Share

145. Keguguran

Di depan ruang operasi, semua orang menunggu dengan cemas. Sudah satu jam lamanya Sellandra berada di dalam sana, tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda dia dan para dokter akan segera keluar. Namun, bukan cuma itu saja yang membuat semua orang merasa gelisah. Almero. Sejak Sellandra dibawa masuk ke dalam ruangan tersebut dia terus bersimpuh di lantai sambil menatap kosong ke arah pintu. Almero bahkan tak menggubris perkataan sang ibu yang memintanya untuk menukar pakaiannya dengan yang bersih. Sellandra dan calon anak mereka sedang berjuang dalam hidup dan mati, tapi rasanya seperti nyawa Almero yang dilolosi. Dia seribu kali lebih merasa kesakitan.

“Tuan Cakra, Nyonya Kinara, Nyonya Nadia,” sapa Kai dengan nafas yang terengah-engah. Dia kemudian melihat ke arah atasannya, terenyuh.

“Bagaimana dengan para penculik itu, Kai?” tanya Cakra.

“Horsen sudah saya serahkan ke kantor polisi, Tuan. Akan tetepi Yollanda … wanita itu mati di tangan Komisaris,” jawab Kai seraya menarik nafas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status