Beranda / Pendekar / Pendekar Pedang Suci / Bab 86_ Tenggang Waktu 

Share

Bab 86_ Tenggang Waktu 

Penulis: Khoirul N.
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-13 09:38:28

Sesaat sebelum lonceng dini hari dibunyikan, dua bayangan hitam menyelinap masuk ke penjara bawah tanah Quzhou. Mereka berdua terlihat begitu mengerti situasi penjara sehingga banyaknya penjaga yang sedang bertugas tidak menyadari kedatangan mereka.

Di dalam sel, Feng Yin hanya bisa menunggu dan berharap jika dua pemuda yang sudah dia anggap keluarga baik-baik saja. Senyum lega pun terkembang di wajah tuanya ketika melihat dua pemuda yang dinantikannya tampak memasuki pintu penjara bawah tanah. Memang, sejak kakak beradik itu pergi, Feng Yin tidak membiarkan dirinya jauh dari jeruji besi depan demi melihat ke arah pintu penjara.

"Tetua Feng." Li Min menyapa sebelum bersicepat mengganti pakaiannya dengan pakaian budak. Xiu Zhangjian pun melakukan hal yang sama.

Sejujurnya, Feng Yin sudah tak sabar mendengar hasil dari misi yang dikerjakan mereka malam ini. Namun, sebagai seorang 'ayah', hal pertama yang dia tanyakan adalah keadaan keduanya. "Bagaimana? Apa kalian baik-baik saja?"

X
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 87_ Siasat Xiangyu

    Ketika matahari baru saja terbit, Xiangyu menyelinap masuk ke dalam istana sebagai seorang pelayan. Hidup dan besar di lingkungan istana sebagai seorang pelayan membuat Xiangyu bisa dengan mudah melakukan penyusupan.Kemarin dia sudah mengajukan cuti selama dua hari dan Xiangyu kebetulan mendapatkannya sehingga dia mengabari salah satu kawannya yang berada di biro penjahit istana untuk meminjam posisinya.Tak ada satu pun pelayan maupun penjaga yang mencurigai Xiangyu walau dia menggunakan cadar karena sebagian besar pelayan yang bekerja di bagian biro penjahit istana menggunakan cadar demi kesehatan mereka.Setelah melakukan beberapa pekerjaan yang biasa dilakukan oleh penjahit istana, Xiangyu pamit kepada salah satu pelayan lainnya karena dia merasa tak enak badan.Xiangyu keluar dengan mengendap-endap. Setelah memastikan jika situasi aman, dia pergi menuju ke istana permaisuri yang jaraknya cukup jauh dari biro penjahit."Jika Huang Fu sialan itu punya harem aku pasti akan bisa mas

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-13
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 88_ Kode Wanita

    Di dalam selnya, seperti biasa Feng Yin menyandarkan punggungnya di tembok penjara. Malam ini dia bisa bernapas lebih leluasa tanpa perlu memikirkan keselamatan dua pemuda yang kemarin meresahkannya. Sesuai dengan perintah Putri Xiang, Xiu Zhangjian dan Li Min tidak pergi ke hutan bambu dan tetap berada di penjara Quzhou untuk menunggu informasi dari mata-mata sang putri. Xiu Zhangjian menatap wajah Feng Yin yang terlihat kelelahan. Dia merasa sedih ketika mengingat orang yang sudah seperti ayahnya ini sekarang berada dalam kondisi yang menyedihkan. Terlebih saat pandangannya turun dan melihat kaki lelaki itu. Feng Yin yang menyadari tatapan Xiu Zhangjian, tersenyum kecil pada pemuda itu. "Jian'er." "Iya, Tetua Feng." "Kenapa kau menatapku seperti itu? Apa aku terlihat sangat menyedihkan?" Li Min melirik adiknya dengan wajah dingin. Xiu Zhangjian hanya tertunduk tetapi hatinya tak berhenti mengeluh. 'Kenapa Kakak seolah-olah ingin menelanku.' "Kenapa kau hanya diam? Tetua Feng

