Pedang Matahari di langit malam merupakan pedang pusaka yang keberadaannya tidak diketahuai oleh banyak orang karena jarang muncul dalam pertempuran. Bahkan, ada segelintir orang yang menganggap jika pedang ini hanyalah rumor yang Huang Fu sebarkan untuk menggetarkan hati para lawannya.Saat ini, baik Xiu Zhangjian maupun Huang Fu, keduanya sudah mengeluarkan begitu banyak tenaga dalam dan juga mereka berdua sama-sama terluka. Oleh karena itu, keduanya memutuskan untuk segera mengakhiri pertempuran ini.Xiu Zhangjian mengamati setiap gerakan yang dilakukan oleh Huang Fu.Di sisi lain, Huang Fu melemparkan sarung pedang miliknya ke sembarang arah. Dia kemudian mengalirkan tenaga dalamnya dan membuat Pedang Matahari di langit malam mulai membara seperti baru selesai ditempa dari tungku yang sangat panas. Suhu udara di ruangan tersebut meningkat drastis begitu Huang Fu mengalirkan tenaga dalamnya. Aura kematian yang pekat juga menyebar ke seluruh penjuru ruangan. Jika saja yang berada d
Menghunuskan senjatanya ke wajah Huang Fu, Xiu Zhangjian berkata dengan napas terputus-putus. "Apa kau takut?" Seringai putus asa muncul di wajah Huang Fu. "Takut? Tidak ... mana mungkin aku takut. Apalagi padamu. Ayahmu saja-" Bruk! Xiu Zhangjian tidak membiarkan lawan menuntaskan kalimatnya yang pasti akan mengungkit masa lalu yang menyedihkan. Oleh sebab itu, dia menghantamkan badan pedang yang tak tajam ke wajah Huang Fu disusul dengan sebuah totokan yang membuat kaisar Quzhou itu terdiam. Bruk! Xiu Zhangjian merasa perlu untuk menambahkan tendangan kecil, tetapi cukup mampu untuk membuat tubuh Huang Fu berguling. "Tenang saja, aku tidak akan menghabisimu sekarang." Napas Xiu Zhangjian tersengal ketika mengatakannya. Pemuda tersebut ambruk di depan Huang Fu dengan keringat dingin yang menggenani wajahnya. "Jian'er!" Teriakan terdengar dari ambang pintu. Beberapa orang memasuki aula utama yang begitu berantakan seperti kapal pecah dengan langkah tergesa. Apalagi ketika merek
Mendengar ucapan Yuan Shi, Chen Yufei merasa dirinya seperti disambar petir. Seluruh tubuhnya bergetar karena terkejut. "Yuan Shi, kau pasti sedang mabuk."Yuan Shi tersenyum dan mengangguk pelan. "Aku memang sedang mabuk, mabuk cintamu.""Kau pasti sedang becanda.""Nona Chen, tidak perlu gugup begitu. Saat ini aku hanya menyampaikan perasaanku saja. Kau ... tidak perlu memikirkan atau menanggapinya."Raut wajah Chen Yufei masam seketika. "Bagaimana mungkin aku tidak memikirkannya!""Jadi ... Nona Chen mau mempertimbangkan perasaanku? Lalu ... bagaimana dengan ketua Xiu?"Chen Yufei terdiam. Melihat gadis tersebut terdiam, Yuan Shi menjadi tidak tega untuk bertanya lebih jauh."Nona Chen, bagaimana jika kita pergi ke atas benteng istana? Dari tempat itu kita bisa melihat Kota Yan Bian." Yuan Shi mengajak Chen Yufei dengan begitu lembut. Dia berusaha mengalihkan pembicaraan.Tanpa Chen Yufei sadari, kepalanya mengangguk, menyetujui ajakan Yuan Shi. Di sisi lain, Yuan Shi begitu terke
