Semua Bab Stuck With Mr. Devil: Bab 61 - Bab 70

99 Bab

| 61 |

"Jangan lupa selesaikan latihan soal yang tadi Ibu berikan dan jangan lupa dikumpulkan besok pagi," ujar Bu Sri, guru Matematika kelas XI IPA 1 bersamaan dengan bel pulang sekolah yang berdering nyaring."Iya, Bu!" sahut semua murid dalam kelas serempak dan langsung membereskan alat tulis masing-masing ke dalam tas, termasuk Zora.Setelah memberi salam dipimpin oleh ketua kelas, Bu Sri pun bergegas keluar.Zora menyandang tas dan beranjak dari kursi. Atensinya sedang terfokus pada pesan yang baru saja masuk ke ponselnya. Zora, orang-orang itu tadi datang lagi mencari Ayah kamu. Apa masih belum ada kabar dari Ayah kamu ke mana dia pergi? Zora membaca pesan tersebut sambil menghela napas panjang. Sudah hampir tiga hari ayahnya tidak pulang ke rumah dan beberapa kali orang berpakaian sangar seperti preman berkeliling mencari keberadaan ayahnya. Zora bahkan takut untuk pulang ke rumah karena harus menghadapi preman-preman tersebut.Zora:Belum, Tan. Nomor Ayah masih belum bisa dihubungi
Baca selengkapnya

| 62 |

Sepanjang 27 tahun Nevano hidup di dunia, mungkin ini adalah salah satu hal tergila yang pernah Nevano lakukan. Bagaimana ia bisa kalap dan mengalami emosi tak terkendali hanya karena seorang wanita. Wanita yang bahkan bukan berstatus kekasih apalagi istrinya. Wanita yang jelas bukan siapa-siapanya.Sungguh memalukan. Sungguh menyedihkan.Dua kalimat itu mungkin akan terucap lantang dari vokal Nevano bila nalarnya sedang berjalan normal. Bila pikirannya tak terdistraksi oleh perubahan emosi.Namun, Nevano sungguh-sunguh tak bisa lagi membendung apa yang dirasakannya. Ia seperti terjebak dalam labirin raksasa tanpa bisa menemukan jalan keluar. Labirin yang mengungkung serta memaksanya untuk berputar di satu arah."Nevano?" bisik Zora lantaran pemuda itu masih saja memeluknya erat, sementara orang-orang di sekeliling menatap mereka dengan terperangah.Nevano memejamkan mata. Napasnya masih tersengal. Ia tidak tahu harus bagaimana, tapi reaksi kimia dalam otaknya memaksa pemuda itu untuk
Baca selengkapnya

| 63 |

Ada beberapa proses neurokimia yang terjadi bila seseorang sedang jatuh cinta. Di antaranya adalah, tubuh akan melepaskan beberapa hormon yang berkaitan dengan keseimbangan emosi dan juga rasa bahagia. Banyak yang beranggapan bahwa semua aktivitas yang menyebabkan rasa ketertarikan, jatuh cinta atau kasih sayang adalah sesuatu yang berasal dari hati. Namun faktanya, otak manusia-lah yang bertanggung jawab atas seluruh reaksi emosi tersebut.Dan bila berbicara tentang cinta, rasanya mustahil bagi Nevano jika tak menyangkut-pautkannya dengan logika. Hanya saja untuk saat ini, entah mengapa logika pemuda itu seperti sedang tidak berjalan. Lagipula, pepatah mengatakan bahwa cinta bukanlah sesuatu yang memerlukan logika, bukan? Cinta itu buta. Tidak ada yang pernah tahu atau bisa memilih kepada siapa ia akan dan harus jatuh cinta.Jadi jelas sejauh apapun nalar, otak, insting serta hormon kimiawi bekerja, urusan jatuh cinta tetaplah menjadi misteri yang tak bisa ditebak."Zora ...," bisik
Baca selengkapnya

