Langit semakin mendung ketika Xiu Zhangjian meneguk cawan terakhir dari arak yang berada dalam botolnya. Feng Xinyue menepuk bahu pemuda itu perlahan dan mengingatkan jika hujan akan turun sebentar lagi. "Kakak Jian, sebaiknya kita segera pulang. Lihatlah, hari semakin mendung, aku tidak ingin luka di dadamu kembali basah."Xiu Zhangjian mengangguk pelan. Pemuda itu lantas bangkit dan menyibak jubahnya sebelum menggandeng tangan Feng Xinyue. Kedua remaja itu berjalan berdampingan meninggalkan makam menuju kereta yang terparkir di tepi jalan."Aku ingin mengunjungi makam ayah dan Kak Li Min.""Tentu saja. Namun, kita harus menunggu sampai kondisi Kakak Jian benar-benar pulih."Xiu Zhangjian mengangguk, "Tiga hari. Setelah itu, temani aku mengunjungi makam mereka berdua.""Apa tidak terlalu cepat?""Tidak. Bahkan, jika diizinkan, aku ingin pergi sekarang juga," ucap Xiu Zhangjian dengan senyum menggoda."Tidak boleh. Kau harus tetap istirahat hingga tiga hari ke depan. Jarak antara Yan
Begitu lukanya selesai diobati, Xiu Zhangjian kembali diberi sebuah tonik oleh Lan Yiyan yang membuat tubuh pemuda itu terasa lemah dan tidak bertenaga."Istirahatlah, aku menambahkan obat penenang agar kau bisa beristirahat dengan lebih tenang." Lan Yiyan melihat kegelisahan di wajah Xiu Zhangjian kemudian kembali berkata. "Jangan mengkhawatirkan hal-hal kecil, Jian'er. Istirahat dengan tenang agar kau bisa segera beraktivitas normal."Karena Lan Yiyan telah berkata demikian, maka mau tidak mau Xiu Zhangjiam hanya bisa mengangguk. Di sisi lain, obat yang dia minum juga membuatnya lemas dan mengantuk.Pandangan Lan Yiyan beralih pada Feng Xinyue yang masih setia di samping Xiu Zhangjian yang berbaring di tempat tidur. "Xinyue, biarkan Jian'er istirahat. Istana timur memerlukan banyak bantuan, jika kau memiliki waktu senggang maka pergilah ke sana."Feng Xinyue mengangguk. "Baiklah, aku akan ke istana timur setelah melihat keadaan ayah.""Tetua Feng juga berada di istana timur."Panda
Mata Huang Fu terbelalak lebar begitu mengingat bagaimana Pedang Naga Suci hilang dari penyimpanannya karena seingatnya, tidak banyak orang yang mengetahui di mana dia menyimpan pedang pusaka itu."Bagaimana mungkin kau bisa tahu?" tanya Huang Fu dengan wajah penuh penasaran. Xiu Zhangjian tersenyum miring ketika melihat wajah penasaran Huang Fu. Pemuda itu kembali mendekatkan dirinya ke sel penjara."Seperti yang sudah aku katakan, Putri Xiang yang memberitahuku tentang tempat rahasia di paviliun pribadimu." Pandangan Xiu Zhangjian menelusuri setiap inci dari wajah Huang Fu yang terlihat marah. "Walau sebenarnya saat itu aku tidak percaya, tetapi apa salahnya mencoba. Benar saja, kesialanku belasan tahun ini telah berakhir dan hal itu mengawali bencana yang menimpa dirimu, Huang Fu."Huang Fu menggeram marah karena merasa begitu ceroboh. Bagaimana mungkin dia meletakkan benda yang begitu berharga di tempat tanpa penjagaan seperti ruangan rahasia miliknya. Terlebih lagi, ruangan ters