Sebelum Yuan Shi dapat menjawab pertanyaan Chen Yufei, mereka dikejutkan dengan kedatangan sekelompok prajurit yang berpatroli dan menghampiri mereka berdua. Salah satu prajurit yang berjalan di bagian paling depan berhentibdisusul oleh teman-temannya sebelum mereka membungkuk hormat pada Yuan Shi. "Tuan Muda Yuan, kondisi belum sepenuhnya aman. Tuan Feng menitipkan pesan pada kami agar meminta Tuan Muda Yuan lebih berhati-hati."Yuan Shi mengangguk sekali. "Kalian pergilah.""Baik!"Para prajurit tersebut adalah orang-orang yang sedari awal sudah berpihak pada Aliansi Naga Suci walaupun mereka selama ini terus bertahan menjadi prajurit kekaisaran Quzhou. Begitu mereka pergi, Yuan Shi menghela napas lega karena kedatangan mereka membantunya lepas dari pertanyaan sulit. "Nona Chen, sebaiknya kita pergi. Aku harus menyelesaikan tugasku untuk melakukan pendataan. Masih ada banyak waktu untuk kita membicarakan hubungan ini.'Chen Yufei mengangguk. Sebagai seorang wanita, dia tidak bole
Wajah Xiu Zhangian memerah selagi Feng Xinyue juga tersipu atas ucapan yang terlepas begitu saja. Akhirnya sang pewaris itu pun menggandeng tangan Feng Xinyue sebelum berbalik bersama. Namun, baru beberapa langkah mereka berjalan, Xiu Zhangjian menghentikan langkah karena teringat akan satu hal tentang saudarinya. "Xinyue, apa kakak Xiangyu dan Yingying sudah dimakamkan?" tanya Xiu Zhangjian. Feng Xinyue mengangguk pelan. "Mereka berdua telah dimakamkan bersama dengan Ketua Mei. Semua jasad yang meninggal karena racun lebih didahulukan ketika pemakaman, jadi kami juga tidak bisa menunda pemakaman mereka untuk menunggu Kakak Jian sadar."Xiu Zhangjian mengangguk mengerti dengan wajah menahan sedih lantaran tidak bisa melihat wajah-wajah 'keluarganya' sebelum dimakamkan.Memang jasad seseorang yang mati karena racun akan lebih cepat membusuk dan menyebarkan wabah yang mengerikan. Untuk itu, Yuan Shi memaksa orang-orangnya untuk bergerak lebih cepat walau mereka semua sudah kelelahan.
"Apa?!" Kedua mata Feng Xinyue membesar dengan mulut terbuka karena syok mendengar jawaban Xiu Zhangjian yang dahinya dipenuhi kerutan pertanda tengah menahan sakit."Ka-kakak harus bertahan. A-aku akan meminta kusir untuk kembali."Sebelum Feng Xinyue meraih tirai untuk dibuka kembali, Xiu Zhangjian menarik tangan gadis itu hingga terjatuh menimpanya. Berikutnya yang terjadi adalah ....Kedua mata Feng Xinyue membulat lagi, tetapi kali ini tanpa diikuti oleh mulut yang menganga sebab ...."Walau kalian berdua mau aku nikahi bersama, aku tidak mau dan tidak akan pernah melakukannya. Aku hanya ingin memiliki satu istri, dan itu kamu. Hanya kamu," ucap Xiu Zhangjian setelah melepaskan bibirnya dari bibir lembut Feng Xinyue."Kakak Jian ...." Hanya itu yang mampu terucap dari mulut Feng Xinyue.Xiu Zhangjian menatap lekat gadis di hadapannya hampir-hampir tidak berkedip. "Apa kamu tahu, aku sudah menyukai Xinyue kecil yang selalu memarahiku ketika melakukan hal ceroboh? Aku telah menyuka
"Kita lanjutkan nanti."Begitu mengatakan kalimat tersebut, Xiu Zhangjian membuka tirai yang menutup pintu kereta dan turun dengan hati-hati. Di belakangnya, Feng Xinyue mengikuti dengan setia. Xiu Zhangjian mengulurkan sebelah tangannya untuk membantu Feng Xinyue turun dari kereta. "Terima kasih."Xiu Zhangjian mengangguk sekali. Pemuda itu lantas menarik Feng Xinyue dalam gandengannya dan berjalan menjauhi kereta. Di tangan Feng Xinyue, terdapat sebuah bungkusan yang terlihat cukup berat. Tak lama berselang, Xiu Zhangjian merebut bungkusan tersebut dan membawanya. Dari kejauhan, terlihat siluet pria dan wanita yang tampak berdiri berdampingan. Xiu zhangjian memicingkan matanya karena mengenali siluet sang wanita. Karena penasaran, Xiu Zhangjian mengajak Feng Xinyue untuk menghampiri dua orang tersebut. Begitu jarak antara mereka tak begitu jauh, Xiu Zhangjian terkejut karena dugaannya tidak salah. Namun, yang membuatnya semakin terkejut adalah karena sosok pria yang bersama deng
