Home / Romansa / Suami Pilihan Kakek / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Suami Pilihan Kakek: Chapter 141 - Chapter 150

156 Chapters

141. Kemurkaan Almero

Wajah semua orang terlihat ketakutan melihat pria di hadapan mereka mengamuk seperti orang gila. Almero, ya, dia pelakunya. Saat sedang meeting, Kai tiba-tiba memberikan kabar kalau Sellandra telah diculik. Kabar tersebut sontak membuat Almero murka. Dengan marahnya dia menghajar Kai dan juga para penjaga yang ada di sana. Bahkan beberapa karyawan yang tidak tahu apa-apa pun ikut menjadi korban. "Apa saja yang kalian kerjakan hah! Bagaimana bisa mereka menculik anak dan istriku! Dasar bodoh kalian semua. K*parat!" amuk Almero setelah menghajar seorang penjaga sampai pingsan. Dia tak peduli lagi dengan penampilannya yang sangat kacau. Baju berantakan serta tangan yang berlumuran darah. Almero kesetanan. "Komisaris, tolong tenanglah. Kalau Anda tidak bisa mengendalikan diri seperti ini yang ada kita tidak bisa mendapatkan solusi untuk menemukan keberadaan Nona Sellandra dan mencari tahu siapa yang telah menculiknya. Tenang. Tarik nafas perlahan!" ucap Kai mencoba menenangkan amarah sa
last updateLast Updated : 2023-02-13
Read more

142. Hilang Kendali

Almero menggeretakkan giginya melihat keadaan mansion yang sangat kacau. Hampir semua barang pecah berantakan dan darah bercecer di mana-mana. Kekacauan yang terjadi membuat semua pengawal yang ditempatkan di mansion ini mati dengan cara yang sangat mengenaskan. Membuat dada Almero serasa di bakar api besar karena merasa tak terima. Sraaakkk"Komisaris, saya minta Anda jangan buru-buru melakukan penyerangan. Lebih baik kita tunggu saja kabar dari Tuan Ronald dan yang lainnya. Ya?" ucap Kai sambil menahan tubuh atasannya yang ingin masuk ke ruang rahasia. Ruangan ini sengaja dibuat untuk menyimpan berbagai macam senjata api. Dan biasanya baru akan di gunakan ketika saat genting saja. Seperti sekarang contohnya. "Istriku di culik, Kai. Sellandra dibawa pergi dalam keadaan hamil. Kau tahu itu!" sentak Almero dengan mata berkilat merah. "Saya tahu, Komisaris. Tapi tetap saja Anda tidak boleh mengambil tindakan gegabah. Bersabarlah sebentar!""Bersabar kau bilang?"Almero tertawa. Dan s
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

143. Meminta Tebusan

"Siapa kau?"Almero mencoba berbicara dengan seseorang yang hanya diam sejak panggilan di jawab. Dia yakin orang ini pasti adalah salah satu penculik yang membawa Sellandra pergi. Entah Horsen atau Yollanda, pasti salah satu dari mereka. "Yow Almero, santai. Kenapa suaramu terdengar buru-buru sekali. Tenanglah!""Brengsek! Cepat katakan apa maumu!" sentak Almero begitu mengetahui kalau yang baru saja bicara adalah Yollanda, salah satu dalang di balik kegaduhan yang sedang terjadi. Sambil menggeretakkan gigi, sebisa mungkin dia menahan diri untuk tidak memakinya dulu. Almero khawatir hal tersebut akan membuat keselamatan Sellandra dan anak mereka jadi terancam. "Aku tidak tahu apa motifmu menculik istriku. Tapi jika itu karena kau menginginkan sesuatu, tolong beritahu aku sekarang juga. Apapun itu pasti akan kuberikan selama kau tidak menyakiti istriku. Oke?""Hmm, kau cukup pandai bernegosiasi, Almero. Kecerdasanmu benar-benar tidak diragukan lagi. Aku salut!" sahut si penculik. "Tap
last updateLast Updated : 2023-02-15
Read more

