"Tapi apa Tuan Putri?" Dua pengawal itu kompak bertanya."Dia memintaku untuk membantunya."Qu Lingfeng dan Yang Guo yang sejak tadi tanpa sadar mencondongkan tubuhnya, kini kembali melakukan hal itu hingga membuat meja terdorong ke arah sang putri."Argh!" lenguh Xiang Shashuang pelan saja. Dahinya pun berkerut. "Kalian ini kenapa? Sengaja ingin menyerangku?"Biasanya perempuan itu tidak sesensitif ini. Jika melihat kesalahan tidak sengaja yang dilakukan dua pengawalnya, bukankah tuduhan yang baru dia ucapkan itu berlebihan? Selama ini Putri Xiang memiliki pribadi yang tenang dan tidak gegabah dalam hal apa pun. Meski bukan orang yang periang, dia tidak mudah marah.Lalu, mengapa sejak semalam dia menjadi lebih sering membentak? Qu Lingfeng dan Yang Guo menjadi semakin yakin masalah kali ini tidak akan mudah."Maafkan kami, Tuan Putri."Dua pengawal mundur, memberi jarak antara mereka dengan meja. Keduanya menundukkan kepala karena merasa sudah bertindak tidak sopan.Xiang Shashuang
Setelah para budak kembali ke dalam sel masing-masing, Li Min langsung menyampaikan pada Feng Yin tentang rencananya untuk pergi menemani sang adik dalam mencari Pedang Naga Suci. Xiu Zhangjian yang sejak tadi berusaha mencegah Li Min untuk ikut, hanya bisa menyisir rambutnya dengan kedua tangan. Dia tahu, mencegah Li Min untuk melakukan sesuatu seperti menaburkan garam di laut. Oleh sebab itu, dia memilih diam sambil memikirkan kata-kata yang pas untuk menyampaikan yang sebenarnya pada sang kakak nanti."Apa itu benar Jiang'er?" Suara Feng Yin terdengar lain.Xiu Zhangjian mengembuskan napas panjang. Dia menjawab ringkas saja. "Benar, Tetua."Sejujurnya dia tidak ingin memberitahukan hal itu kepada Feng Yin. Dia khawatir sang tetua akan memaksa untuk ikut juga. Padahal kondisinya masih belum memungkinkan. Bahkan kepala penjaga saja memberikan izin dua hari pada lelaki tua itu untuk beristirahat di dalam penjara sebelum kembali mengerjakan kewajibannya sebagai seorang budak. Padahal
Di pertengahan musim panas ini, angin berembus pelan, terasa hangat dan lembut ketika menyapu kulit. Suara serangga malam yang bersahutan membuat malam ini tak setenang malam di musim dingin. Walau malam ini bukan malam bulan purnama, tetapi kehadiran bintang-bintang membuat langit lebih cerah.Di rumpun hutan bambu yang lebat, dua bayangan hitam berkelabat di tengah gelapnya malam. Gerakan mereka begitu cepat ditambah dengan pakaian yang mereka kenakan semuanya berwarna hitam, membuat mata orang biasa tak akan bisa menangkapnya. Ketika sampai di tengah hutan bambu, bayangan hitam yang memimpin jalan melambatkan gerakannya sebelum benar-benar berhenti. Orang yang di belakangnya mengikuti kecepatan rekannya dan berhenti ketika mereka sampai di dekat batu besar."Ini tempatnya?" tanya satu orang berpakaian hitam. Rekannya mengangguk dua kali sebelum menjawab, "Seharusnya iya.""Seharusnya? Jian'er, apa kau sedang mabuk?" "Tidak, Kak Li Min." Xiu Zhangjian melihat Li Min mengangkat ta
