Home / Pendekar / Pendekar Pedang Suci / Bab 70_ Perasaan Palu

Share

Bab 70_ Perasaan Palu

Author: Khoirul N.
last update Last Updated: 2022-07-27 21:11:47

"Ada apa dengan adikmu?"

"Entahlah Tetua. Sepertinya, dia berusaha lari dari Nona Chen. Tadi gadis itu memberikan secarik kertas padanya, mengatakan akan datang malam ini selepas para budak kembali ke dalam sel. Dan dia, sangat ketakutan." Li Min berusaha untuk tidak tertawa, membuat wajahnya yang keras menjadi berbeda.

"Wah, sepertinya selama aku pergi, ada banyak hal yang terjadi. Apa hubungan mereka berkembang pesat?"

Li Min menggeleng. "Tidak terlalu. Dia sangat teguh, Tetua. Kadang-kadang terlihat berbeda, tetapi dia seperti berusaha menjaga."

"Baguslah." Feng Yin tersebut penuh arti.

Dua lelaki itu pun memutuskan untuk masuk ke pintu utama penjara tanpa menunggu Xiu Zhangjian yang masih sibuk bernegoisasi dengan seorang penjaga.

"Cepat masuk ke selmu! Lihatlah, kakak dan tetuamu sudah masuk. Jangan khawatir, kau masih bisa bekerja membuat senjata lagi besok."

"Tidak, Tuan. Aku bisa mati jika berhenti membuat senjata. Lihatlah Tuan, palu ini bahkan menempel di tanganku, tidak bi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 71_ Rela Menjadi Pecundang 

    Setelah memikirkan baik buruknya, tanpa membuang waktu lagi, dia berlari memasuki pintu utama penjara usai melihat sekitar. Dia merasa lebih aman setelah memasuki koridor penjara. Dalam langkah yang tergesa, sesekali pemuda itu memejamkan mata sekian detik. Entah apa yang ada di dalam benaknya, hingga jantungnya berdetak sangat kencang. Xiu Zhangjian mengangkat tangan kanannya. Dia menatap telapak tangannya yang lapang. 'Gila ...!' lirihnya tanpa suara dengan mata membesar melihat tangan kekar itu sampai bergetar dan basah oleh keringat dingin. Maka, dia pun mempercepat langkahnya.Beberapa saat kemudian Xiu Zhangjian telah masuk ke dalam sel tujuh penjara bawah tanah. Wajahnya yang pucat seperti kertas membuat Li Min dan Feng Yin saling menatap."Apa kau sudah bertemu Nona Chen?"Mendengar sang kakak menyebut nama perempuan itu, ada yang berdenyut dalam hati Xiu Zhangjian. Cepat-cepat dia berbaring meringkuk memberikan punggungnya pada Li Min."Jian'er! Berani sekali kau memunggungi

    Last Updated : 2022-07-27
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 72_ Mulutmu Harimaumu!

    Meski Xiu Zhangjian tidak menjawab, getaran tubuhnya telah menjelaskan segalanya. 'Bocah ini benar-benar amatir! Kemarin dia menatap Nona Chen tanpa berkedip, tetapi sekarang seperti ini. Payah!' gerutu Li Min dalam hati.Ketika langkah seseorang yang datang beraroma bunga plum telah berhenti di depan sel ketujuh, Xiu Zhangjian mengadu gigi-giginya. Detik itu kepalanya bekerja ekstra menimbang baik dan buruk dari tindakan yang akan dipilih dalam menghadapi Nona Chen."Kakak Jian ...." Suara Chen Yufei terdengar sangat lembut seperti kapas, tetapi membuat jantung Xiu Zhangjian hendak melompat keluar.'Jika aku tetap tidur dan pura-pura tidak mendengar ucapannya, besok pasti dia akan menemuiku lagi.'"Kakak Jian ...."'Tapi jika aku bangun ... Kak Li Min dan Tetua Feng pasti tidak akan bangun, jadi ... mungkinkah dia akan nekat menciumku lagi? Lalu, bagaimana jika kemudian dia tidak mau pergi juga? Kalau malam ini Putri Xiang benar-benar datang, dia pasti akan menolak jika di hari lain

