Beranda / Pendekar / Pendekar Pedang Suci / Bab 187_ Pertempuran Besar

Share

Bab 187_ Pertempuran Besar

Penulis: Khoirul N.
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-27 10:11:03

Xiu Zhangjian mengerutkan kening karena hal ini tidak sesuai dengan dugaannya. Menurut apa yang Yuan Shi katakan, seharusnya prajurit perbatasan baru sampai di ibukota esok hari dan jika hal tersebut sesuai rencana, maka Xiu Zhangjian bisa membunuh Huang Fu sebelum prajurit bantuan datang.

Namun, semua sudah terjadi. Pasukan bantuan berada di depan mata dan yang harus dia lakukan saat ini adalah membuat mereka menyerah.

"Siapa yang sedang menahan mereka di luar?" tanya Xiu Zhangjian.

"Ketua Jin dan Ketua Guo masih di luar untuk menghadang mereka. Akan tetapi, seribu anggota kita yang berada di luar tampaknya sudah mulai kelelahan."

"Aku mengerti. Sekarang juga, tarik semua anggota Aliansi Naga Suci ke dalam kota dan minta mereka mengepung istana. Para prajurit itu tidak akan bisa leluasa menyerang kita di dalam ibukota dengan gedung-gedung di sekitar istana."

Mendengar perintah Xiu Zhangjian, Wang Tian Lin mengangguk paham. "Kalau begitu, aku akan meminta semuanya untuk masuk sekaran
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 188_ Harus Hidup

    Xiu Zhangjian tersenyum. "Untuk menghentikan serangan ular, kita perlu menangkap kepalanya. Lakukan apa yang perlu dilakukan dan aku akan melakukan apa yang harus aku lakukan.""Biarkan kami ikut!"Xiu Zhangjian menggeleng. "Kekuatan kalian sangat diperlukan di tempat ini. Jaga saudara-saudara kita hingga aku kembali."Derap langkah kuda terdengar semakin mendekat, terdengar begitu banyak hingga jalanan bergetar karenanya. Tanpa menunda lebih lama, Xiu Zhangjian menerobos istana Tian Shang. Begitu Xiu Zhangjian pergi, Wang Tian Lin, Jin Lun, Guo Ming dan lainnya tiba. Karena pengawasan ketat yang Jin Lun lakukan, tidak ada korban jatuh selama perjalanan singkat ini."Di mana Jian'er?" tanya Jin Lun ketika tak mendapati keberadaan Xiu Zhangjian di antara mereka."Jian'er sedang melakukan tugasnya. Kita harus berjaga di tempat ini dan tak membiarkan siapa pun membuat Jian'er terganggu," balas Liu Chong."Mereka begitu banyak.""Aku tahu, yang perlu kita lakukan hanyalah bekerja sama."

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-27
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 189_ Pasukan Topeng Darah

    Di bawah terik matahari Kota Yan Bian, suara denting pedang yang saling beradu menggema ke seluruh kota. Jalan ibukota sama seperti hari-hari biasanya, dipenuhi oleh lautan manusia. Bedanya adalah, hari ini manusia-manusia tersebut telah berubah menjadi setumpuk mayat yang menyedihkan.Ini adalah Kota Yan Bian, kota yang dipenuhi kemegahan di balik penderitaan rakyat yang tinggal di berbagai penjuru negeri. Gelak tawa digantikan dengan raungan menyedihkan menyebabkan Kota ini dipenuhi dengan aura kematian.Jendral Qi Yan bersama dengan delapan belas jendral lainnya bergerak bagai serigala lapar di antara kerumunan domba. Mereka mencabik setiap lawan yang menghadang mereka. Jendral Qi Yan dengan tombak jagalnya bergerak memacu kudanya ke sana ke mari, menebas setiap lawan di hadapannya. Dalam waktu singkat, Jendral Qi Yan berhasil membunuh banyak anggota Aliansi Naga Suci. Jin Lun ditahan oleh empat jendral yang mengepungnya dari berbagai arah membuat dirinya tidak bisa menolong angg

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-01
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 190_ Kebanggaan sang Jenderal 

