Semua Bab Pendekar Pedang Suci: Bab 61 - Bab 70

231 Bab

Bab 61_ Bertemu Lagi

Ketiga bandit serempak memejamkan mata saat melihat lelaki misterius tanpa ampun menusukkan pedang ke perut lawan. Meski lawan sebenarnya sudah tidak berdaya, dia tidak ingin membiarkan mereka mendapat kesempatan untuk bertahan hidup. 'Tidak ada tempat sempurna untuk penjahat yang licik kecuali neraka!' Lelaki misterius tersenyum miring menatap tiga bandit bertombak terkapar di tanah tanpa nyawa. Dia pun mengambil buntelan merah dari tangan salah satu mayat. "Menyedihkan, susah payah memeluk erat harta, tetapi mati sebelum menggunakannya!" Ucapan menohok dari lelaki misterius membuat para bandit berpedang menggenggam erat senjata masing-masing. Dua di antaranya maju dan membuat bandit wanita berlindung di belakang mereka. Ketika lelaki misterius balik badan dan berjalan menghampiri mereka, dua bandit tadi menarik pedang untuk dihunuskan padanya. "Jangan mendekat atau kami akan membunuhmu!" gertak seorang bandit dengan suara bergetar. Sejujurnya hal tersebut membuat lelaki misteri
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-11
Baca selengkapnya

Bab 62_ Undangan untuk Nona Bandit

Xiu Zhangjian tersenyum ketika perempuan yang dia panggil Putri Xiang dengan cepat menarik buntelan merah dari tangannya. Tentu saja tanpa menurunkan tatapan dingin dari mata indah itu."Aku mengerti jika Tuan Putri tidak ingin mengatakan identitas yang sebenarnya. Kadang-kadang kebenaran memang lebih baik disembunyikan sebelum diungkapkan di waktu yang tepat." Xiu Zhangjian membicarakan dirinya sendiri, mengingat puluhan tahun dilewati bukan sebagai putra dari ketua Sekte Naga Suci. Hingga detik ini, dia hidup dengan marga lain sampai dengan waktu yang belum ditentukan.Pikirnya, jika benar bandit perempuan itu adalah Putri Xiang Shashuang, pasti dia telah melewati hari-hari yang sangat sulit sebagaimana dirinya. Dengan dendam membara tersimpan di hati, jangankan untuk membalas secepatnya, untuk bisa bertahan hidup saja harus menjadi orang lain terlebih dahulu. Sangat menyedihkan!"Baiklah, aku masih memiliki urusan yang harus diselesaikan. Apa kalian tahu di mana markas Aliansi Gong
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-15
Baca selengkapnya

Bab 63_ Pengemis Buntung 

Bandit perempuan menoleh pada rekannya yang bertanya. Tatapannya tajam seperti siap untuk menelan temannya hidup-hidup. Lalu dengan kesal dia memukul bahu pria itu kuat-kuat. Bugh!"Argh! Tuan Putri, kenapa anda memukulku?""Semua ini gara-gara kalian. Sudah berapa kali aku mengatakan, jangan pernah memanggilku Tuan Putri saat kita sedang bekerja atau ketika ada orang lain. Mengapa kalian mengabaikan perintahku!""Ma-maafkan kami, Tuan Putri. Tapi ... selama ini, kami memanggil Tuan Putri hanya jika tidak ada orang lain. Kalaupun saat bekerja kami mengatakannya, bisa dipastikan hanya kita saja yang mendengarnya. Jadi-"Bandit perempuan mencebik memotong ucapan rekannya. "Aku tidak peduli, mulai detik ini cukup panggil aku dengan sebutan 'Nona' atau panggil namaku saja!""Tapi Tuan Putri, itu melanggar aturan istana," jawab seorang bandit lelaki didukung dengan anggukan seorang lainnya."Kenapa kalian tidak sadar juga?! Kita tidak berada di dalam istana!" bentak bandit perempuan membua
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-15
Baca selengkapnya