Langit semakin mendung ketika Xiu Zhangjian meneguk cawan terakhir dari arak yang berada dalam botolnya. Feng Xinyue menepuk bahu pemuda itu perlahan dan mengingatkan jika hujan akan turun sebentar lagi. "Kakak Jian, sebaiknya kita segera pulang. Lihatlah, hari semakin mendung, aku tidak ingin luka di dadamu kembali basah."Xiu Zhangjian mengangguk pelan. Pemuda itu lantas bangkit dan menyibak jubahnya sebelum menggandeng tangan Feng Xinyue. Kedua remaja itu berjalan berdampingan meninggalkan makam menuju kereta yang terparkir di tepi jalan."Aku ingin mengunjungi makam ayah dan Kak Li Min.""Tentu saja. Namun, kita harus menunggu sampai kondisi Kakak Jian benar-benar pulih."Xiu Zhangjian mengangguk, "Tiga hari. Setelah itu, temani aku mengunjungi makam mereka berdua.""Apa tidak terlalu cepat?""Tidak. Bahkan, jika diizinkan, aku ingin pergi sekarang juga," ucap Xiu Zhangjian dengan senyum menggoda."Tidak boleh. Kau harus tetap istirahat hingga tiga hari ke depan. Jarak antara Yan
Begitu keluar dari ruang rahasia, Xiu Zhangjian disambut oleh Feng Xinyue yang terlihat menunggunya. Yuan Shi dan Wang Tian Lin segera pamit dan pergi dari tempat itu. Xiu Zhangjian mendekati Feng Xinyue dengan wajah dipenuhi senyuman. Entah mengapa, kakinya terasa berat menyebabkan dia tidak bisa bergerak dengan cepat. Sementara Feng Xinyue, wajahnya sudah merona saat melihat senyuman di wajah suaminya. Feng Xinyue tidak tahu apakah ini sungguh terjadi atau matanya yang salah, Xiu Zhangjian terlihat lebih tampan dari biasanya. Mengangkat wajah Feng Xinyue dengan ujung jarinya, Xiu Zhangjian mendekatkan wajahnya ke wajah wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya. Cup! Keduanya hanya bisa memejamkan mata karena merasa hal ini terasa lain. Apakah setelah menikah semuanya menjadi lebih nikmat? Xiu Zhangjian membuka matanya dan melepas ciumannya. Tubuh Xiu Zhangjian membungkuk sementara kedua tangannya meraih kaki dan punggung wanitanya. !! Pasangan yang baru saja meresmikan pe
Malam tahun baru dilewati dengan meriah. Setelah sesi makan pangsit dilalui, banyak orang yang menunggu malam pergantian tahun dengan bermain kembang api, bermain catur dan lainnya. Ketika tengah malam hampir tiba, satu rombongan pria berkuda memasuki wilayah Aliansi Naga Suci yang membuat beberapa anggota Aliansi yang berjaga menjadi waspada. Namun, begitu melihat plakat kekaisaran yang rombongan tersebut bawa, mereka langsung dipersilakan masuk. Dalam tradisi kekaisaran Quzhou, Kaisar akan mengirimkan kudapan kepada para pejabatnya yang tahun itu bekerja dengan giat dan menyelesaikan tugas penting. Dalam hal ini, makanan yang dikirimkan bukanlah hal yang paling utama, tetapi gengsi saat menerimanya yang begitu tinggi. Orang-orang yang menerima hadiah tahun baru dari kaisar adalah orang yang begitu berjasa dan bekerja keras sepanjang tahun. Tidak heran, pada pemerintahan sebelumnya, ada banyak pejabat yabg suka menjilat Huang Fu demi hadiah tahun baru ini.Xiu Zhangjian setelah m