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-14
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 89_ Kabar Baik

    Para budak penjara Quzhou baru kembali ke sel mereka menjelang dini hari. Setelah memeriksa situasi dan merasa aman, Li Min dan Xiu Zhangjian menyelinap keluar dari penjara Quzhou untuk pergi ke hutan bambu. 'Kalian harus tetap hidup, apa pun yang terjadi.' Sebuah kalimat pendek yang mengandung arti luar biasa. Sebelum Li Min dan Xiu Zhangjian pergi, Feng Yin beberapa kali mengatakan kalimat itu, membuat keduanya memiliki tekad dan semangat untuk kembali dengan selamat. Dalam hatinya, Xiu Zhangjian berjanji atas nama sang ayah, atas nama Sekte Naga Suci, dan orang-orang yang selama ini melindunginya. 'Aku, Xiu Zhangjian tidak akan mati sebelum menghancurkan Aliansi Gongliao.' Dua pemuda yang menggunakan pakaian serba hitam itu terus melompat dari satu atap ke atap lain hingga akhirnya keluar dari kota Yan Bian. Dari gerbang selatan, mereka hanya butuh waktu beberapa saat sebelum sampai di hutan bambu. Kawasan rumpun bambu yang gelap tidak menyulitkan kedua bersaudara itu. Dengan i

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-14
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 90_ Malam Pertama

    Setelah interogasi singkat dari sang putri, Xiu Zhangjian bisa bernapas lega karena bisa lolos dari pertanyaan yang sampai saat ini belum bisa dia jawab. Bukan dia tidak memiliki jawaban, hanya saja dia belum ingin mengungkapkannya.Ketika sampai di sel tujuh, Xiu Zhangjian dan Li Min berganti menggunakan pakaian budak. Seperti biasa, Feng Yin selalu menunggu mereka di sel enam dengan wajah cemas. "Kalian membuat jantungku hampir copot," ucap Feng Yin lirih. Li Min dan Xiu Zhangjian membungkuk pelan untuk meminta maaf pada Feng Yin karena telah membuatnya cemas.Malam ini mereka memang tak membuang waktu sama sekali untuk menunggu Xiang Shashuang, tetapi kali ini lebih banyak yang perlu dibahas dibanding malam sebelumnya sehingga mereka juga pergi lebih lama dari malam kemarin.Ketika lonceng pagi dibunyikan, seluruh budak di sel bawah tanah keluar dan memulai tugas untuk membangun benteng. Ketika Li Min sedang mengangkut batu seperti biasanya, lagi-lagi Xiangyu menghampirinya. Meli

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-15
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 91_ Hangat, Tetapi Mengintimidasi!

    Kediaman permaisuri tampak lebih sepi ketika malam hari karena penjaga yang berpatroli tidak sebanyak ketika siang hari. Hal itu disebabkan oleh sebuah peraturan yang permaisuri buat, yaitu pria dari luar kediamannya yang masuk tanpa izin saat malam hari akan mendapat hukuman kebiri. Dua bayangan hitam yang tak lain adalah Xiu Zhangjian dan Li Min berhasil masuk. Mereka berdua kini berada di atas tembok pembatas, tempat Xiangyu kemarin mengintai kediaman Huang Fu.Kediaman Huang Fu masih ramai, banyak penjaga yang berlalu lalang di setiap sudut paviliun. Sepertinya Huang Fu belum pergi menemui aliansi Gongliao.Setelah beberapa waktu menunggu, terlihat Huang Fu dengan pakaian bebasnya keluar dari istana Tian Shang, ditemani oleh beberapa orang yang terasa familiar bagi mereka berdua.Pengawal yang sedang bertugas mengikuti kepergian Huang Fu. Paviliun yang semula ramai kini terasa lengang.Li Min melihat ke sekeliling untuk memastikan tak ada penjaga di dekatnya. Xiu Zhangjian juga m