    Qu Wu Ji, generasi muda berbakat dari Sekte Iblis Merah memimpin pasukan Topeng Darah menuju Kota Yan Bian setelah pemuda itu menerima surat permintaan bantuan yang Huang Fu kirimkan melalui seekor burung merpati. Tanpa menunggu perintah lanjutan, Qu Wu Ji membawa seluruh pasukan yang ada. Bersama dengan seluruh jendral dan marsekal, pasukan Topeng Darah mendekati Kota Yan Bian.Suara sepatu besi yang menghentak di pasir-pasir lembut sekitaran ibukota mulai membumi, menambah keramaian yang sedang terjadi di ibukota.Dua puluh ribu pasukan berzirah hitam dengan topeng berwarna merah darah berbaris rapi memadati jalan setapak yang mengarah ke gerbang masuk Kota Yan Bian. Di tanah tempat perkemahan prajurit kekaisaran didirikan, seorang pria yang menjadi pemimpin barisan mengangkat tangannya, membuat seluruh pasukan di belakangnya berhenti. Pandangan orang-orang tersebut menelisik gunungan mayat di hadapan mereka. Aroma mayat begitu menyengat padahal peperangan belum lama ini pecah.S

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-05
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 191_ Kombinasi Dua Pedang

    Orang-orang dari Aliansi Naga Suci hanya bisa terperangah ketika mereka melihat sekelompok besar pasukan yang terlihat mengerikan sedang menuju ke tempat mereka berada. Apalagi, melihat ekspresi tercengang yang bercampur dengan senyum kebanggaan di wajah pasukan lawan, tentu saja membuat Aliansi Naga Suci menjadi waspada. Dalam beberapa tarikan napas kemudian, pasukan dengan wajah tertutup topeng mengerikan menyerbu Aliansi Naga Suci. Orang-orang yang telah dihinggapi kelelahan menjadi putus asa ketika kuda-kuda Fergana menyambar ke arah mereka dengan ganasnya. Ayunan senjata yang diiringi dengan tumpahan darah telah dimulai. Suara-suara raungan yang menggetarkan jiwa terdengar menyedihkan. Ketika orang-orang dari Aliansi Naga Suci mulai berguguran, dari arah belakang mereka berembus angin tajam yang membelah tubuh pasukan Topeng Darah. "Tidak akan kubiarkan kalian melukai teman-temanku!" Xiu Zhangjian dengan Yuan Shi bersamanya melompat dari tembok istana dan menghambur ke arah p

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-05
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 192_ Sambutan Khas Istana 

    Setelah Zhen Hong tewas, Xiu Zhangjian sama sekali tidak mengendurkan serangan. Dia mengalihkan pandangannya untuk mencari jendral-jendral Pasukan Topeng Darah yang berpotensi menyulitkan kawan-kawannya. Sekilas melihat, Xiu Zhangjian tahu manakah para jenderal dari pakaian yang dikenakan. Zirah mereka tampak berbeda dari para pasukan lainnya. Selain itu, serangan dari orang-orang tersebut juga tampak lebih agresif dan bervariatif. Tanpa membuang waktu lagi, Xiu Zhangjian melompat dan menebaskan Pedang Naga Suci ke arah mereka. Denting senjata yang beradu pun terdengar sangat lantang hingga membuat beberapa orang sampai menjatuhkan senjata dan menggunakan tangan mereka untuk menutup telinga. Xiu Zhangjian menyunggingkan senyum ketika melihat kapak penghancur di tangan lawannya terpotong di bagian yang tajam, menyisakan bagian senjata yang terlihat seperti lempengan besi tumpul. "Kau!" Pemilik kapak tentu saja sangat marah ketika senjatanya hancur. Dia pun berusaha untuk kembali

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-10
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 193_ Tantangan Terbuka

    Apa yang baru saja didengar oleh Xiu Zhangjian seperti pisau tumpul yang menghujam ke hatinya. Gelak tawa yang menyambut perkataan pria sebelumnya juga membakar api amarah di dada Xiu Zhangjian. Dengan kecepatan yang hanya disadari oleh segelintir orang di ruangan tersebut, Xiu Zhangjian merogoh sesuatu dari sepatunya.Dalam sekejap mata, sebuah lenguhan pelan terdengar diiringi ambruknya tubuh pria yang sebelumnya menghina Xiu Zhangjian. Tanpa disadari, ketika salah seorang menteri itu sedang menikmati penghinaan yang dilakukan kepada Xiu Zhangjian, sebuah pisau kecil terlempar begitu akurat ke arahnya hingga mampu mendarat tepat di jantungnya.Melihat lawannya tumbang, Xiu Zhangjian mengeluarkan seringai dingin. "Lemah."Ketika salah satu menteri yang tak lain adalah Ma Youhao tumbang, seluruh menteri yang hadir hanya bisa menutup mulut dan menelan penghinaan yang hampir mereka keluarkan. Mereka tak menyangka, seorang Ma Youhao bahkan bisa mati dengan begitu mudahnya di tangan pemud

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-11
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 194_ Menantang Putra Langit