Wajah Xiang Shashuang dipenuhi kerutan ketika melihat Xiu Zhangjian tengah mecumbu Feng Xinyue. Gadis itu berniat untuk melangkah mundur dan meninggalkan mereka berdua sebelum mereka menyadari kedatangannya. Namun, yang dia lakukan selanjutnya justru bertolak belakang dengan apa yang ada di hatinya."Apa yang sedang kalian lakukan?"Xiang Shashuang segera menutup mulutnya dengan kedua tangan setelah menyadari kesalahan yang telah dia lakukan. Di sisi lain, Xiu Zhangjian dan Feng Xinyue berjingkat hingga keduanya sontak berdiri. "Tu-tuan Putri?" Xiu Zhangjian tergagap ketika sadar Xiang Shashuang berada di ruangan ini dan menyaksikan apa yang dia lakukan terhadap Feng Xinyue. Wajahnya yang dari awal sudah merah karena gerah, menjadi semakin merah karena malu. "Maaf telah mengganggu waktu kalian, aku akan pergi."Xiang Shashuang berbalik dan melangkah cepat meninggalkan mereka berdua. Feng Xinyue yang terlebih dahulu sadar, segera mengejar Xiang Shashuang yang sudah berjalan hingga ha
Seorang pria tua dengan jubah abu-abu yang terlihat usang berdiri dan membungkuk hormat pada Xiang Shashuang. "Tuan Putri, Lin Yi memberi hormat."Xiang Shashuang mengangguk dengan anggun. "Apa yang ingin Tuan Lin katakan?"Sosok pria yang mengaku bernama Lin Yi kembali berdiri. "Tuan Putri, kejahatan Haung Fu dan Aliansi Gongliao memang sangatlah besar. Namun, ada banyak hal yang seharusnya menjadi prioritas bagi anda selaku kaisar yang akan datang.""Maksud Tuan Lin?" "Selama ini rakyat telah menderita. Sebentar lagi musim dingin akan berlangsung dan banyak wilayah di negeri ini yang memerlukan bantuan dari pusat. Akan lebih bijak jika kita membicarakan tentang bagaimana kita menghadapi musim dingin dengan kondisi kita yang sekacau ini."Yuan Shi yang sebelumnya menjabat sebagai menteri pendapatan, ikut berdiri dan memberi hormat pada Xiang Shashuang. "Tuan Yuan, silakan.""Terima Kasih, Tuan Putri." Yuan Shi membuka kipasnya dan mengibasnya perlahan. "Seperti yang Tuan Lin katak
Xiang Shashuang menggeleng pelan. "Sama sekali tidak, Tuan Chen. Hanya saja, aku berpikir jika Tetua Liu dari Aliansi Naga Suci, Tetua Lan, dan juga Ketua Xiu masuk ke dalam daftar ini."Lan Yiyan yang merasa namanya disebut, berdiri dan menjura. "Lan Yiyan menyapa Tuan Putri.""Tetua Lan, apa anda menginginkan sebuah jabatan? Katakanlah jangan segan, aku akan dengan senang hati mengusahakannya."Lan Yiyan tersenyum tipis dan menggeleng. "Tuan Putri, saya hanyalah orang dari dunia persilatan yang tidak suka berpolitik. Melihat Aliansi Gongliao hancur dan Quzhou kembali makmur, itulah harapan terbesar yang saya inginkan. Tidak lebih.""Jadi, Tetua Lan tidak ingin masuk kabinet?""Terima kasih, Tuan Putri. Tetapi, saya benar-benat tidak akrab dengan dunia politik dan itu membuat saya khawatir akan menjadi beban bagi Tuan Putri."Alasan yang diberikan Lan Yiyan begitu logis membuat Xiang Shashuang hanya bisa mengangguk untuk menanggapinya. Pandangan Xiang Shashuang berpindah pada Liu Cho
Chen Qingti mengangguk puas. "Chen Yufei merupakan cucu dari adikku." Pandangan Chen Qingti beralih pada Yuan Shi. "Sementara Yuan Shi, dia adalah muridku yang paling berbakat. Dan yang paling penting adalah, dia sudah mencintai Chen Yufei sejak masih begitu muda." Baik Xiu Zhangjian maupun Yuan Shi, wajah mereka sama-sama memerah. "Guru ...." "Syukurlah jika Saudara Yuan benar-benar mencintai Nona Chen, aku bisa tenang mulai sekarang." "Tentu saja. Yuan Shi pasti akan mencintai Fei'er dengan tulus dan selalu membahagiakannya." Kalimat terakhir yang Chen Qingti ucapkan bagai jarum yang menusuk hati Xiu Zhangjian. Tak ingin berlarut-larut dalam perasaan itu, Xiu Zhangjian berusaha mengalihkan topik pembicaraan. "Tuan Chen, lalu apa hubungan anda dengan mendiang kepala penjaga Chen Long?" "Chen Long? Dia adalah keponakanku." Mendengar nama Chen Long disebutkan, tersirat sebuah kesedihan dari mata Chen Qingti. "Namun, sejak kelahirannya, aku sudah meramalkan jika Chen Long tidak