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-15
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 92_ Energi Pedang Naga Suci

    Kurungan yang terbuat dari baja hitam yang terkenal kuat hancur berkeping-keping. Tidak hanya itu, peti kayu yang tersegel rapat juga hancur menjadi serpihan-serpihan kecil.Xiu Zhangjian berpaling dan mengangkat tangannya, melindungi wajahnya dari serpihan yang beterbangan. Dari ekor matanya, dia melihat sebuah pedang melayang ke arahnya. Sebuah pedang dengan aura yang mengesankan. Ini bukanlah aura seperti aura pembunuh yang mengerikan, tetapi lebih terasa seperti aura tirani sang penguasa yang agung.Tanpa sadar, Xiu Zhangjian menurunkan tangannya, menatap setiap detail pedang dengan saksama. Senyumnya mengembang.Pedang naga suci melayang pelan menghampiri Xiu Zhangjian. Pemuda itu mengulurkan tangannya perlahan dan meraih selongsong pedang naga suci. Sarung pedang berwarna emas dengan ukiran naga yang berkuasa melingkarinya. Dalam sekali sentuhan, Xiu Zhangjian bisa memastikan jika ini adalah pusaka yang luar biasa.Xiu Zhangjian memejamkan matanya, merasakan sensasi luar biasa

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-16
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 93_ Senyum Li Min

    Di penjara Quzhou, Xiu Zhangjian dan Li Min tiba di waktu yang tepat. Dua penjaga penjara bawah tanah Quzhou baru saja selesai memasukan para budak ke dalam sel masing-masing. Dua orang penjaga yang tak menemukan keberadaan Li Min dan Xiu Zhangjian berniat untuk melaporkan kejadian ini pada kepala penjaga.Baru saja mereka keluar dari penjara, dua buah pisau melesat ke arah mereka dan menancap di jantung masing-masing penjaga. Hingga ajal menjemput, tidak ada satu pun dari mereka yang tahu siapa yang membunuh mereka.Tiga bayangan hitam masuk ke dalam penjara bawah tanah. Tiga sosok tersebut adalah Xiu Zhangjian, Li Min dan juga Xiangyu. "Jian'er, kau dengan Xiangyu melepaskan saudara-saudara kita. Aku akan pergi menjemput Tetua Feng.""Baiklah, setelah selesai dengan tugasku, aku akan menyusul Kakak dan Tetua."Li Min mengangguk sebelum bergerak sendiri. Sementara Xiu Zhangjian pergi bersama Xiangyu.Xiu Zhanghian dengan Pedang Naga Suci menghancurkan gembok-gembok pengunci di seti

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-16
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 94_ Kebebasan Sekte Harimau Putih 

    Xiangyu dan orang-orang dari Sekte Harimau Putih yang berjumlah ratusan keluar dari penjara bawah tanah Quzhou. Dengan jumlah mereka yang begitu banyak, walau mereka berusaha tak mengelurkan suara sedikit pun, ada saja penjaga yang melihat rombongan mereka. Namun, siapa pun penjaga yang melihat dan berusaha kabur, maka pada beberapa langkah selanjutnya dia akan mati tanpa kepala. Untuk berjaga-jaga, beberapa tetua Sekte Harimau Putih memegang pedang yang sudah disiapkan oleh Xiangyu. Tak hanya itu, pedang milik Li Min dan Xiu Zhangjian juga mereka bawa bersama dengan belasan pisau lempar yang sebelumnya disimpan oleh Xiu Zhangjian. "Tetua Liu, sebelah kanan!" Tetua Liu yang mendengar peringatan dari anggota Sekte Harimau Putih menoleh ke kanannya dan melihat seorang penjaga yang sedang berlari terseok-seok. Dia kemudian melemparkan pedangnya yang langsung menancap di leher penjaga tersebut. Bruk! Tetua Liu berlari menghampiri mayat penjaga dan mencabut pedang miliknya dengan kasa