Hari sudah malam ketika Xiang Shashuang duduk bersama dua pengawalnya di sebuah ruangan yang tak terlalu besar. Di antara mereka bertiga ada sebuah meja kecil yang di atasnya terdapat teko dan beberapa cangkir tanah.Yang Guo menuangkan isi teko ke cangkir milik Xiang Shashuang, Qu Lingfeng, dan juga miliknya. Semerbak aroma teh mulai menyeruak keluar. Xiang Shashuang mengangkat cangkir tehnya dan mengajak dua pengawalnya bersulang. Tentu pemandangan semacam ini tidak akan terjadi jika mereka masih tinggal di istana seperti dahulu. Yang Guo dan Qu Lingfeng tidak akan pernah bisa duduk satu meja dengan sang putri kerajaan Quzhou.Sebenarnya, ini sudah terlalu malam untuk acara minum teh bersama. Akan tetapi, dua pengawal itu tentu tidak bisa terlelap ketika sang putri masih terjaga. Mereka tahu, keresahan yang berlebihan bisa membuat seseorang sulit tidur bahkan meski merasakan kantuk sekalipun. Mereka yang mengerti perihal apa yang sedang dipikirkan sang putri, memilih untuk diam dan
Ketika melihat tiga sosok yang datang, Xiu Zhangjian menjura seraya berkata, "Xiu Zhangjian menyapa Tuan Putri. Perkenalkan, ini saudara saya."Xiu Zhangjian memberi kode pada kakaknya untuk memberi hormat pada Xiang Shashuang. Li Min menjura dan menyapa Xiang Shashuang dengan etiket semestinya. "Ketua Sekte Harimau Putih, Li Min menyapa Tuan Putri.""Bangunlah, aku bukan lagi putri dari negeri ini. Saat ini aku hanya orang biasa." Li Min dan Xiu Zhangjian bangkit begitu Xiang Shashuang memerintahkannya. Detik itu, dalam hati Xiu Zhangjian ingin sekali bertanya, mengapa sang putri pada akhirnya datang menemuinya di hutan bambu. 'Apa Tuan Putri percaya padaku?'"Tuan Putri, silakan duduk." Suara Li Min mengaburkan benak Xiu Zhangjian, membuat adiknya itu menelan kembali pertanyaan yang telah sampai di tenggorokan."Terima kasih, Ketua Li." Xiang Shashuang duduk di atas batu besar yang sebelumnya digunakan Xiu Zhangjian untuk duduk. Sedangkan yang lainnya berdiri rapi di depan Xiang
Sesaat sebelum lonceng dini hari dibunyikan, dua bayangan hitam menyelinap masuk ke penjara bawah tanah Quzhou. Mereka berdua terlihat begitu mengerti situasi penjara sehingga banyaknya penjaga yang sedang bertugas tidak menyadari kedatangan mereka. Di dalam sel, Feng Yin hanya bisa menunggu dan berharap jika dua pemuda yang sudah dia anggap keluarga baik-baik saja. Senyum lega pun terkembang di wajah tuanya ketika melihat dua pemuda yang dinantikannya tampak memasuki pintu penjara bawah tanah. Memang, sejak kakak beradik itu pergi, Feng Yin tidak membiarkan dirinya jauh dari jeruji besi depan demi melihat ke arah pintu penjara."Tetua Feng." Li Min menyapa sebelum bersicepat mengganti pakaiannya dengan pakaian budak. Xiu Zhangjian pun melakukan hal yang sama. Sejujurnya, Feng Yin sudah tak sabar mendengar hasil dari misi yang dikerjakan mereka malam ini. Namun, sebagai seorang 'ayah', hal pertama yang dia tanyakan adalah keadaan keduanya. "Bagaimana? Apa kalian baik-baik saja?" X
Ketika matahari baru saja terbit, Xiangyu menyelinap masuk ke dalam istana sebagai seorang pelayan. Hidup dan besar di lingkungan istana sebagai seorang pelayan membuat Xiangyu bisa dengan mudah melakukan penyusupan.Kemarin dia sudah mengajukan cuti selama dua hari dan Xiangyu kebetulan mendapatkannya sehingga dia mengabari salah satu kawannya yang berada di biro penjahit istana untuk meminjam posisinya.Tak ada satu pun pelayan maupun penjaga yang mencurigai Xiangyu walau dia menggunakan cadar karena sebagian besar pelayan yang bekerja di bagian biro penjahit istana menggunakan cadar demi kesehatan mereka.Setelah melakukan beberapa pekerjaan yang biasa dilakukan oleh penjahit istana, Xiangyu pamit kepada salah satu pelayan lainnya karena dia merasa tak enak badan.Xiangyu keluar dengan mengendap-endap. Setelah memastikan jika situasi aman, dia pergi menuju ke istana permaisuri yang jaraknya cukup jauh dari biro penjahit."Jika Huang Fu sialan itu punya harem aku pasti akan bisa mas