    Last Updated : 2022-07-28
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 73_ Hal Terlembut Seumur Hidup

    Sebuah napas kabur dari mulut Chen Yufei. "Maafkan aku. Tidak seharusnya orang sepertimu tinggal di tempat kotor dan menyedihkan seperti ini." Suara perempuan itu terdengar sangat menyesal. Mata indahnya bahkan berkaca-kaca atas ketidakberdayaan takdir kelam kekasih hatinya.Melihat Chen Yufei sedih, Xiu Zhangjian merasa ada yang sakit di salah satu sudut hatinya. "Nona, mengapa meminta maaf? Ini bukan salah anda.""Seandainya saja kau hanya tahanan biasa di sini, pastilah aku bisa mengusahakan agar kau dibebaskan segera. Sayangnya, peraturan istana menetapkan, budak tidak akan pernah bisa dibebaskan. Bahkan jika mati pun, mayatnya akan di kubur di sini." Sekarang, kaca-kaca di mata Chen Yufei pecah, berubah menjadi tetes air yang bergerak perlahan menuruni pipinya yang bersih."Nona." Entah mengapa Xiu Zhangjian turut merasakan sedih. Bukan karena nasibnya yang buruk hingga mesti tinggal di dalam penjara, karena kenyataannya dia dan sebagian anggota sekte Harimau Putih memang menyeng

    Last Updated : 2022-07-28
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 74_ Seperti Kerbau

    Kedua mata Xiu Zhangjian terbelalak. Dia sungguh tidak menyangka hal seperti ini bisa terjadi. Dia tidak tahu jika jeruji besi ternyata tidak bisa menghalangi dua orang untuk ...."Aku mencintaimu." 'Sial!' Xiu Zhangjian menggigit bibirnya sendiri ketika mengumpat dalam hati melihat Chen Yufei pergi begitu saja setelah mengulangi hal yang dulu pernah dilakukan di balai pengobatan tahanan. 'Mengapa aku diam saja seperti kerbau di sawah?'"Apa dia menciummu?" Suara Feng Yin mengejutkan Xiu Zhangjian yang masih mematung di tempatnya, sama sekali tidak memberi kesempatan padanya untuk menenangkan diri."Tentu saja, Tetua. Lihatlah bagaimana dia masih terdiam sekarang. Dia pasti sedang menikmati sisa-sisa rasa manis dari bibir ranum Nona Chen," jawab Li Min membuat sang adik refleks menutup mulutnya dengan kedua tangan. Merasa belum cukup, lelaki itu melanjutkan ejeknya. "Hah ... memalukan! Sebagai lelaki, di mana harga dirimu? Bisa-bisanya kecolongan dua kali.""Apa? Dua kali?!" Sumpah d

    Last Updated : 2022-07-28
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 75_ 'Kesialan' Beruntun 

    Xiu Zhangjian yang telah mengenakan pakaian serba hitam, mengangguk mantap sebelum pergi. 'Langit, aku bersumpah padamu, jika dia benar-benar datang dan masih menungguku, suatu saat aku akan membalas ciuman Nona Chen yang sudah lancang menciumku dua kali!' desisnya dalam hati.Entah apa kolerasi antara kedatangan bandit perempuan itu dengan ciuman Chen Yufei, hingga dia menawarkan pada langit sebuah imbalan yang terdengar sangat konyol. Tampaknya pikiran Xiu Zhangjian belum bisa melupakan 'insiden' di dalam penjara, tetapi di sisi lain dia dituntut untuk memikirkan hal lain yang tidak kalah genting.Beberapa saat kemudian, Xiu Zhangjian berhasil meninggalkan penjara Quzhou dengan cukup mudah. Dia lekas-lekas melesat ke hutan bambu. Padahal, dalam hati kecilnya terselip secuil pesimisme kalau-kalau undangannya diabaikan bandit perempuan itu. Namun toh tubuhnya bergerak tanpa keraguan walau orang yang hendak ditemui belum jelas datang tidaknya.'Di mana dia?' Mata Xiu Zhangjian menggera