Bab 64_ Hutan Anjing

Xiu Zhangjian berdiri menatap ke depan. Di hadapannya terhampar hutan yang luas dan lebat. Pohon-pohon rindang tinggi menjulang membuat sinar bulan kesulitan untuk menerobos masuk. Akibatnya, penglihatan menjadi semakin terbatas. 'Baguslah, langit benar-benar memberkatiku.' Mengingat peringatan dari bandit perempuan, Xiu Zhangjian memutuskan untuk pergi ke markas Aliansi Gongliao dengan melompat ke atas pohon, lantas melompat lagi dari satu dahan ke dahan lain. Dalam saat-saat demikian, wajah Feng Yin tergambar jelas di benaknya. 'Bersabarlah Tetua Feng, aku akan menyelamatkan anda,' tekad Xiu Zhangjian dalam hati perih. Tidak dipungkiri, sebenarnya terbesit ketakutan di hati pemuda itu. Dia takut terjadi sesuatu pada Feng Yin. Bukan tidak mungkin jika sang tetua disiksa atau bahkan dibunuh dengan cara dikubur hidup-hidup. Meski selama ini Feng Yin selalu percaya diri ketika mengatakan bahwa dia tidak akan mati karena Kaisar Huang menginginkannya tetap hidup, bisa saja suatu keada
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-17
Baca selengkapnya

Bab 65_ Kedatangan yang Dinanti

Li Min menelan ludah ketika penjaga masuk ke dalam selnya. "Tunggu!" teriaknya menghentikan sang penjaga yang telah mengangkat tangan terkepal, bersiap untuk memukul gundukan yang dikira Xiu Zhangjian."Kenapa? Kau tidak terima aku membantu membangunkan adikmu?""Bukan seperti itu, Tuan." Li Min mencebik dalam hati karena tidak memiliki cara lain untuk sesaat mengatasi masalah ini, kecuali dengan meletakkan harga dirinya. Oleh sebab itu sekarang dia bersimpuh di depan sang penjaga. "Aku mohon, jangan kotori tangan Tuan. Biarkan aku sendiri yang memberi pelajaran padanya. Aku sangat malu untuk ini. Aku berjanji, sesudah ini, dia akan bangun bahkan sebelum lonceng berbunyi."Sang penjaga tersenyum miring. Rupa-rupanya, omong kosong Li Min berhasil memicu munculnya kebanggaan dalam hatinya. Biar bagaimanapun, orang yang kini memegangi kakinya, memohon belas kasihan adalah seorang ketua sekte. Tunduknya sang ketua sama artinya dengan tunduknya seluruh anggota.'Tidak kusangka, wibawaku se
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-19
Baca selengkapnya

Bab 66_ Bencana Cinta?

Suasana di penjara Quzhou pagi ini terasa sangat berbeda tanpa adanya pidato pengantar dari Chen Long seperti biasanya. Tampaknya para tahanan sudah terlanjur terbiasa dibentak, diancam, dan dimaki oleh kepala penjaga itu, hingga ketiadaannya membuat orang-orang merasa ada yang kurang dari pagi mereka. Meskipun demikian, mereka tidak berani bergunjing di depan penjaga dan memilih untuk menelan tanda tanya yang bahkan lebih besar dari ukuran kepala mereka. Jadi, terbayang sudah 'penderitaan' para tahanan tanpa Chen Long. Namun, orang bodoh pun tahu, dalam 'penderitaan' itu ada syukur yang diam-diam mereka ucapkan atas berkat langit. "Bukankah penjara menjadi lebih damai, Kakak?" "Tidak penting." Xiu Zhangjian memanyunkan bibirnya dengan penuh kecewa karena Li Min sama sekali tidak berminat untuk bergosip. Padahal, dia sengaja ingin mengalihkan pembicaraan karena tidak mau memberikan kabar mengecewakan tentang sang tetua, yang sampai sekarang tidak dia ketahui kabar apa pun tentangn
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-22
Baca selengkapnya

Bab 67_ Tetua Feng Kembali?

"Kenapa? Kenapa dengan Tetua Feng?" "Apa anda tahu sesuatu tentang tetua kami?" "Xiangyu, katakan sesuatu, jangan diam saja. Kami sangat mencemaskannya." Baik Xiu Zhangjian maupun Li Min sama-sama menyergap Xiangyu yang baru menyebut nama sang tetua. Akibatnya sang penjaga terlihat kebingungan. Dua budak yang menyadari itu, kemudian berusaha untuk tidak mengatakan apa-apa lagi, memberi kesempatan pada Xiangyu untuk bicara. "Tetua Feng, aku melihatnya bersama asisten menteri peradilan di ruang kepala penjaga." "Apa? Apa kau yakin?" tanya Xiu Zhangjian hampir-hampir tidak percaya dengan pendengarannya sendiri. Dia tidak akan lupa tadi malam berusaha memasuki hutan anjing untuk menyelamatkan sang tetua yang MUNGKIN ada di dalam markas Aliansi Gongliao. Lalu, apa berita yang baru saja dia dengar dari Xiangyu? Tetua Feng kembali? "Aku bersumpah melihat Tetua Feng dengan mata kepalaku sendiri!" jawab Xiangyu mantap tanpa keraguan. Xiu Zhangjian dan Li Min saling menatap satu sama la
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-24
Baca selengkapnya