Di dalam selnya, seperti biasa Feng Yin menyandarkan punggungnya di tembok penjara. Malam ini dia bisa bernapas lebih leluasa tanpa perlu memikirkan keselamatan dua pemuda yang kemarin meresahkannya. Sesuai dengan perintah Putri Xiang, Xiu Zhangjian dan Li Min tidak pergi ke hutan bambu dan tetap berada di penjara Quzhou untuk menunggu informasi dari mata-mata sang putri. Xiu Zhangjian menatap wajah Feng Yin yang terlihat kelelahan. Dia merasa sedih ketika mengingat orang yang sudah seperti ayahnya ini sekarang berada dalam kondisi yang menyedihkan. Terlebih saat pandangannya turun dan melihat kaki lelaki itu. Feng Yin yang menyadari tatapan Xiu Zhangjian, tersenyum kecil pada pemuda itu. "Jian'er." "Iya, Tetua Feng." "Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa aku terlihat sangat menyedihkan?" Li Min melirik adiknya dengan wajah dingin. Xiu Zhangjian hanya tertunduk tetapi hatinya tak berhenti mengeluh. 'Kenapa Kakak seolah-olah ingin menelanku.' "Kenapa kau hanya diam? Tetua Feng
Begitu keluar dari ruang rahasia, Xiu Zhangjian disambut oleh Feng Xinyue yang terlihat menunggunya. Yuan Shi dan Wang Tian Lin segera pamit dan pergi dari tempat itu. Xiu Zhangjian mendekati Feng Xinyue dengan wajah dipenuhi senyuman. Entah mengapa, kakinya terasa berat menyebabkan dia tidak bisa bergerak dengan cepat. Sementara Feng Xinyue, wajahnya sudah merona saat melihat senyuman di wajah suaminya. Feng Xinyue tidak tahu apakah ini sungguh terjadi atau matanya yang salah, Xiu Zhangjian terlihat lebih tampan dari biasanya. Mengangkat wajah Feng Xinyue dengan ujung jarinya, Xiu Zhangjian mendekatkan wajahnya ke wajah wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya. Cup! Keduanya hanya bisa memejamkan mata karena merasa hal ini terasa lain. Apakah setelah menikah semuanya menjadi lebih nikmat? Xiu Zhangjian membuka matanya dan melepas ciumannya. Tubuh Xiu Zhangjian membungkuk sementara kedua tangannya meraih kaki dan punggung wanitanya. !! Pasangan yang baru saja meresmikan pe
Malam tahun baru dilewati dengan meriah. Setelah sesi makan pangsit dilalui, banyak orang yang menunggu malam pergantian tahun dengan bermain kembang api, bermain catur dan lainnya. Ketika tengah malam hampir tiba, satu rombongan pria berkuda memasuki wilayah Aliansi Naga Suci yang membuat beberapa anggota Aliansi yang berjaga menjadi waspada. Namun, begitu melihat plakat kekaisaran yang rombongan tersebut bawa, mereka langsung dipersilakan masuk. Dalam tradisi kekaisaran Quzhou, Kaisar akan mengirimkan kudapan kepada para pejabatnya yang tahun itu bekerja dengan giat dan menyelesaikan tugas penting. Dalam hal ini, makanan yang dikirimkan bukanlah hal yang paling utama, tetapi gengsi saat menerimanya yang begitu tinggi. Orang-orang yang menerima hadiah tahun baru dari kaisar adalah orang yang begitu berjasa dan bekerja keras sepanjang tahun. Tidak heran, pada pemerintahan sebelumnya, ada banyak pejabat yabg suka menjilat Huang Fu demi hadiah tahun baru ini.Xiu Zhangjian setelah m
