Home / Pendekar / Pendekar Pedang Suci / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Pendekar Pedang Suci: Chapter 1 - Chapter 10

231 Chapters

Bab 1_ Kehancuran Sekte Naga Suci

"Tidak! Tolong aku!""Bunuh mereka!"Teriakan demi teriakan terdengar di tengah kekacauan yang menyelimuti Sekte Naga Suci. Bunyi ayunan pedang yang diiringi suara daging terkoyak dan lenguhan rendah sejumlah korban mengiris pendengaran. Bau anyir yang menyeruak dalam pekatnya malam begitu menusuk hidung."Jangan biarkan mereka kabur!" komando seorang laki-laki membuat para pendekar dari sekte aliran hitam menjadi lebih brutal melakukan penyerangan. Mereka mengejar para penduduk yang berusaha menyelamatkan diri."Hahaha, mau ke mana kalian?" Gelak tawa menggelegar atas terpojoknya seorang laki-laki beserta istri dan anaknya."Tolong, jangan bunuh kami. Kami akan memberikan semua harta kami pada kalian," pinta seorang lelaki memelas dengan bersujud di kaki salah seorang pendekar sekte aliran hitam. Lelaki itu tampak kacau dengan luka lebam dan luka sayat hampir di sekujur tubuhnya."Tenang saja, aku akan mengambil sendiri semua hartamu. Jadi
last updateLast Updated : 2021-08-20
Read more

Bab 2_ Pemberat Kertas

"Apa kau sudah mendengar kabar kehancuran Sekte Naga Suci?" tanya seorang warga mengabaikan makanan di hadapannya."Ya, aku sudah dengar. Mengerikan! Malah kabarnya mereka juga menyerang kerajaan. Kaisar Xiang Ming dibunuh beserta seluruh anggota keluarganya." Seorang lainnya menimpali setelah meneguk teh.Usai membakar habis Boushan, Aliansi Gongliao memang melanjutkan penyerangan ke istana. Tanpa berpikir panjang, semua orang jelas tahu tujuan Aliansi Gongliao sebenarnya ....Menguasai dunia."Lalu siapa yang akan menggantikan Kaisar Xiang Ming?""Kemungkinan besar adalah pemimpin dari aliansi sekte aliran hitam itu."Obrolan dua lelaki berwajah masam itu berhasil menarik perhatian pemuda yang duduk satu meja dengan seorang bocah. Selagi sang bocah sedang lahap menyantap makanan, pemuda itu terus mencuri dengar pembicaraan di meja lain hingga kedua alisnya hampir menyatu.Tiba-tiba suara keributan terdengar dari luar kedai. Orang-or
last updateLast Updated : 2021-08-31
Read more

Bab 3_ Mengambil Sisa Kehormatan

Keadaan pria dengan penutup wajah itu semakin terdesak. Pedangnya yang melintang menahan pedang lawan, kini telah mengenai lehernya. Bercak merah pun mulai mencuat. Darah segar perlahan menuruni leher itu. "Aku tidak kuat lagi," batinnya dengan napas tertahan. Tangannya sudah tidak sanggup lagi menahan dorongan pedang lelaki botak.Akhirnya, sebuah erangan panjang terdengar menyusul suara daging yang terkoyak. "Argh ... !"*Beberapa saat sebelumnyaSosok yang berdiri di atas atap bukannya melarikan diri, justru melompat ke bawah. Ia berjalan perlahan menghampiri lelaki yang meneriakinya sebagai penyusup. Tatapan matanya yang merah saga begitu tajam setengah memelotot, memancarkan amarah yang mencapai puncaknya. Aura membunuh yang kuat melingkupi pria itu.Rahang lelaki botak mengeras. Jari-jarinya mencengkeram kuat pegangan pedang yang masih berada di dalam selongsongnya. Dengan sangat lantang ia mengumpat, "Kurang ajar!" Suara pedang yang ditarik dengan
last updateLast Updated : 2021-09-24
Read more

Bab 4_ Tidak Ada Waktu untuk Menangis!