Setelah berjalan beberapa saat, Xiu Zhangjian akhirnya mendapat sebuah penginapan. Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka dengan ramah. "Selamat malam, Tuan dan Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" "Aku memesan satu kamar biasa dan satu kamar terbaik." Pelayan tersebut mengangguk dan memberikan dua plakat kecil. "Penjaga akan mengantar kalian." Feng Xinyue mengangguk dan meraih dua plakat tersebut. "Terima kasih." Xiu Zhangjian tersenyum tipis ketika menyadari kekasihnya sedang merasa cemburu. "Xinyue, jangan berpikiran sempit." "Aku tidak berpikiran sempit, aku hanya mengantisipasi gadis itu patah hati." Xiu Zhangjian mengangguk dengan senyuman. "Baiklah ... tetapi kau harus ingat satu hal, jangankan pelayan, seorang kaisar saja tidak berhasil merebut hatiku." "Huh ... sombong." Seorang penjaga mengantar Xiu Zhangjian dan Feng Xinyue ke kamar terbaik sebelum mengantar kusir kereta ke kamar yang Feng Xinyue pesankan untuknya. "Satu minggu lagi perayaan tahun baru, kira-
Jantung Kaisar Xiang berdebar kencang. Ini adalah belati Naga dan Phoenix yang pernah menjadi miliknya selama belasan tahun. Dia masih begitu ingat jika belati ini dia berikan kepada Xiu Zhangjian dan Li Min beberapa waktu lalu ketika mereka akan mengambil Pedang Naga Suci di istana Tian Shang. Yuan Shi yang melihat keterkejutan di wajah Kaisar Xiang langsung bisa menebak isi dari pikiran sang kaisar. "Yang Mulia ... Belati Naga dan Phoenix merupakan warisan keluarga kekaisaran. Jika Yang Mulia menginginkannya, saya dengan senang hati akan menyerahkannya pada Yang Mulia." Alih-alih mengangguk, Kaisar Xiang menggeleng dengan senyuman. "Beberapa waktu lalu aku sudah memberikan belati ini pada seseorang. Tetapi, sepertinya orang itu sudah menyukai barang yang lain." "Terima kasih karena kemurahan hati yang mulia." "Sudahlah ... di mana Nona Chen?" tanya Kaisar Xiang seraya mengedarkan pandangannya untuk mencari pengantin wanita yang belum terlihat batang hidungnya. "Chen Yufei menya
Butiran-butiran putih turun dari langit, begitu lembut, terasa dinging dan mencair seketika saat menyentuh tangan. Ini adalah hari di mana puncak musim dingin sedang berlangsung. Namun, dinginnya udara hari ini seolah tak terasa di kediaman keluarga Chen yang sedang bahagia.Kediaman mewah keluarga Chen dihiasi kain-kain berwarna merah, banyak orang berlalu-lalang dengan mantel bulu yang melingkar di leher mereka. Asap putih mengepul dari mulut setiap orang, menandakan jika udara benar-benar dingin.Sebuah kereta kuda berwarna coklat yang terlihat polos tetapi elegan berhenti di depan gerbang kediaman keluarga Chen. Tirai kereta dibuka, muncul seorang pemuda yang mengenakan jubah hitam, membawa sebuah kotak kayu dengan ukiran cantik yang mengelilinginya. Tangan lain pemuda itu menggenggam tangan seorang gadis cantik dengan begitu erat, seolah takut kehilangan gadis itu. "Xinyue, berhati-hatilah, jalanan sedikit licin.""Aku tidak perlu khawatir selama ada Kakak Jian di sampingku."S
"Aku bersedia, Yang Mulia."Wajah Kaisar Xiang merah merona. "Kalau begitu, berhenti memanggilku Yang Mulia.""Lalu?" "Panggil aku Shuang'er."Wang Tian Lin mengangguk pelan. "Baiklah Shuang'er. Lalu kapan pernikahan kita akan digelar?""Mungkin setalah kondisi Quzhou menjadi jauh lebih baik dan rakyat bisa hidup dengan tenang. Apa kau mau menunggu?" tanya Kaisar Xiang.Wang Tian Lin mengangguk sekali, "Tentu saja. Selain itu, aku juga harus memperkuat fondasi paviliun langit dan menanam akar di banyak tempat demi menunjang kemudahanmu di masa depan."Di dalam ruang rahasia, Qu Lingfeng dan Yang Guo tidak tahan untuk tidak tertawa sehingga Wang Tian Lin bisa mendengarnya walau suara tersebut terdengar begitu pelan."Ada yang menguping pembicaraan kita."Dia adalah Wang Tian Lin, penguasa Paviliun langit yang begitu misterius. Sejak kecil, dia sudah menelan begitu banyak informasi dan memecahkan ratusan sandi rahasia milik beberapa kekaisaran, membuatnya menjadi jauh lebih oeka dari k