144. Musang Berbulu Domba

"Eugghhh," .... Terdengar lenguhan pelan dari mulut Sellandra yang baru saja tersadar dari pengaruh obat bius. Sambil mengerjap-ngerjapkan mata, dia mencoba mengumpulkan kesadarannya. Tak lama setelah itu Sellandra mendesis lirih merasakan pegal dan juga perih dari arah pergelangan tangannya. Dia lalu menunduk. "Ke-kenapa tanganku di ikat? Apa yang terjadi?"Dalam kebingungan, Sellandra mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi sehingga dia bisa terikat seperti ini. Tak lama kemudian mulutnya tampak menganga lebar dan matanya membelalak saat teringat dengan penyusup yang datang ke mansion. "Siapa para penyusup itu? Apa tujuan mereka membawaku ke tempat ini?" bertanya-tanya Sellandra dengan lirih. Dia lalu tersentak saat teringat dengan dokter Sinta. "Ya Tuhan, bagaimana dengan keadaan dokter Sinta sekarang? Apakah ada seseorang yang menyelamatkannya? Dia terluka parah. Bagaimana mana ini?"Ketika Sellandra sedang panik memikirkan keadaan dokter Sinta, dia mendengar suara lengu
last updateLast Updated : 2023-02-17
Read more

145. Keguguran

Di depan ruang operasi, semua orang menunggu dengan cemas. Sudah satu jam lamanya Sellandra berada di dalam sana, tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda dia dan para dokter akan segera keluar. Namun, bukan cuma itu saja yang membuat semua orang merasa gelisah. Almero. Sejak Sellandra dibawa masuk ke dalam ruangan tersebut dia terus bersimpuh di lantai sambil menatap kosong ke arah pintu. Almero bahkan tak menggubris perkataan sang ibu yang memintanya untuk menukar pakaiannya dengan yang bersih. Sellandra dan calon anak mereka sedang berjuang dalam hidup dan mati, tapi rasanya seperti nyawa Almero yang dilolosi. Dia seribu kali lebih merasa kesakitan.“Tuan Cakra, Nyonya Kinara, Nyonya Nadia,” sapa Kai dengan nafas yang terengah-engah. Dia kemudian melihat ke arah atasannya, terenyuh.“Bagaimana dengan para penculik itu, Kai?” tanya Cakra.“Horsen sudah saya serahkan ke kantor polisi, Tuan. Akan tetepi Yollanda … wanita itu mati di tangan Komisaris,” jawab Kai seraya menarik nafas
last updateLast Updated : 2023-02-17
Read more

146. Ikhlas Melepaskan

Seminggu telah berlalu sejak Sellandra kehilangan bayinya. Sejak saat itu pula Almero tak pernah beranjak dari sisinya. Selain untuk ke kamar mandi, pria itu menghabiskan waktu hanya untuk memandangi Sellandra yang tak kunjung sadar. Anggota keluarga sudah mencoba membujuknya, tapi gagal. Tidak ada satupun bujukan dari mereka yang di gubris oleh pria ini. Almero terlalu terpukul akan apa yang terjadi, hingga membuatnya seperti kehilangan semangat hidup.Pagi ini setelah dibujuk-bujuk oleh ibu mertuanya, Almero akhirnya bersedia untuk mandi. Entah ada angin apa. Di dalam kamar mandi Almero tiba-tiba saja menangis. Dia menatap pantulan wajahnya di cermin, merasa gagal menjadi suami yang baik.“Sayang, maaf. Kalau saja aku tidak meninggalkanmu sendirian di mansion, anak kita pasti masih ada sekarang. Tolong maafkan aku. Aku gagal menjadi suami dan juga ayah yang baik untuk kalian. Aku tida berguna,” ucap Almero sambil memukuli kepalanya sendiri.Tok tok tok“Al, cepat keluar. Sellandra …
last updateLast Updated : 2023-02-17
Read more

Extra Part

Setahun kemudian …“Ero, bagaimana cicitku? Apa sudah lahir?”Tergopoh-gopoh Kasturi berjalan menghampiri Almero yang sedang mondar-mandir di depan ruang operasi. Di belakangnya menyusul Ziko beserta anak dan menantunya. Ah ya. Davis dan Kintan memutuskan untuk menikah setelah Kintan mengakui kesalahannya. Walau di antara mereka tidak ada cinta yang besar, tapi keduanya menjalani rumah tangga dengan harmonis. Sedangkan Bima, pria itu masih belum menemukan pasangan yang tepat. Alasannya satu. Karena belum berhasil menguasai seluruh harta milik keluarga Latief. Hehe, tidak-tidak. Sekarang Bima sudah tidak seserakah dulu. Dia jera setelah menerima pelajaran dari Almero.“Belum, Nenek. Operasinya masih belum selesai,” jawab Almero sambil meniupi telapak tangannya yang terasa sangat dingin. Dia gugup, juga cemas memikirkan istrinya yang sedang berjuang melahirkan anak mereka.“Astaga, kenapa lama sekali.”“Entah, aku juga tidak tahu.”"Apa dokter itu sedang tidur?""Sepertinya iya,"Semua
last updateLast Updated : 2023-02-17
Read more