Langit di ujung timur begitu indah oleh polesan warna jingga, menandakan jika pagi telah tiba. Tak lama berselang, matahari muncul dan menerangi bumi dengan cahayanya. Kota Yan Bian yang sebelumnya terlihat seperti kota mati dan ditinggalkan para penduduknya, kini terlihat mulai hidup. Para penduduk yang awalnya diungsikan, mulai kembali dan menempati rumah masing-masing. Antrean di gerbang ibukota begitu menumpuk padahal empat gerbang utama telah dibuka. Yuan Shi memeriksa setiap warga yang datang dengan teliti, tak ingin kecolongan dengan masuknya para pengkhianat yang berpotensi membelot.Para prajurit istana yang tersisa terlihat kualahan karena sejak pertempuran selesai, tugas mereka juga semakin banyak. Dimulai dari membersihkan area perang, mengobati kawan-kawan mereka, melakukan pemakaman masal, dan lainnya, membuat orang-orang itu terlihat kelelahan. Xiu Zhangjian yang belum bisa melakukan tugas bepergian, memilih untuk membantu mereka di gerbang kota. Banyak dari Anggota
Begitu keluar dari ruang rahasia, Xiu Zhangjian disambut oleh Feng Xinyue yang terlihat menunggunya. Yuan Shi dan Wang Tian Lin segera pamit dan pergi dari tempat itu. Xiu Zhangjian mendekati Feng Xinyue dengan wajah dipenuhi senyuman. Entah mengapa, kakinya terasa berat menyebabkan dia tidak bisa bergerak dengan cepat. Sementara Feng Xinyue, wajahnya sudah merona saat melihat senyuman di wajah suaminya. Feng Xinyue tidak tahu apakah ini sungguh terjadi atau matanya yang salah, Xiu Zhangjian terlihat lebih tampan dari biasanya. Mengangkat wajah Feng Xinyue dengan ujung jarinya, Xiu Zhangjian mendekatkan wajahnya ke wajah wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya. Cup! Keduanya hanya bisa memejamkan mata karena merasa hal ini terasa lain. Apakah setelah menikah semuanya menjadi lebih nikmat? Xiu Zhangjian membuka matanya dan melepas ciumannya. Tubuh Xiu Zhangjian membungkuk sementara kedua tangannya meraih kaki dan punggung wanitanya. !! Pasangan yang baru saja meresmikan pe
Malam tahun baru dilewati dengan meriah. Setelah sesi makan pangsit dilalui, banyak orang yang menunggu malam pergantian tahun dengan bermain kembang api, bermain catur dan lainnya. Ketika tengah malam hampir tiba, satu rombongan pria berkuda memasuki wilayah Aliansi Naga Suci yang membuat beberapa anggota Aliansi yang berjaga menjadi waspada. Namun, begitu melihat plakat kekaisaran yang rombongan tersebut bawa, mereka langsung dipersilakan masuk. Dalam tradisi kekaisaran Quzhou, Kaisar akan mengirimkan kudapan kepada para pejabatnya yang tahun itu bekerja dengan giat dan menyelesaikan tugas penting. Dalam hal ini, makanan yang dikirimkan bukanlah hal yang paling utama, tetapi gengsi saat menerimanya yang begitu tinggi. Orang-orang yang menerima hadiah tahun baru dari kaisar adalah orang yang begitu berjasa dan bekerja keras sepanjang tahun. Tidak heran, pada pemerintahan sebelumnya, ada banyak pejabat yabg suka menjilat Huang Fu demi hadiah tahun baru ini.Xiu Zhangjian setelah m
