Home / Pendekar / Pendekar Pedang Suci / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Pendekar Pedang Suci: Chapter 71 - Chapter 80

231 Chapters

Bab 71_ Rela Menjadi Pecundang 

Setelah memikirkan baik buruknya, tanpa membuang waktu lagi, dia berlari memasuki pintu utama penjara usai melihat sekitar. Dia merasa lebih aman setelah memasuki koridor penjara. Dalam langkah yang tergesa, sesekali pemuda itu memejamkan mata sekian detik. Entah apa yang ada di dalam benaknya, hingga jantungnya berdetak sangat kencang. Xiu Zhangjian mengangkat tangan kanannya. Dia menatap telapak tangannya yang lapang. 'Gila ...!' lirihnya tanpa suara dengan mata membesar melihat tangan kekar itu sampai bergetar dan basah oleh keringat dingin. Maka, dia pun mempercepat langkahnya.Beberapa saat kemudian Xiu Zhangjian telah masuk ke dalam sel tujuh penjara bawah tanah. Wajahnya yang pucat seperti kertas membuat Li Min dan Feng Yin saling menatap."Apa kau sudah bertemu Nona Chen?"Mendengar sang kakak menyebut nama perempuan itu, ada yang berdenyut dalam hati Xiu Zhangjian. Cepat-cepat dia berbaring meringkuk memberikan punggungnya pada Li Min."Jian'er! Berani sekali kau memunggungi
last updateLast Updated : 2022-07-27
Read more

Bab 72_ Mulutmu Harimaumu!

Meski Xiu Zhangjian tidak menjawab, getaran tubuhnya telah menjelaskan segalanya. 'Bocah ini benar-benar amatir! Kemarin dia menatap Nona Chen tanpa berkedip, tetapi sekarang seperti ini. Payah!' gerutu Li Min dalam hati.Ketika langkah seseorang yang datang beraroma bunga plum telah berhenti di depan sel ketujuh, Xiu Zhangjian mengadu gigi-giginya. Detik itu kepalanya bekerja ekstra menimbang baik dan buruk dari tindakan yang akan dipilih dalam menghadapi Nona Chen."Kakak Jian ...." Suara Chen Yufei terdengar sangat lembut seperti kapas, tetapi membuat jantung Xiu Zhangjian hendak melompat keluar.'Jika aku tetap tidur dan pura-pura tidak mendengar ucapannya, besok pasti dia akan menemuiku lagi.'"Kakak Jian ...."'Tapi jika aku bangun ... Kak Li Min dan Tetua Feng pasti tidak akan bangun, jadi ... mungkinkah dia akan nekat menciumku lagi? Lalu, bagaimana jika kemudian dia tidak mau pergi juga? Kalau malam ini Putri Xiang benar-benar datang, dia pasti akan menolak jika di hari lain
last updateLast Updated : 2022-07-28
Read more

Bab 73_ Hal Terlembut Seumur Hidup

Sebuah napas kabur dari mulut Chen Yufei. "Maafkan aku. Tidak seharusnya orang sepertimu tinggal di tempat kotor dan menyedihkan seperti ini." Suara perempuan itu terdengar sangat menyesal. Mata indahnya bahkan berkaca-kaca atas ketidakberdayaan takdir kelam kekasih hatinya.Melihat Chen Yufei sedih, Xiu Zhangjian merasa ada yang sakit di salah satu sudut hatinya. "Nona, mengapa meminta maaf? Ini bukan salah anda.""Seandainya saja kau hanya tahanan biasa di sini, pastilah aku bisa mengusahakan agar kau dibebaskan segera. Sayangnya, peraturan istana menetapkan, budak tidak akan pernah bisa dibebaskan. Bahkan jika mati pun, mayatnya akan di kubur di sini." Sekarang, kaca-kaca di mata Chen Yufei pecah, berubah menjadi tetes air yang bergerak perlahan menuruni pipinya yang bersih."Nona." Entah mengapa Xiu Zhangjian turut merasakan sedih. Bukan karena nasibnya yang buruk hingga mesti tinggal di dalam penjara, karena kenyataannya dia dan sebagian anggota sekte Harimau Putih memang menyeng
last updateLast Updated : 2022-07-28
Read more

