Home / Pendekar / Pendekar Pedang Suci / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Pendekar Pedang Suci: Chapter 181 - Chapter 190

231 Chapters

Bab 181_ Akhir sang Jenderal

Dengan jantung yang berdebar lebih kencang, Jendral Yin kembali bangkit dan mengambil tombak pembelah bulan yang terlepas saat benturan tadi. "Benar-benar mengagumkan."Ji Feng tersenyum tipis ketika mendengar Jendral Yin memujinya. Pujian tersebut sepertinya tidak layak untuk dia terima karena saat ini dia sedang menahan rasa sakit di tangan kirinya. "Jendral Yin terlalu memuji." Ji Feng berusaha sekuat tenaga untuk tidak menunjukan rasa sakit yang mendera tangan kirinya. "Mari kita lanjutkan!"Jendral Yin mengangguk. Saat dia menantang Ji Feng untuk melakukan duel, dia sudah mengetahui jika ini akan menjadi pertarungan antara hidup dan mati. Sebelum salah satu dari mereka mati, maka pertempuran tidak boleh dihentikan. Ji Feng membali menyiagakan pedangnya, sementara Jendral Yin bersiap dengan pedangnya. Keduanya memasang kuda-kuda sebelum menyerang satu sama lain. Tombak dan pedang beradu, menimbulkan dentang suara menusuk telinga. Dua orang tersebut saling serang dengan begitu g
last updateLast Updated : 2022-09-23
Read more

Bab 182_ Tamparan Inspiratif 

Di sisi lain, Mei Shi Lan berada di terowongan bersama Xiangyu dan Li Yingying serta beberapa orang lainnya yang berasal dari Partai Gobi. Seperti yang sudah disepakati sebelumnya, mereka bertugas menjadi tim medis untuk anggota Aliansi Naga Suci yang terluka. Beberapa waktu dari dimulainya perang, beberapa anggota Aliansi Naga Suci mulai berdatangan. Semua yang datang ke terowongan timur adalah orang yang mengalami luka. Ada yang parah ada juga yang masih sanggup bertempur dan sekedar membawa kawannya yang terluka. Xianggyu membantu yang terluka dan memapah mereka ke beberapa sudut yang sudah disiapkan sebagai tempat pengobatan. "Pelan-pelan ...."Di sisi lain, Mei Shi Lan mulai disibukan dengan merawat luka pasiennya. Beberapa orang yang lukanya terlalu parah atau terkena racun mematikan, tak lagi bisa diselamatkan membuat Mei Shi Lan merasa kecewa. Namun, dia tak bisa berlama-lama larut dalam kekecewaan. Dia melihat masih banyak orang yang harus dia tangani. Pandangannya terali
last updateLast Updated : 2022-09-24
Read more

Bab 183_ Bocah Mesum

Xun Qiu tersenyum. Melihat wanita di hadapannya, dia sudah menebak jika tempat ini dijadikan markas oleh Partai Gobi entah itu untuk bala bantuan maupun balai pengobatan. Yang jelas, Xun Qiu merasa senang karena menemukan salah satu sarang musuh."Sayang sekali kita bertemu di saat yang tidak tepat. Jika tidak .... aku pasti akan menarik kalian ke ranjang dan mengajak kalian bersenang-senang."Sudah menjadi rahasia umum jika orang-orang dari Partai Gobi membenci laki-laki mesum. Oleh karena itu, merayu mereka adalah salah sata cara yang paling efektif untuk membuat mereka marah."Cuh! Itu hanya terjadi dalam mimpi, Ketua Xun!"Xun Qiu tersenyum lebar. Seperti dugaannya, orang-orang ini begitu marah ketika mendengar rayuannya. Tarikan napas berikutnya, Xun Qiu meminta beberapa orang di kelompoknya yang terkenal paling mesum untuk menghadapi gadis-gadis ini."Terima kasih, Ketua. Kami berjanji akan memberikan pemimpinnya pada Ketua."Xun Qiu mendengkus kesal. "Kalian pikir aku akan bern
last updateLast Updated : 2022-09-24
Read more