    Last Updated : 2022-07-28
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 76_ Menyingkap Tabir 

    Kedua mata Xiu Zhangjian terpejam erat ketika bandit perempuan mengambil pedang dari tangannya. Entah apa hukuman yang akan diberikan, dia sudah berjanji dalam hati untuk menerima tanpa melawan, sebab lelaki itu benar-benar merasa bersalah.Jlep!Mata Xiu Zhangjian kini terbelalak. Dia sangat yakin, tidak merasakan sakit sama sekali."Bangunlah," ucap si bandit yang ternyata lebih memilih untuk menancapkan pedang ke tanah daripada ke tubuh lelaki di hadapannya. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk melupakan apa yang terjadi setelah melihat kesungguhan lelaki itu dalam meminta maaf.Xiu Zhangjian melihat ke tanah tempat pedangnya mendarat, lantas mendongak demi melihat milik siapa tangan putih dengan jari-jari lentik berkuku indah yang terulur ke arahnya itu. 'Ternyata ini memang tangan Putri Xiang. Tapi kenapa-' "Tanganku mulai lelah.""Maafkan aku, Tuan Putri." Xiu Zhangjian meraih tangan yang membantunya untuk berdiri. Pupil lelaki itu sempat membesar menyadari tangan itu terlalu

    Last Updated : 2022-07-30
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 77_ Pesona Budak

    Xiu Zhangjian bangkit, lalu berjalan menghampiri batu besar, sengaja mengambil jeda untuk melapangkan dadanya yang sesak. Dia selalu demikian jika mengingat peristiwa kelam itu. Bahkan, hingga kini dia masih kerap bermimpi melihat kepala sang ayah dijadikan pemberat kertas. Itu sebabnya, Xiu Zhangjian lebih suka terjaga meski terkadang tubuhnya terasa sangat lelah dan matanya begitu berat. Xiu Zhangjian duduk di atas tanah dengan punggung menempel pada batu. Matanya memang menatap ke depan, tetapi kepalanya jelas memikirkan entah. Mata si bandit perempuan menempel erat pada Xiu Zhangjian. Lelaki itu memang belum menjelaskan apa pun padanya, tetapi sorot mata itu, bukankah itu seperti sorot matanya? Walau peristiwa di masa lalu telah berlalu, bayangannya masih begitu nyata di depan mata. Atas dasar perasaan entah itu, kaki si bandit bergerak, mendekat pada Xiu Zhangjian. Kemudian, dia duduk di samping lelaki asing yang tadi membuatnya merasa terancam. "Anda benar, Putri Xiang. Aku m

    Last Updated : 2022-07-30
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 78_ Menutup Kecemasan

    Aneka makanan lezat terhidang di atas meja. Sekilas melihat, tampak bahwa makanan itu dibuat dari bahan-bahan pilihan dengan kualitas unggul. Sementara dari aroma yang tercium, makanan itu berhasil membuat orang-orang menelan ludah, membuat orang kenyang mendadak terasa kosong perutnya, bahkan orang yang berpuasa mungkin tidak akan sanggup menahan diri dari keinginan untuk mencicipi hidangan tersebut. Namun, sungguh disayangkan karena makanan itu disajikan untuk satu orang saja, sedangkan orang yang dimaksud tampak tidak bernafsu untuk sekadar menyentuhnya. Terbukti, sudah beberapa saat berlalu, semuanya utuh, bahkan masih dalam posisi seperti pertama kali diletakkan di atas meja. "Yang Mulia, sudah sejak semalam anda tidak makan. Mohon untuk menikmati hidangan ini demi kesehatan Yang Mulia." Seorang lelaki pada akhirnya mempertaruhkan keselamatannya karena melihat lelaki yang telah duduk di depan meja sejak tadi mengabaikan makanan yang menggugah selera itu. Sebelumnya, tadi malam