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-16

Bab terbaru

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 231_ Pertaruhan Manis

    Begitu keluar dari ruang rahasia, Xiu Zhangjian disambut oleh Feng Xinyue yang terlihat menunggunya. Yuan Shi dan Wang Tian Lin segera pamit dan pergi dari tempat itu. Xiu Zhangjian mendekati Feng Xinyue dengan wajah dipenuhi senyuman. Entah mengapa, kakinya terasa berat menyebabkan dia tidak bisa bergerak dengan cepat. Sementara Feng Xinyue, wajahnya sudah merona saat melihat senyuman di wajah suaminya. Feng Xinyue tidak tahu apakah ini sungguh terjadi atau matanya yang salah, Xiu Zhangjian terlihat lebih tampan dari biasanya. Mengangkat wajah Feng Xinyue dengan ujung jarinya, Xiu Zhangjian mendekatkan wajahnya ke wajah wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya. Cup! Keduanya hanya bisa memejamkan mata karena merasa hal ini terasa lain. Apakah setelah menikah semuanya menjadi lebih nikmat? Xiu Zhangjian membuka matanya dan melepas ciumannya. Tubuh Xiu Zhangjian membungkuk sementara kedua tangannya meraih kaki dan punggung wanitanya. !! Pasangan yang baru saja meresmikan pe

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 230_ Bulan Darah?

    Malam tahun baru dilewati dengan meriah. Setelah sesi makan pangsit dilalui, banyak orang yang menunggu malam pergantian tahun dengan bermain kembang api, bermain catur dan lainnya. Ketika tengah malam hampir tiba, satu rombongan pria berkuda memasuki wilayah Aliansi Naga Suci yang membuat beberapa anggota Aliansi yang berjaga menjadi waspada. Namun, begitu melihat plakat kekaisaran yang rombongan tersebut bawa, mereka langsung dipersilakan masuk. Dalam tradisi kekaisaran Quzhou, Kaisar akan mengirimkan kudapan kepada para pejabatnya yang tahun itu bekerja dengan giat dan menyelesaikan tugas penting. Dalam hal ini, makanan yang dikirimkan bukanlah hal yang paling utama, tetapi gengsi saat menerimanya yang begitu tinggi. Orang-orang yang menerima hadiah tahun baru dari kaisar adalah orang yang begitu berjasa dan bekerja keras sepanjang tahun. Tidak heran, pada pemerintahan sebelumnya, ada banyak pejabat yabg suka menjilat Huang Fu demi hadiah tahun baru ini.Xiu Zhangjian setelah m

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 229_ Lentera 

    Setelah berjalan beberapa saat, Xiu Zhangjian akhirnya mendapat sebuah penginapan. Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka dengan ramah. "Selamat malam, Tuan dan Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" "Aku memesan satu kamar biasa dan satu kamar terbaik." Pelayan tersebut mengangguk dan memberikan dua plakat kecil. "Penjaga akan mengantar kalian." Feng Xinyue mengangguk dan meraih dua plakat tersebut. "Terima kasih." Xiu Zhangjian tersenyum tipis ketika menyadari kekasihnya sedang merasa cemburu. "Xinyue, jangan berpikiran sempit." "Aku tidak berpikiran sempit, aku hanya mengantisipasi gadis itu patah hati." Xiu Zhangjian mengangguk dengan senyuman. "Baiklah ... tetapi kau harus ingat satu hal, jangankan pelayan, seorang kaisar saja tidak berhasil merebut hatiku." "Huh ... sombong." Seorang penjaga mengantar Xiu Zhangjian dan Feng Xinyue ke kamar terbaik sebelum mengantar kusir kereta ke kamar yang Feng Xinyue pesankan untuknya. "Satu minggu lagi perayaan tahun baru, kira-