Dalam pekatnya malam, seorang anak laki-laki berdiri, terpaku dengan tubuh yang bergetar hebat. Pandangannya masih belum beranjak dari tubuh tak bernyawa yang punggungnya mengeluarkan banyak darah akibat tusukan pedang. "A-aku ... telah membunuhnya," ucapnya lirih selagi ambruk berlutut.Keterkejutan juga menyerbu pemuda yang tertimpa oleh mayat tersebut. Kedua matanya terbelalak mendapati pedang miliknya yang sempat diambil lawan, tertancap di punggung lelaki botak. "Zhangjian ... kau--"Belum sampai kalimat itu terselesaikan, bocah itu memotongnya dengan suara yang sedikit parau, "A-ku membunuhnya, Kakak." Xiu Zhangjian menatap lekat-lekat kedua tangannya yang menengadah. Ada bercak darah yang terciprat di sana saat pedang Li Min mengoyak tubuh lelaki botak.Li Min mendorong mayat lelaki botak yang menimpanya. Seketika pedang yang menancap di punggung itu langsung mencuat menembus perut lelaki botak saat pegangan pedang menabrak permukaan tanah. Ia berjalan ce
last updateLast Updated : 2021-09-24
Read more

Bab 5_ Dua Mayat Buronan

Teriakan dari Li Min sudah barang tentu mengejutkan Xiu Zhangjian. Bocah itu pun langsung berdiri dan turut memutar badannya. Mata coklat tuanya menangkap sesosok lelaki yang seluruh rambutnya ditumbuhi uban. "Paman Feng!" Tanpa pikir panjang Xiu Zhangjian berlari menghampiri dan memeluk lelaki paruh baya yang hanya berdiri terpaku.Lelaki itu adalah Feng Yin, ketua dari Sekte Harimau Putih, yang tidak lain adalah sahabat karib dari Xiu Jian. Setiap pagi pascamalam berdarah di Boushan, Feng Yin selalu datang ke desa itu untuk mengenang sahabatnya. Siapa mengira jika hari ini ia melihat putra dan murid kesayangan Xiu Jian masih hidup?Feng Yin yang semula berdiri, kini berlutut agar bisa sejajar dengan Xiu Zhangjian. Ia mendekap tubuh kecil itu erat seolah tidak akan melepaskannya lagi. "Ka-kau masih hidup," lirihnya sembari mengusap rambut Xiu Zhangjian dengan tangan bergetar.Melihat hal itu, Li Min mengembuskan napas panjang hingga pundaknya sedikit turun. Ia
last updateLast Updated : 2021-09-28
Read more

Bab 6_ Sekte Harimau Putih

"Ayah ... tidak!" Suara seorang pemuda memecah keheningan.Terdapat empat pemuda dalam kamar itu, tetapi hanya satu orang saja yang terduduk dari pembaringannya. Napasnya memburu dengan bulir keringat membasahi kening. Pemuda itu memegang dadanya, seolah memastikan jantungnya masih berdetak atau tidak. Ia mengembuskan napas dan berkata dengan frustrasi, "Mimpi itu lagi!"Pemuda itu membanting tubuhnya ke kasur, lalu berusaha keras untuk menutup kembali matanya. Belum sampai sepuluh detik, kelopaknya kembali terbuka, mempertontonkan mata jernihnya yang beriris coklat tua.Pemuda itu menatap langit-langit kamar yang dihiasi beberapa jaring laba-laba. Ia menggeser pandangan ke teman sekamarnya yang tampak pulas. Ia mendecakkan lidah dan menggerutu, "Hah, mereka semua tidur seperti orang mati. Tapi aku tidak bisa tidur karena melihat orang mati. Mimpi sialan itu!"Dengan wajah malas pemuda itu pun beranjak dari tempat tidur. Ia melangkah keluar kamar sambil m
last updateLast Updated : 2021-10-14
Read more

Bab 7_ Menjadi Budak atau Mati?

Dalam ruangan itu, keheningan terpecah oleh suara ketukan kuku pada meja. Tampak seorang lelaki dengan mahkota di kepalanya tengah menatap tajam ke arah meja. Di sana tergeletak sebilah pedang yang dihiasi ukiran naga keemasan pada pegangan dan selongsongnya."Yang Mu-"Belum sampai ucapan itu selesai, lelaki dengan tatapan membunuh dan aura mencekam itu mengangkat tangan kirinya. "Kasim Bao," panggilnya membuat pria yang dipotong ucapannya menelan ludah."Sa-saya, Kaisar Huang ...." Kasim Bao semakin menunduk, menyadari bahwa suasana hati sang kaisar sedang buruk."Menurutmu, apa yang harus aku lakukan dengan pedang ini? Apa aku perlu membakarnya?" tanya Huang Fu sambil meraih pedang di hadapannya. "Jawab Yang Mulia, setahu saya, Kaisar sangat menginginkan pedang itu. Selain itu, Yang Mulia Kaisar juga mendapatkannya dengan susah payah. Jadi ...." Kasim Bao tidak berani menyelesaikan kalimatnya. Ia tidak mengerti apa yang diinginkan sang kai
last updateLast Updated : 2021-11-09
Read more

