Xiu Zhangjian bangkit, lalu berjalan menghampiri batu besar, sengaja mengambil jeda untuk melapangkan dadanya yang sesak. Dia selalu demikian jika mengingat peristiwa kelam itu. Bahkan, hingga kini dia masih kerap bermimpi melihat kepala sang ayah dijadikan pemberat kertas. Itu sebabnya, Xiu Zhangjian lebih suka terjaga meski terkadang tubuhnya terasa sangat lelah dan matanya begitu berat. Xiu Zhangjian duduk di atas tanah dengan punggung menempel pada batu. Matanya memang menatap ke depan, tetapi kepalanya jelas memikirkan entah. Mata si bandit perempuan menempel erat pada Xiu Zhangjian. Lelaki itu memang belum menjelaskan apa pun padanya, tetapi sorot mata itu, bukankah itu seperti sorot matanya? Walau peristiwa di masa lalu telah berlalu, bayangannya masih begitu nyata di depan mata. Atas dasar perasaan entah itu, kaki si bandit bergerak, mendekat pada Xiu Zhangjian. Kemudian, dia duduk di samping lelaki asing yang tadi membuatnya merasa terancam. "Anda benar, Putri Xiang. Aku m
Last Updated : 2022-07-30 Read more