    Last Updated : 2022-08-01

Latest chapter

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 231_ Pertaruhan Manis

    Begitu keluar dari ruang rahasia, Xiu Zhangjian disambut oleh Feng Xinyue yang terlihat menunggunya. Yuan Shi dan Wang Tian Lin segera pamit dan pergi dari tempat itu. Xiu Zhangjian mendekati Feng Xinyue dengan wajah dipenuhi senyuman. Entah mengapa, kakinya terasa berat menyebabkan dia tidak bisa bergerak dengan cepat. Sementara Feng Xinyue, wajahnya sudah merona saat melihat senyuman di wajah suaminya. Feng Xinyue tidak tahu apakah ini sungguh terjadi atau matanya yang salah, Xiu Zhangjian terlihat lebih tampan dari biasanya. Mengangkat wajah Feng Xinyue dengan ujung jarinya, Xiu Zhangjian mendekatkan wajahnya ke wajah wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya. Cup! Keduanya hanya bisa memejamkan mata karena merasa hal ini terasa lain. Apakah setelah menikah semuanya menjadi lebih nikmat? Xiu Zhangjian membuka matanya dan melepas ciumannya. Tubuh Xiu Zhangjian membungkuk sementara kedua tangannya meraih kaki dan punggung wanitanya. !! Pasangan yang baru saja meresmikan pe

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 230_ Bulan Darah?

    Malam tahun baru dilewati dengan meriah. Setelah sesi makan pangsit dilalui, banyak orang yang menunggu malam pergantian tahun dengan bermain kembang api, bermain catur dan lainnya. Ketika tengah malam hampir tiba, satu rombongan pria berkuda memasuki wilayah Aliansi Naga Suci yang membuat beberapa anggota Aliansi yang berjaga menjadi waspada. Namun, begitu melihat plakat kekaisaran yang rombongan tersebut bawa, mereka langsung dipersilakan masuk. Dalam tradisi kekaisaran Quzhou, Kaisar akan mengirimkan kudapan kepada para pejabatnya yang tahun itu bekerja dengan giat dan menyelesaikan tugas penting. Dalam hal ini, makanan yang dikirimkan bukanlah hal yang paling utama, tetapi gengsi saat menerimanya yang begitu tinggi. Orang-orang yang menerima hadiah tahun baru dari kaisar adalah orang yang begitu berjasa dan bekerja keras sepanjang tahun. Tidak heran, pada pemerintahan sebelumnya, ada banyak pejabat yabg suka menjilat Huang Fu demi hadiah tahun baru ini.Xiu Zhangjian setelah m

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 229_ Lentera 

    Setelah berjalan beberapa saat, Xiu Zhangjian akhirnya mendapat sebuah penginapan. Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka dengan ramah. "Selamat malam, Tuan dan Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" "Aku memesan satu kamar biasa dan satu kamar terbaik." Pelayan tersebut mengangguk dan memberikan dua plakat kecil. "Penjaga akan mengantar kalian." Feng Xinyue mengangguk dan meraih dua plakat tersebut. "Terima kasih." Xiu Zhangjian tersenyum tipis ketika menyadari kekasihnya sedang merasa cemburu. "Xinyue, jangan berpikiran sempit." "Aku tidak berpikiran sempit, aku hanya mengantisipasi gadis itu patah hati." Xiu Zhangjian mengangguk dengan senyuman. "Baiklah ... tetapi kau harus ingat satu hal, jangankan pelayan, seorang kaisar saja tidak berhasil merebut hatiku." "Huh ... sombong." Seorang penjaga mengantar Xiu Zhangjian dan Feng Xinyue ke kamar terbaik sebelum mengantar kusir kereta ke kamar yang Feng Xinyue pesankan untuknya. "Satu minggu lagi perayaan tahun baru, kira-