Bab 184_ Keistimewaan Mematikan

Sebuah kembang api berwarna merah meledak di atas kota Yan Bian. Beberapa orang dari Aliansi Naga Suci merasa cemas ketika melihat tanda tersebut karena kembang api berwarna merah berarti seseorang sedang membutuhkan bantuan.Guan Shi yang sedang bersama Xiu Zhangjian mendongak ke langit dan memastikan dari mana kembang api itu diledakan."Terowongan timur membutuhkan bantuan." "Paman Guan, tetaplah di sini. Aku harus pergi membantu mereka."Guan Shi menggeleng. Dia menarik tangan Xiu Zhangjian dan menghentikannya. "Kita masih belum melihat Huang Fu meninggalkan istana yang berarti bukan dia penyerangnya. Tetaplah di sini untuk membantu yang lain dan mengawasi pergerakan Huang Fu. Aku saja yang ke sana untuk membantu Ketua Mei mengalahkan tamu yang mengunjunginya. Aku yakin bisa melakukannya."Melihat kepercayaan diri Guan Shi, Xiu Zhangjian mengangguk setuju. "Jika dalam satu dupa paman tidak memberi tanda, maka aku akan menyusul ke sana."Guan Shi mengangguk setuju. Tanpa menunggu
last updateLast Updated : 2022-09-24
Read more

Bab 185_ Balasan Setimpal

Xun Qiu bergulingan di tanah dengan kondisi yang begitu menyedihkan. Kedua kakinya terpotong hingga sebatas lutut sementara kedua tangannya juga tak luput menjadi korban. Dengan wajah bengisnya, Xiu Zhangjian menghampiri Xun Qiu dan menekan beberapa titik akupunturnya yang membuat darah yang mengalir mulai berhenti.Xiu Zhangjian berbalik dan mendekati Guan Shi dan Yan Zhihao yang sekarat. "Paman Guan, Paman Yan!"Yan Zhihao yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri membuat Xiu Zhangjian menghampirinya terlebih dahulu. Dengan hati-hati Xiu Zhangjian merengkuh tubuh Yan Zhihao dalam pelukannya. "Paman ....""Jian'er, te-terimalah pedang ini."Dengan tangan bergetar, Yan Zhihao menyerahkan pedang langit pada Xiu Zhangjian. Namun, bukannya menerimanya, Xiu Zhangjian malah menggelengkan kepalanya kuat."Tidak." Xiu Zhangjian mengeluarkan beberapa jenis penawar racun dan meminta Yan Zhihao meminumnya. "Paman, minumlah ini."Kini giliran Yan Zhihao yang menggelengkan kepala. "Dengan apa
last updateLast Updated : 2022-09-25
Read more

Bab 186_ Siksaan Keji

"Tidak! Apa yang ingin kalian lakukan?" Xiao He berteriak histeris ketika Xiu Zhangjian memberi Ji Feng izin untuk menyiksanya. Tubuhnya bergetar karena rasa takut yang terlalu dalam. Apalagi, ketika melihat kondisi Xun Qiu yang begitu menyedihkan, membuat Xiao He semakin merinding karena ketakutan."Sekarang saja kau meminta ampun, kau bahkan tidak mengingat jeritan setiap korban kebiadaban yang kau lakukan."Ji Feng mendekati Xiao He dengan langkah perlahan, begitu mereka berdua sudah saling berhadapan, Ji Feng menendang lutut Xiao He dengan sekuat tenaga.!!Tidak ada hal buruk apa pun yang menimpa Xiao He selain kakinya yang terasa sedikit kesemutan. Akibat perbedaan tenaga dalam yang jauh antara Xiao He dan Ji Feng, membuat tendangan keras yang Ji Feng lakukan bisa dinetralkan dengan mudah.Liu Chong tersenyum tipis ketika melihat kejadian tersebut. Dia kemudian maju dan menepuk bahu Ji Feng yang naik turun karena begitu kesal bercampur malu. "Biar aku yang melakukan ini."Ji F
last updateLast Updated : 2022-09-27
Read more

Bab 187_ Pertempuran Besar

Xiu Zhangjian mengerutkan kening karena hal ini tidak sesuai dengan dugaannya. Menurut apa yang Yuan Shi katakan, seharusnya prajurit perbatasan baru sampai di ibukota esok hari dan jika hal tersebut sesuai rencana, maka Xiu Zhangjian bisa membunuh Huang Fu sebelum prajurit bantuan datang.Namun, semua sudah terjadi. Pasukan bantuan berada di depan mata dan yang harus dia lakukan saat ini adalah membuat mereka menyerah."Siapa yang sedang menahan mereka di luar?" tanya Xiu Zhangjian. "Ketua Jin dan Ketua Guo masih di luar untuk menghadang mereka. Akan tetapi, seribu anggota kita yang berada di luar tampaknya sudah mulai kelelahan.""Aku mengerti. Sekarang juga, tarik semua anggota Aliansi Naga Suci ke dalam kota dan minta mereka mengepung istana. Para prajurit itu tidak akan bisa leluasa menyerang kita di dalam ibukota dengan gedung-gedung di sekitar istana."Mendengar perintah Xiu Zhangjian, Wang Tian Lin mengangguk paham. "Kalau begitu, aku akan meminta semuanya untuk masuk sekaran
last updateLast Updated : 2022-09-27
Read more