    Seringai dingin kembali muncul di wajah Xiu Zhangjian. Sepertinya pria yang baru saja dia kalahkan benar-benar bermulut besar karena kekuatan yang dikeluarkan untuk menyerangnya rupanya tak terlalu besar. Bahkan mungkin tidak cukup untuk membunuh seekor kuda perang dalam sekali serangan. Pada akhirnya, lihatlah yang terjadi selanjutnya, pria tersebut bahkan mati tanpa mampu memberikan sedikit pun perlawanan.Beberapa orang yang melihat kejadian ini memerah wajahnya karena marah. Walau mereka bukan orang yang suka menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan sebuah persoalan, untuk kali ini sepertinya otak pintar mereka sedikit tidak berguna. Jadi, mereka hanya bisa menelan amarah karena yakin tidak mungkin menang melawan Xiu Zhangjian.Namun, apa yang ada dalam pikiran beberapa orang di ruangan tersebut ternyata tidak sesuai dengan fakta yang terjadi. Ketika melihat kawannya mati, ditambah dengan wajah congkak mantan budak penjara Quzhou saat memberikan tantangan terbuka, seorang peting

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-11
  • Pendekar Pedang Suci   Bab 195_ Pertarungan Sengit

    Huang Fu menanggapi ucapan Xiu Zhangjian dengan dengkusan keras. Kedua tangannya menghantam singgasana sehingga tercipta sebuah dorongan yang mampu membuatnya melontar ke depan.Xiu Zhangjian meraih Pedang Naga Suci di punggungnya dan menariknya dari selongsong. Dalam sekejap mata, pedang yang terlihat perkasa itu mengeluarkan cahaya keemasan. "Napas Naga!" Begitu Xiu Zhangjian mengayunkan pedangnya menebas ruang kosong di hadapannya, mayat-mayat para menteri yang berserakan memenuhi aula utama segera terhempas ke segala arah. Ketika Huang Fu mendaratkan kaki beberapa tombak di hadapannya, sudah tidak ada lagi mayat yang mengganggu matanya. "Kau sepertinya begitu bersemangat, Xiu Zhangjian."Xiu Zhangjian menyeringai dingin. "Tentu saja, aku sudah tidak sabar melumuri pedangku dengan menggunakan darahmu."Pedang Naga Suci bersinar semakin terang yang berarti tenaga dalam yang diserap semakin besar. Bahkan, karena kilauannya yang terlalu terang, Huang Fu sampai harus menggunakan seb

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-12

Bab terbaru

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 231_ Pertaruhan Manis

    Begitu keluar dari ruang rahasia, Xiu Zhangjian disambut oleh Feng Xinyue yang terlihat menunggunya. Yuan Shi dan Wang Tian Lin segera pamit dan pergi dari tempat itu. Xiu Zhangjian mendekati Feng Xinyue dengan wajah dipenuhi senyuman. Entah mengapa, kakinya terasa berat menyebabkan dia tidak bisa bergerak dengan cepat. Sementara Feng Xinyue, wajahnya sudah merona saat melihat senyuman di wajah suaminya. Feng Xinyue tidak tahu apakah ini sungguh terjadi atau matanya yang salah, Xiu Zhangjian terlihat lebih tampan dari biasanya. Mengangkat wajah Feng Xinyue dengan ujung jarinya, Xiu Zhangjian mendekatkan wajahnya ke wajah wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya. Cup! Keduanya hanya bisa memejamkan mata karena merasa hal ini terasa lain. Apakah setelah menikah semuanya menjadi lebih nikmat? Xiu Zhangjian membuka matanya dan melepas ciumannya. Tubuh Xiu Zhangjian membungkuk sementara kedua tangannya meraih kaki dan punggung wanitanya. !! Pasangan yang baru saja meresmikan pe

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 230_ Bulan Darah?

    Malam tahun baru dilewati dengan meriah. Setelah sesi makan pangsit dilalui, banyak orang yang menunggu malam pergantian tahun dengan bermain kembang api, bermain catur dan lainnya. Ketika tengah malam hampir tiba, satu rombongan pria berkuda memasuki wilayah Aliansi Naga Suci yang membuat beberapa anggota Aliansi yang berjaga menjadi waspada. Namun, begitu melihat plakat kekaisaran yang rombongan tersebut bawa, mereka langsung dipersilakan masuk. Dalam tradisi kekaisaran Quzhou, Kaisar akan mengirimkan kudapan kepada para pejabatnya yang tahun itu bekerja dengan giat dan menyelesaikan tugas penting. Dalam hal ini, makanan yang dikirimkan bukanlah hal yang paling utama, tetapi gengsi saat menerimanya yang begitu tinggi. Orang-orang yang menerima hadiah tahun baru dari kaisar adalah orang yang begitu berjasa dan bekerja keras sepanjang tahun. Tidak heran, pada pemerintahan sebelumnya, ada banyak pejabat yabg suka menjilat Huang Fu demi hadiah tahun baru ini.Xiu Zhangjian setelah m