Di bawah kepemimpinan Kaisar Xiang, Quzhou mulai berkembang dan para rakyatnya tidak menderita seperti dulu. Tentu saja hal ini bukan karenana Kaisar Xiang seorang, tetapi karena kerja keras para pejabatnya yang menginginkan Quzhou menjadi wilayah makmur seperti dulu.Dalam kerja keras ini, Wang Tian Lin juga mengambil peran cukup besar. Karena hal itu juga, Kaisar Xiang mau menggelontorkan sedikit hartanya untuk membantu meringankan beban para bangsawan dan pedagang yang membeli gandum-gandum serta beras rakyatnya dengan harga tinggi dan menjualnya dengan harga yang sangat rendah.Hari itu, Kaisar Xiang mengundang Wang Tian Lin untuk mengunjungi tempatnya. Wang Tian Lin walaupun dia sibuk, tetapi dia tidak ada niatan untuk menolak sedikit pun. Dengan diantar oleh kasim pembawa pesan, Wang Tian Lin bisa masuk dengan mudah ke kediaman pribadi kaisar.Udara yang sangat dingin karena sebentar lagi puncak musim dingin datang membuat Wang Tian Lin sesekali menarik jubahnya untuk melindung
Sebuah kereta kuda membelah jalanan hutan dari Sekte Harimau Putih menuju ke timur, tempat dulunya Sekte Naga Suci berdiri. Xiu Zhangjian berangkat bersama Feng Yin dan Feng Xinyue serta satu orang anggota Aliansi Naga Suci sebagai kusir. Tirai kereta dibuka, tampak hutan yang dipenuhi pohon-pohon besar yang tinggi menjulang seolah mereka ingin menembus sang cakrawala biru. Setelah setengah hari menaiki kereta, akhirnya mereka sampai di Boushan. Xiu Zhangjian turun dari kereta, pemuda itu berdiri memunggungi kereta dengan mata terpejam dan kedua tangan yang terbuka. Menghirup napas dalam, Xiu Zhangjian mengembuskannya perlahan. 'Setelah sekian lama ... akhirnya aku kembali.'Feng Xinyue membantu ayahnya menuruni kereta sementara Xiu Zhangjian berjalan mendekati gundukan tanah yang dikelilingi batu-batu berukuran sebesar kepala manusia yang sudah ditumbuhi rumput liar hingga setinggi pinggang manusia dewasa.Tangan Xiu Zhangjian tidak tahan untuk tidak mencabut rumput yang tumbuh d
Satu per satu anggota Aliansi Naga Suci yang sudah pulih mulai kembali ke markas Sekte Harimau Putih. Di antara mereka, ada banyak yang kehilangan anggota tubuh seperti tangan, kaki, atau mata. Meskipun begitu, mereka tidak kehilangan semangat hidup dan harga diri mereka sebagai pendekar. Melihat Xiu Zhangjian sedang sibuk mengurusi pembangunan kuil, mereka tidak tinggal dan segera membantu sang ketua."Kalian sudah benar-benar sembuh?" tanya Xiu Zhangjian saat melihat beberapa orang mendatangi dengan membawa banyak peralatan."Jangan khawatirkan kami, Ketua. Walau kami tidak bisa bergerak secepat sebelumnya, tetapi semangat kami masih membara.""Benar, Ketua. Kami sudah sangat ingin menggerakan badan. Tolong jangan halangi kami."Xiu Zhangjian tersenyum tipis, "Baiklah jika seperti itu. Namun, jangan memaksakan diri. Jika kalian sudah tidak kuat, maka istirahatlah.""Baik, Ketua."Beberapa orang mulai mengambil posisi dan mengerjakan apa yang bise mereka kerjakan. Ada yang memecah b