Bab 74_ Seperti Kerbau

Kedua mata Xiu Zhangjian terbelalak. Dia sungguh tidak menyangka hal seperti ini bisa terjadi. Dia tidak tahu jika jeruji besi ternyata tidak bisa menghalangi dua orang untuk ...."Aku mencintaimu." 'Sial!' Xiu Zhangjian menggigit bibirnya sendiri ketika mengumpat dalam hati melihat Chen Yufei pergi begitu saja setelah mengulangi hal yang dulu pernah dilakukan di balai pengobatan tahanan. 'Mengapa aku diam saja seperti kerbau di sawah?'"Apa dia menciummu?" Suara Feng Yin mengejutkan Xiu Zhangjian yang masih mematung di tempatnya, sama sekali tidak memberi kesempatan padanya untuk menenangkan diri."Tentu saja, Tetua. Lihatlah bagaimana dia masih terdiam sekarang. Dia pasti sedang menikmati sisa-sisa rasa manis dari bibir ranum Nona Chen," jawab Li Min membuat sang adik refleks menutup mulutnya dengan kedua tangan. Merasa belum cukup, lelaki itu melanjutkan ejeknya. "Hah ... memalukan! Sebagai lelaki, di mana harga dirimu? Bisa-bisanya kecolongan dua kali.""Apa? Dua kali?!" Sumpah d
last updateLast Updated : 2022-07-28
Read more

Bab 75_ 'Kesialan' Beruntun 

Xiu Zhangjian yang telah mengenakan pakaian serba hitam, mengangguk mantap sebelum pergi. 'Langit, aku bersumpah padamu, jika dia benar-benar datang dan masih menungguku, suatu saat aku akan membalas ciuman Nona Chen yang sudah lancang menciumku dua kali!' desisnya dalam hati.Entah apa kolerasi antara kedatangan bandit perempuan itu dengan ciuman Chen Yufei, hingga dia menawarkan pada langit sebuah imbalan yang terdengar sangat konyol. Tampaknya pikiran Xiu Zhangjian belum bisa melupakan 'insiden' di dalam penjara, tetapi di sisi lain dia dituntut untuk memikirkan hal lain yang tidak kalah genting.Beberapa saat kemudian, Xiu Zhangjian berhasil meninggalkan penjara Quzhou dengan cukup mudah. Dia lekas-lekas melesat ke hutan bambu. Padahal, dalam hati kecilnya terselip secuil pesimisme kalau-kalau undangannya diabaikan bandit perempuan itu. Namun toh tubuhnya bergerak tanpa keraguan walau orang yang hendak ditemui belum jelas datang tidaknya.'Di mana dia?' Mata Xiu Zhangjian menggera
last updateLast Updated : 2022-07-28
Read more

Bab 76_ Menyingkap Tabir 

Kedua mata Xiu Zhangjian terpejam erat ketika bandit perempuan mengambil pedang dari tangannya. Entah apa hukuman yang akan diberikan, dia sudah berjanji dalam hati untuk menerima tanpa melawan, sebab lelaki itu benar-benar merasa bersalah.Jlep!Mata Xiu Zhangjian kini terbelalak. Dia sangat yakin, tidak merasakan sakit sama sekali."Bangunlah," ucap si bandit yang ternyata lebih memilih untuk menancapkan pedang ke tanah daripada ke tubuh lelaki di hadapannya. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk melupakan apa yang terjadi setelah melihat kesungguhan lelaki itu dalam meminta maaf.Xiu Zhangjian melihat ke tanah tempat pedangnya mendarat, lantas mendongak demi melihat milik siapa tangan putih dengan jari-jari lentik berkuku indah yang terulur ke arahnya itu. 'Ternyata ini memang tangan Putri Xiang. Tapi kenapa-' "Tanganku mulai lelah.""Maafkan aku, Tuan Putri." Xiu Zhangjian meraih tangan yang membantunya untuk berdiri. Pupil lelaki itu sempat membesar menyadari tangan itu terlalu
last updateLast Updated : 2022-07-30
Read more

Bab 77_ Pesona Budak

Xiu Zhangjian bangkit, lalu berjalan menghampiri batu besar, sengaja mengambil jeda untuk melapangkan dadanya yang sesak. Dia selalu demikian jika mengingat peristiwa kelam itu. Bahkan, hingga kini dia masih kerap bermimpi melihat kepala sang ayah dijadikan pemberat kertas. Itu sebabnya, Xiu Zhangjian lebih suka terjaga meski terkadang tubuhnya terasa sangat lelah dan matanya begitu berat. Xiu Zhangjian duduk di atas tanah dengan punggung menempel pada batu. Matanya memang menatap ke depan, tetapi kepalanya jelas memikirkan entah. Mata si bandit perempuan menempel erat pada Xiu Zhangjian. Lelaki itu memang belum menjelaskan apa pun padanya, tetapi sorot mata itu, bukankah itu seperti sorot matanya? Walau peristiwa di masa lalu telah berlalu, bayangannya masih begitu nyata di depan mata. Atas dasar perasaan entah itu, kaki si bandit bergerak, mendekat pada Xiu Zhangjian. Kemudian, dia duduk di samping lelaki asing yang tadi membuatnya merasa terancam. "Anda benar, Putri Xiang. Aku m
last updateLast Updated : 2022-07-30
Read more