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 228_ Kunci Teh Enak

    Jantung Kaisar Xiang berdebar kencang. Ini adalah belati Naga dan Phoenix yang pernah menjadi miliknya selama belasan tahun. Dia masih begitu ingat jika belati ini dia berikan kepada Xiu Zhangjian dan Li Min beberapa waktu lalu ketika mereka akan mengambil Pedang Naga Suci di istana Tian Shang. Yuan Shi yang melihat keterkejutan di wajah Kaisar Xiang langsung bisa menebak isi dari pikiran sang kaisar. "Yang Mulia ... Belati Naga dan Phoenix merupakan warisan keluarga kekaisaran. Jika Yang Mulia menginginkannya, saya dengan senang hati akan menyerahkannya pada Yang Mulia." Alih-alih mengangguk, Kaisar Xiang menggeleng dengan senyuman. "Beberapa waktu lalu aku sudah memberikan belati ini pada seseorang. Tetapi, sepertinya orang itu sudah menyukai barang yang lain." "Terima kasih karena kemurahan hati yang mulia." "Sudahlah ... di mana Nona Chen?" tanya Kaisar Xiang seraya mengedarkan pandangannya untuk mencari pengantin wanita yang belum terlihat batang hidungnya. "Chen Yufei menya

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 227_ Salju Hangat

    Butiran-butiran putih turun dari langit, begitu lembut, terasa dinging dan mencair seketika saat menyentuh tangan. Ini adalah hari di mana puncak musim dingin sedang berlangsung. Namun, dinginnya udara hari ini seolah tak terasa di kediaman keluarga Chen yang sedang bahagia.Kediaman mewah keluarga Chen dihiasi kain-kain berwarna merah, banyak orang berlalu-lalang dengan mantel bulu yang melingkar di leher mereka. Asap putih mengepul dari mulut setiap orang, menandakan jika udara benar-benar dingin.Sebuah kereta kuda berwarna coklat yang terlihat polos tetapi elegan berhenti di depan gerbang kediaman keluarga Chen. Tirai kereta dibuka, muncul seorang pemuda yang mengenakan jubah hitam, membawa sebuah kotak kayu dengan ukiran cantik yang mengelilinginya. Tangan lain pemuda itu menggenggam tangan seorang gadis cantik dengan begitu erat, seolah takut kehilangan gadis itu. "Xinyue, berhati-hatilah, jalanan sedikit licin.""Aku tidak perlu khawatir selama ada Kakak Jian di sampingku."S

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 226_ Menerima Pinangan 

    "Aku bersedia, Yang Mulia."Wajah Kaisar Xiang merah merona. "Kalau begitu, berhenti memanggilku Yang Mulia.""Lalu?" "Panggil aku Shuang'er."Wang Tian Lin mengangguk pelan. "Baiklah Shuang'er. Lalu kapan pernikahan kita akan digelar?""Mungkin setalah kondisi Quzhou menjadi jauh lebih baik dan rakyat bisa hidup dengan tenang. Apa kau mau menunggu?" tanya Kaisar Xiang.Wang Tian Lin mengangguk sekali, "Tentu saja. Selain itu, aku juga harus memperkuat fondasi paviliun langit dan menanam akar di banyak tempat demi menunjang kemudahanmu di masa depan."Di dalam ruang rahasia, Qu Lingfeng dan Yang Guo tidak tahan untuk tidak tertawa sehingga Wang Tian Lin bisa mendengarnya walau suara tersebut terdengar begitu pelan."Ada yang menguping pembicaraan kita."Dia adalah Wang Tian Lin, penguasa Paviliun langit yang begitu misterius. Sejak kecil, dia sudah menelan begitu banyak informasi dan memecahkan ratusan sandi rahasia milik beberapa kekaisaran, membuatnya menjadi jauh lebih oeka dari k