Bab 8_ Takdir Xiu Zhangjian

Li Min meletakkan gulungan kertas usang dari balik bajunya ke atas meja, tepat di hadapan Xiu Zhangjian. Dengan lirih ia berkata, "Bacalah, itu pesan ayahmu."Xiu Zhangjian mengambil gulungan itu dengan tergesa-gesa. Ia merentangkan kertas itu dengan napas tertahan. Semua orang hanya diam menyaksikan manik coklat tua Xiu Zhangjian bergerak dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, menggerayangi setiap karakter yang tertulis. Namun, dalam keheningan itu wajah mereka menegang ketika menyaksikan getaran hebat pada kertas tersebut akibat tangan Xiu Zhangjian yang bergerak-gerak sendiri."Ada apa?" tanya Feng Yin cemas."A-aku ... sang pewaris pedang?" kata Xiu Zhangjian seraya meletakkan gulungan kertas itu masih dengan tangan bergetar. Ia menyandarkan punggungnya ke kursi, seolah tidak ada tenaga yang tersisa untuk tetap tegak.Feng Yin yang sedari awal sudah dilingkupi penasaran, kini tidak mampu lagi membendung rasa ingin tahunya. Ia meraih dan
last updateLast Updated : 2021-11-09
Read more

Bab 9_ Serangan Bola Api

"Ada apa, Tetua Feng?" "Aku telah menyinggung utusan Aliansi Gongliao. Ketua Li, berikan daftar itu pada Zhangjian!" "Baik, Tetua!" Li Min pun menyerahkan gulungan kertas dari lengan bajunya kepada Xiu Zhangjian. "Cepat kumpulkan mereka di sini!" Xiu Zhangjian membuka gulungan kertas dari Li Min. Di dalamnya tertulis 10 nama anggota muda Sekte Harimau Putih. Ia pun berlari keluar dengan jantung berdebar kuat. Sebenarnya Xiu Zhangjian masih belum mengerti apa yang terjadi. Namun, keadaan bahkan tidak memberi waktu padanya untuk sekadar bertanya.  Beberapa saat kemudian, Xiu Zhangjian telah kembali ke dalam ruang pertemuan bersama 10 orang yang ada di dalam daftar. Kebingungan tampak jelas di wajah mereka semua. Akan tetapi, sama seperti Xiu Zhangjian, mereka juga tidak menanyakan apa pun dan hanya saling menatap. Melihat ekspresi wajah Li Min dan Feng Yin yang penuh kerut di dahi, cukup menunjukkan bahwa situasinya tidak sedang baik-baik s
last updateLast Updated : 2021-11-11
Read more

Bab 10_ Gerbang Masuk Sang Pewaris

Tong Mu tersenyum puas saat semua anggota Sekte Harimau Putih berhasil ditakhlukan. Ia mengikat sendiri tangan Feng Yin selagi para prajuritnya melakukan hal yang sama ke semua lawan. "Kaisar Huang benar, bukan hal sulit untuk melumpuhkan sektemu. Aku hanya perlu mengalahkanmu dan mereka akan menuruti ucapanku. Tapi ... tidakkah ini terlalu mudah? Kau terlalu lemah sebagai tetua dari sekte dengan pasukan pemanah yang hebat."*Beberapa saat sebelumnyaTong Mu memberi hormat pada Huang Fu. Ia bergegas kembali ke istana setelah hasil dari kunjungannya ke markas Sekte Harimau Putih mengecewakan. "Bagaimana?""Sesuai dugaan Yang Mulia, Feng Yin menolak."Huang Fu meletakkan cangkir tehnya di atas meja dengan sedikit penekanan, membuat bunyi tertentu keluar akibat benturan itu. Tong Mu menelan ludah ketika melihat Huang Fu mencengkeram erat cangkir tersebut hingga pecah."Kerahkan ratusan prajurit untuk menyerang! Bawa tiga bola api bersamam
last updateLast Updated : 2021-11-12
Read more
PREV
123456
...
24
DMCA.com Protection Status