Florence. "Bagus, sekarang kita pergi." Tabitha melepas pelukannya dan memberi jarak seraya membelai pelan pipi Florence. Florence menganggukkan kepalanya lalu ber
Baca selengkapnya

0.7 WEDDING NIGHT

Florence menjalankan kakinya dengan ragu memasuki kamar Leonardo, wanita itu menggigit bibir bawahnya gugup tangannya tak berhenti meremas, ia sangat gugup jika berhadapan dengan Leonardo.Setelah sampai tepat di depan pintu kamar berwarna hitam pekat milik Leonardo, tangannya hendak mengetuk pintu kamar itu namun ia urungkan hingga kepalan tangannya mengudara."Aku istrinya kenapa pintunya harus ku ketuk?!" Gumamnya seraya memukul pelan kepalanya sendiri.Ia pun akhirnya menghembuskan nafasnya kasar lalu tangannya dengan bergetar memegang knop pintu lalu memutarnya hingga terdengar suara klik, ia pun mendorong pintu itu perlahan.Saat pintu terbuka manik birunya langsung terkunci pada sosok seorang pria yang tengah duduk dengan menggunakan kain bathrobe dan satu tangannya yang memegang segelas vodka."Masuklah, dan tutup pintunya!" Titah pria itu dengan suara yang dingin.Florence tak menjawab tapi ia mengangkat sedikit gaunnya lalu berjala
Baca selengkapnya

0.8 MINE!

Florence membuka matanya perlahan saat matahari menyilaukan matanya, wanita itu bangkit dari baringannya mencari keberadaan Tabitha, tapi sama sekali tak ia temukan, Florence melirik kearah jam yang menunjuk pukul delapan pagi, wanita itu langsung menoyor kepalanya."Aku terlambat! Mr. John pasti akan memarahiku!" Florence langsung memasuki kamar mandi dan bersiap didalam kamar.Sementara di kamar lain Leonardo terus merutuki nasibnya yang buruk setelah bertemu dengan Florence, mulai dari bayi itu, lalu dipukul Daddy-nya, dan terakhir semalam asetnya ditendang oleh Mommy-nya sendiri! Hell! Wanita itu memang kurang ajar!Leonardo keluar dari kamarnya dengan pakaian formal seperti biasa. Pria itu dengan tegap berjalan melewati lorong mansion, sesekali beberapa maid menyapanya ataupun menundukkan tubuhnya sebagai tanda hormat namun sama sekali tak digubris oleh pria itu.Pendengarannya menajam saat mendengar suara orang yang tengah berjalan di dibelakangnya,
Baca selengkapnya

0.9 GEORGE & GEORGIA

Setelah memberikan minuman pada Florence, Leonardo kembali kelantai bawah dengan tangan yang sudah mengepal menahan amarah. Pria itu sedikit tidak terima jika miliknya ditatap dengan tatapan memuja oleh pria lain, sekalipun itu adalah temannya sendiri, Maxime.Leonardo menjalankan kakinya kearah Maxime yang tengah menatapnya dengan tangan yang memegang gelas berisikan wine dan menatapnya dengan tatapan yang sangat dibenci Leonardo."Sudah menyembunyikan istrimu itu Leo?""Apa maksudmu?" Tanya Leonardo seraya mendudukkan tubuhnya disofa empuk yang berhadapan dengan Maxime."Ayolah, kau pikir aku tak mengerti dengan apa yang kau lakukan tadi?""Max!" Peringat Leonardo tajam tapi dengan wajah yang masih datar."Dengar, istrimu itu cukup cantik, dan aku rasa aku tertarik padanya." Ujar Maxime tenang dengan menyesap wine ditanganya."Jaga ucapanmu!""Well, dia tengah hamil kan?"Leonardo tak menjawab, Maxime melirik kesal kea
Baca selengkapnya

1.0 I WANT ...

Malam hari Florence terbangun dari tidurnya, wanita itu melirik kesamping dan tak menemukan Leonardo disana. Mungkin benar pria itu memang menganggapnya sebagai calon ibu dari anaknya tapi tidak sebagai istrinya, buktinya sekarang pria itu mungkin memilih tidur di kamar lain.Florence menghembuskan napasnya kasar mungkin ia harus menerima semua ini sebagai takdirnya. Florence kembali ketujuan awalnya untuk mengambil minum, ia haus.Florence menurunkan kakinya dari ranjang, ia pun menjalankan kakinya keluar dari kamarnya dan berjalan dengan langkah gontai menuju pantry namun saat melewati kamar tamu ia mendengar sesuatu, Florence memberanikan diri untuk membuka kamar itu hal yang pertama yang ia lihat adalah Leonardo yang tengah tertidur, tapi pria itu seakan terganggu dalam tidurnya.Florence menelan ludah susah payah, ia bingung tapi ia tak bisa diam saja disana. Alhasil ia pun menjalankan kakinya mendekati ranjang yang ditempati Leonardo.Pelipis pria i
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status