Bab 68_ Kebohongan Feng Yin 

Xiu Zhangjian dan Li Min yang membeku sesaat melihat keadaan Feng Yin yang berbeda, kini berlari bersama menghampiri sang tetua. Keduanya berhenti di depan Feng Yin dengan mata membendung air. Mereka memperhatikan sang tetua, melihatnya lekat-lekat dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Ada banyak bekas luka sayat yang mengering, juga sisa-sisa memar yang masih tampak hijau kebiru-biruan. Selain itu, tulang-tulang sang tetua juga tampak lebih menonjol, menunjukkan dia mengalami penurunan berat badan yang cukup signifikan. Hal tersebut membuat keriput di wajahnya menjadi lebih terlihat.Sungguh, melihat Feng Yin saat ini mencerminkan seorang lelaki tua yang menyedihkan dan sangat tidak terawat. Terlebih, jika mata mereka menengok ke bawah. Sejak kapan sang tetua memerlukan tongkat untuk berdiri?Hati Xiu Zhangjian dan Li Min seperti diambil paksa dari dalam tubuh untuk disayat dan ditumbuk hingga hancur menatap kenyataan di depan mata. "Tetua ..." lirih Li Min sebelum memeluk Feng Y
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-26
Baca selengkapnya

Bab 69_ Tongkat Multifungsi 

Suara desir angin terdengar bersiul di telinga. Beberapa detik berlalu tanpa sepatah kata pun. Baik Xiu Zhangjian maupun Li Min tidak ada yang berani berbicara. Keduanya hanya menggertakkan gigi supaya tidak ada isakan yang keluar. Detik ini di dalam benak Feng Yin terlintas bagaimana orang-orang itu memperlakukan dirinya. Dia memejamkan mata beberapa saat untuk menguatkan diri. Memang, Feng Yin sengaja tidak menceritakan sedikit pun siksaan yang dialami, juga tidak mengatakan alasan dirinya kehilangan kaki. 'Jangankan kaki, nyawaku pasti akan kuberikan demi tujuan kita,' batinnya sambil menelan ludah bersama kepahitan yang dia rahasiakan. Sementara itu mendengar jawaban Feng Yin, Xiu Zhangjian kembali memeluk lelaki itu. Sedangkan Li Min memalingkan wajah, menutupi air matanya yang tidak bisa berhenti keluar. Sebuah napas kabur dari mulut Feng Yin. Lantas dia tersenyum sangat lebar. "Sepertinya kalian semakin cengeng. Apa kalian sering bertengkar saat aku menghirup udara segar b
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-26
Baca selengkapnya

Bab 70_ Perasaan Palu

"Ada apa dengan adikmu?""Entahlah Tetua. Sepertinya, dia berusaha lari dari Nona Chen. Tadi gadis itu memberikan secarik kertas padanya, mengatakan akan datang malam ini selepas para budak kembali ke dalam sel. Dan dia, sangat ketakutan." Li Min berusaha untuk tidak tertawa, membuat wajahnya yang keras menjadi berbeda."Wah, sepertinya selama aku pergi, ada banyak hal yang terjadi. Apa hubungan mereka berkembang pesat?"Li Min menggeleng. "Tidak terlalu. Dia sangat teguh, Tetua. Kadang-kadang terlihat berbeda, tetapi dia seperti berusaha menjaga.""Baguslah." Feng Yin tersebut penuh arti.Dua lelaki itu pun memutuskan untuk masuk ke pintu utama penjara tanpa menunggu Xiu Zhangjian yang masih sibuk bernegoisasi dengan seorang penjaga. "Cepat masuk ke selmu! Lihatlah, kakak dan tetuamu sudah masuk. Jangan khawatir, kau masih bisa bekerja membuat senjata lagi besok.""Tidak, Tuan. Aku bisa mati jika berhenti membuat senjata. Lihatlah Tuan, palu ini bahkan menempel di tanganku, tidak bi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
24
DMCA.com Protection Status