Setelah berjalan beberapa saat, Xiu Zhangjian akhirnya mendapat sebuah penginapan. Seorang pelayan menyambut kedatangan mereka dengan ramah. "Selamat malam, Tuan dan Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" "Aku memesan satu kamar biasa dan satu kamar terbaik." Pelayan tersebut mengangguk dan memberikan dua plakat kecil. "Penjaga akan mengantar kalian." Feng Xinyue mengangguk dan meraih dua plakat tersebut. "Terima kasih." Xiu Zhangjian tersenyum tipis ketika menyadari kekasihnya sedang merasa cemburu. "Xinyue, jangan berpikiran sempit." "Aku tidak berpikiran sempit, aku hanya mengantisipasi gadis itu patah hati." Xiu Zhangjian mengangguk dengan senyuman. "Baiklah ... tetapi kau harus ingat satu hal, jangankan pelayan, seorang kaisar saja tidak berhasil merebut hatiku." "Huh ... sombong." Seorang penjaga mengantar Xiu Zhangjian dan Feng Xinyue ke kamar terbaik sebelum mengantar kusir kereta ke kamar yang Feng Xinyue pesankan untuknya. "Satu minggu lagi perayaan tahun baru, kira-
Jantung Kaisar Xiang berdebar kencang. Ini adalah belati Naga dan Phoenix yang pernah menjadi miliknya selama belasan tahun. Dia masih begitu ingat jika belati ini dia berikan kepada Xiu Zhangjian dan Li Min beberapa waktu lalu ketika mereka akan mengambil Pedang Naga Suci di istana Tian Shang. Yuan Shi yang melihat keterkejutan di wajah Kaisar Xiang langsung bisa menebak isi dari pikiran sang kaisar. "Yang Mulia ... Belati Naga dan Phoenix merupakan warisan keluarga kekaisaran. Jika Yang Mulia menginginkannya, saya dengan senang hati akan menyerahkannya pada Yang Mulia." Alih-alih mengangguk, Kaisar Xiang menggeleng dengan senyuman. "Beberapa waktu lalu aku sudah memberikan belati ini pada seseorang. Tetapi, sepertinya orang itu sudah menyukai barang yang lain." "Terima kasih karena kemurahan hati yang mulia." "Sudahlah ... di mana Nona Chen?" tanya Kaisar Xiang seraya mengedarkan pandangannya untuk mencari pengantin wanita yang belum terlihat batang hidungnya. "Chen Yufei menya
Butiran-butiran putih turun dari langit, begitu lembut, terasa dinging dan mencair seketika saat menyentuh tangan. Ini adalah hari di mana puncak musim dingin sedang berlangsung. Namun, dinginnya udara hari ini seolah tak terasa di kediaman keluarga Chen yang sedang bahagia.Kediaman mewah keluarga Chen dihiasi kain-kain berwarna merah, banyak orang berlalu-lalang dengan mantel bulu yang melingkar di leher mereka. Asap putih mengepul dari mulut setiap orang, menandakan jika udara benar-benar dingin.Sebuah kereta kuda berwarna coklat yang terlihat polos tetapi elegan berhenti di depan gerbang kediaman keluarga Chen. Tirai kereta dibuka, muncul seorang pemuda yang mengenakan jubah hitam, membawa sebuah kotak kayu dengan ukiran cantik yang mengelilinginya. Tangan lain pemuda itu menggenggam tangan seorang gadis cantik dengan begitu erat, seolah takut kehilangan gadis itu. "Xinyue, berhati-hatilah, jalanan sedikit licin.""Aku tidak perlu khawatir selama ada Kakak Jian di sampingku."S
"Aku bersedia, Yang Mulia."Wajah Kaisar Xiang merah merona. "Kalau begitu, berhenti memanggilku Yang Mulia.""Lalu?" "Panggil aku Shuang'er."Wang Tian Lin mengangguk pelan. "Baiklah Shuang'er. Lalu kapan pernikahan kita akan digelar?""Mungkin setalah kondisi Quzhou menjadi jauh lebih baik dan rakyat bisa hidup dengan tenang. Apa kau mau menunggu?" tanya Kaisar Xiang.Wang Tian Lin mengangguk sekali, "Tentu saja. Selain itu, aku juga harus memperkuat fondasi paviliun langit dan menanam akar di banyak tempat demi menunjang kemudahanmu di masa depan."Di dalam ruang rahasia, Qu Lingfeng dan Yang Guo tidak tahan untuk tidak tertawa sehingga Wang Tian Lin bisa mendengarnya walau suara tersebut terdengar begitu pelan."Ada yang menguping pembicaraan kita."Dia adalah Wang Tian Lin, penguasa Paviliun langit yang begitu misterius. Sejak kecil, dia sudah menelan begitu banyak informasi dan memecahkan ratusan sandi rahasia milik beberapa kekaisaran, membuatnya menjadi jauh lebih oeka dari k