Setelah berjalan beberapa saat, Xiu Zhangjian akhirnya mendapat sebuah penginapan. Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka dengan ramah. "Selamat malam, Tuan dan Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" "Aku memesan satu kamar biasa dan satu kamar terbaik." Pelayan tersebut mengangguk dan memberikan dua plakat kecil. "Penjaga akan mengantar kalian." Feng Xinyue mengangguk dan meraih dua plakat tersebut. "Terima kasih." Xiu Zhangjian tersenyum tipis ketika menyadari kekasihnya sedang merasa cemburu. "Xinyue, jangan berpikiran sempit." "Aku tidak berpikiran sempit, aku hanya mengantisipasi gadis itu patah hati." Xiu Zhangjian mengangguk dengan senyuman. "Baiklah ... tetapi kau harus ingat satu hal, jangankan pelayan, seorang kaisar saja tidak berhasil merebut hatiku." "Huh ... sombong." Seorang penjaga mengantar Xiu Zhangjian dan Feng Xinyue ke kamar terbaik sebelum mengantar kusir kereta ke kamar yang Feng Xinyue pesankan untuknya. "Satu minggu lagi perayaan tahun baru, kira-
Jantung Kaisar Xiang berdebar kencang. Ini adalah belati Naga dan Phoenix yang pernah menjadi miliknya selama belasan tahun. Dia masih begitu ingat jika belati ini dia berikan kepada Xiu Zhangjian dan Li Min beberapa waktu lalu ketika mereka akan mengambil Pedang Naga Suci di istana Tian Shang. Yuan Shi yang melihat keterkejutan di wajah Kaisar Xiang langsung bisa menebak isi dari pikiran sang kaisar. "Yang Mulia ... Belati Naga dan Phoenix merupakan warisan keluarga kekaisaran. Jika Yang Mulia menginginkannya, saya dengan senang hati akan menyerahkannya pada Yang Mulia." Alih-alih mengangguk, Kaisar Xiang menggeleng dengan senyuman. "Beberapa waktu lalu aku sudah memberikan belati ini pada seseorang. Tetapi, sepertinya orang itu sudah menyukai barang yang lain." "Terima kasih karena kemurahan hati yang mulia." "Sudahlah ... di mana Nona Chen?" tanya Kaisar Xiang seraya mengedarkan pandangannya untuk mencari pengantin wanita yang belum terlihat batang hidungnya. "Chen Yufei menya
Butiran-butiran putih turun dari langit, begitu lembut, terasa dinging dan mencair seketika saat menyentuh tangan. Ini adalah hari di mana puncak musim dingin sedang berlangsung. Namun, dinginnya udara hari ini seolah tak terasa di kediaman keluarga Chen yang sedang bahagia.Kediaman mewah keluarga Chen dihiasi kain-kain berwarna merah, banyak orang berlalu-lalang dengan mantel bulu yang melingkar di leher mereka. Asap putih mengepul dari mulut setiap orang, menandakan jika udara benar-benar dingin.Sebuah kereta kuda berwarna coklat yang terlihat polos tetapi elegan berhenti di depan gerbang kediaman keluarga Chen. Tirai kereta dibuka, muncul seorang pemuda yang mengenakan jubah hitam, membawa sebuah kotak kayu dengan ukiran cantik yang mengelilinginya. Tangan lain pemuda itu menggenggam tangan seorang gadis cantik dengan begitu erat, seolah takut kehilangan gadis itu. "Xinyue, berhati-hatilah, jalanan sedikit licin.""Aku tidak perlu khawatir selama ada Kakak Jian di sampingku."S
"Aku bersedia, Yang Mulia."Wajah Kaisar Xiang merah merona. "Kalau begitu, berhenti memanggilku Yang Mulia.""Lalu?" "Panggil aku Shuang'er."Wang Tian Lin mengangguk pelan. "Baiklah Shuang'er. Lalu kapan pernikahan kita akan digelar?""Mungkin setalah kondisi Quzhou menjadi jauh lebih baik dan rakyat bisa hidup dengan tenang. Apa kau mau menunggu?" tanya Kaisar Xiang.Wang Tian Lin mengangguk sekali, "Tentu saja. Selain itu, aku juga harus memperkuat fondasi paviliun langit dan menanam akar di banyak tempat demi menunjang kemudahanmu di masa depan."Di dalam ruang rahasia, Qu Lingfeng dan Yang Guo tidak tahan untuk tidak tertawa sehingga Wang Tian Lin bisa mendengarnya walau suara tersebut terdengar begitu pelan."Ada yang menguping pembicaraan kita."Dia adalah Wang Tian Lin, penguasa Paviliun langit yang begitu misterius. Sejak kecil, dia sudah menelan begitu banyak informasi dan memecahkan ratusan sandi rahasia milik beberapa kekaisaran, membuatnya menjadi jauh lebih oeka dari k