Bab 188_ Harus Hidup

Xiu Zhangjian tersenyum. "Untuk menghentikan serangan ular, kita perlu menangkap kepalanya. Lakukan apa yang perlu dilakukan dan aku akan melakukan apa yang harus aku lakukan.""Biarkan kami ikut!"Xiu Zhangjian menggeleng. "Kekuatan kalian sangat diperlukan di tempat ini. Jaga saudara-saudara kita hingga aku kembali."Derap langkah kuda terdengar semakin mendekat, terdengar begitu banyak hingga jalanan bergetar karenanya. Tanpa menunda lebih lama, Xiu Zhangjian menerobos istana Tian Shang. Begitu Xiu Zhangjian pergi, Wang Tian Lin, Jin Lun, Guo Ming dan lainnya tiba. Karena pengawasan ketat yang Jin Lun lakukan, tidak ada korban jatuh selama perjalanan singkat ini."Di mana Jian'er?" tanya Jin Lun ketika tak mendapati keberadaan Xiu Zhangjian di antara mereka."Jian'er sedang melakukan tugasnya. Kita harus berjaga di tempat ini dan tak membiarkan siapa pun membuat Jian'er terganggu," balas Liu Chong."Mereka begitu banyak.""Aku tahu, yang perlu kita lakukan hanyalah bekerja sama."
last updateLast Updated : 2022-09-27
Read more

Bab 189_ Pasukan Topeng Darah

Di bawah terik matahari Kota Yan Bian, suara denting pedang yang saling beradu menggema ke seluruh kota. Jalan ibukota sama seperti hari-hari biasanya, dipenuhi oleh lautan manusia. Bedanya adalah, hari ini manusia-manusia tersebut telah berubah menjadi setumpuk mayat yang menyedihkan.Ini adalah Kota Yan Bian, kota yang dipenuhi kemegahan di balik penderitaan rakyat yang tinggal di berbagai penjuru negeri. Gelak tawa digantikan dengan raungan menyedihkan menyebabkan Kota ini dipenuhi dengan aura kematian.Jendral Qi Yan bersama dengan delapan belas jendral lainnya bergerak bagai serigala lapar di antara kerumunan domba. Mereka mencabik setiap lawan yang menghadang mereka. Jendral Qi Yan dengan tombak jagalnya bergerak memacu kudanya ke sana ke mari, menebas setiap lawan di hadapannya. Dalam waktu singkat, Jendral Qi Yan berhasil membunuh banyak anggota Aliansi Naga Suci. Jin Lun ditahan oleh empat jendral yang mengepungnya dari berbagai arah membuat dirinya tidak bisa menolong angg
last updateLast Updated : 2022-10-01
Read more

Bab 190_ Kebanggaan sang Jenderal 

Qu Wu Ji, generasi muda berbakat dari Sekte Iblis Merah memimpin pasukan Topeng Darah menuju Kota Yan Bian setelah pemuda itu menerima surat permintaan bantuan yang Huang Fu kirimkan melalui seekor burung merpati. Tanpa menunggu perintah lanjutan, Qu Wu Ji membawa seluruh pasukan yang ada. Bersama dengan seluruh jendral dan marsekal, pasukan Topeng Darah mendekati Kota Yan Bian.Suara sepatu besi yang menghentak di pasir-pasir lembut sekitaran ibukota mulai membumi, menambah keramaian yang sedang terjadi di ibukota.Dua puluh ribu pasukan berzirah hitam dengan topeng berwarna merah darah berbaris rapi memadati jalan setapak yang mengarah ke gerbang masuk Kota Yan Bian. Di tanah tempat perkemahan prajurit kekaisaran didirikan, seorang pria yang menjadi pemimpin barisan mengangkat tangannya, membuat seluruh pasukan di belakangnya berhenti. Pandangan orang-orang tersebut menelisik gunungan mayat di hadapan mereka. Aroma mayat begitu menyengat padahal peperangan belum lama ini pecah.S
last updateLast Updated : 2022-10-05
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
24
DMCA.com Protection Status