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 228_ Kunci Teh Enak

    Jantung Kaisar Xiang berdebar kencang. Ini adalah belati Naga dan Phoenix yang pernah menjadi miliknya selama belasan tahun. Dia masih begitu ingat jika belati ini dia berikan kepada Xiu Zhangjian dan Li Min beberapa waktu lalu ketika mereka akan mengambil Pedang Naga Suci di istana Tian Shang. Yuan Shi yang melihat keterkejutan di wajah Kaisar Xiang langsung bisa menebak isi dari pikiran sang kaisar. "Yang Mulia ... Belati Naga dan Phoenix merupakan warisan keluarga kekaisaran. Jika Yang Mulia menginginkannya, saya dengan senang hati akan menyerahkannya pada Yang Mulia." Alih-alih mengangguk, Kaisar Xiang menggeleng dengan senyuman. "Beberapa waktu lalu aku sudah memberikan belati ini pada seseorang. Tetapi, sepertinya orang itu sudah menyukai barang yang lain." "Terima kasih karena kemurahan hati yang mulia." "Sudahlah ... di mana Nona Chen?" tanya Kaisar Xiang seraya mengedarkan pandangannya untuk mencari pengantin wanita yang belum terlihat batang hidungnya. "Chen Yufei menya

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 227_ Salju Hangat

    Butiran-butiran putih turun dari langit, begitu lembut, terasa dinging dan mencair seketika saat menyentuh tangan. Ini adalah hari di mana puncak musim dingin sedang berlangsung. Namun, dinginnya udara hari ini seolah tak terasa di kediaman keluarga Chen yang sedang bahagia.Kediaman mewah keluarga Chen dihiasi kain-kain berwarna merah, banyak orang berlalu-lalang dengan mantel bulu yang melingkar di leher mereka. Asap putih mengepul dari mulut setiap orang, menandakan jika udara benar-benar dingin.Sebuah kereta kuda berwarna coklat yang terlihat polos tetapi elegan berhenti di depan gerbang kediaman keluarga Chen. Tirai kereta dibuka, muncul seorang pemuda yang mengenakan jubah hitam, membawa sebuah kotak kayu dengan ukiran cantik yang mengelilinginya. Tangan lain pemuda itu menggenggam tangan seorang gadis cantik dengan begitu erat, seolah takut kehilangan gadis itu. "Xinyue, berhati-hatilah, jalanan sedikit licin.""Aku tidak perlu khawatir selama ada Kakak Jian di sampingku."S

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 226_ Menerima Pinangan 

    "Aku bersedia, Yang Mulia."Wajah Kaisar Xiang merah merona. "Kalau begitu, berhenti memanggilku Yang Mulia.""Lalu?" "Panggil aku Shuang'er."Wang Tian Lin mengangguk pelan. "Baiklah Shuang'er. Lalu kapan pernikahan kita akan digelar?""Mungkin setalah kondisi Quzhou menjadi jauh lebih baik dan rakyat bisa hidup dengan tenang. Apa kau mau menunggu?" tanya Kaisar Xiang.Wang Tian Lin mengangguk sekali, "Tentu saja. Selain itu, aku juga harus memperkuat fondasi paviliun langit dan menanam akar di banyak tempat demi menunjang kemudahanmu di masa depan."Di dalam ruang rahasia, Qu Lingfeng dan Yang Guo tidak tahan untuk tidak tertawa sehingga Wang Tian Lin bisa mendengarnya walau suara tersebut terdengar begitu pelan."Ada yang menguping pembicaraan kita."Dia adalah Wang Tian Lin, penguasa Paviliun langit yang begitu misterius. Sejak kecil, dia sudah menelan begitu banyak informasi dan memecahkan ratusan sandi rahasia milik beberapa kekaisaran, membuatnya menjadi jauh lebih oeka dari k