Di bawah kepemimpinan Kaisar Xiang, Quzhou mulai berkembang dan para rakyatnya tidak menderita seperti dulu. Tentu saja hal ini bukan karenana Kaisar Xiang seorang, tetapi karena kerja keras para pejabatnya yang menginginkan Quzhou menjadi wilayah makmur seperti dulu.Dalam kerja keras ini, Wang Tian Lin juga mengambil peran cukup besar. Karena hal itu juga, Kaisar Xiang mau menggelontorkan sedikit hartanya untuk membantu meringankan beban para bangsawan dan pedagang yang membeli gandum-gandum serta beras rakyatnya dengan harga tinggi dan menjualnya dengan harga yang sangat rendah.Hari itu, Kaisar Xiang mengundang Wang Tian Lin untuk mengunjungi tempatnya. Wang Tian Lin walaupun dia sibuk, tetapi dia tidak ada niatan untuk menolak sedikit pun. Dengan diantar oleh kasim pembawa pesan, Wang Tian Lin bisa masuk dengan mudah ke kediaman pribadi kaisar.Udara yang sangat dingin karena sebentar lagi puncak musim dingin datang membuat Wang Tian Lin sesekali menarik jubahnya untuk melindung
Sebuah kereta kuda membelah jalanan hutan dari Sekte Harimau Putih menuju ke timur, tempat dulunya Sekte Naga Suci berdiri. Xiu Zhangjian berangkat bersama Feng Yin dan Feng Xinyue serta satu orang anggota Aliansi Naga Suci sebagai kusir. Tirai kereta dibuka, tampak hutan yang dipenuhi pohon-pohon besar yang tinggi menjulang seolah mereka ingin menembus sang cakrawala biru. Setelah setengah hari menaiki kereta, akhirnya mereka sampai di Boushan. Xiu Zhangjian turun dari kereta, pemuda itu berdiri memunggungi kereta dengan mata terpejam dan kedua tangan yang terbuka. Menghirup napas dalam, Xiu Zhangjian mengembuskannya perlahan. 'Setelah sekian lama ... akhirnya aku kembali.'Feng Xinyue membantu ayahnya menuruni kereta sementara Xiu Zhangjian berjalan mendekati gundukan tanah yang dikelilingi batu-batu berukuran sebesar kepala manusia yang sudah ditumbuhi rumput liar hingga setinggi pinggang manusia dewasa.Tangan Xiu Zhangjian tidak tahan untuk tidak mencabut rumput yang tumbuh d
Satu per satu anggota Aliansi Naga Suci yang sudah pulih mulai kembali ke markas Sekte Harimau Putih. Di antara mereka, ada banyak yang kehilangan anggota tubuh seperti tangan, kaki, atau mata. Meskipun begitu, mereka tidak kehilangan semangat hidup dan harga diri mereka sebagai pendekar. Melihat Xiu Zhangjian sedang sibuk mengurusi pembangunan kuil, mereka tidak tinggal dan segera membantu sang ketua."Kalian sudah benar-benar sembuh?" tanya Xiu Zhangjian saat melihat beberapa orang mendatangi dengan membawa banyak peralatan."Jangan khawatirkan kami, Ketua. Walau kami tidak bisa bergerak secepat sebelumnya, tetapi semangat kami masih membara.""Benar, Ketua. Kami sudah sangat ingin menggerakan badan. Tolong jangan halangi kami."Xiu Zhangjian tersenyum tipis, "Baiklah jika seperti itu. Namun, jangan memaksakan diri. Jika kalian sudah tidak kuat, maka istirahatlah.""Baik, Ketua."Beberapa orang mulai mengambil posisi dan mengerjakan apa yang bise mereka kerjakan. Ada yang memecah b