| 64 |

"Selamat pagi, Tuan Rafianto!" sambut para pelayan begitu Rafianto menjejakkan kaki ke dalam istana megahnya setelah baru saja pulang dari perjalanan bisnisnya di Jepang.Sambil menatap sekilas para pelayan yang menyambut, pria berusia 55 tahun itu berjalan tegap menyusuri lorong yang membawanya ke tangga utama yang terletak di ruang tengah."Sudah pulang, Mas?" sapa Kinanti yang kebetulan baru saja turun dari lantai dua. Wanita itu serta-merta menyambut kedatangan suaminya dengan semringah. "Aku kira Mas sampe di Jakarta sore nanti.""Penerbangannya dipercepat. Lagipula urusan di sana juga sudah selesai," sahut Rafianto sementara Kinanti mencium tangannya sebagai tanda hormat. Pria itu menatap istrinya yang tampak rapi dalam balutan dress formal dengan dahi berkerut. "Apa kamu mau pergi ke suatu tempat?""Iya, Mas. Istri Tuan Raharja mengajak makan siang hari ini bersama ibu-ibu lain. Kebetulan dia mengundang aku untuk datang, jadi tidak enak rasanya kalau tidak ikut.""Kamu yakin ak
Baca selengkapnya

| 65 |

"Aku mencintaimu."Kalimat romantis yang terucap dari bibir sang aktor yang dramanya sedang Zora tonton saat ini, membuat perut gadis itu bergejolak. Nyaris saja Zora tersedak makanan yang baru ia telan detik sebelumnya jika tak cepat-cepat meneguk air putih di dekatnya."Kakak kenapa?" tegur Zia yang diam-diam memerhatikan tingkah aneh sang kakak dari atas brankar."Hmm?" Zora menoleh. Tangannya dengan cepat menekan tombol pause pada layar ponsel, lalu menggeleng. "Nggak papa. Cuma lagi nonton drakor, tapi dialog-nya cringe banget.""Drakor apaan, Kak?""Apa sih itu judulnya, lupa. Drakor yang lagi booming di sosmed. Katanya seru.""Oh, yang cerita CEO bucin itu ya, Kak?"Zora meringis. "Iya, yang itu. Kok kamu tahu?""Tahu dong. Kalo soal Korea, aku nggak bakal ketinggalan."Zora berdecak. "Korea mulu kamu."Zia terkekeh. "Tumben Kakak nonton drakor. Biasanya jarang-jarang.""Ya, lagi pengen aja," sahut Zora seraya melanjutkan makannya kembali. Namun, ia memilih berhenti untuk menon
Baca selengkapnya

| 66 |

"Apa dokter sudah menikah?" Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut seorang pasien lansia yang sedang Levi kunjungi.Namanya Nyonya Kusuma. Berusia 64 tahun. Pasien VIP yang menderita Penyakit Jantung Koroner atau istilah medisnya disebut Coronary Heart Disease (CDH). Pasien ini minggu lalu menjalani operasi bypass jantung atau Coronary Artery Bypass Grafting (CABG), yaitu prosedur bedah yang dilakukan akibat penumpukan plak dalam pembuluh darah yang menyebabkan arteri koroner menyempit sehingga membatasi aliran darah ke jantung.Saat ini Levi sedang memantau perkembangan kondisi Nyonya Kusuma pasca operasi. Kendati operasi bypass diyakini bisa memperpanjang usia pasien. Namun, prosedur bedah ini juga dapat menimbulkan beberapa risiko komplikasi."Apa ada keluhan hari ini, Nyonya?" tanya Levi mengabaikan pertanyaan bernada humor sang pasien, seraya menatap rekam medis yang ia pegang dengan saksama.Sebenarnya hari Minggu adalah jadwal Levi libur, tetapi ia lebih memilih untuk b
Baca selengkapnya

| 67 |

šŸ’«"Jadi ini tempatnya?" tanya Nevano seraya menghentikan mobil di depan sebuah restoran bercat putih yang terletak di sudut kota.Zora mengangguk. "Iya, di sini."Nevano menatap sekali lagi bangunan yang di kelilingi dinding kaca tersebut dengan tidak yakin. "Tenang aja. Restoran ini beneran enak." Zora yang memerhatikan ekspresi ragu di wajah Nevano buru-buru berkata."Kamu yakin ini bakalan berhasil?" Nevano kali ini menatap Zora. Nada suaranya masih terdengar sangsi.Saat di perjalanan menuju tempat meeting mereka bersama calon investor tersebut, Zora mendadak memberikan usul dan meminta Nevano mengubah tempat meeting mereka ke restoran lain. Zora bilang, sebaiknya memperkenalkan product baru perusahaan dengan cara yang lebih persuasif dan inilah ide yang terpikirkan oleh gadis itu."Iya. Karena kupikir kalau kita cuma mengajukan proposal dan mengenalkan product hanya sebatas presentasi, rasanya itu terlalu biasa. Peluangnya pun masih fifty-fifty. Jadi ada baiknya kita juga menge
Baca selengkapnya