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 225_ Teh atau Arak

    Di bawah kepemimpinan Kaisar Xiang, Quzhou mulai berkembang dan para rakyatnya tidak menderita seperti dulu. Tentu saja hal ini bukan karenana Kaisar Xiang seorang, tetapi karena kerja keras para pejabatnya yang menginginkan Quzhou menjadi wilayah makmur seperti dulu.Dalam kerja keras ini, Wang Tian Lin juga mengambil peran cukup besar. Karena hal itu juga, Kaisar Xiang mau menggelontorkan sedikit hartanya untuk membantu meringankan beban para bangsawan dan pedagang yang membeli gandum-gandum serta beras rakyatnya dengan harga tinggi dan menjualnya dengan harga yang sangat rendah.Hari itu, Kaisar Xiang mengundang Wang Tian Lin untuk mengunjungi tempatnya. Wang Tian Lin walaupun dia sibuk, tetapi dia tidak ada niatan untuk menolak sedikit pun. Dengan diantar oleh kasim pembawa pesan, Wang Tian Lin bisa masuk dengan mudah ke kediaman pribadi kaisar.Udara yang sangat dingin karena sebentar lagi puncak musim dingin datang membuat Wang Tian Lin sesekali menarik jubahnya untuk melindung

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 224_ Menengok Boushan 

    Sebuah kereta kuda membelah jalanan hutan dari Sekte Harimau Putih menuju ke timur, tempat dulunya Sekte Naga Suci berdiri. Xiu Zhangjian berangkat bersama Feng Yin dan Feng Xinyue serta satu orang anggota Aliansi Naga Suci sebagai kusir. Tirai kereta dibuka, tampak hutan yang dipenuhi pohon-pohon besar yang tinggi menjulang seolah mereka ingin menembus sang cakrawala biru. Setelah setengah hari menaiki kereta, akhirnya mereka sampai di Boushan. Xiu Zhangjian turun dari kereta, pemuda itu berdiri memunggungi kereta dengan mata terpejam dan kedua tangan yang terbuka. Menghirup napas dalam, Xiu Zhangjian mengembuskannya perlahan. 'Setelah sekian lama ... akhirnya aku kembali.'Feng Xinyue membantu ayahnya menuruni kereta sementara Xiu Zhangjian berjalan mendekati gundukan tanah yang dikelilingi batu-batu berukuran sebesar kepala manusia yang sudah ditumbuhi rumput liar hingga setinggi pinggang manusia dewasa.Tangan Xiu Zhangjian tidak tahan untuk tidak mencabut rumput yang tumbuh d

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 223_ Kuil Naga Suci 

    Satu per satu anggota Aliansi Naga Suci yang sudah pulih mulai kembali ke markas Sekte Harimau Putih. Di antara mereka, ada banyak yang kehilangan anggota tubuh seperti tangan, kaki, atau mata. Meskipun begitu, mereka tidak kehilangan semangat hidup dan harga diri mereka sebagai pendekar. Melihat Xiu Zhangjian sedang sibuk mengurusi pembangunan kuil, mereka tidak tinggal dan segera membantu sang ketua."Kalian sudah benar-benar sembuh?" tanya Xiu Zhangjian saat melihat beberapa orang mendatangi dengan membawa banyak peralatan."Jangan khawatirkan kami, Ketua. Walau kami tidak bisa bergerak secepat sebelumnya, tetapi semangat kami masih membara.""Benar, Ketua. Kami sudah sangat ingin menggerakan badan. Tolong jangan halangi kami."Xiu Zhangjian tersenyum tipis, "Baiklah jika seperti itu. Namun, jangan memaksakan diri. Jika kalian sudah tidak kuat, maka istirahatlah.""Baik, Ketua."Beberapa orang mulai mengambil posisi dan mengerjakan apa yang bise mereka kerjakan. Ada yang memecah b

DMCA.com Protection Status