Bab 78_ Menutup Kecemasan

Aneka makanan lezat terhidang di atas meja. Sekilas melihat, tampak bahwa makanan itu dibuat dari bahan-bahan pilihan dengan kualitas unggul. Sementara dari aroma yang tercium, makanan itu berhasil membuat orang-orang menelan ludah, membuat orang kenyang mendadak terasa kosong perutnya, bahkan orang yang berpuasa mungkin tidak akan sanggup menahan diri dari keinginan untuk mencicipi hidangan tersebut. Namun, sungguh disayangkan karena makanan itu disajikan untuk satu orang saja, sedangkan orang yang dimaksud tampak tidak bernafsu untuk sekadar menyentuhnya. Terbukti, sudah beberapa saat berlalu, semuanya utuh, bahkan masih dalam posisi seperti pertama kali diletakkan di atas meja. "Yang Mulia, sudah sejak semalam anda tidak makan. Mohon untuk menikmati hidangan ini demi kesehatan Yang Mulia." Seorang lelaki pada akhirnya mempertaruhkan keselamatannya karena melihat lelaki yang telah duduk di depan meja sejak tadi mengabaikan makanan yang menggugah selera itu. Sebelumnya, tadi malam
last updateLast Updated : 2022-08-01
Read more

Bab 79_ Perekat Batu

"Apa kau sudah tahu di mana pedang itu disimpan?!"Xiu Zhangjian membeku sesaat atas reaksi sang kakak yang begitu cepat. Lantas dia menjawab masih dengan suara lirih. "Belum, tapi seseorang akan memberitahuku."Meski suara adiknya terdengar ragu-ragu, mata Li Min menerbitkan binar-binar. "Siapa?" sergapnya sambil melihat sekeliling, memastikan sekali lagi tidak ada siapa pun yang mencuri dengar. "Apa dia ... Putri Xiang Shashuang?"Wajah Xiu Zhangjian tampak kesulitan. Dia bahkan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Beberapa detik kemudian dia baru mengangguk."Kerja bagus! Kalau begitu, nanti malam aku akan ikut bersamamu.""Jangan!" Xiu Zhangjian menutup mulutnya sendiri karena berbicara terlalu keras. Dia dan Li Min pun terpaksa menghentikan perbincangan serius. "A-aku akan mengambil batu lagi."Li Min mengembuskan napas perlahan saat Xiu Zhangjian angkat kaki dari dekat benteng yang tingginya masih separuh dari tinggi keseluruhan. Dalam benaknya mulai berpikir menyoal langkah de
last updateLast Updated : 2022-08-01
Read more

Bab 80_ Putri Xiang Shashuang

Dua lelaki saling menatap satu sama lain. Mereka memang tidak mengatakan apa pun, tetapi saling memberi isyarat menyoal apa yang sebenarnya terjadi hingga pagi ini menjadi begitu hening.Selain dua lelaki itu, ada seorang perempuan yang juga duduk bersama mereka. Sebagaimana para pria, dia pun hanya diam. Namun, wajahnya yang rumit menunjukkan adanya hal yang menganggu pikirannya."Tuan Putri, silakan diminum tehnya," ucap seorang lelaki mengulangi perkataannya yang tadi menguap tanpa reaksi dari si perempuan."Em ... ya, aku akan meminumnya." Tangan perempuan itu memang langsung mengambil cangkir teh dari meja. Dia lantas meneguknya hingga habis sebelum meletakkan kembali ke atas meja. Sesudahnya, dia kembali bermenung.Melihat hal tersebut dua lelaki itu tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya. Dengan kompak mereka memanggil dengan nada agak tinggi. "Putri Xiang!"Terang saja perempuan yang bernama Xiang Shashuang itu sampai berjingkat karena terkejut. "Qu Lingfeng, Yang Guo, a
last updateLast Updated : 2022-08-03
Read more
PREV
1
...
678910
...
24
DMCA.com Protection Status