| 68 |

Pernah mendengar tentang benang merah takdir?Konon katanya, di jari kelingking setiap manusia terdapat benang merah tak kasat mata yang terhubung dengan jodohnya. Legenda ini bernama Unmei no Akai Ito dalam kepercayaan Jepang yang sebetulnya berasal dari Cina. Menurut legenda tersebut, Dewa mengaitkan benang merah di setiap jari para kekasih sejati agar suatu saat nanti pasangan itu dapat bertemu dan saling jatuh cinta.Benang itu bisa saja menjadi sangat panjang atau mungkin kusut karena beberapa hal. Namun, tidak peduli seberapa jauh jarak, seberapa banyak problematika menerpa, seberapa dalam perbedaan yang membentang, mereka yang telah terikat benang merah tetap akan dipertemukan oleh takdir dan takkan ada yang bisa memutus benang itu, kecuali maut.Dan dari semua hal yang terjadi dalam kehidupan seorang Zora Kaureen, bila memang legenda itu benar. Mungkin benang merah yang mengikat jari kelingking Zora tidak hanya terhubung pada satu orang, melainkan dua orang, yaitu Nevano dan j
Baca selengkapnya

| 69 |

"Zo-ra?" Suara itu menyentakkan pikiran Zora yang sejak tadi tertegun memandang Levi di hadapannya. Gadis itu mengerjap, lalu mengembuskan napas yang rasanya sudah sejak tadi ia tahan. Levi pun masih bereaksi terkejut yang sama. Kendati pemuda itu akhirnya berhasil mengucapkan namanya dengan terbata. Ada sorot kerinduan yang terpancar dari netra hitam Levi. Pemuda itu memang sudah beberapa hari ini ingin sekali menemui Zora. Namun, ia belum memiliki waktu luang. "Kak Levi kenal sama dia?" Evelina seketika bertanya penasaran. Ia menatap Levi dan Zora secara bergantian dengan kedua alis terangkat. Namun, sebelum Zora maupun Levi sempat menjawab, tiba-tiba Nevano datang dan mengatakan sesuatu yang membuat jantung Levi mencelos sampai ke dasar perutnya. "Sayang, kayaknya meeting kita sama calon investor itu hari ini batal, soalnya mereka tadi telepon dan bilang lagi ada trouble. Mereka minta meeting-nya diundur." Pemuda itu menghampiri meja mereka dan mendudukkan diri di sebelah Zora
Baca selengkapnya

| 70 |

Seorang pelayan secara hati-hati menyusun satu demi satu piring berisi makanan serta minuman di atas meja. Hanya Evelina yang tampak begitu antusias, sementara yang lain cuma diam memandangi sajian makanan di atas piring masing-masing. "Kak Levi bener, rasa mienya memang enak," komentar Evelina ketika ia sudah mencicipinya sesendok. Levi cuma membalas dengan tersenyum. Tak ada lagi yang bicara setelah itu. Zora merasa seperti menelan butiran pasir setiap kali ia mencoba memakan mie tersebut. Sementara Nevano nyaris tak menyentuh makanannya sama sekali. Pemuda itu sejujurnya sudah kehilangan selera makan sejak kehadiran Levi di sini, apalagi mengingat fakta bahwa mie sagu merupakan makanan bersejarah bagi Levi dan Zora. Rasanya ia ingin sekali membalik meja di hadapan mereka. "Oh ya, Kak Levi sama Kak Zora pernah satu sekolah, 'kan?" Tiba-tiba suara Evelina kembali terdengar. Ia mengaduk-aduk mie di hadapan dan menatap kedua orang itu bergantian. "Apa kalian berdua pernah makan be
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status