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 229_ Lentera 

    Setelah berjalan beberapa saat, Xiu Zhangjian akhirnya mendapat sebuah penginapan. Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka dengan ramah. "Selamat malam, Tuan dan Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" "Aku memesan satu kamar biasa dan satu kamar terbaik." Pelayan tersebut mengangguk dan memberikan dua plakat kecil. "Penjaga akan mengantar kalian." Feng Xinyue mengangguk dan meraih dua plakat tersebut. "Terima kasih." Xiu Zhangjian tersenyum tipis ketika menyadari kekasihnya sedang merasa cemburu. "Xinyue, jangan berpikiran sempit." "Aku tidak berpikiran sempit, aku hanya mengantisipasi gadis itu patah hati." Xiu Zhangjian mengangguk dengan senyuman. "Baiklah ... tetapi kau harus ingat satu hal, jangankan pelayan, seorang kaisar saja tidak berhasil merebut hatiku." "Huh ... sombong." Seorang penjaga mengantar Xiu Zhangjian dan Feng Xinyue ke kamar terbaik sebelum mengantar kusir kereta ke kamar yang Feng Xinyue pesankan untuknya. "Satu minggu lagi perayaan tahun baru, kira-

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 228_ Kunci Teh Enak

    Jantung Kaisar Xiang berdebar kencang. Ini adalah belati Naga dan Phoenix yang pernah menjadi miliknya selama belasan tahun. Dia masih begitu ingat jika belati ini dia berikan kepada Xiu Zhangjian dan Li Min beberapa waktu lalu ketika mereka akan mengambil Pedang Naga Suci di istana Tian Shang. Yuan Shi yang melihat keterkejutan di wajah Kaisar Xiang langsung bisa menebak isi dari pikiran sang kaisar. "Yang Mulia ... Belati Naga dan Phoenix merupakan warisan keluarga kekaisaran. Jika Yang Mulia menginginkannya, saya dengan senang hati akan menyerahkannya pada Yang Mulia." Alih-alih mengangguk, Kaisar Xiang menggeleng dengan senyuman. "Beberapa waktu lalu aku sudah memberikan belati ini pada seseorang. Tetapi, sepertinya orang itu sudah menyukai barang yang lain." "Terima kasih karena kemurahan hati yang mulia." "Sudahlah ... di mana Nona Chen?" tanya Kaisar Xiang seraya mengedarkan pandangannya untuk mencari pengantin wanita yang belum terlihat batang hidungnya. "Chen Yufei menya

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 227_ Salju Hangat

    Butiran-butiran putih turun dari langit, begitu lembut, terasa dinging dan mencair seketika saat menyentuh tangan. Ini adalah hari di mana puncak musim dingin sedang berlangsung. Namun, dinginnya udara hari ini seolah tak terasa di kediaman keluarga Chen yang sedang bahagia.Kediaman mewah keluarga Chen dihiasi kain-kain berwarna merah, banyak orang berlalu-lalang dengan mantel bulu yang melingkar di leher mereka. Asap putih mengepul dari mulut setiap orang, menandakan jika udara benar-benar dingin.Sebuah kereta kuda berwarna coklat yang terlihat polos tetapi elegan berhenti di depan gerbang kediaman keluarga Chen. Tirai kereta dibuka, muncul seorang pemuda yang mengenakan jubah hitam, membawa sebuah kotak kayu dengan ukiran cantik yang mengelilinginya. Tangan lain pemuda itu menggenggam tangan seorang gadis cantik dengan begitu erat, seolah takut kehilangan gadis itu. "Xinyue, berhati-hatilah, jalanan sedikit licin.""Aku tidak perlu khawatir selama ada Kakak Jian di sampingku."S