Di bawah kepemimpinan Kaisar Xiang, Quzhou mulai berkembang dan para rakyatnya tidak menderita seperti dulu. Tentu saja hal ini bukan karenana Kaisar Xiang seorang, tetapi karena kerja keras para pejabatnya yang menginginkan Quzhou menjadi wilayah makmur seperti dulu.Dalam kerja keras ini, Wang Tian Lin juga mengambil peran cukup besar. Karena hal itu juga, Kaisar Xiang mau menggelontorkan sedikit hartanya untuk membantu meringankan beban para bangsawan dan pedagang yang membeli gandum-gandum serta beras rakyatnya dengan harga tinggi dan menjualnya dengan harga yang sangat rendah.Hari itu, Kaisar Xiang mengundang Wang Tian Lin untuk mengunjungi tempatnya. Wang Tian Lin walaupun dia sibuk, tetapi dia tidak ada niatan untuk menolak sedikit pun. Dengan diantar oleh kasim pembawa pesan, Wang Tian Lin bisa masuk dengan mudah ke kediaman pribadi kaisar.Udara yang sangat dingin karena sebentar lagi puncak musim dingin datang membuat Wang Tian Lin sesekali menarik jubahnya untuk melindung
Sebuah kereta kuda membelah jalanan hutan dari Sekte Harimau Putih menuju ke timur, tempat dulunya Sekte Naga Suci berdiri. Xiu Zhangjian berangkat bersama Feng Yin dan Feng Xinyue serta satu orang anggota Aliansi Naga Suci sebagai kusir. Tirai kereta dibuka, tampak hutan yang dipenuhi pohon-pohon besar yang tinggi menjulang seolah mereka ingin menembus sang cakrawala biru. Setelah setengah hari menaiki kereta, akhirnya mereka sampai di Boushan. Xiu Zhangjian turun dari kereta, pemuda itu berdiri memunggungi kereta dengan mata terpejam dan kedua tangan yang terbuka. Menghirup napas dalam, Xiu Zhangjian mengembuskannya perlahan. 'Setelah sekian lama ... akhirnya aku kembali.'Feng Xinyue membantu ayahnya menuruni kereta sementara Xiu Zhangjian berjalan mendekati gundukan tanah yang dikelilingi batu-batu berukuran sebesar kepala manusia yang sudah ditumbuhi rumput liar hingga setinggi pinggang manusia dewasa.Tangan Xiu Zhangjian tidak tahan untuk tidak mencabut rumput yang tumbuh d
Satu per satu anggota Aliansi Naga Suci yang sudah pulih mulai kembali ke markas Sekte Harimau Putih. Di antara mereka, ada banyak yang kehilangan anggota tubuh seperti tangan, kaki, atau mata. Meskipun begitu, mereka tidak kehilangan semangat hidup dan harga diri mereka sebagai pendekar. Melihat Xiu Zhangjian sedang sibuk mengurusi pembangunan kuil, mereka tidak tinggal dan segera membantu sang ketua."Kalian sudah benar-benar sembuh?" tanya Xiu Zhangjian saat melihat beberapa orang mendatangi dengan membawa banyak peralatan."Jangan khawatirkan kami, Ketua. Walau kami tidak bisa bergerak secepat sebelumnya, tetapi semangat kami masih membara.""Benar, Ketua. Kami sudah sangat ingin menggerakan badan. Tolong jangan halangi kami."Xiu Zhangjian tersenyum tipis, "Baiklah jika seperti itu. Namun, jangan memaksakan diri. Jika kalian sudah tidak kuat, maka istirahatlah.""Baik, Ketua."Beberapa orang mulai mengambil posisi dan mengerjakan apa yang bise mereka kerjakan. Ada yang memecah b