Extra Part 1

Flashback“Bima, akhirnya kau pulang juga, Nak!” seru Felita sembari berjalan cepat menghampiri putranya yang sudah beberapa bulan hilang tak berkabar. Seketika air matanya mengalir deras begitu mereka saling memeluk. “Kau kemana saja, Bim. Ayahmu bilang kau berada di panti rehabilitasi, tapi kenapa Ibu dan yang lain tak bisa mengunjungimu? Apa yang sebenarnya terjadi?”Sebelum menjawab pertanyaan sang ibu, Bima terlebih dahulu melepas pelukan mereka kemudian mencium keningnya penuh sayang. Rindu sekali dia pada wanita ini. Sungguh.“Ceritanya panjang sekali, Bu. Mungkin tidak bisa selesai diceritakan seabad lamanya,” ucap Bima berseloroh.“Ei kau ini. Ibu serius, Bima. Tolong jangan bercanda!”“Hehe, baiklah.” Bima berdehem. “Ibu tahu tidak saat Sellandra mengalami lebam di lehernya?”“Iya Ibu tahu. Kenapa memangnya?” tanya Felita sambil mengerutkan kening. Agak bingung dia dengan yang sedang dibicarakan oleh putranya.“Itu aku yang menyerangnya,” jawab Bima. “Saat itu aku tidak tahu
last updateLast Updated : 2023-03-21
Read more

Extra Part 2

FlashbackKintan buru-buru keluar dari dalam mobil begitu melihat Davis muncul. Dia kemudian berlari mengejarnya. "Davis, tunggu. Aku ingin bicara padamu!" teriak Kintan ketika melihat Davis hendak masuk ke dalam lift. Mendengar suara teriakan memanggil namanya Davis akhirnya berbalik. Dia yang sedang kelelahan setelah seharian berkutat dengan pekerjaan merasa bebannya semakin bertambah saja begitu mengetahui siapa yang memanggilnya. Kintan, mantan tunangannya. Wanita itu tengah berlari menuju padanya. Entah apa yang di inginkan. Hmmmm. "Beri aku kesempatan untuk bicara. Please?" ucap Kintan begitu sampai di hadapan Davis. Dia memohon dengan tatapan memelas. "Apalagi yang ingin kau bicarakan, Kintan? Semuanya sudah selesai. Kau dan aku tidak lagi terikat tali pertunangan," sahut Davis dengan dinginnya. Dia enggan sekali bicara dengan mantannya ini. Membuat hati jadi berdenyut nyeri. "Dav, aku tahu aku salah. Tapi tidak bisakah kau memberiku kesempatan untuk memperbaikinya?"Kinta
last updateLast Updated : 2023-03-30
Read more

Extra Part 3

Hoeekk hoeekkTubuh Sellandra sampai terbungkuk-bungkuk saat dia kembali memuntahkan isi perutnya. Dia lalu berpegangan ke dinding saat kakinya bergetar karena lemas. "E-Ero," .... Suara Sellandra begitu lirih. Almero yang sedang terlelap pun tak bisa mendengarnya. Sekarang waktu menunjukkan pukul setengah tiga pagi. Dan tiba-tiba saja perut Sellandra bergejolak. Dia yang tidak tega membangunkan Almero memutuskan untuk pergi ke kamar mandi seorang diri. Awalnya Sellandra pikir rasa mual itu hanya sebentar. Tapi siapa sangka kalau dia tak henti mengeluarkan seluruh sisa makanan yang ada di perutnya yang mana membuat sekujur tubuhnya menjadi gemetaran dan juga lemas. "Ero, tolong aku," ucap Sellandra masih berusaha memanggil Ero dengan suaranya yang begitu kecil. Matanya sudah berkunang-kunang sekarang. Almero yang sedang terlelap samar-samar seperti mendengar ada orang yang memanggilnya. Dia lalu berusaha membuka mata sambil meraba kasur di sebelahnya. (Kosong) Tak butuh waktu la
last updateLast Updated : 2023-03-30
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status