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 226_ Menerima Pinangan 

    "Aku bersedia, Yang Mulia."Wajah Kaisar Xiang merah merona. "Kalau begitu, berhenti memanggilku Yang Mulia.""Lalu?" "Panggil aku Shuang'er."Wang Tian Lin mengangguk pelan. "Baiklah Shuang'er. Lalu kapan pernikahan kita akan digelar?""Mungkin setalah kondisi Quzhou menjadi jauh lebih baik dan rakyat bisa hidup dengan tenang. Apa kau mau menunggu?" tanya Kaisar Xiang.Wang Tian Lin mengangguk sekali, "Tentu saja. Selain itu, aku juga harus memperkuat fondasi paviliun langit dan menanam akar di banyak tempat demi menunjang kemudahanmu di masa depan."Di dalam ruang rahasia, Qu Lingfeng dan Yang Guo tidak tahan untuk tidak tertawa sehingga Wang Tian Lin bisa mendengarnya walau suara tersebut terdengar begitu pelan."Ada yang menguping pembicaraan kita."Dia adalah Wang Tian Lin, penguasa Paviliun langit yang begitu misterius. Sejak kecil, dia sudah menelan begitu banyak informasi dan memecahkan ratusan sandi rahasia milik beberapa kekaisaran, membuatnya menjadi jauh lebih oeka dari k

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 225_ Teh atau Arak

    Di bawah kepemimpinan Kaisar Xiang, Quzhou mulai berkembang dan para rakyatnya tidak menderita seperti dulu. Tentu saja hal ini bukan karenana Kaisar Xiang seorang, tetapi karena kerja keras para pejabatnya yang menginginkan Quzhou menjadi wilayah makmur seperti dulu.Dalam kerja keras ini, Wang Tian Lin juga mengambil peran cukup besar. Karena hal itu juga, Kaisar Xiang mau menggelontorkan sedikit hartanya untuk membantu meringankan beban para bangsawan dan pedagang yang membeli gandum-gandum serta beras rakyatnya dengan harga tinggi dan menjualnya dengan harga yang sangat rendah.Hari itu, Kaisar Xiang mengundang Wang Tian Lin untuk mengunjungi tempatnya. Wang Tian Lin walaupun dia sibuk, tetapi dia tidak ada niatan untuk menolak sedikit pun. Dengan diantar oleh kasim pembawa pesan, Wang Tian Lin bisa masuk dengan mudah ke kediaman pribadi kaisar.Udara yang sangat dingin karena sebentar lagi puncak musim dingin datang membuat Wang Tian Lin sesekali menarik jubahnya untuk melindung

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 224_ Menengok Boushan 

    Sebuah kereta kuda membelah jalanan hutan dari Sekte Harimau Putih menuju ke timur, tempat dulunya Sekte Naga Suci berdiri. Xiu Zhangjian berangkat bersama Feng Yin dan Feng Xinyue serta satu orang anggota Aliansi Naga Suci sebagai kusir. Tirai kereta dibuka, tampak hutan yang dipenuhi pohon-pohon besar yang tinggi menjulang seolah mereka ingin menembus sang cakrawala biru. Setelah setengah hari menaiki kereta, akhirnya mereka sampai di Boushan. Xiu Zhangjian turun dari kereta, pemuda itu berdiri memunggungi kereta dengan mata terpejam dan kedua tangan yang terbuka. Menghirup napas dalam, Xiu Zhangjian mengembuskannya perlahan. 'Setelah sekian lama ... akhirnya aku kembali.'Feng Xinyue membantu ayahnya menuruni kereta sementara Xiu Zhangjian berjalan mendekati gundukan tanah yang dikelilingi batu-batu berukuran sebesar kepala manusia yang sudah ditumbuhi rumput liar hingga setinggi pinggang manusia dewasa.Tangan Xiu Zhangjian tidak tahan untuk tidak mencabut rumput yang tumbuh d

  • Pendekar Pedang Suci   Bab 223_ Kuil Naga Suci 

    Satu per satu anggota Aliansi Naga Suci yang sudah pulih mulai kembali ke markas Sekte Harimau Putih. Di antara mereka, ada banyak yang kehilangan anggota tubuh seperti tangan, kaki, atau mata. Meskipun begitu, mereka tidak kehilangan semangat hidup dan harga diri mereka sebagai pendekar. Melihat Xiu Zhangjian sedang sibuk mengurusi pembangunan kuil, mereka tidak tinggal dan segera membantu sang ketua."Kalian sudah benar-benar sembuh?" tanya Xiu Zhangjian saat melihat beberapa orang mendatangi dengan membawa banyak peralatan."Jangan khawatirkan kami, Ketua. Walau kami tidak bisa bergerak secepat sebelumnya, tetapi semangat kami masih membara.""Benar, Ketua. Kami sudah sangat ingin menggerakan badan. Tolong jangan halangi kami."Xiu Zhangjian tersenyum tipis, "Baiklah jika seperti itu. Namun, jangan memaksakan diri. Jika kalian sudah tidak kuat, maka istirahatlah.""Baik, Ketua."Beberapa orang mulai mengambil posisi dan mengerjakan apa yang bise mereka kerjakan. Ada yang memecah b

DMCA.com Protection Status