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 225_ Teh atau Arak

    Di bawah kepemimpinan Kaisar Xiang, Quzhou mulai berkembang dan para rakyatnya tidak menderita seperti dulu. Tentu saja hal ini bukan karenana Kaisar Xiang seorang, tetapi karena kerja keras para pejabatnya yang menginginkan Quzhou menjadi wilayah makmur seperti dulu.Dalam kerja keras ini, Wang Tian Lin juga mengambil peran cukup besar. Karena hal itu juga, Kaisar Xiang mau menggelontorkan sedikit hartanya untuk membantu meringankan beban para bangsawan dan pedagang yang membeli gandum-gandum serta beras rakyatnya dengan harga tinggi dan menjualnya dengan harga yang sangat rendah.Hari itu, Kaisar Xiang mengundang Wang Tian Lin untuk mengunjungi tempatnya. Wang Tian Lin walaupun dia sibuk, tetapi dia tidak ada niatan untuk menolak sedikit pun. Dengan diantar oleh kasim pembawa pesan, Wang Tian Lin bisa masuk dengan mudah ke kediaman pribadi kaisar.Udara yang sangat dingin karena sebentar lagi puncak musim dingin datang membuat Wang Tian Lin sesekali menarik jubahnya untuk melindung

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 224_ Menengok Boushan 

    Sebuah kereta kuda membelah jalanan hutan dari Sekte Harimau Putih menuju ke timur, tempat dulunya Sekte Naga Suci berdiri. Xiu Zhangjian berangkat bersama Feng Yin dan Feng Xinyue serta satu orang anggota Aliansi Naga Suci sebagai kusir. Tirai kereta dibuka, tampak hutan yang dipenuhi pohon-pohon besar yang tinggi menjulang seolah mereka ingin menembus sang cakrawala biru. Setelah setengah hari menaiki kereta, akhirnya mereka sampai di Boushan. Xiu Zhangjian turun dari kereta, pemuda itu berdiri memunggungi kereta dengan mata terpejam dan kedua tangan yang terbuka. Menghirup napas dalam, Xiu Zhangjian mengembuskannya perlahan. 'Setelah sekian lama ... akhirnya aku kembali.'Feng Xinyue membantu ayahnya menuruni kereta sementara Xiu Zhangjian berjalan mendekati gundukan tanah yang dikelilingi batu-batu berukuran sebesar kepala manusia yang sudah ditumbuhi rumput liar hingga setinggi pinggang manusia dewasa.Tangan Xiu Zhangjian tidak tahan untuk tidak mencabut rumput yang tumbuh d

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 223_ Kuil Naga Suci 

    Satu per satu anggota Aliansi Naga Suci yang sudah pulih mulai kembali ke markas Sekte Harimau Putih. Di antara mereka, ada banyak yang kehilangan anggota tubuh seperti tangan, kaki, atau mata. Meskipun begitu, mereka tidak kehilangan semangat hidup dan harga diri mereka sebagai pendekar. Melihat Xiu Zhangjian sedang sibuk mengurusi pembangunan kuil, mereka tidak tinggal dan segera membantu sang ketua."Kalian sudah benar-benar sembuh?" tanya Xiu Zhangjian saat melihat beberapa orang mendatangi dengan membawa banyak peralatan."Jangan khawatirkan kami, Ketua. Walau kami tidak bisa bergerak secepat sebelumnya, tetapi semangat kami masih membara.""Benar, Ketua. Kami sudah sangat ingin menggerakan badan. Tolong jangan halangi kami."Xiu Zhangjian tersenyum tipis, "Baiklah jika seperti itu. Namun, jangan memaksakan diri. Jika kalian sudah tidak kuat, maka istirahatlah.""Baik, Ketua."Beberapa orang mulai mengambil posisi dan mengerjakan apa yang bise mereka kerjakan. Ada yang memecah b

DMCA.com Protection Status